Ditemukan 36529 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Putri Farastya Rahmawati; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Besral, Dyah Erti Mustikawati
S-8905
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nuraeni Yusup; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Milla Herdayati, Sylviana Andinisari
Abstrak:
Status gizi lebih merupakan salah satu masalah gizi yang sedang dialami Indonesia. Overweight dan obesitas merupakan masalah gizi lebih. Didunia pada tahun 2016 lebih dari 1,9 miliar orang dewasa berusia 18 tahun ke atas mengalami overweight. Dari jumlah tersebut, lebih dari 650 juta orang dewasa mengalami obesitas. Terdapat banyak faktor risiko yang menyebabkan gizi lebih. Dengan mulai adanya kecendrungan pola konsumsi ke arah makanan yang berisiko di daerah pesisir Indonesia, keadaan ini memungkinkan untuk meningkatnya risiko masalah gizi lebih yang akan mengakibatkan penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan status gizi lebih pada penduduk dewasa umur > 18 di daerah pesisir Indonesia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional dari data Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia Tahun 2013. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat untuk melihat distribusi, analisis bivariat menggunakan uji Chi Square untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel independen dan dependen dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 26,3% penduduk pesisir di Indonesia memiliki status gizi lebih. Determinan status gizi lebih didaerah pesisir adalah umur (OR=1,372; 95% CI 1,330-1,415), jenis kelamin (OR=1,594; 95% CI 1,532-1,660), tingkat pendidikan (OR=0,879; 95% CI 0,847-0,912), status perkawinan (OR=2,571; 95% CI 2,464-2,684), status sosial ekonomi (OR=0,377; 95% CI 0,356-0,400 dan OR=0,673; 95% CI 0,646-0,700), tempat tinggal (OR=1,252; 95% CI 1,201-1309), aktivitas fisik (OR=0,862; 95% CI 0,799- 0,930), perilaku sedenter (OR=1,061; 95% CI 1,008-1,118 dan OR=1,028; 95% CI 0,991- 1,067), kebiasaan merokok (OR=0,743; 95% CI 0,710-0,777), konsumsi buah dan sayur (OR=0,742; 95% CI 0,480-1,146) dan konsumsi makanan berisiko (OR=1,074; 95% CI 0,978-1,179). Dianjurkan kepada penduduk dewasa umur > 18 tahun di daerah pesisir Indonesia untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur dan aktivitas fisik, mengurangi perilaku sedenter dan rutin memantau berat badan.
Kata kunci : Status gizi lebih, Pesisir
Determinan Overnutritional status is one of the nutrient problems in Indonesia. Overweight and obesity are classified as overnutritiona problem. In the worldwide, 2016, more than 1.9 billion adults about 18 years old and above are overweight. On that population, over 650 million people are obese. Dietary patterns have shifted to high risk food consumption in Coastal area in Indonesia. This condition leads to an increased risk of overnutrition problems that will lead to degenerative diseases. The study aimed to the determinants of overnutritional status in Adult Population Age > 18 Years Old In Coastal Area of Indonesia. This Study used a cross sectional design with the source of data used is Riskesdas 2013. Data analysis were done by univariate analysis to see the distribution, bivariate analysis using Chi Square test to see the significance of the relationship between independent and dependent variables and Multivariate analyisis using Logistic regression technique The results shows that 26,3% of Population In Coastal Area of Indonesia were overnutrition. Determinants of overnutritional status in coastal area ere age (OR=1,372; 95% CI 1,330-1,415), sex (OR=1,594; 95% CI 1,532-1,660), level of education (OR=0,879; 95% CI 0,847-0,912), marital status (OR=2,571; 95% CI 2,464-2,684), social economic status (OR=0,377; 95% CI 0,356-0,400 dan OR=0,673; 95% CI 0,646-0,700), residence (OR=1,252; 95% CI 1,201-1309), physical activity (OR=0,862; 95% CI 0,799-0,930), sedentary behavior (OR=1,061; 95% CI 1,008- 1,118 dan OR=1,028; 95% CI 0,991-1,067), smoking status (OR=0,743; 95% CI 0,710- 0,777), and food and vegetable consumption (OR=0,742; 95% CI 0,480-1,146), and risk food consumption (OR=1,074; 95% CI 0,978-1,179). Thus, it is recommended for adult aged > 18 years in coastal area of Indonesia to increase fruit and vegetable consumption, increase doing physical activity, reduce sedentary behavior and routine to monitoring body weight.
Key Words: Overnutritional Status, Coastal, Determinants.
Read More
Kata kunci : Status gizi lebih, Pesisir
Determinan Overnutritional status is one of the nutrient problems in Indonesia. Overweight and obesity are classified as overnutritiona problem. In the worldwide, 2016, more than 1.9 billion adults about 18 years old and above are overweight. On that population, over 650 million people are obese. Dietary patterns have shifted to high risk food consumption in Coastal area in Indonesia. This condition leads to an increased risk of overnutrition problems that will lead to degenerative diseases. The study aimed to the determinants of overnutritional status in Adult Population Age > 18 Years Old In Coastal Area of Indonesia. This Study used a cross sectional design with the source of data used is Riskesdas 2013. Data analysis were done by univariate analysis to see the distribution, bivariate analysis using Chi Square test to see the significance of the relationship between independent and dependent variables and Multivariate analyisis using Logistic regression technique The results shows that 26,3% of Population In Coastal Area of Indonesia were overnutrition. Determinants of overnutritional status in coastal area ere age (OR=1,372; 95% CI 1,330-1,415), sex (OR=1,594; 95% CI 1,532-1,660), level of education (OR=0,879; 95% CI 0,847-0,912), marital status (OR=2,571; 95% CI 2,464-2,684), social economic status (OR=0,377; 95% CI 0,356-0,400 dan OR=0,673; 95% CI 0,646-0,700), residence (OR=1,252; 95% CI 1,201-1309), physical activity (OR=0,862; 95% CI 0,799-0,930), sedentary behavior (OR=1,061; 95% CI 1,008- 1,118 dan OR=1,028; 95% CI 0,991-1,067), smoking status (OR=0,743; 95% CI 0,710- 0,777), and food and vegetable consumption (OR=0,742; 95% CI 0,480-1,146), and risk food consumption (OR=1,074; 95% CI 0,978-1,179). Thus, it is recommended for adult aged > 18 years in coastal area of Indonesia to increase fruit and vegetable consumption, increase doing physical activity, reduce sedentary behavior and routine to monitoring body weight.
Key Words: Overnutritional Status, Coastal, Determinants.
S-9605
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Resita Dyah Purnama Suci; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Indang Trihandini, Dyah Erti Mustikawati
Abstrak:
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian yaitu sebesar 30% kematian di dunia. Tahun 2013 prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter adalah sebesar 0,5%, dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5%. Sebanyak 68% orang yang menderita penyakit diabetes melitus meninggal karena komplikasi penyakit jantung koroner. Prevalensi orang dengan DM di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 6,9% dan pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penyakit diabetes melitus (DM) dengan prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) di Indonesia. Penelitian ini merupakan analisis lanjut Riskesdas 2013 dengan desain studi Cross Sectional. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk di Indonesia usia ≥15 tahun yang memiliki data variabel penelitian lengkap. Berdasarkan penelitian ini diperoleh bahwa responden yang menderita diabetes melitus memiliki risiko 3,07 kali lebih besar untuk menderita penyakit jantung koroner dibandingkan dengan responden yang tidak menderita diabetes melitus setelah dikontrol variabel usia, hipertensi, obesitas sentral, obesitas, stress, variabel interaksi diabetes melitus dengan usia, dan variabel interaksi diabetes melitus dengan obesitas sentral. . Kata Kunci : Penyakit Jantung Koroner, Diabetes Melitus, Riskesdas 2013 Cardiovascular disease is the leading cause of death which contributes to about 30% of deaths in the world. In 2013, the prevalence of coronary heart disease in Indonesia, based on medical diagnosis was 0.5% and based on medical diagnosis or symptoms was 1,5%. There were 68% of people who suffered from diabetes mellitus died from complications of coronary heart disease. The prevalence of people with diabetes in Indonesia in 2013 was about 6.9% and in 2015. The aim of this study to determine the relationship between diabetes mellitus (DM) and the prevalence of coronary heart disease (CHD) in Indonesia. This study is a further analysis of Riskesdas (Indonesia Basic Health Research) 2013 designed with a cross-sectional study. The respondents of this research were all residents in Indonesia at age ≥ 15 years, those who had completed research variable data. Based on the survey results revealed that respondents with diabetes mellitus are at 3.07 times higher risk of suffering coronary heart disease compared to respondents without diabetes mellitus after controlled by age, hypertension, central obesity, obesity, stress, interaction variable between diabetes mellitus and age, and interaction variable between diabetes mellitus and central obesity. Key words : Coronary Heart Disease, Diabetes Mellitus, Riskesdas 2013
Read More
S-9294
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sando Pranata; Pembimbing: Popy Yuniar; Penguji: Besral, R. Sutiawan, Giri Wurjandaru, Amir Su`udi
T-4819
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Aisha Indreswari Arsyaningrum; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Milla Herdayati, Uswatun Hasanah
Abstrak:
Pendahuluan: Obesitas saat ini telah berkontribusi dalam 2,8 juta kematian di seluruhdunia. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi obesitas adalah gangguan mentalemosional. Gangguan mental emosional dapat mempengaruhi kejadian obesitasdikarenakan seseorang yang sedang dalam kondisi stres cenderung makan makananmanis, karena makanan manis memiliki efek menenangkan dan dapat memperbaikisuasana hati. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh gangguan mental emosionalterhadap kejadian obesitas pada penduduk usia dewasa di Indonesia tahun 2013.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari RisetKesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan menggunakan desain studi cross sectional.Penelitian ini dilakukan pada penduduk berusia diatas 18 tahun dengan jumlah sampel633.612 orang.Hasil: Berdasarkan hasil analisis hubungan antara gangguan mental emosional denganobesitas diperoleh hasil bahwa gangguan mental emosional tidak memiliki hubunganpositif dengan kejadian obesitas (OR=0,940). Hasil analisis multivariat denganmengontrol pengaruh dari status perkawinan, jenis kelamin, tempat tinggal, aktivitasfisik dan pola makan menggambarkan bahwa gangguan mental emosional merupakanfaktor protektif dari kejadian obesitas (p=0,007, OR=0,945).Kesimpulan: Status gangguan mental emosional merupakan faktor protektif darikejadian obesitas pada penduduk usia dewasa di Indonesia tahun 2013.Kata kunci:Obesitas; Gangguan Mental Emosional; Dewasa.
Read More
S-9773
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Leny Sang Surya; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Besral, Ella Nurlaela Hadi, Heni Rudiyanti, Saraswati
Abstrak:
Secara universal prevalensi penyakit periodontal di Dunia sebesar 5-20% (2005).Prevalensi penyakit periodontal di Indonesia mengalami peningkatan sebesar42,8% (1995), 70% (2001), 96,58% (2004), hampir seluruh wilayah di Indonesiamemiliki prevalensi penyakit periodontal lebih dari 15% (2015). Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan faktor lokal, faktor sistemik dan faktorperilaku terhadap kejadian penyakit periodontal di Indonesia tahun 2013. Desainpenelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan datasekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013. Uji statistik yangdigunakan adalah regresi logistik ganda. Prevalensi penyakit periodontal diIndonesia sebesar 9,77%. Faktor lokal yang berhubungan dengan penyakitperiodontal yaitu calculus, missing dan crowded. Faktor sistemik yangberhubungan dengan penyakit periodontal yaitu diabetes melitus, stres dan IMT.Faktor perilaku yang berhubungan dengan penyakit periodontal yaitu perilakumenyikat gigi dan perilaku merokok. Disarankan untuk selalu menjaga kebersihangigi dan mulut dengan melakukan sikat gigi minimal dua kali sehari, segeramengganti gigi yang hilang dengan menggunakan gigi palsu, memperbaikisusunan gigi yang berjejal di dalam lengkung rahang, menghindari rokok,menjaga pola makan dan aktivitas fisik untuk menghindari terjadinya obesitas danpenyakit diabetes melitus, serta periksa gigi minimal setiap enam bulan sekali.Kata Kunci : penyakit periodontal, faktor lokal, faktor sistemik, faktor perilaku
Prevalence of periodontal disease in the world by universal is 5-20% (2005). Theprevalence of periodontal disease in Indonesia increased by 42,8% (1995), 70%(2001), 96,58% (2004), almost all regions in Indonesia have periodontal diseaseprevalence is more than 15% (2015). This study aims to determine the associationof local factors, systemic factors and behavior factors of periodontal diseaseincidence in Indonesia 2013. The study design used is cross sectional usingsecondary data Basic Health Research (Riskesdas) in 2013. The statistical testused multiple logistic regression. The prevalence of periodontal disease inIndonesia is 9,77%. Local factors associated with periodontal disease are calculus,missing and crowded. Systemic factors associated with periodontal disease arediabetes mellitus, stress and IMT. Behavior factors associated with periodontaldisease is tooth brushing behavior and smoking behavior. It is advisable to alwaysmaintain oral hygiene by brush your teeth at least twice a day, immediatelyreplace the missing teeth by using partial dentures, correct arrangement of teethcrowding in the arch, avoid smoking, maintain a diet and physical activity toprevent obesity and diabetes mellitus, as well as dental checup at least every sixmonths.Keywords: periodontal disease, local factors, systemic factors, behavior factors
Read More
Prevalence of periodontal disease in the world by universal is 5-20% (2005). Theprevalence of periodontal disease in Indonesia increased by 42,8% (1995), 70%(2001), 96,58% (2004), almost all regions in Indonesia have periodontal diseaseprevalence is more than 15% (2015). This study aims to determine the associationof local factors, systemic factors and behavior factors of periodontal diseaseincidence in Indonesia 2013. The study design used is cross sectional usingsecondary data Basic Health Research (Riskesdas) in 2013. The statistical testused multiple logistic regression. The prevalence of periodontal disease inIndonesia is 9,77%. Local factors associated with periodontal disease are calculus,missing and crowded. Systemic factors associated with periodontal disease arediabetes mellitus, stress and IMT. Behavior factors associated with periodontaldisease is tooth brushing behavior and smoking behavior. It is advisable to alwaysmaintain oral hygiene by brush your teeth at least twice a day, immediatelyreplace the missing teeth by using partial dentures, correct arrangement of teethcrowding in the arch, avoid smoking, maintain a diet and physical activity toprevent obesity and diabetes mellitus, as well as dental checup at least every sixmonths.Keywords: periodontal disease, local factors, systemic factors, behavior factors
T-4758
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Galila Aisyah Latif Amini; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo, Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Helda, Punto Dewo
Abstrak:
Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker leher rahim. Faktor risiko kanker payudara bersifat multifaktor salah satunya adalah prilaku merokok pasif. Hubungan tentang merokok pasif dan kanker payudara masih menjadi perdebatan, selain itu studi tentang hubungan keduanya masih sedikit dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok pasif pada perempuan dengan kanker payudara. Menggunakan desain studi cross sectional dengan data skunder Riskesdas 2013. Sampel penelitian adalah perempuan berusia 15-54 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat kecenderungan lebih tinggi kejadian kanker payudara pada perokok pasif dibandingkan dengan bukan perokok pasif. Namun hubungan tersebut tidak bermakna secara statistik (p = 0,171 OR 0,814; CI 0,6-1,09).Hal ini dikarenakan banyak hal, antara lain pengkategorian perokok pasif yang masih kurang spesifik, dan tidak tergambarnya intensitas paparan rokok pasif. Selain itu Kanker payudara merupakan penyakit yang multifaktoral. Perlu paparan yang lama hingga terjadi mutasi DNA, inisiasi, promosi, progresi hingga akhirnya menjadi kanker. Untuk selanjutnya supaya dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan desain studi kohort. Kata kunci: Merokok Pasif, Kanker Payudara, Indonesia Cancer is one of the leading causes of death worldwide. In Indonesia, breast cancer is the second most common cancer after cervical cancer. Breast cancer risk factors are multi factors which one of them is the passive smoking behavior. The relationship between passive smoking and breast cancer is still conflicting. This study aims to determine the relationship between passive smoking in women with breast cancer. Used a cross sectional study design and data from Riskesdas by 2013. The study sample is women aged 15-54 years who meet the criteria of inclusion and exclusion.The results showed that there was a higher incidence of breast cancer incidence in passive smokers compared with non-passive smokers. However, this relationship was not statistically significant (p = 0.171 OR 0.814; CI 0.6-1.09). This is because of many factors, among others, the categorization of passive smokers is still less specific, and not illustrated the intensity of exposure to passive cigarettes. In addition, breast cancer is a multifactoral disease. Need a long exposure to DNA mutations, initiation, promotion, progression to eventually become cancer. Furthermore, a similar further study should be conducted using a cohort study design. Keywords: Breast Cancer, Pasive Smoking, Indonesia
Read More
T-4975
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mella Minanggi; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Ratna Djuwita, Mugi Wahidin
Abstrak:
Kanker Payudara merupakan salah satu penyebab kematian utama pada wanita. DKI Jakarta merupakan Provinsi yang masuk ke dalam urutan kelima yang memiliki prevalensi kanker payudara tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat reproduksi dengan kanker payudara pada wanita di DKI Jakarta dengan menggunakan analisis lanjut data Riskesdas tahun 2013. Desain studi yang digunakan yaitu cross sectional dengan menggunakan analisis chi square. Sampel penelitian yaitu penduduk wanita berumur ≥ 30 tahun di DKI Jakarta tahun 2013 yang menjadi sampel pada Riskesdas 2013 dan memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa umur pertama kali melahirkan ≥ 25 tahun (PRR= 1,76; 95% CI: 0,53-5,84), jumlah paritas (PRR= 1,06; 95% CI:0,32-3,54) dan riwayat menyusui (PRR= 1,83; 95% CI: 0,23-14,17) memiliki kecenderungan risiko kanker payudara.
Kata Kunci: Kanker Payudara; Riwayat Reproduksi
Breast cancer is the most common death in woman. DKI Jakarta has the highest prevalence of breasr cancer in Indonesia. The aim of this study is to find out the association between reproductive factors and breast cancer in woman at DKI Jakarta using the analysis Riskesdas 2013 data. The type of this study is cross sectional study with chi square analysis. Sample of this study is woman in DKI Jakarta age ≥ 30 who became sample in Riskesdas 2013. Based on this study, the risk factors of breast cancer are age at 1st live birth ≥ 25 tahun (PRR= 1,76; 95% CI: 0,53-5,84), parity (PRR= 1,06; 95% CI:0,32-3,54) , and breastfeeding status (PRR= 1,83; 95% CI: 0,23-14,17).
Keywords: Breast Cancer; Reproductive Factor
Read More
Kata Kunci: Kanker Payudara; Riwayat Reproduksi
Breast cancer is the most common death in woman. DKI Jakarta has the highest prevalence of breasr cancer in Indonesia. The aim of this study is to find out the association between reproductive factors and breast cancer in woman at DKI Jakarta using the analysis Riskesdas 2013 data. The type of this study is cross sectional study with chi square analysis. Sample of this study is woman in DKI Jakarta age ≥ 30 who became sample in Riskesdas 2013. Based on this study, the risk factors of breast cancer are age at 1st live birth ≥ 25 tahun (PRR= 1,76; 95% CI: 0,53-5,84), parity (PRR= 1,06; 95% CI:0,32-3,54) , and breastfeeding status (PRR= 1,83; 95% CI: 0,23-14,17).
Keywords: Breast Cancer; Reproductive Factor
S-8936
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Titin Delia; pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Besral, Dwi Hapsari
S-8500
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Khusnul Khotimah; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Siti Nadia Tarmizi
S-8615
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
