Ditemukan 23184 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
RSUD Pasar Rebo bezmula hanya sebagai Rumah Sakit Rakyat pada tahun 1945, yang dikenal sebagai Pos PBK. PMI. Dalam perkembangannya mmah sakit ini menjadi rumah sakit khusus TBC pam sampai akhimya berkembang menjadi rumah sakit swadana pada tahun 1996. Perkembangan terakhir memmjukan adanya persiapan yang dilakukan oleh rumah sakit ini menuju organisasi yang lebih dinamis dan mandiri lagi yaitu bentuk organisasi BUMD yang diharapkan dapat lebih menjawab tantangan di masa depan.PKS adalah salah satu instalasi produksi di RSUD Pasar Rebo, pertama kali diselenggarakan pada tahun 1993 dengan hanya melayani 4 klinik yaitu klinik paru, umum, gigi dan mulut dan klinik Perloembangan terakhir tahun 2002 berkembang menjadi 16 pelayanan klinik spesialis dan subspesialis yang berapm. Pada awalnya PKS diselenggarakan untuk Iebih meningkatkan layanan kepada masyarakat sekaligus mendapatkan tambahan penghasilan untuk karyawaxmya dengan cara lebih mendayagunakan fasilitas yang idle pada sore hari. Didalam perkembangan organisasi yang lebih mandid dan target pasar menengah-atas yang tidak memerlukan subsidi maka diharapkan pula diperoleh dana tambahan untuk subsidi silang dan menjadi sumber pendapatan tambahan rumah sakit dari aktivitas penyelenggarasm PKS ini.Tujuan penelitian ini xmtuk melihat tingkat kinerja keuangan penyelenggaraan Instalasi PKS dengan melihat tingkat kemampuan pengernbalian biaya Instalasi PKS melalui pendapatan yang diperoleh dari pelayanan kepada pasiennya dan memdapatkan gambaran umum mengenai pemanfaatan neraca surplusnya.Penelitian merupakan penelitian kualitatif-deskriptif dengan melakukan analisis biaya terhadap penyelenggaraan PKS dan dilakukan dengan metoda cross sectional. Analisis tingkat pengembalian biaya dilakukan melalui anaiisis biaya yang dilakukan dengan metode activity based costing untuk melihat aktivitas dan besarnya biaya aktivitas tersebut, Selanjutnya identitikasi sumber pendapatan untuk mendapatkan jumlah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas PKS. Perbandingan antara pendapatan dan biaya dari masing-masing poliklinik merupakan informasi tingkat kemampuan pengembalian biayanya (cost recovery rate=CRR). CRR di atas 100% berarti instalasi atau cost object telah mampu membiayai seluruh biaya yang menjadi bebannya melalui pendapatannya, sedangkan CRR di bawah 100% artinya cost object belum mampu membiyai seiuruh biaya yang menjadi bebannya atau masih mendapat subsidi. Surplus merupakan selisih antara pendapatan dan biaya cost object tersebut.Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa hanya 4 klinik dari 16 pelayamin klinik yang telah mencapai CRR di atas 100%, yaitu Klinik Anal; Bedah, Gigi dan Klinik Kebidanan Selain itu hasil penelitian ini tidak menemukan kebijakan khusus mengenai pemanfaalan dana neraca surplus dari penyelenggaraan PKS ini.Saran dari penelitian ini adalah melakukan pembenahan dan perbaikan terhadap pencatatan di pengelola anggaran, aturan mengisi fonnulir srruk pembqyaran PKS kenaikan tarif, cost containment, peningkatan mum produk dan promosi mengenai produk PKS.
In 1945 Pasar Rebo District General Hospital known as "hospital for the people", part of P3K Indonesia Red Cross division. The hospital was established as a TBC hospital and then converted to an autonomous (swadana) hospital since 1996. At the moment, the hospital is being prepared to be converted as a more dynamic and autonomous institution (BUMD) to respond any challenge in the future.One of production unit in Pasar Robo District General Hospital is Private Outpatient Department (PKS) established in 1993, which only provided four clinics: pulmonary clinic, general clinic, dental clinic and nutrition clinic. In 2001 number of clinics were 16 specialist and sub-specialist services. In the begirming Private Outpatient Department was set up to extend service for the public and to increase income for employees by utilizing idle facilities alter fomial oiiice hours, As a more self-suflicient institution and the clinics is expecting to catch up the middle-up socio economic market provides cross-subsidy.The aim of the study was to analyze financial performance of Private' Outpatient Department or its cost recovery rate and to obtain information about on how to use its surplus.The research is a descriptive-qualitative study using cost analysis on Private Outpatient Department services with cross-sectional design. Cost analysis was conducted by using activity based costing method. Total revenue from Private Outpatient Department was also identiiied. If cost recovery rate (CRR) more than l00%, meaning that the department potential to recover its costs and vice versa. Surplus was obtained by subtracting total cost from total revenue. It was concluded that only 4 (four) out of 16 (sixteen) clinics reached CRR more than 100% i.e. Pediatric, Surgery, Dental and Obstetric/gynecology clinics. And there was no panicular policy on using its surplus.It is recommended to Pasar Rebo District General Hospital to improve thc recording system on its expenses, to [ill in the billing sheet properly, to adjust the tariff to apply cost containment program, to improve product quality and product promotion.
Padapenelitian ditemukan 45,8% perawat mengalami stres yang tinggi. Perbedaanproporsi terbesar ditemukan pada faktor individu (kepercayaan diri) dan dukungan(dukungan atasan). Hasil merekomendasikan perbaikan deskripsi kerja yang lebihjelas dan akurat serta pelatihan komunikasi terkait upaya manajemendalammengelola stres kerja.
This study discusses work stress and the factors that affect work stress amongnurses In Emergency Room in RSUD Pasar Rebo 2014. National Institute forOccupational Safety and Health (NIOSH)categorizes the factors that influencework stress, which are as job stressor, non-work, individual, and support factors.This study was conducted among 24 emergency room nurses at RSUD PasarRebo. Descriptive observational cross-sectional method was used in this study.
The results found that 45.8% of nurses experienced high stress. The largestproportionswere found in individual factor (self-esteem) and support (supervisorsupport). This study recommend improvements on clearer job descriptions andaccurate communication and training related to management efforts in managingwork stress.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (analitik observasional) untuk melihat alur pelayanan resep obat dan mengidentifikasi pemborosan pelayanan resep obat. Dan didukung oleh penelitian kuantitatif (analisis deskriptif) untuk memperoleh data perhitungan waktu setiap tahapan proses pelayanan resep obat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat non racikan selama 89.6 menit (88.17% kegiatan menunggu) dan 124.70 menit (82.10% kegiatan menunggu) pada pelayanan resep obat racikan.
Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa terdapat 8 jenis pemborosan (DOWNTIME) pada pelayanan resep obat. Usulan perbaikan dengan metode lean diharapkan dapat menurunkan waktu tunggu menjadi 66.67% pada pelayanan resep obat non racikan dan 56.67% pada pelayanan resep obat racikan.
Kata kunci : farmasi; metode lean; pemborosan; waktu tunggu
Long waiting times on prescription services will reduce patient satisfaction and lead to inefficient services. Lean is one of the methodologies that can be used to deal with inefficiencies in health services. This study aims to analyze the application of lean method in reducing waiting time of outpatient prescription services at Pasar Minggu public hospital in 2017.
This study used qualitative research methods (observational analytics) to examine the flow and identify waste of prescription drug services. And also supported by quantitative research (descriptive analysis) to get the exact calculation of every step of prescription drug services.
Based on the result of the research, it is known that the average waiting time of medicine prescription services is 89.6 minutes (88.17% waiting activity) and 124.70 minutes (82.10% waiting activity) of personalized medicine prescription services.
The study identified that there were 8 types of waste (DOWNTIME) in prescription services. The future improvement by lean method is expected to reduce waiting time to 66.67% on medicine prescription services and 56.67% on personalized medicine prescription services.
Keywords : pharmacy; lean methode; waste; waiting times
ABSTRAK
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta adalah Rumah Sakit Unit SwadanaDaerah Kelas B Non Pendidikan, berlokasi di Jl. TB. Simatupang No. 30 Jakarta 13760,sesuai dengan misinya melayani masyarakat menengah ke bawah yang rnembutuhkanlayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau, sedangkan visinya adalah menjadi salahsatu dari tiga rumah sakit swdana di Indonesia yang terbaik dalam pelayanan GawatDarurat dan Pelayanan Rawat Jalan.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan yang terjadi di Instalasi PemeliharaanRumah Sakit RSUD Pasar Rebo, dimana program pelaksanaan pemeliharaan alat medisbelum dijalankan secara optimal. Dari analisa situasi yang ada ditemukan bahwa alokasianggaran pemeliharaan alat medis masih rendah, yaitu untuk alokasi anggaran di tahun2001 untuk anggaran pemeliharaan sebesar Rp. 2.000.000.000,- atau 8 % dan totalaggaran rumah sakit yang sebesar Rp. 24.450.000.000,-, sedanglcan khusus anggaranpemeliharaan alat medís sebesar Rp. 151.200.000,- atau 0.6 %. Pada an.ggaran tahun2002 alokasi anggaran PSRS sebesar Rp. 3.033.000.000,- atau J % dan total anggaranrurnali sakit yang sebesar Rp. 26.579.000.000,- khusus unluk anggaran pemeliliaraan alatmedis sebesar Rp. 559.741.049,- atan 2 % dan total anggaran nunafl saldt, setain ituadanya pengeluaran biaya perbaikan alat medis ( X - Ray ) yang meiicladak sebesar Rp.190.000.000,- di tahun 2000. Pada tahun 2003 direncanakan akan dilakukan perubahanbadan hukum RSUD Pasar Rebo dan Unit Swadana menjadi Bailan Usaha Milik Daerah.Dengan latar belakang ini, dilakukan penelitian dengan tujuan memperolehgambaran proses pemeliharaan alat - alat medís untuk merighasilkan ketersediaau alatmedis yang siap pakai gima menunjang pelayanan kepada pasien.Jenis penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan kualltatil data daninformasi diperoleh melalui wawancara yang mendalam dan observasi serta melihat arsipdan dokumen yang ada di unit - unit yang terkait.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pemeliharaan alat medís belumdilaksanakan secara optimal, pemeliharaan hanya dilakukan atas dasar kerusakan (BreakDown Maintenance ), tidak melalui tahapan perencanaan, penetapan sistem pemeliharaan,pelaksanaan pemeliharaan, pencatafan & pelaporan, monitoring dan evaluasi.Berdasarkan hasil penelitian ini di?arankan agar pihak manejemen ruiuah sakitmelakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya,organisasi,peraturan dan kebijakan rumah sakit ( protap - protap ) pemeliharaan danpengoperasian alat media, diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja IPSRS dalammelaksanakan proses pemeliharaan alat media sehingga menghasilkan ketersediaan alatmedia yang siap pakai.
ABSTRACT
The Local Public Hospital of Pasar Rebo Jakarta is a selfund local hospital unit,non education class B, located aL Jalan TB. Simatupang No. 30 Jakarta 13760. Inaccordance with its mission to serve law middle classes society needing high quality andaffordable health care, while its vision is to become one of the these best seiflind hospitalin Indonesia which lias the best service in the emergency care unit and out patient care.The background of this research was the condition happeriiiig at the Pasar Rebolocal public hospital maintenance installation where a program of medical equipment hadnot been carried out in the optimal manner. From the analysis of the existing condition, itwas found that the alocation budget for medical equipment was still law, that is thealocation budget in 2001 for maintenance was Rp 2.000.000.000,- or 8% of the hospitaltotal budget of Rp 24.450.000.000,- while the one especially for medical equipmentmaintenance was Rp 151.200.000.,- or 0.6%. [n the year 2002 budget, the alocationbudget ofthe local public Hospital of Pasar Rebo was Rp 3.033.000.000,- or 11% of thehospital total budget of Rp 26.579.000.000,- the one especially for the medical equipmentof the 559.741.049,- or 2% of the hospital total budget, besides that there was anunexpected expenditure of Rp 190,000.000,- in 2000 to repair a medical equipment(X Ray). In 2003 the hospital plan to change to corporate law of local public HospitalPasar Rebo from selifunded unit into local government company.With this background a research was carried out with the aim to get a picture ofmedicai equipment maintenance process which results in the availability of ready usemedical equipment to support service to the patients.The type of this research was a qualitative approach the data and information wereobtain ftom in the depth interview, observation files and document study which wereavailable in the related units.The result of the research showed that the process of the medical equipmentmaintenance had not been done in the optimal manner. A maintenance was doue base onbreak down (break down maintenance ) not on planning, decided maintenance system,recording and rporting, monitoring and evaluation.Based on this research it is suggested that the hospital management must take someactions to improve the quality and quantity of human resources, organization, hospitalrules and policies (protap) in the field of medical equipment maintenance and operation, itis hope that this can encourage the improvement of local public Hospital of Pasar ReboJakarta working performance in carryng out the medical equipment maintenance process toproduce/make the availability of ready use medical equipment.
