Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32068 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yohanes Sedyahutama H; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Rahmadewi
Abstrak: Latar Belakang: Angka partisipasi program Keluarga Berencana (KB)PUS di Kecamatan Tebet sebesar 72,92% pada 2012 turun menjadi 63,48%pada 2013 sementara IIS 70% pada 2012. Salah satu kelurahan, KelurahanManggarai tahun 2012 sebesar 50,78% dan tahun 2013 tidak ada laporan,kepadatan penduduk 36.725jiwa/km². Belum diketahui faktor-faktor apa sajayang menyebabkan seorang wanita PUS di Kelurahan Manggarai memutuskanuntuk mengikuti atau tidak mengikuti protram KB di Kelurahan Manggarai.Tujuan penelitian: Meneliti variabel yang berhubungan partisipasi KB.Variabel: Faktor Penguat-umur, pendidikan, jumlah anak, pekerjaan,penghasilan, pengetahuan, niat bereproduksi, otonomi dalam ber-KB, FaktorPemungkin-Ketersediaan layanan dan alat, pemeriksaan kesehatan, mediamassa, Faktor Pendorong-dukungan suami, konseling tentang KB, pemanfaatanpelayanan ANC, pemanfaatan pelayanan nifas. Hasil Penelitian: ANCmemiliki hubungan dengan partisipasi KB (OR=3,972 95% CI=1,188%-13,284%) dan dukungan suami memiliki faktor proteksi terhadap partisipasiKB (OR=0,101 95% CI=0,029-0,354). Saran: Diperlukan pengembangan ANCyang semakin baik untuk memfasilitasi wanita PUS agar mendapat layanankonseling ditambah informasi mengenai KB dan penyebaran informasitermasuk ke suami wanita PUS mengenai pentingnya ber-KB dan bagaimanacara mendapatkan pelayanan tersebut.
Kata kunci: partisipasi KB, wanita PUS, ANC, Kelurahan Manggarai.
Background: Participation rate for Family Planning (FP) program inTebet District is 72,92% as of 2012 but decrease to 63,48% as of 2013. Oneof the village, Manggarai Village is 50,78% as of 2012 and no report as of2013 while having population density 36.725people/km². There is not knownfactors yet which affecting marriage women of childbearing age to participateor not in FP program in Manggarai Village. Purpose: Research variables thatmay have impact on Family Planning participation of woman in childbearingage. Variables: Predisposing Factor-age, education, number of children,employment status, income, reproductive intention, self-autonomy for usingFP methods, Enabling Factor-FP treatment and methods availability, massmedia, Reinforcing Factor-husband support, FP counseling, Antenatal-careand post-partum participation utilization rate. Result: ANC utilization rate isfound having a relation with participation rate for FP (OR=3,972 95%CI=1,188%-13,284%) and husband support is having protective factoragainst participating in FP program OR=0,101 95% CI=0,029-0,354).Suggestions: ANC program needs to be expanded to be better at facilitatingmarriage women of childbearing age for getting counseling and informationabout FP and spreading information including for husband of women ofchildbearing age about the importance of FP and how to get the service.
Key words: FP Participation rate, Marriage Women of Childbearing Age, ANC,Manggarai Village.
Read More
S-8508
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Habibi Syahidi; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Krisnawati Bantas, Susi Salwati
S-8381
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meyrisca Fatmarani; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Rahmadewi
S-8859
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Denny Saptono Fahrurodzi; Pembimbing: Helda; Penguji: Yovsyah, Julianty Pradono
Abstrak: Latar Belakang: Gagal jantung memiliki angka bertahan hidup yang rendah. Sekitar 26 juta orang dewasa hidup dengan gagal jantung di dunia. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi gagal jantung berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13 %. Metode: Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2013 dengan desain studi cross-sectional. Sampel adalah seluruh penduduk yang berada di Indonesia berusia ≥18 tahun. Diagnosis gagal jantung (decompensatio cordis) berdasarkan diagnosa dokter. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 655.192 orang. Hasil: Analisis data menunjukkan prevalensi gagal jantung terdiagnosis sebesar 0,1%. Faktor risiko yang paling besar terhadap kejadian gagal jantung di Indonesia adalah penyakit jantung koroner (POR=42,578; 95% CI=35,982-50,383; p<0,001). Kesimpulan dan saran: Kejadian gagal jantung berdasarkan diagnosis dokter memiliki prevalensi 0,1% dan penduduk perempuan yang memasuki masa menopause dan berumur lebih dari 41 tahun diharapkan rutin melakukan cek kesehatan jantung serta mengurangi aktivitas sedentari. Selain itu, penduduk disarankan untuk menghindari penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, stress, hipertensi, obesitas, dan merokok dengan pola hidup sehat agar terhindar dari gagal jantung. Kata kunci: Gagal Jantung, Sosiodemografi, Gaya Hidup, Riwayat Penyakit Latar Belakang: Gagal jantung memiliki angka bertahan hidup yang rendah. Sekitar 26 juta orang dewasa hidup dengan gagal jantung di dunia. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi gagal jantung berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13 %. Metode: Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2013 dengan desain studi cross-sectional. Sampel adalah seluruh penduduk yang berada di Indonesia berusia ≥18 tahun. Diagnosis gagal jantung (decompensatio cordis) berdasarkan diagnosa dokter. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 655.192 orang. Hasil: Analisis data menunjukkan prevalensi gagal jantung terdiagnosis sebesar 0,1%. Faktor risiko yang paling besar terhadap kejadian gagal jantung di Indonesia adalah penyakit jantung koroner (POR=42,578; 95% CI=35,982-50,383; p<0,001). Kesimpulan dan saran: Kejadian gagal jantung berdasarkan diagnosis dokter memiliki prevalensi 0,1% dan penduduk perempuan yang memasuki masa menopause dan berumur lebih dari 41 tahun diharapkan rutin melakukan cek kesehatan jantung serta mengurangi aktivitas sedentari. Selain itu, penduduk disarankan untuk menghindari penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, stress, hipertensi, obesitas, dan merokok dengan pola hidup sehat agar terhindar dari gagal jantung. Kata kunci: Gagal Jantung, Sosiodemografi, Gaya Hidup, Riwayat Penyakit.
Read More
S-9318
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Soitawati; pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, IBN Banjar, Nurjanah
T-3059
Depok : FKM UI, 2009
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ratu Laras Ati Alya; Pembimbing: Syahrizal; Penguji: Yovsyah, Suparmi
Abstrak:

Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) terjadi setidaknya sebanyak 121 juta kasus secara global dari tahun 2015-2019. Tingginya angka prevalens ini menunjukkan bahwa KTD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat membawa banyak dampak negatif baik dalam bidang kesehatan, sosial dan finansial. Dari seluruh KTD yang terjadi secara global, setengahnya berakhir dengan aborsi. Kematian Ibu yang mengalami KTD juga berhubungan dengan karena kurangnya perawatan antenatal yang dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan akibat ketidaktahuannya tentang kehamilannya. Kunci untuk mencegah KTD adalah menggunakan kontrasepsi dengan begitu WUS dan PUS dapat merencanakan atau menunda kehamilan. Untuk memahami KTD lebih baik dapat dilakukan dengan mengenali faktor apa saja yang berhubungan dengan KTD. Bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan Kehamilan Tidak Diinginkan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional menggunakan data sekunder SDKI 2017. Sampel penelitian adalah Wanita Usia Subur yang sedang hamil saat survei dilakukan. Prevalensi kehamilan tidak diinginkan adalah sebesar 7,5% dengan 6,8% merupakan kehamilan yang tidak tepat waktu dan 0,7% kehamilan tidak diinginkan sama sekali. Faktor Intrapersonal, yakni; Usia, [PR 0,59 CI 95%: 0,37-0,97 p-value 0,036], Status Perkawinan [PR 6,03 CI 95% 3,7-9,9 p-value 0,000] dan Paritas [PR 0,42 CI 95% 0,26-0,67 p-value 0,000) dan Faktor Struktural, yaitu; Wilayah Tempat Tinggal [PR 1,625 CI 95% 1,06-2,57 , nilai p = 0,024] memiliki hubungan yang signifikan dengan Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan di Indonesia tahun 2017. Diperlukan lebih banyak edukasi kesehatan reproduksi yang tak hanya mencakup aspek biologis namun juga akibat dari sosial, mental dan finansial dari KTD. Pemerintah juga perlu menetapkan UU yang lebih ketat terhadap usia minimal perkawinan dan memastikan WUS mendapatkan akses yang baik terhadap kontrasepsi. Selain itu juga surveilans bagi akseptor KB perlu lebih diperhatikan agar perencanaan kehamilan dapat lebih efektif untuk menghindari KTD.


 

There are approximately 121 million unintended pregnancies globally from 2015 to 2019. Those high numbers show that unplanned pregnancy is still a significant public health problem, especially when half of all unintended pregnancies ended up in abortion. Unwanted pregnancy also brings other negative effects aside from the health aspect, such as social and financial problems. Women who are experiencing unintended pregnancy tend to neglect their, and the fetus’ health such as missing antenatal care, which risks higher pregnancy complications that can lead to maternal death. Maternal and Neonatal Death Rate is one of the indicators for the 3rd SDGs. Contraception is the key to preventing unplanned or unintended pregnancy. It is important to find out what are the factors contributing to Unintended Pregnancies so that we have the correct information that would be considered for making an effective preventative public health policy and health laws. This study aims to recognize the factors related to unintended pregnancy, in hopes that by knowing the risk factors, unintended pregnancy can be prevented. This study was conducted using cross-sectional studies and uses Indonesian DHS 2017 Secondary Data, the sample for this study is women of childbearing age who were currently pregnant during the survey. The prevalence of unintended pregnancy in Indonesia is 7,5%, which consist of 6,8% of mistimed pregnancy and 0,7% of unwanted pregnancy. Intrapersonal Factors such as Age [PR 0,59 CI 95%: 0,37-0,97 p-value 0,036], Marriage Status [PR 6,03 CI 95% 3,7-9,9 p-value 0,001] and Parity [PR 0,42 CI 95% 0,26-0,67 p-value 0,001) and Structural Factor such as Place of Residence [PR 1,625 CI 95% 1,06-2,57 , p value = 0,024] has statistically significant association (p-value <0,05) with the cases of Unintended Pregnancy in Indonesia 2017. More reproductive health education is needed which does not only cover biological aspects but also the social, mental and financial consequences of unwanted pregnancy. The government also needs to enact stricter laws regarding the minimum age for marriage and ensure that women of childbearing age can have good access to contraception. In addition, surveillance for family planning acceptors needs to be paid more attention so that pregnancy planning can be more effective in preventing unwanted pregnancies. Keywords: Unintended Pregnancy, Unwanted Pregnancy, Women of Childbearing Age, Factors related to unintended pregnancy

Read More
S-11305
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Uly a Qoulan Karima; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Renti Mahkota, Ns. Palestina Gultom
S-7891
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Risna Ilmi Aulia; Pembimbing: Syahrizal; Penguji: Renti Mahkota, Yoan Hotnida Naomi Hutabarat
Abstrak:
Kanker serviks merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita. Berdasarkan data dari GLOBOCAN 2020, insiden kanker serviks di Indonesia mencapai 36.633 kasus di tahun 2020. Walaupun prevalensi kanker serviks di Indonesia tinggi, skrining nasional kanker serviks masih rendah yaitu 9,3% hingga tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian lesi prakanker serviks di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional) dengan sumber data Riset PTM 2016. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perempuan usia 25-64 tahun di Indonesia yang menjadi responden dalam Riset PTM 2016, yaitu sebanyak 32.564 responden. Hasil penelitian menemukan bahwa prevalensi lesi prakanker serviks pada wanita usia 25-64 tahun di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 7,3%. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat hubungan yang signifikan antara usia (POR=1,38; 95% CI: 1,27–1,50) dan penggunaan kontrasepsi hormonal (POR=1,23; 95% CI: 1,11–1,36) dengan kejadian lesi prakanker serviks dan terdapat hubungan yang signifikan dengan efek protektif antara paritas (POR=0,91; 95% CI: 0,84–0,99) dan usia pertama melahirkan (POR=0,86; 95% CI: 0,78–0,96) dengan kejadian lesi prakanker serviks. Pemerintah perlu melakukan pemerataan dalam penyediaan peralatan skrining kanker serviks (terutama IVA) ke puskesmas dan fasilitas kesehatan primer lainnya untuk meningkatkan cakupan skrining nasional.

Cervical cancer is one of the leading causes of cancer deaths in women. Based on data from GLOBOCAN 2020, the incidence of cervical cancer in Indonesia reached 36,633 cases in 2020. Despite the high prevalence of cervical cancer in Indonesia, national cervical cancer screening is still low at 9.3% until 2022. This study aims to determine the factors associated with the incidence of cervical precancerous lesions in Indonesia. This study used a cross-sectional study design with the 2016 NCD Research data source. The sample in this study was women aged 25-64 years in Indonesia who were respondents in the 2016 NCD Research, totaling 32,564 respondents. The results of the study found that the prevalence of cervical precancerous lesions in women aged 25-64 in Indonesia in 2016 was 7.3%. Based on the results of bivariate analysis, there is a significant relationship between age (POR=1,38; 95% CI: 1,27–1,50) and the use of hormonal contraception (POR=1,23; 95% CI: 1,11–1,36) with the incidence of cervical precancerous lesions and there is a significant relationship with a protective effect between parity (POR=0,91; 95% CI: 0,84–0,99 and age at first birth (POR=0,86; 95% CI: 0,78–0,96) with the incidence of cervical precancerous lesions. The government needs to ensure equity in the provision of cervical cancer screening equipment (especially VIA) to community health centers (puskesmas) and other primary health facilities to increase national screening coverage.
Read More
S-11626
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nisa Nurkhotami; Pembimbing: Helda; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Hany Lestary
Abstrak: Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual pranikah danfaktor-faktor yang mempengaruhinya pada remaja kelas XI SMA Budhi WarmanII Jakarta Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectionaldengan menggunakan data primer pada 146 remaja kelas XI di SMA BudhiWarman II Jakarta tahun 2013. Hasil menunjukkan bahwa proporsi perilakuseksual berisiko tinggi pada remaja kelas XI SMA Budhi Warman II Jakartaadalah 17,12%. Berdasarkan analisis bivariat, dapat diketahui dari faktor individuyang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku seksual remaja adalahjenis kelamin laki-laki (PR= 3,39; 95% CI= 1,35-8,55), sikap permisif tinggiterhadap seksualitas (PR= 4,00; 95% CI= 1,59-10,08), pubertas dini (PR= 2,20;95% CI= 1,08-4,50), merokok (PR= 4,17; 95% CI= 2,10-8,28), dan konsumsialkohol (PR= 2,52; 95% CI= 1,25-5,12). Kemudian, dari faktor luar keluarga,yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku seksual remaja adalah mempunyai teman yang pernah melakukan HUS (PR= 7,50; 95% CI= 1,06-53,19)dan dorongan untuk melakukan HUS dari teman (PR= 4,81; 95% CI= 2,41-9,60).
Kata kunci : Remaja, Perilaku Seksual Pranikah
This thesis aims - describe premarital sexual behavior and the factors thatinfluence adolescent class XI SMA Budhi Warman II Jakarta in 2013. This studyis a cross-sectional study, which using primary data on 146 adolescents in the highschool class XI Budhi Warman II Jakarta in 2013. Results showed that theproportion of high-risk sexual behavior in adolescents class XI SMA BudhiWarman II Jakarta is 17.12%. Based on bivariate analysis, it has known, for theindividual factors which have a significant relationship with adolescent sexualbehavior are male gender (PR = 3.39, 95% CI = 1.35 - 8.55), high permissiveattitude -ward sexuality (PR = 4.00, 95% CI = 1.59 - 10.08), early puberty (PR =2.20, 95% CI = 1.08 - 4.50), smoking (PR = 4.17, 95% CI = 2.10 - 8.28), andalcohol consumption (PR = 2.52, 95% CI = 1.25 - 5.12). Then, for extra familialfactors, which have a significant relationship with adolescent sexual behavior arehaving friends who've done sexual intercourse (PR = 7.50, 95% CI = 1.06 -53.19), and the encourage to doing sexual intercourse from friends (PR = 4.81,95% CI = 2.41 - 9.60).
Keywords : Adolescents, premarital sexual behavior.
Read More
S-7745
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Suciaty Purnama; Pembimbing: Nurhayati A. Prihartono; Penguji: Yovsyah; Pujiastuti
S-7935
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive