Ditemukan 31371 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Anindita Nazhifa; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Salimar
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas pola makan anak usia sekolah di SDN Pondok Cina 03 Depok dan perbedaan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas pola makan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Kualitas pola makan diukur menggunakan modifikasi the Healthy Eating Index dengan rentang skor 0-100. Pengukuran asupan menggunakan 3x24 Hour Food Recall dan Status Gizi (IMT/U) dengan mengukur berat badan menggunakan timbangan digital dan tinggi badan menggunakan microtoice. Hasil penelitian menunjukkan lebih separoh responden (62.55%) memiliki kualitas pola makan kurang (skor HEI 51-80) dan 37.5% memiliki kualitas pola makan buruk (skor HEI <51). Rata-rata kualitas pola makan adalah 51.67±1.04. Terdapat perbedaan yang signifikan pada asupan energi, karbohidrat, lemak, lemak jenuh, porsi makanan pokok, lauk hewani, sayur, buah dan susu antar kelompok kualitas pola makan. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada jenis kelamin, asupan protein, konsumsi nabati dan status gizi antar kelompok kualitas pola makan. Dapat disimpulkan bahwa kualitas pola makan siswa SDN Pondok Cina berkualitas kurang. Kualitas pola makan dapat diperbaiki dengan meningkatkan konsumsi makanan pokok, lauk hewani, sayur, buah dan susu. Disarankan kepada pihak sekolah untuk mengedukasi, mengawasi dan menyediakan kantin sehat. Kepada pihak orang tua untuk menyediakan makanan dan minuman sehat guna membentuk kualitas pola makan yang sehat. Kata Kunci: Anak Usia Sekolah; Kualias Pola Maka; Asupan; Porsi.
Read More
S-8716
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Jonathan Christian; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Fatmah, Mury Kuswari
Abstrak:
Kebugaran merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan seharihari dan masih dapat menikmati waktu luang tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kebugaran pada siswa SDN 03 Pondok Cina, Depok tahun 2015. Kebugaran siswa diukur menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI), status gizi diukur menggunakan pengukuran antropometri, asupan zat gizi diukur menggunakan kuesioner, aktivitas fisik dan kebiasaan sarapan diukur menggunakan angket. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional yang dilakukan pada 83 kelas IV dan V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor TKJI adalah 9,98±2,35. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat perbedaan bermakna antara rata-rata skor TKJI berdasarkan jenis kelamin (p value=0,046), status gizi (p value=0,021), asupan energi (p value=0,018), asupan protein (p value=0,047), asupan zat besi (p value=0,016), dan kebiasaan sarapan (p value=0,008). Diperlukan penelitian lanjutan untuk meneliti hubungan kausalitas pada faktor-faktor tersebut. Peneliti menyarankan siswa diharapkan mengontrol berat badannya sebulan sekali untuk menjaga status gizi baik, menjaga asupan zat gizinya dengan mengonsumsi makanan sesuai pedoman gizi seimbang, dan aktif berolahraga paling sedikit tiga kali seminggu. Keywords: breakfast consumption, nutrient intake, nutritional status, physical activity, physical fitness
Read More
S-8687
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Luh Anggi Vertikal; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Ahmad Syafiq, Dewi Damayanti
S-7183
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Elva Atma Anugrah; Pembimbing: Trini Surdiarti; Penguji: Triyanti, Sri Muljati
Abstrak:
Menarche merupakan peristiwa pertama kali keluarnya darah melalui vagina pada anak perempuan. Seiring berkembangnya zaman, usia menarche mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah status gizi, persen lemak tubuh, asupan zat gizi, aktivitas fisik, stimulan psikis, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi (IMT/U), persen lemak tubuh, asupan energi dan lemak, aktivitas fisik, dan keterpaparan terhadap media cetak, elektronik serta lawan jenis dengan status menarche. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Populasi studi adalah seluruh siswi SDN 03 Pondok Cina tahun 2015 kelas 3, 4, dan 5 berusia 8-12 tahun yang berjumlah 89 orang ( total sampling). Hasil penelitian menunjukan bahwa sebesar 16.9% responden sudah mengalami menarche, dengan rata-rata usia menarche adalah 9.47±0.915 tahun. Usia menarche termuda adalah 8 tahun sebanyak 1 orang (6.7%) dan usia menarche tertua adalah 12 tahun atau 1 orang (6.7%). Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan status menarche adalah persen lemak tubuh (p value = 0.001, OR= 18.375) dan asupan lemak (p value = 0.020, OR=0.199). Saran yang dapat diberikan kepada pihak sekolah adalah mengadakan sosialisasi terkait gizi seimbang khususnya asupan zat gizi yng berkaitan dengan status menarche seperti asupan lemak serta kesehatan reproduksi. Kata kunci: Menarche,, 8-12 tahun, asupan lemak, persen lemak tubuh
Read More
S-8782
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Athiya Fitria Maulani; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Triyanti, Suharyati
Abstrak:
Read More
Asupan gizi remaja perlu diperhatikan terutama mereka yang bersekolah dengan fasilitas asrama karena tidak tinggal bersama orangtua. Apabila asupan gizi dengan penyelenggaraan makanan pondok pesantren tidak memadai atau mencukupi kebutuhan gizi santri, maka perlu dilakukannya evaluasi dan perbaikan terhadap penyelenggaraan makanan tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan, tingkat kecukupan asupan zat gizi, dan sisa makanan. Penelitian dilakukan di salah satu pondok pesantren di Depok pada bulan Juli 2023. Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif yang menggunakan data primer dari santri remaja. Lalu data tersebut dianalisis secara univariat dengan jumlah sampel sebanyak 56 santri. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-rata, pada makan siang lebih banyak santri yang merasa puas dibandingkan makan pagi dan makan sore begitupun sebaliknya. Persentase rata-rata santri yang puas pada makan siang yaitu 69.64%. Santri memiliki rata-rata asupan energi 1516 kkal, protein 51.69 gram, lemak 37.35 gram dan karbohidrat 238.9 gram. Rata-rata asupan tersebut termasuk dalam kategori kurang karena <80% AKG. Sehingga diharapkan santri meningkatkan asupan zat gizi agar pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu dan terhindar dari risiko masalah kesehatan lainnya. Peningkatan asupan dapat dilakukan dengan meningkatkan kuantitas asupan makanan dan pemberian edukasi terkait Pedoman Gizi Seimbang.
Attention needs to be paid to the nutritional intake of adolescents, especially those who attend school in boarding facilities because they do not live with their parents. If the nutritional intake by organizing Islamic boarding school meals is inadequate or sufficient for the nutritional needs of the students, it is necessary to evaluate and improve the provision of these meals. The purpose of this study was to describe the level of satisfaction, the level of adequacy of nutrient intake, and food waste. The research was conducted at an Islamic boarding school in Depok in July 2023. This research was a descriptive observational study using primary data from students. The results of the analysis show that based on the average value, at lunch more students are satisfied compared to breakfast and evening meals. The average percentage of students who were satisfied at lunch was 69.64%. Santri accept an average energy intake of 1516 kcal, 51.69 grams of protein, 37.35 grams of fat, and 238.9 grams of carbohydrates. The average intake is included in the less category because it is <80% AKG. So it is hoped that students will increase their intake of nutrients Increasing intake can be done by increasing the quantity of food intake and providing education related to Pedoman Gizi Seimbang.
S-11450
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nur Intania Sofianita; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Kusharisupeni, Ella Nurlela Hadi, Resty Kiantini, Erry Sriyanti
T-3197
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Garnecia Mangosta DV; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Trini Sudiarti, Sukarsih
S-6781
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dwi Yulia Maritasari; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Diah Mulyawati Utari, Agus Triwinarto, Mahmud Fauzi
T-4392
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Adzkia Muftia Khairul Islam; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Anies Irawati
Abstrak:
Pengukuran tinggi badan dilakukan untuk memantau status gizi dan pertumbuhan anak, namun kadang-kadang tidak dapat dilakukan secara langsung pada kondisi tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model prediksi tinggi badan pada anak usia 6-9 tahun berdasarkan tinggi lutut dan panjang depa. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 03 Pondok Cina pada bulan Maret-Mei tahun 2015 dengan jumlah responden sebanyak 61 anak laki-laki dan 82 anak perempuan. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan mengukur variabel bebas berupa tinggi lutut, panjang depa, usia dan jenis kelamin, serta variabel terikat berupa tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara usia dengan tinggi badan (r = 0,622), dan korelasi yang sangat kuat/sempurna antara tinggi lutut dengan tinggi badan (r = 0,949), panjang depa dengan tinggi badan (r = 0,884). Model prediksi tinggi badan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah tinggi badan (cm) = 31,354 + [2,417 x tinggi lutut (cm)] dan tinggi badan (cm) = 26,2 + [0,695 x panjang depa (cm)] + [0,123 x usia (bulan)]. Tinggi lutut dan panjang depa merupakan prediktor tinggi badan yang baik, namun model prediksi berdasarkan tinggi lutut memiliki akurasi yang lebih baik dan mudah digunakan jika dibandingkan dengan model prediksi berdasarkan panjang depa.
Measuring stature was usually carried out to monitor nutrition and growth in children, but sometimes can?t be done directly on certain conditions. The purpose of this study was to develop prediction models of children stature aged 6-9 years based on knee height and arm span. This study was held in Pondok Cina 03 Public Elementary School in March until May 2015 with total respondents 61 boys and 82 girls. The design of this study was cross-sectional with independent variabel: knee height, arm span, age, and gender, and stature as the dependent variabel. The result of this study showed that there were a strong correlation between age and stature (r = 0.622), and a perfect correlation between knee height and stature (r = 0.949), and arm span with stature (r = 0.884). Prediction models of stature which obtained in this study was: Stature (cm) = 31.354 + [2.417 x knee height (cm)] and Stature (cm) = 26.2 + [0.695 x arm span (cm)] + [0.123 x age (month)]. Knee height and arm span are good predictors, however the prediction model based on knee height is more accurate and easier to use than prediction model based on arm span.
Read More
S-8904
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Siti Nurdiyanah; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Aminarti D.
S-4881
Depok : FKM-UI, 2007
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
