Ditemukan 33228 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Emi Noviani; Pembimbing: Helda; Penguji: Renti Mahkota, Dede Darmawan
Abstrak:
Kesehatan gigi merupakan masalah kesehatan secara keseluruhan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Kesehatan gigi sering dianggap masalah kecil padahal dapat berdampak lokal pada gigi itu sendiri dan sistemik pada organ tubuh lain. Berdasarkan data Riskesdas 2007 dapat diketahui bahwa prevalensi karies gigi di Indonesia pada usia 12 tahun sebesar 43,4% dan kabupaten Lebak prevalensinya karies gigi tertinggi yaitu 43,6%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada siswa SD kelas 4 -5 Di Kecamatan Curugbitung Kabupaten Lebak Banten yaitu faktor jenis kelamin, kelas, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua serta faktor pengetahuan kesehatan gigi dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional. Hasil study menemukan 127 orang (74,7%) responden mempunyai status karies gigi tinggi. Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian karies gigi adalah suka mengkonsumsi makanan kariogenik OR=8,2 (CI 95%=3,0 - 22,3), Pekerjaan Orang tua OR=2,6 (CI 95%= 1,3 - 5,3), serta Tingkat pendidikan orang tua OR=2,4 (CI 95%= 1,1 - 4,9). Dari hasil penelitian disarankan untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan serta pemahaman tentang kesehatan gigi dan mulut kepada orang tua dan wali murid siswa SD bahwa penting untuk menjaga dan memelihara kesehatan gigi putraputrinya di rumah, sedangkan bagi siswa didik diberikan pemahaman dan pengertian agar dapat mengurangi konsumsi makanan kariogenik. Hal tersebut dapat mengurangi angka karies gigi di Kecamatan curugbitung Lebak Banten.
Dental hygiene is a health problem that can affect the overall quality of life. Dental health is often considered to be a minor problem when a local impact on the tooth itself and other systemic organs. Based on data Riskesdas 2007 can be seen that the prevalence of dental caries in Indonesia at the age of 12 years was 43.4% and Lebak regency highest prevalence of dental caries 43.6%. The purpose of this study was to determine the factors related to the incidence of dental caries in primary school students grades 4 -5 In District Curugbitung Lebak district of Banten which factors of gender, class, parental education, parental employment, and factors of dental health knowledge and behavior of health care teeth. This study is a descriptive study using cross-sectional design. The results of the study found 127 (74.7%) of respondents have a high dental caries status. Factors that influence the incidence of dental caries is likely to consume foods cariogenic OR = 8.2 (95% CI = 3.0 - 22.3), Employment parents OR = 2.6 (95% CI = 1.3 - 5,3), as well as the level of parental education OR = 2.4 (95% CI = 1.1 - 4.9). From the results it is suggested to improve health promotion efforts as well as an understanding of oral health to parents and guardians of elementary school students that it is important to keep and maintain the dental health of children in the home, while the students are given to students comprehension and understanding in order to reduce consumption cariogenic foods. This can reduce the number of dental caries in District curugbitung Lebak Banten.
Read More
Dental hygiene is a health problem that can affect the overall quality of life. Dental health is often considered to be a minor problem when a local impact on the tooth itself and other systemic organs. Based on data Riskesdas 2007 can be seen that the prevalence of dental caries in Indonesia at the age of 12 years was 43.4% and Lebak regency highest prevalence of dental caries 43.6%. The purpose of this study was to determine the factors related to the incidence of dental caries in primary school students grades 4 -5 In District Curugbitung Lebak district of Banten which factors of gender, class, parental education, parental employment, and factors of dental health knowledge and behavior of health care teeth. This study is a descriptive study using cross-sectional design.
S-8430
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yuni Sari Romadhona; Pembimbing: Reni Mahkota; Penguji: Nurhayati Adnan, Nathanael Binti
S-4452
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rahmad Isa; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Ririn Arminsih, Laila Fitria, Ahmad, Suhartini
Abstrak:
Infeksi kecacingan pada anak usia sekolah merupakan salah satu masalahkesehatan masyarakat di Indonesia. Angka prevalensi nasional bervariasi diberbagai daerah dalam kisaran 0,4 hingga 76,67 % (Kemenkes RI, 2011). Jeniscacing yang paling banyak menyerang adalah cacing gelang (AscarisLumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma Duodenale dan NecatorAmericanus), dan cacing cambuk (Trichuris Trichuria). (Dirjen P2MPL, 2010).Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara higieneperorangan, sanitasi lingkungan, karakteristik orang tua dan konsumsi obat cacingterhadap kejadian infeksi kecacingan. Penelitian dilakukan di SD Negeri Jagabaya1 Warunggunung Kabupaten Lebak, Banten. Desain penelitian adalah cross-sectional sedangkan pemilihan subjek penelitian di tentukan dengan metode totalsampling. Responden penelitian ini adalah siswa kelas satu hingga kelas lima.Pengumpulan data primer dilakukan pada bulan Juni 2013 dengan menggunakankuisioner dan angket sebagai instrumen.Hasil penelitian menunjukkan prevalensi infeksi kecacingan pada siswaSDN Jagabaya 1 Kabupaten Lebak adalah sebesar 65, 85 %. Pada analisisbivariat, variabel yang memiliki hubungan secara bermakna dengan kejadianinfeksi kecacingan adalah higiene perorangan (OR=3,194), kebersihan kuku(OR=3,765), pendidikan ibu (OR=2,360), dan kepemilikan jamban (OR=3,808).Pada analisis multivariat, variabel yang memiliki hubungan paling kuat (dominan)terhadap kejadian infeksi kecacingan adalah kebersihan kuku (OR=4,062),kepemilikan jamban (OR=3,569), kebiasaan mencuci tangan sebelum makan(OR=2,965).Kata kunci : Infeksi kecacingan, higiene perorangan, sanitasi lingkungan, anakusia sekolah, Lebak, Banten
sanitation with soil transmitted helminth infection onstudents of State Elementary School of Jagabaya 1 atWarunggunung, Lebak District, Province of Banten in 2013Soil transmitted helminth infection is a public health problem in Indonesia.National prevalence of this disease varies by region from 0.4 to 76.67 %(Indonesian Ministry of Health, 2011). The common worm species that causeinfection are roundworm (Ascaris lumbricoides), hookworm (Ancylostomaduodenale and Necator americanus), and whipworm (Trichuris trichuria). (DirjenP2MPL, 2010).The objective of this research was to examine the association of personalhygiene, environmental sanitation, parental characteristics and anti helminthicdrugs with soil transmitted helminth infection. The research was conducted inElementary school of Jagabaya 1 at Warunggunung, Lebak, Banten. This studyutilized cross-sectional survey design, which respondents were selected by usingtotal sampling method. Respondents of the research were first grade to fifth gradestudents. Primary data was collected on July 2013 by using questionnaire.Results showed that the prevalence of soil transmitted helminth infectionon students of Elementary School of Jagabaya 1 was 65.85 %. Bivariate analysisrevealed four variables that were significantly related to soil transmitted helminthinfection were personal hygiene (OR=3,194), nail cleanness (OR=3,765),maternal education (OR=2,360), and toilet ownership (OR=3,808). Multivariateanalysis indicated that the essential factors related to the occurrence of soiltransmitted helminth infection were nail cleanness (OR=4,062), toilet ownership(OR=3,569), and habit of washing hand before eating (OR=2,965).Keywords : soil transmitted helminth infection, personal hygiene, environmentalsanitation, school-age children, Lebak, Banten
Read More
sanitation with soil transmitted helminth infection onstudents of State Elementary School of Jagabaya 1 atWarunggunung, Lebak District, Province of Banten in 2013Soil transmitted helminth infection is a public health problem in Indonesia.National prevalence of this disease varies by region from 0.4 to 76.67 %(Indonesian Ministry of Health, 2011). The common worm species that causeinfection are roundworm (Ascaris lumbricoides), hookworm (Ancylostomaduodenale and Necator americanus), and whipworm (Trichuris trichuria). (DirjenP2MPL, 2010).The objective of this research was to examine the association of personalhygiene, environmental sanitation, parental characteristics and anti helminthicdrugs with soil transmitted helminth infection. The research was conducted inElementary school of Jagabaya 1 at Warunggunung, Lebak, Banten. This studyutilized cross-sectional survey design, which respondents were selected by usingtotal sampling method. Respondents of the research were first grade to fifth gradestudents. Primary data was collected on July 2013 by using questionnaire.Results showed that the prevalence of soil transmitted helminth infectionon students of Elementary School of Jagabaya 1 was 65.85 %. Bivariate analysisrevealed four variables that were significantly related to soil transmitted helminthinfection were personal hygiene (OR=3,194), nail cleanness (OR=3,765),maternal education (OR=2,360), and toilet ownership (OR=3,808). Multivariateanalysis indicated that the essential factors related to the occurrence of soiltransmitted helminth infection were nail cleanness (OR=4,062), toilet ownership(OR=3,569), and habit of washing hand before eating (OR=2,965).Keywords : soil transmitted helminth infection, personal hygiene, environmentalsanitation, school-age children, Lebak, Banten
T-4063
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tinneke Primasari; Pemb; Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Agus Triwinarto
S-5516
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Juanda; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Yovsyah, Selamet Riyadi
S-4137
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Bambang Priyanto; Pembimbing: Bambang Sutrisna; Penguji: Yovsyah, Tri Yunis Miko Wahyono, Suharno, Agus Handito
T-3093
Depok : FKM-UI, 2009
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fionaliza; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Ratna Djuwita, Kusharisupeni Djokosujono, Basuki Budiman
T-2526
Depok : FKM UI, 2007
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ani Lestari; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo
S-3448
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nur Laila; Pembimbing: Ririn Arminsih; Penguji: Laila Fitria, Zakianis, Cucu Cakrawati, Heri Nugroho
Abstrak:
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah salah satu penyebab kematian padaanak di negara berkembang. Anak-anak adalah salah satu dari kelompok yangpaling berisiko. Selama dua tahun terakhir, ISPA merupakan sepuluh penyakitterbesar di Kecamatan Jatinegara.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan PM10 dalam udara ruangkelas dengan kejadian ISPA pada siswa SD di Jakarta dengan desain studi crosssectional. Jumlah sampel 353 siswa dan 10 SDN di Kecamatan Jatinegara.Variabel yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada siswa SD yaitukonsentrasi PM 10 dalam ruang kelas, lubang udara di dapur, perilaku merokokdalam rumah, penggunaan obat anti nyamuk bakar, dan anggota keluarga sakitISPA. Siswa SD dengan konsentrasi PM 10 dalam ruang kelas yang tidakmemenuhi syarat (>70 μg/m3 ) berisiko 1,7 kali mengalami ISPA setelah dikontrololeh variabel lingkungan fisik kelas lainnya. Upaya yang perlu dilakukandiantaranya menjaga kebersihan kelas dan perawatan secara rutin, menanampohon di halaman sekolah sebagai filter udara, berperilaku hidup bersih dan sehat,dan membuat ventilasi udara yang cukup agar sirkulasi udara dalam ruang lancar.Kata kunci : konsentrasi PM10, ISPA, Siswa SD
Acute Respiratory Infection (ARI) is one of cause of death in children indeveloping countries. Children have the highest risk in increased dose of PM10exposure. In last two years, ARI is one of the top ten diseases in Jatinegara. Thisstudy aimed to analyze the relationship of PM 10 in air in classroom with ARI inthe elementary school students in Jakarta. Study design was cross-sectional with353 students as sample, taken from 10 SDN in Jatinegara area. Variablesassociated with ARI in elementary school students are PM10 concentrations inclassrooms, ventilation in the kitchen, smoking behavior in house, uses ofmosquito repellent, and family members with ARI. Students with PM10concentrations in classrooms which not qualify the standards (> 70 ug / m3 ) hasthe risks 1,7 times in causing ARI after the controlled physical environmentalclass variables. Efforts should be made to prevent ARI include maintaining theclass cleanliness and regular maintenance, planting trees in school yard as air filter,clean and healthy life behavior, and make adequate ventilation for air circulationin rooms.Keywords: concentration of PM10 , ARI , Elementary School Students.
Read More
Acute Respiratory Infection (ARI) is one of cause of death in children indeveloping countries. Children have the highest risk in increased dose of PM10exposure. In last two years, ARI is one of the top ten diseases in Jatinegara. Thisstudy aimed to analyze the relationship of PM 10 in air in classroom with ARI inthe elementary school students in Jakarta. Study design was cross-sectional with353 students as sample, taken from 10 SDN in Jatinegara area. Variablesassociated with ARI in elementary school students are PM10 concentrations inclassrooms, ventilation in the kitchen, smoking behavior in house, uses ofmosquito repellent, and family members with ARI. Students with PM10concentrations in classrooms which not qualify the standards (> 70 ug / m3 ) hasthe risks 1,7 times in causing ARI after the controlled physical environmentalclass variables. Efforts should be made to prevent ARI include maintaining theclass cleanliness and regular maintenance, planting trees in school yard as air filter,clean and healthy life behavior, and make adequate ventilation for air circulationin rooms.Keywords: concentration of PM10 , ARI , Elementary School Students.
T-4583
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dessy Triany; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Renti Mahkota, Endang Burni Prasetyowati, Manik Kusmayoni
Abstrak:
Latar belakang. Dampak perubahan iklimi menyebabkan tingginya penyebaran penyakit DBD, dan semakin meningkatnya jumlah KLB DBD dibeberapa wilayah kabupaten/kota di Indonesia. Pada bulan Januari 2016 terjadi KLB DBD di Kabupaten Tangerang.
Metodologi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian DBD pada saat KLB di Kabupaten Tangerang, menggunakan desain kasus kontrol dengan analisis multivariat uji logistic regresion. Jumlah sampel 201 terdiri dari 67 kasus dan 134 kontrol. Kasus adalah penderita DBD pada saat KLB dengan konfirmasi medis yang berusia 5-44 tahun, kontrol adalah tetangga kasus yang berada pada radius 100 dari rumah kasus. Data diambil langsung kerumah kasus dan kontrol yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2016
Hasil penelitian, Kejadian DBD dipengaruhi oleh faktor umur OR: 22,87 (95% CI: 6,67- 78,51), jenis kelamin 3,62 (95% CI : 1,71-7,67), kebiasaan tidur siang OR: 2,47 (95% CI: 1,20-5,12), kontak dengan penderita OR: 2.22 (95% CI: 1,05-4,68) dan lingkungan rumah yang terdapat kebun/semak OR: 2,02 (95% CI: 0,99-4,14). Umur merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kejadian DBD. Disarankan. Masyarakat disarankan lebih waspada terhadap penyakit DBD dan kepada pemerintah agar meningkatkan promosi kesehatan tentang penyakit DBD sehingga masyarakat dapat berperanan dan berpartisipasi aktif dalam upaya pengendalian penyakit DBD.
Kata kunci : DBD, karakteritik responden, faktor perilaku, faktor lingkungan rumah dan program pengendalian DBD
Background: Impact of climate change to high spread of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) and also increasing number of DHF outbreak in some district or city in Indonesia. Outbreak of dengue fever occurred in Tangerang regency in January 2016.
Methods. The aim of this study was to determine influence factors of DHF outbreak incidence. This study was conducted in Tangerang Regency. A case-control study design with logistic regresion test of multivariate analysis. The total sample was 201, 67 cases of DHF and 134 controls. Cases were 5-44 years old DHF patients during an outbreak with medical confirmation. The control was a neighbor of cases who live in the radius of 100 meter. The study was conducted from February to May 2016 using the primary data.
Results, Incidence of dengue was influenced by age OR: 22.87 (95% CI: 6.67 to 78.51), the sex OR 3.62 (95% CI: 1.71 to 7.67), the habit of napping OR: 2.47 (95% CI: 1.20 to 5.12), contact with patients DHF OR: 2:22 (95% CI: 1.05 to 4.68) and a home environment there are gardens/shrubs OR: 2.02 ( 95% CI: 0.99 to 4.14) and DHF incidence. Age is the dominant factor affecting the incidence of DHF. Suggestion. Increasing the awareness of DHF in the community. The government increased health promotion on DHF so that people can contribute and participate actively to control DHF.
Keywords : DHF, characteristics of respondents, behavior factor, household environment factor, dengue fever control program.
Read More
Metodologi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian DBD pada saat KLB di Kabupaten Tangerang, menggunakan desain kasus kontrol dengan analisis multivariat uji logistic regresion. Jumlah sampel 201 terdiri dari 67 kasus dan 134 kontrol. Kasus adalah penderita DBD pada saat KLB dengan konfirmasi medis yang berusia 5-44 tahun, kontrol adalah tetangga kasus yang berada pada radius 100 dari rumah kasus. Data diambil langsung kerumah kasus dan kontrol yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2016
Hasil penelitian, Kejadian DBD dipengaruhi oleh faktor umur OR: 22,87 (95% CI: 6,67- 78,51), jenis kelamin 3,62 (95% CI : 1,71-7,67), kebiasaan tidur siang OR: 2,47 (95% CI: 1,20-5,12), kontak dengan penderita OR: 2.22 (95% CI: 1,05-4,68) dan lingkungan rumah yang terdapat kebun/semak OR: 2,02 (95% CI: 0,99-4,14). Umur merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kejadian DBD. Disarankan. Masyarakat disarankan lebih waspada terhadap penyakit DBD dan kepada pemerintah agar meningkatkan promosi kesehatan tentang penyakit DBD sehingga masyarakat dapat berperanan dan berpartisipasi aktif dalam upaya pengendalian penyakit DBD.
Kata kunci : DBD, karakteritik responden, faktor perilaku, faktor lingkungan rumah dan program pengendalian DBD
Background: Impact of climate change to high spread of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) and also increasing number of DHF outbreak in some district or city in Indonesia. Outbreak of dengue fever occurred in Tangerang regency in January 2016.
Methods. The aim of this study was to determine influence factors of DHF outbreak incidence. This study was conducted in Tangerang Regency. A case-control study design with logistic regresion test of multivariate analysis. The total sample was 201, 67 cases of DHF and 134 controls. Cases were 5-44 years old DHF patients during an outbreak with medical confirmation. The control was a neighbor of cases who live in the radius of 100 meter. The study was conducted from February to May 2016 using the primary data.
Results, Incidence of dengue was influenced by age OR: 22.87 (95% CI: 6.67 to 78.51), the sex OR 3.62 (95% CI: 1.71 to 7.67), the habit of napping OR: 2.47 (95% CI: 1.20 to 5.12), contact with patients DHF OR: 2:22 (95% CI: 1.05 to 4.68) and a home environment there are gardens/shrubs OR: 2.02 ( 95% CI: 0.99 to 4.14) and DHF incidence. Age is the dominant factor affecting the incidence of DHF. Suggestion. Increasing the awareness of DHF in the community. The government increased health promotion on DHF so that people can contribute and participate actively to control DHF.
Keywords : DHF, characteristics of respondents, behavior factor, household environment factor, dengue fever control program.
T-4610
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
