Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 25677 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dwi Sarwani Sri Rejeki, Devi Octaviana
KJKMN Vol.8, No.4
Depok : FKM UI, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sunaryo, Bina Ikawati
JEK Vol.11, No.3
Jakarta : Balitbangkes Depkes RI, 2012
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Christina Natalia/ Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Yovsyah, Zainal Khoirudin
Abstrak:
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) kejadian leptospirosis sebagian besar terjadi pada negara beriklim tropis dan subtropis yang mengalami curah hujan tinggi, hal ini menjadikan leptospirosis endemis di Kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu dari 11 Provinsi endemis leptospirosis di Indonesia yang menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia selama 10 tahun terakhir telah melaporkan angka leptospirosis dan angka CFR yang fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor perilaku pejamu dan lingkungan yang dapat menyebabkan kejadian leptospirosis pada kasus suspek leptospirosis di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan menggunakkan Data Surveilans Sentinel Leptospirosis 2017-2019 sebanyak 984 responden, meskipun sampel yang digunakkan hanya sebesar 434. Analisis yang digunakkan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat yang menggunakkan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi leptospirosis pada kasus suspek leptospirosis di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2017-2019 besesar 10,4%. Uji statistik yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian leptospirosis antara lain adalah adanya luka terbuka (PR = 5,287; 95% CI 1,854 – 15,076), tempat penampungan sampah (PR = 0,371 ; 95% CI 0,195 – 0,706), dan keberadaan tikus (PR = 0,372 ; 95% CI 0,165 – 0,838). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara adanya luka terbuka, tempat penampungan sampah, dan keberadaan tikus dengan kejadian leptospirosis pada kasus suspek leptospirosis di Provinsi DKI Jakarta menggunakkan Data Surveilans Sentinel Leptospirosis 2017-2019.

The World Health Organization (WHO) declared that most cases of leptospirosis occur in tropical and subtropical countries that experience high rainfall. Thus makes leptospirosis endemic in the Southeast Asian Region, including Indonesia. DKI Jakarta is one of the 11 leptospirosis endemic provinces in Indonesia which according to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia for the last 10 years has reported fluctuating leptospirosis rates and CFR rates. This study aims to determine the behavioral factors of the host and the environment that can cause leptospirosis in suspected and confirmated cases of leptospirosis in DKI Jakarta. This study used a cross-sectional study design using the Leptospirosis's Sentinel Surveillance 2017-2019 with their 984 respondents, although the sample used was only 434. The analysis used in this study was univariate and bivariate analysis using the chi square statistical test. The results showed that the prevalence of leptospirosis in suspected and confirmated cases of leptospirosis in DKI Jakarta Province in 2017-2019 was 10.4%. Statistical tests showed significant relationship between the incidence of leptospirosis and some variables, namely the presence of open wounds (PR = 5.287; 95% CI 1.854 – 15.076), trash containers (PR = 0.371 ; 95% CI 0.195 – 0.706), and the presence of rats (PR = 0.372 ; 95% CI 0.165 – 0.838). The conclusion of this study is that there is a relationship between the presence of open wounds, trash containers, and the presence of rats with the incidence of leptospirosis in suspected cases of leptospirosis in DKI Jakarta Province using Leptospirosis's Sentinel Surveillance 2017-2019.
Read More
S-11260
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farida D.H., Ristiyanto
MPPK Vol.XVIII, No.4
Jakarta : Balitbangkes Kemenkes RI, 2008
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitra Nurahim; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Satriadi Gunawan
Abstrak: Tujuan dalam penelitian adalah untuk menganalisis dan melakukan pemetaan risiko kebakaran di Wilayah Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian semi kuantitatif dengan desain studi deskriptif dan pengumpulan data melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan anggota pemadam kebakaran, pengisian kuesioner, dan wawancara dengan Ketua RW serta telaah dokumen terkait. Variabel yang diteliti terbagi menjadi 3 komponen yaitu ancaman bahaya, kerentanan, dan proteksi kebakaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah RW di Kecamatan Jatinegara dan Duren Sawit termasuk dalam klasifikasi risiko kebakaran sedang sebanyak 11 wilayah RW dan 4 wilayah RW lainnya termasuk dalam risiko kebakaran berat. Terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatkan atau diperhatikan dalam upaya meminimalisir risiko kebakaran di wilayah yaitu aspek aktivitas warga, kepadatan penduduk dan bangunan, kualitas bangunan dan tingkat kekumuhan, kendala yang dihadapi pos damkar berupa akses jalan, dan lain-lain, lalu aspek jarak pemisah antar bangunan, sistem ketahanan masyarakat, dan hidran kota.
Read More
S-10757
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Loli Adriani; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Martya Rahmaniati, Telly Purnamasari Agus
S-7325
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zahra Dhiyanissa; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Debbie Valonda
Abstrak:
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akibat bakteri Leptospira. DKI Jakarta termasuk dari 11 wilayah endemis. Penelitian ini menganalisis keterkaitan faktor sosial (kepadatan penduduk), iklim (kelembapan, curah hujan, suhu), dan lingkungan (rawan banjir, timbulan sampah) terhadap kasus leptospirosis di lima kota administrasi DKI Jakarta tahun 2017–2023. Hasil menunjukkan hubungan signifikan antara kelembapan, curah hujan, dan daerah rawan banjir (p<0,05), dengan korelasi kelembapan (r = -0,375) dan curah hujan (r = 0,477). Persebaran kasus lebih banyak pada wilayah rawan banjir, timbulan sampah sedang–tinggi, dan kepadatan penduduk sedang. Dengan demikian, perlu dilakukan optimalisasi pelaporan dan kolaborasi lintas sektor dalam mengintervensi masyarakat.


Leptospirosis is a zoonotic disease caused by Leptospira bacteria. DKI Jakarta is one of 11 endemic areas. This study analyzed the relationship between social (population density), climatic (humidity, rainfall, temperature), and environmental (flood-prone, waste generation) factors on leptospirosis cases in five administrative cities of DKI Jakarta in 2017-2023. The results showed a significant relationship between humidity, rainfall, and flood-prone areas (p<0.05), with a correlation of humidity (r = -0.375) and rainfall (r = 0.477). The distribution of cases was more in flood-prone areas, medium-high waste generation, and medium population density. Thus, it is necessary to optimize cross-sector collaboration in intervention. 

Read More
S-12113
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadifa Fikriyuanti; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Budi Hartono, Satria Pratama
Abstrak: Skripsi ini merupakan kajian kepustakaan (literature review) mengenai faktor risiko yang mempengaruhi leptospirosis dari segi individu dan lingkungan di wilayah Asia Pasifik. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko lingkungan dan individu yang menyebabkan kasus peningkatan leptospirosis di Asia Pasifik. Skripsi ini menggunakan desain literature review dan dianalisis menggunakan metode kualitatif berdasarkan desain study case control dan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa artikel internasional dalam bentuk full text pdf dari database internasional seperti ScienceDirect, ProQuest, Scopus, dan PubMed. Analisis data yaitu deskriptif dengan menyajikan hasil sintesis data penelitian dalam bentuk teks narasi dan tabular untuk melihat perbandingan faktor risiko dari masing-masing literatur. Sebagian besar literatur berasal dari wilayah Sri Lanka, India, Laos, Vietnam, dan Malaysia. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang paling signifikan menyebabkan leptospirosis berdasarkan case-control study ialah jenis pekerjaan di bidang pertanian (OR 4,588), sedangkan berdasarkan cross-sectional study faktor risiko yang paling signifikan adalah keberadan tikus (p value 0,001) dan jenis pekerjaan (p value 0,005). Kesimpulan dari kajian ini adalah jenis pekerjaan dan keberadaan tikus merupakan faktor risiko yang paling signifikan menyebabkan leptospirosis. Hal ini didukung oleh jenis pekerjaan yang tergolong high risk occupational, misalnya bekerja di bidang pertanian lebih berisiko meningkatkan leptospirosis dibanding pekerjaan yang berisiko rendah.
This study is a literature review study that examine risk factors of leptospirosis from individual and environmental perspectives in the Asia Pacific region. This study aims to examine the environmental and individual risk factors that cause leptospirosis infection. This study uses a literature review study approach and analyzed using qualitative methods based on case-control study and cross-sectional study. This study uses secondary data of the international articles from the internet or websites, especially 8 international articles from the international database such as ScienceDirect, ProQuest, Scopus, and PubMed. Most of the international articles are from Sri Lanka, India, Laos, Vietnam and Malaysia. The results of this study indicate that the most significant risk factor for leptospirosis based on the case-control study is the occupation, especially in the wet cultivation sector (OR 4.588), while the most significant risk factor based on the cross-sectional study is the presence of rats (p value 0.001) and occupation (p value 0.005). The conclusion of this study is the occupation and presence of rats are the most significant risk factors for leptospirosis. This is supported by the occupation that is classified as high risk occupational, for example, working in agriculture has a higher risk of increasing leptospirosis than work with low risk.
Read More
S-10958
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive