Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37641 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rahayuwati; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Poppy Yuniar, Indra Kurniawan
Abstrak: Skripsi ini bertujuan untuk merancang suatu sistem informasi Telaah Material Transfer Agreement (MTA) berbasis web pada Tim Advokasi dan Penelaahan Perjanjian Alih Material (Tim MTA) guna membantu proses Telaah MTA agar menjadi lebih efektif dan efisisen sesuai dengan kebutuhan serta mampu laksana. Metode pengembangan sistem informasi yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode System Development Life Cycle (SDLC), yang dimulai dari tahap analisis, perancangan basis data, perancangan desain antar muka, hingga tahap uji coba sistem. Dari pengumpulan data yang dilakukan, ditemukan adanya permasalahan pada proses pengajuan permohonan MTA, proses telaah protokol, serta proses penyampaian hasil MTA yang masih dilakukan secara manual. Dari hasil analisis didapatkan pula adanya peluang pengembangan sistem informasi untuk membantu pelaksanaan telaah MTA. Berdasarkan hal tersebut, telah disusun suatu rancangan sistem informasi telaah MTA berbasis web pada Tim MTA.
Kata kunci: Sistem Informasi, Web, Telaah, Basis Data Daftar Pustaka : 32 (2000-2015)
Read More
S-8776
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novita sari Tri Utami Pamungkas; Pembimbing: Sabarinah B. Prasetyo; Penguji: Artha Prabawa, Lusia Dewi Sirait
S-6642
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Delmaifanis; Promotor: Kemal Nazaruddin Siregar; Kopromotor: Anhari Achadi, Kalamullah Ramli; Penguji: Sabarinah, Sutanto Priyo Hastono, Tris Eryando, Indra Supradewi; Elizabeth Jane Soepardi
Abstrak:
Salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah melalui pelayanan antenatal. Adanya transformasi digital menjadikan pelayanan antenatal juga perlu menerapkan kesehatan digital untuk meningkatkan kualitas layanan. Salah satu petugas yang berperan penting dalam pelayanan antenatal adalah bidan. Sebanyak 85% pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh bidan, baik yang dilakukan di puskesmas maupun Praktik Mandiri Bidan. Untuk itu diperlukan model layanan antenatal oleh bidan yang efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model layanan antenatal oleh bidan yang didukung Web-based Apps ‘Bundaqusehat’ untuk meningkatkan kualitas layanan antenatal dan promosi kesehatan ibu hamil. Metode penelitian adalah pengembangan sistem yang terdiri dari 5 tahap. Tahap 1 adalah systematic literature review, tahap 2 adalah analisis kebutuhan sistem, tahap 3 merupakan pengembangan model pelayanan antenatal dengan proses bisnis baru, tahap 4 pengembangan prototipe Web-based Apps ‘Bundaqusehat’, tahap 5 melakukan uji prototype Web-based Apps ‘Bundaqusehat’ yang terdiri dari; uji usability, uji penerimaan oleh bidan dan ibu hamil dan uji efikasi. Uji efikasi dilakukan dengan desain studi quasi experiment pretest and posttest with control group design. Fitur utama Web-based apps ‘Bundaqusehat’ adalah pengecekan penerapan 10T layanan antenatal, catatan kesehatan, deteksi risiko, reminder, promosi kesehatan, link rujukan, telekonsultasi, pemantauan gerakan janin, dan laporan real time. Penelitian dilakukan di wilayah Jakarta Barat. Sebagai kelompok intervensi adalah 30 bidan dan 30 ibu hamil di Puskesmas Cengkareng, dan 30 bidan dan 30 ibu hamil di Puskesmas Kalideres sebagai kontrol. Analisis statistik uji T menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ibu hamil (p value=0,009), kepuasan ibu hamil (p value=0,001), kepatuhan minum tablet Fe (p value=0,030) dan pemantauan gerakan janin (p value=0,039). Model layanan antenatal yang didukung oleh Web-based Apps ‘Bundaqusehat’ cukup efektifitas meningkatkan kualitas layanan antenatal. Agar transformasi kesehatan dapat terlaksana, diperlukan ekosistem dalam implementasi kesehatan digital.

One of the efforts to reduce the Maternal Mortality Rate (MMR) is through antenatal care. The existence of digital transformation makes antenatal services also need to implement digital health to improve service quality. One of the officers who play an important role in prenatal checks is the midwife; as much as 85% of prenatal checks are carried out by midwives at health centres and in independent midwifery practices. For this reason, an effective and efficient model of antenatal care by midwives is needed. This study aims to develop a model of antenatal care by midwives supported by the Web-based application 'Bundaqusehat' to improve the quality of antenatal care and the health of pregnant women. The research method is system development which consists of 5 stages. Stage 1 is a systematic literature review; stage 2 is an analysis of system requirements; stage 3 is the development of an antenatal care model with new business processes; stage 4 is the development of a Web-based 'Bundaqusehat' Application prototype; stage 5 has been testing the 'Bundaqusehat' Web-Based Application prototype consisting of; usability test, acceptance test by midwives and pregnant women and efficacy test. The efficacy test was carried out using a quasi-experimental research design with a pretest and a posttest with a control group design. The main features of the web-based 'Bundaqusehat' application are checking the implementation of 10T antenatal services, health records, risk detection, reminders, health promotion, referral links, teleconsultation, fetal movement monitoring, and real-time reports. The research was conducted in the West Jakarta area. As the intervention group, there were 30 midwives and 30 pregnant women at the Cengkareng Health Center and 30 midwives and 30 pregnant women at the Kalideres Health Center as controls. Statistical analysis of the t-test showed an increase in knowledge of pregnant women (p-value = 0.009), the satisfaction of pregnant women (p-value = 0.001), adherence to taking Fe tablets (p-value = 0.030) and fetal movement monitoring (p-value = 0.039). The antenatal care model supported by the web-based 'Bundaqusehat' application effectively improves the quality of antenatal care. For health transformation to occur, an ecosystem is needed to implement digital health.
Read More
D-490
Depok : FKM-UI, 2023
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yudhia Fratidhina; Komisi Pembimbing; Rizanda Machmud, Artha Budhi Duarsa; Ketua Program Studi: Delmi Sulastri
D-368
Padang : Andalas, 2017
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ike Anggraeni G.; Promotor : Purnawan Junadi; Kopromotor: Tris Eryando; Penguji: Sabarinah B. Prasetyo, Adang Suhendra, Mardiati Nadjib, Didik Budijanto, Wahyu, Suprijanto Rijadi
D-331
Depok : FKM-UI, 2016
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irenel; Promotor; Haryoto Kusnoputranto; Kopromotor: I Made Djaja, Dewi Susana; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Sudijanto Kamso, Bambang Wispriyono, Tri Edhi Budhi Soesilo, Toni Wandra
D-245
Depok : FKM-UI, 2011
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andi Surayya Mappangile; Promotor: Doni Hikmat Ramdhan; Kopromotor: Ede Surya Darmawan; Penguji: Besral, Dumilah Ayuningtyas, Indri Hapsari Susilowati, Iting Shofwati, Agus Triyono, Sudi Astono
Abstrak:

Pendahuluan : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang mengelola dan mengontrol keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanda tanya akan efektivitas penerapannya, dengan kondisi saat ini yakni Kecelakaan kerja yang masih terus meningkat, yang menyebabkan peningkatan biaya, berkurangnya produktivitas, hingga mempengaruhi daya saing suatu negara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai tingkat penerapan Sistem Manajemen K3 dan menganalisis hubungannya dengan kinerja K3 (safety climate, incidence rate, frequency rate, dan severity rate) di perusahaan.
Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan design cross sectional study pada perusahaan yang memenuhi kriteria penerapan SMK3 dan beroperasi di wilayah Kalimantan Timur, sebanyak 94 perusahaan. Total responden untuk pengukuran safety climate sebanyak 8.055 orang.
Hasil : Tingkat penerapan Sistem Manajemen K3 perusahaan di Kalimantan Timur berada pada Level 3/Konsisten yaitu penerapan SMK3 yang pendekatan sistematis dan konsisten, upaya pengendalian risiko dilakukan secara terstruktur, terukur secara kualitatif, integrasi antarprosedur dan manajemen risiko berjalan di semua divisi. Penerapan sistem pembelajaran melalui monitoring, laporan K3, dan proses perbaikan belum berjalan secara menyeluruh. Komponen tertinggi di Hazard control and prevention, dan skor terlemah di Education and training. Safety climate berada dalam kondisi baik, dengan skor tertinggi di dimensi 6 (Pembelajaran komunikasi dan inovasi) serta skor terendah di dimensi 5 (Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya). Faktor safety climate dan kinerja K3 (incidence rate dan frequency rate) memiliki hubungan signifikan dengan tingkat Sistem Manajemen K3 yang diterapkan di perusahaan. Terdapat hubungan antara tingkat penerapan SMK3 dengan safety climate, incidence rate, dan frequency rate berdasarkan tersertifikasi SMK3.
Kesimpulan : Semakin baik tingkat penerapan SMK3 pada suatu perusahaan maka akan menghasilkan kinerja K3 yang lebih baik. Pada perusahaan yang tersertifikasi SMK3 namun penerapan SMK3 masih pada tingkat Adhoc & Coping akan menghasilkan kinerja K3 yang buruk (safety climate membutuhkan perbaikan; incidence rate dan frequency rate cenderung meningkat).


Introduction: Work accidents that continue to increase has caused the increased costs, reduced productivity, and affect the competitiveness of a country, making the Implementation of Occupational Safety and Health Management System a question mark about its effectiveness. The purpose of this study was to assess the level of implementation of the OSH Management System and analyze its relationship with OSH performance (safety climate, incidence rate, frequency rate, and severity rate) in the company.
Method: This study uses a quantitative design with a cross-sectional study approach in companies that meet the criteria for implementing SMK3 (Occupational Safety and Health Management System) and operate in the East Kalimantan region, as many as 94 companies. Total respondents for safety climate measurement were 8,055 people.
Results: The level of implementation of the company's OSH Management System in East Kalimantan is at Level 3/Consistent, namely the implementation of SMK3 (OSH Management system) with a systematic and consistent approach, risk control efforts are carried out in a structured manner, measured qualitatively, integration between procedures and risk management runs in all divisions. The implementation of the learning system through monitoring, OSH reports, and improvement processes has not been carried out comprehensively. The highest component is in Hazard control and prevention, and the weakest score is in Education and training. The safety climate condition is in good condition, with the highest score in dimension 6 Learning, communication and innovation and the lowest score in dimension 5 Priority of worker safety and zero tolerance of hazard risks. Safety climate factors and OSH performance (incidence rate, frequency rate,) have a significant relationship with the level of OSH Management System implemented in the company. There is a relationship between the level of OHS implementation with safety climate, Incidence rate and frequency rate based on OHS certification.
Conclusion: The better the level of OHS implementation in a company, the better OHS performance will be. In companies that are SMK3 certified but the implementation of SMK3 is still at the Adhoc & Coping level, it will result in poor K3 performance (SC needs improvement; IR and FR tend to increase).

Read More
D-552
Depok : FKM UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meilisa Rahmadani; Promotor: Robiana Modjo; Kopromotor: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Adang Bachtiar, Besral, Fatma Lestari, Indri Hapsari Susilowati, Ali Ghufron Mukti, Sutoto, Astrid B. Sulistomo
Abstrak: Kelelahan kerja berdampak besar terhadap kinerja, keselamatan, dan kesehatan tenaga kesehatan rumah sakit. Penelitian ini mengembangkan model sistem manajemen risiko kelelahan berbasis pendekatan kualitatif dan kuantitatif melalui studi literatur, FGD, wawancara, dan observasi. Hasilnya adalah model ICHAFIT (Integrated Collaboration Healthcare Adaptability for Fatigue Intervention and Tracking) dengan lima elemen utama dan strategi pencegahan berbasis data. Terdapat 24 indikator valid dan reliabel untuk menilai implementasinya. Model ini berfungsi sebagai kerangka konseptual dan alat praktis, serta menghasilkan policy brief untuk advokasi kebijakan nasional.
Work fatigue significantly affects hospital workers' performance, safety, and health. This study developed a fatigue risk management model using qualitative and quantitative approaches through literature review, FGD, interviews, and observations. The result is the ICHAFIT model (Integrated Collaboration Healthcare Adaptability for Fatigue Intervention and Tracking) comprising five key elements and a data-driven prevention strategy). It includes 24 valid and reliable indicators to assess implementation. ICHAFIT serves as both a conceptual framework and practical tool, and also produced a policy brief to support national advocacy for fatigue risk management in hospitals.
Read More
D-591
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wijayantono; Promotor: Umar Fahmi Achmadi; Ko Promotor: Dewi Susana, Tris Eryando; Penguji: Soekidjo Notoatmodjo, Holani Achmad, Toni Wandra, Soewarta Kosen
D-255
Depok : FKM-UI, 2011
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhian Probhoyekti Dipo; : Budi Utomo; Kopromotor: Endang L Achadi, Elvina Karyadi; Penguji: Ratna Djuwita, Tris Eryando, Minarto, Anies Irawati, Toto Sudargo
D-339
Depok : FKM-UI, 2016
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive