Ditemukan 20841 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Santosa Aji Nurcahya; Pembimbing: Yvonne M Indrawani; Penguji: Fatmah, Deksa Presiana
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterpaparan informasi mengenai iklan pangan, persepsi terhadap produk pangan terkemas,sikap terhadap kesehatan dan label pangan dengan kebiasaan membaca labelpangan pada remaja, jenis kelamin, kemampuan membaca label informasi nilaigizi, pengetahuan tentang gizi dan label pangan dengan kebiasaan membaca labelpangan. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Sampel diambilsecara proporsional acak sederhana dengan jumlah 137 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2014 di SMK Ekonomika Depok. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner mandiri (self administeredquestionnaire). Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil analisis univariat menunjukkan tingkat kebiasaan baik dalam membaca label pangan sebanyak 46,7% responden. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi terhadap produk pangan terkemas, sikap terhadap kesehatan dan label pangan, keterpaparan informasi mengenai iklan pangan, kemampuan membacalabel informasi nilai gizi dengan kebiasaan membaca label pangan pada remaja. Kata Kunci: Label pangan, Iklan pangan, Remaja, Informasi Nilai Gizi.
Read More
S-8363
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Noti Sudahono; pembimbing: Yvonne M. Indrawani; Penguji: Trini Sudiarti, Deksa Presiana
S-8272
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Woro Triastuti; Pembimbing: Yvonne M. Indrawani; Penguji: H.E. Kusdinar Achmad, Ida Ruslita
Abstrak:
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambaran, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian dari kemasan pangan (PP No.9 tahun 1999). Pelabelan telah diperhatikan khusus pemerintah Indonesia. Hal ini telah dibuktikan dengan dikeluarkanya Undang-Undang tentang label makanan sejak tahun 1985, yang kemudian direvisi setelah melalui beberapa tahap dan kembali dipublikasikan sebagai acuan pelabelan untuk semua produk makanan atau minuman yang dijual di Indonesia yaitu dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan. Pangan kemasan harus memenuhi syarat keamanan, ini berarti proses pembuatannya perlu dilakukan secara berhati-hati dan wajib memenuhi standar keamanan pangan. Obesitas adalah salah satu tantangan kesehatan yang paling menakutkan dari Abad 21 Hal ini terkait dengan 100-400.000 kematian per tahun. Antara 1986 dan 2000, prevalensi parah obesitas (indeks massa tubuh (IMT) 40 kg/m2) Empat kali lipat di Amerika. Dewasa dengan IMT 50 kg/m2 (Super-obesitas) meningkat pada tahun 2000. Anak-anak dan remaja mengalami nasib serupa karena tidak membaca label pangan sebelum membeli. Di masa lalu 30 tahun, prevalensi kelebihan berat badan pada kelompok usia anak telah hampir tiga kali lipat. Saat ini, 9 juta anak usia lebih dari 6 tahun usia dianggap obesitas (Walker, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu rumah tangga melalui media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang tepat sehingga informasi ini dapat berkelanjutan. Metode yang digunakan pada intervensi ini yaitu pre eksperimental. Dimana sasaran mendapat perlakuan berupa penyuluhan untuk Ibu Rumah Tangga. Sebagai bagan evaluasi, diukur mengguakan pre test dan post test. Media yang digunakan berupa lembar balik bergambar, booklet, kartu simulasi (permainan ular tangga). Intervensi dilakukan selama 2 bulan (Oktober-November). Waktu dan tempat pelaksanaan disesuaikan berdasarkan kesepakatan dengan ibu rumah tangga dimasing-masing RW. Intervensi dilakukan pada 15 RW pada lingkungan perumahan (05, 07, 08, 13 dan 15) yang meliputi 5 posyandu dan pada lingkungan pemungkiman padat (01, 02, 03, 04, 06, 09, 10, 11, 12 dan 14) yang meliputi 11 posyandu. Ibu rumah tangga yang mengikuti penelitian sebanyak 155 orang, umur ibu rumah tangga dengan rata-rata (mean) 38 tahun lebih banyak 54% diatas 38 tahun, untuk distribusi status pekerjaan responden lebih banyak 79% responden yang tidak bekerja atau lebih banyak 77.4% matapencaharian responden sebagai ibu rumah tangga biasa, dan untuk distribusi pendidikan lebih banyak 56% responden tamat pendidikan > 9 tahun. Untuk status gizi responden diketahui lebih banyak yang obesitas 62% setelah pengukuran IMT dan praktik membaca label pangan responden yang menjawab Ya hasilnya berdasarkan beberapa kriteria antara lain : pentingnya membaca label pangan secara keseluruhan sebelum membelinya sebanyak 89% ; pentingnya membaca informasi kegunaan produk pada label pangan sebanyak 89% ; pentingnya membaca informasi tanggal kadaluarasa produk pada label pangan sebanyak 17% ; pentingnya membaca informasi komposisi dan nilai gizi produk pada label pangan sebanyak 53% ; jenis zat gizi untuk pencegahan kegemukan dan obesitas pada zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) sebanyak 88% dan pada zat gizi mikro (mineral dan vitamin) sebanyak 10% dapat dilihat hasil rata-rata nilai pre-test ibu rumah tangga sebesar 5,46 ada 50% dan post test sebesar 7,57 ada 59% dan retensi ibu rumah tangga sebesar 7,65 ada 56%. Kesimpulannya yaitu, adanya perubahan pengetahuan yang signifikan dari hasil pre-test ke pos-test pada responden dengan nilai P=0,001 atau P < 0.05 pada variabel pengetahuan artinya ada perbedaan yang signifikan pengetahuan antara hasil pre-test dengan hasil pos-test. Berarti ada perubahan pengetahuan dari hasil pre-test ke hasil pos-test mengalami peningkatan yang signifikan. Adanya perubahan pengetahuan yang signifikan dari hasil pos-test ke retensi pada responden dengan nilai P=0,032 atau P < 0.05 pada variabel pengetahuan artinya ada perbedaan yang signifikan pengetahuan antara hasil pos-test dengan hasil retensi. Berarti ada perubahan pengetahuan dari hasil pos-test ke hasil retensi mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk hubungan antara karakteristik (umur, status pekerjaan dan pendidikan) dengan pengetahuan (hasil pos-test) terhadap praktik membaca label pangan. Hasil uji statistik variabel umur dan status pekerjaan diperoleh nilai P>0.05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik (umur dan status pekerjaan) dengan pengetahuan (hasil pos-test) terhadap praktik membaca label pangan atau semua responden dengan perbedaan karakteristik yang dimiliki sama-sama mampu dalam membaca label pangan sebelum membeli. Untuk hasil uji statistik variabel status pendidikan diperoleh nilai P 9 tahun memiliki kemampuan lebih baik dan teliti dalam membaca label pangan sebelum membeli.
Food label is any information about the food in the form of images, text, a combination of both, or other form that is included in the food, entered into, affixed to, or is part of the food packaging (PP # 9 in 1999). Labeling has been specifically noted the Indonesian government. It has been proved by dikeluarkanya Law on food labels since 1985, which was then revised after going through several stages and re-published as a reference labeling for all food or beverage products sold in Indonesia is the Indonesian Government Regulation number 28 year 2004 concerning security, food quality and nutrition. Food packaging must meet the security requirements, this means that the manufacturing process needs to be done carefully and must meet food safety standards. Obesity is one of the most daunting health challenges of the 21st Century 100-400000 This is related deaths per year. Between 1986 and 2000, the prevalence of severe obesity (body mass index (BMI) 40 kg/m2) Four times in America. Adults with a BMI of 50 kg/m2 (super-obese) increased in 2000. Children and adolescents experiencing a similar fate for not reading the food labels before buying. In the past 30 years, the prevalence of overweight children in the age group has nearly tripled. Currently, 9 million children aged over 6 years of age are considered obese (Walker, 2005). This study aims to increase knowledge through the media housewife Communication, Information, Education and Communication (IEC) is appropriate that this information can be sustained. The method used in the pre-experimental intervention. Where the target extension to be treated Housewife. As the chart evaluation, measured uses the pre test and post test. Media used in the form of pictorial flip chart, booklets, cards simulations (games snake ladder). Interventions carried out for 2 months (October-November). Time and place of execution adjusted by agreement with housewives enter the respective RW. Interventions carried out at 15 RW on housing environment (05, 07, 08, 13 and 15) which includes 5 posyandu and the environment pemungkiman solid (01, 02, 03, 04, 06, 09, 10, 11, 12 and 14) that includes 11 posyandu. The housewife who follow the research as much as 155 people, aged housewife with an average (mean) 38 years 54% more over 38 years, for the distribution of employment status of respondents 79% more respondents who are not working or 77.4% more livelihood respondents as an ordinary housewife, and for more educational distribution 56% of respondents completed education> 9 years. For the nutritional status of the respondents who are obese are more known to 62% after IMT measurement and practice reading the food label of respondents who answered Yes the results based on several criteria, among others: the importance of reading food labels before buying a whole as much as 89%; the importance of reading the usefulness of the information on labels of food products as much as 89%; the importance of reading the information on food labels kadaluarasa product on as many as 17%; the importance of reading the composition and nutritional value information on the labels of food products as much as 53%; kinds of nutrients for the prevention of overweight and obesity in macro nutrients (carbohydrates, proteins and fats ) as much as 88% and the micronutrients (minerals and vitamins) can be seen as much as 10% of the average value of the pre-test housewife there is 50% for 5.46 and 7.57 for post test there are 59% and retention of women household of 7.65 there is 56%. The conclusion is, there are significant changes in knowledge of the pre-test to post-test on the respondent with a value of P = 0.001 or P 0.05 which means there is no significant relationship between the characteristics (age and employment status) with knowledge (post-test results) against the practice of reading the food label or all of the respondents held the same characteristic differences are both capable of reading food labels before buying. For the statistical test results obtained by educational status variable P value 9 years of age have better abilities and meticulous in reading food labels before buying.
Read More
Food label is any information about the food in the form of images, text, a combination of both, or other form that is included in the food, entered into, affixed to, or is part of the food packaging (PP # 9 in 1999). Labeling has been specifically noted the Indonesian government. It has been proved by dikeluarkanya Law on food labels since 1985, which was then revised after going through several stages and re-published as a reference labeling for all food or beverage products sold in Indonesia is the Indonesian Government Regulation number 28 year 2004 concerning security, food quality and nutrition. Food packaging must meet the security requirements, this means that the manufacturing process needs to be done carefully and must meet food safety standards.
S-6934
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Kholida Eliyana; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Fadila Wirawan
Abstrak:
Read More
Label informasi nilai gizi produk pangan kemasan dapat digunakan untuk memantau asupan makanan, sehingga pemahaman terhadap informasi nilai gizi pada kemasan harus diperhatikan karena akan mempengaruhi pemilihan makanan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan membaca label informasi nilai gizi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilaksanakan bulan Mei-Juli 2023 pada Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Sampel penelitian ini yaitu 208 responden melalui pengisian kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu chi square dan uji t independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30,8% responden memiliki kebiasaan baik dalam membaca label informasi nilai gizi. Uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara gaya hidup dan pengetahuan gizi pada produk pangan kemasan dengan kebiasaan membaca label informasi nilai gizi. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai keuntungan dan cara membaca label informasi nilai gizi untuk meningkatkan kebiasaan yang baik dalam membaca label informasi gizi sebelum membeli produk pangan kemasan.
Nutrition labels on packaged food products can be utilized to monitor dietary intake and understanding of nutrition labels on the packaging should be noticed because it affects daily food selection. Lack of understanding of nutrition labels will impact inappropriate food selection. The Objective of this study is to identify the factors influencing the habit of reading nutritional information labels. The research adopts a quantitative approach with a cross-sectional design. Data collection was conducted from May to July 2023 among students from the Health Sciences Cluster at the University of Indonesia. The sample in this study was 208 respondents who were collected with a self-administered questionnaire and who were selected using accidental sampling. The study utilized two statistical analysis methods: chi-square and independent t-test. This study showed that 30,8% respondents have a good habit of reading nutrition labels. According to bivariate analysis, there was a significant association between healthy lifestyle and nutrition knowledge of packaged food products with the habit of reading nutritional information labels. Therefore, it is necessary to improve knowledge and understanding of the benefits and methods of reading nutritional information labels to enhance the good habit of reading such labels before purchasing packaged food products
S-11467
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Syarifah Aqilah; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Diah Muliawati Utari, Dyah Santi Puspitasari
S-8740
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Velycia Stefaris Susanto; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Nurul Dina Rahmawati, Tria Astika Endah Permatasari
Abstrak:
Read More
Label gizi dan logo “Pilihan Lebih Sehat” (yang merupakan bentuk dari Front-of-Pack Nutrition Labeling/FOPNL di Indonesia) bertujuan membantu konsumen memilih pangan kemasan yang lebih sehat. Namun, praktik membaca label gizi dan logo “Pilihan Lebih Sehat” di Indonesia masih rendah, khususnya di kalangan mahasiswa yang sedang memasuki masa transisi menuju kedewasaan dan mulai mengambil keputusan makan secara mandiri. Selain itu, penelitian yang membahas mengenai logo “Pilihan Lebih Sehat” di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi praktik membaca label gizi dan logo “Pilihan Lebih Sehat” pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) tahun 2025. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner daring secara mandiri pada Mei 2025 dengan jumlah responden sebanyak 242 mahasiswa FKM UI. Analisis dilakukan secara univariat, dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 41,7% responden memiliki praktik membaca label gizi dan logo “Pilihan Lebih Sehat” yang baik. Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara sikap terhadap label gizi dan logo “Pilihan Lebih Sehat” (p=0,002; OR 2,29; 95% CI 1,339-3,916), gaya hidup (p<0,001; OR 3,15; 95% CI 1,850-5,358), kejelasan dan keterbacaan label gizi dan logo “Pilihan Lebih Sehat” (p=0,023; OR 1,83; 95% CI 1,084-3,093), serta pengaruh sosial (p<0,001; OR 2,78; 95% CI 1,632-4,741) dengan praktik membaca label gizi dan logo “Pilihan Lebih Sehat”. Mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam membaca label gizi dan menemukan logo “Pilihan Lebih Sehat”, sementara FKM UI disarankan dapat meningkatkan edukasi dan eksposur terkait label gizi dan logo “Pilihan Lebih Sehat” melalui berbagai media kampus serta kebijakan internal. Regulator seperti BPOM dan Kementerian Kesehatan perlu memperluas ketersediaan produk dengan logo “Pilihan Lebih Sehat”, memperbaiki desain visual dan ukuran logo, serta memperkuat sosialisasi dan evaluasi kebijakan logo “Pilihan Lebih Sehat” secara nasional.
Nutrition labels and the Healthier Choice logo (which is a form of Front-of-Pack Nutrition Labeling/FOPNL in Indonesia) are aimed to help consumers choose healthier packaged foods. However, the practice of reading nutrition labels and the Healthier Choice logo remains low in Indonesia, especially among university students who are transitioning into adulthood and beginning to make independent dietary decisions. In addition, studies specifically discussing the Healthier Choice logo in Indonesia are still limited. This study aims to identify the factors influencing the practice of reading nutrition labels and the Healthier Choice logo among students of the Faculty of Public Health, Universitas Indonesia (FPH UI) in 2025. A cross-sectional design and stratified random sampling technique were used. Data were collected through a self-administered online questionnaire in May 2025, involving 242 FPH UI students as respondents. Univariate analysis was conducted descriptively, while bivariate analysis was performed using the Chi-square test. The results showed that 41.7% of respondents demonstrated good practices in reading nutrition labels and the Healthier Choice logo. Bivariate analysis revealed that the practice of reading nutrition labels and the Healthier Choice logo was significantly associated with attitudes toward the label and logo (p=0,002; OR 2,29; 95% CI 1,339-3,916), lifestyle (p<0,001; OR 3,15; 95% CI 1,850-5,358), label clarity and readability (p=0,023; OR 1,83; 95% CI 1,084-3,093), and social influence (p<0,001; OR 2,78; 95% CI 1,632-4,741). Students are encouraged to be more proactive in reading nutrition labels and recognizing the Healthier Choice logo. FPH UI is advised to increase education and exposure regarding these labels through campus media and internal policies. Regulators such as BPOM and the Ministry of Health need to expand the availability of products with the Healthier Choice logo, improve its design and visibility, and strengthen national promotion and evaluation of the logo’s implementation.
S-11987
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rezi Rafiki Assifa; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Yvonne M. Indrawani, Susi Desminarti
S-7321
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Luthfia Annisa Eka; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Anies Irawati
Abstrak:
PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI FAKTOR DOMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN PADA SISWA SMA NEGERI 39 JAKARTA TAHUN 2018. PENELITIAN INI MERUPAKAN PENELITIAN KUANTITATIF DENGAN DESAIN CROSS-SECTIONAL . PENELITIAN DILAKUKAN PADA BULAN APRIL TAHUN 2018 DI SMA NEGERI 39 JAKARTA DENGAN JUMLAH RESPONDEN SEBANYAK 209 ORANG. PENGUMPULAN DATA DILAKUKAN DENGAN PENGISIAN KUESIONER SECARA MANDIRI OLEH RESPONDEN. DATA YANG DIPEROLEH KEMUDIAN DIANALISIS SECARA UNIVARIAT, ANALISIS BIVARIAT DENGAN UJI CHI-SQUARE, DAN ANALISIS MULTIVARIAT DENGAN UJI REGRESI LOGISTIK GANDA MODEL PREDIKSI. BERDASARKAN HASIL ANALISIS UNIVARIAT DIKETAHUI 68,6% RESPONDEN PATUH MEMBACA LABEL PANGAN. HASIL ANALISIS BIVARIAT MENUNJUKAN UANG SAKU, PERSEPSI TERHADAP LABEL PANGAN, PENTINGNYA KANDUNGAN GIZI, DAN PENTINGNYA LABEL PANGAN BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN. ANALISIS MULTIVARIAT MENUNJUKKAN BAHWA RESPONDEN YANG MENGANGGAP KANDUNGAN GIZI ADALAH KOMPONEN YANG PENTING BERPELUANG 7,325 KALI UNTUK LEBIH PATUH MEMBACA LABEL PANGAN, DIBANDINGKAN DENGAN RESPONDEN YANG TIDAK MENGANGGAP KANDUNGAN GIZI MERUPAKAN KOMPONEN YANG PENTING. PENELITI MENYARANKAN KEPADA SISWA UNTUK LEBIH PATUH MEMBACA LABEL PANGAN SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN KONSUMEN AGAR TERHINDAR DARI PANGAN YANG TIDAK AMAN. SEKOLAH DISARANKAN MELAKUKAN EDUKASI LABEL PANGAN DENGAN MEMASUKKAN PADA MATA PELAJARAN SERTA MENEMPEL ANJURAN MEMBACA LABEL PANGAN DI KANTIN DAN KOPERASI, SEDANGKAN BADAN POM MENGENALKAN LABEL PANGAN MELALUI MEDIA SOSIAL. KATA KUNCI: LABEL PANGAN, KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN, REMAJA, KANDUNGAN GIZI
Read More
S-9795
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fitria Andita Sari; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Asih Setiarini, Ayu Anggraeni
S-6179
Depok : FKM-UI, 2010
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Choirun Nisa; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Trini Sudiarti, Tria Astika Endah Permatasari
Abstrak:
Ketahanan pangan adalah kondisi ketika semua orang dapat mengakses makanan yang aman dan bergizi guna hidup aktif dan sehat. Pandemi COVID-19 mengganggu ketahanan pangan oleh karena dampak buruknya terhadap sosial ekonomi, yang menyebabkan kerawanan pangan. Kondisi rawan pangan berkaitan dengan buruknya kualitas konsumsi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19 dan kaitannya terhadap kebiasaan konsumsi siswa SMAN 1 dan SMAN 2 Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional ini menggunakan data sekunder. Sampel penelitian ini adalah 207 siswa SMA (berusia 14 ? 17 tahun) beserta ibunya. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 51,2% rumah tangga mengalami rawan pangan. Hasil analisis statistik menunjukkan pekerjaan ayah sebagai non-PNS (OR = 4,115), pendapatan orang tua per bulan saat pandemi COVID-19 kurang dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) (OR = 4,115), pendidikan ayah dan pendidikan ibu kurang dari atau sama dengan tamat SMP (OR = 1,739 dan 1,843) berhubungan signifikan dengan kerawanan pangan rumah tangga. Penelitian ini juga menemukan hubungan yang bermakna antara kerawanan pangan rumah tangga dengan kebiasaan tidak sering mengonsumsi sumber protein hewani (OR = 2,569), susu dan produk olahannya (OR = 7,098), serta fast food (OR = 0,562) pada siswa. Program ketahanan pangan sebaiknya difokuskan kepada sasaran rentan, yakni rumah tangga dengan ayah dan ibu berpendidikan rendah serta memiliki pendapatan di bawah UMK. Rumah tangga rawan pangan direkomendasikan untuk melakukan upaya ternak ayam dan ikan sebagai sumber konsumsi protein hewani. Dinas Ketahanan Pangan dapat bekerja sama dengan Dinas Peternakan untuk mengembangkan industri peternakan sapi perah guna meningkatkan produksi susu.
Food security is a condition when everyone can access safe and nutritious food for an active and healthy life. The COVID-19 pandemic disrupts food security due to its adverse socio-economic impact, which causes food insecurity. Food insecurity is related to poor diet quality. This study aims to determine the factors related to household food security during the COVID-19 pandemic and its relation to the consumption habits among students at SMAN 1 and SMAN 2 Liwa, West Lampung Regency, Lampung Province. This quantitative research with a cross-sectional design uses secondary data. The sample of this study was 207 high school students (aged 14-17 years) and their mothers. Data analysis was univariate and bivariate using the chi-square test. The results showed 51,2% of households experienced food insecurity. The results of statistical analysis showed that the father's occupation as a non-civil servant (OR = 4,115), the parent's monthly income during the COVID-19 pandemic was less than the District Minimum Wage (UMK) (OR = 4,115), father's education and mother's education was less than or equal to junior high school (OR = 1.739 and 1.843) had a significant relationship to household food insecurity. This study also found that household food insecurity was significantly related to the habit of not frequently consuming animal protein sources (OR = 2.569), milk and its processed products (OR = 7.098), and fast food (OR = 0.562) in students. Food security programs should be focused on vulnerable targets, namely households with fathers and mothers with low education and income below the UMK. It is recommended to raise chicken and fish as a source of animal protein consumption for food insecurity households. The Food Security Agency can collaborate with the Animal Husbandry Agency to develop the dairy cows industry to increase milk production.
Read More
Food security is a condition when everyone can access safe and nutritious food for an active and healthy life. The COVID-19 pandemic disrupts food security due to its adverse socio-economic impact, which causes food insecurity. Food insecurity is related to poor diet quality. This study aims to determine the factors related to household food security during the COVID-19 pandemic and its relation to the consumption habits among students at SMAN 1 and SMAN 2 Liwa, West Lampung Regency, Lampung Province. This quantitative research with a cross-sectional design uses secondary data. The sample of this study was 207 high school students (aged 14-17 years) and their mothers. Data analysis was univariate and bivariate using the chi-square test. The results showed 51,2% of households experienced food insecurity. The results of statistical analysis showed that the father's occupation as a non-civil servant (OR = 4,115), the parent's monthly income during the COVID-19 pandemic was less than the District Minimum Wage (UMK) (OR = 4,115), father's education and mother's education was less than or equal to junior high school (OR = 1.739 and 1.843) had a significant relationship to household food insecurity. This study also found that household food insecurity was significantly related to the habit of not frequently consuming animal protein sources (OR = 2.569), milk and its processed products (OR = 7.098), and fast food (OR = 0.562) in students. Food security programs should be focused on vulnerable targets, namely households with fathers and mothers with low education and income below the UMK. It is recommended to raise chicken and fish as a source of animal protein consumption for food insecurity households. The Food Security Agency can collaborate with the Animal Husbandry Agency to develop the dairy cows industry to increase milk production.
S-11073
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
