Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 30412 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Gun Gun Sambas; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Anwar Hasan, Tanty Herawaty, Nana Mulyana
Abstrak:

Partisipasi masyarakat dalam segala bidang pembangunan mutlak diperlukan demi menyukseskan pembangunan itu sendiri termasuk salah satunva pembangunan program kesehatan dan sebagai wujud nyata dari partisipasi masyarakat ialah kunjungan ibu-ibu anak balita membawa anaknya ke Posyandu. Berdasarkan data dari Puskesmas setempat bahwa angka rata-rata partisipasi masyarakat di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur periode Januari s/d Desember 2001 baru mencapai ± 60%. Angka ini berada di bawah angka rata-rata Kabupaten maupun angka target D/S 80%.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur yang dilaksanakan pada bulan Juli 2002.Rancangan penelitian ini adalah pendekatan cross sectional. Populasi sasaran adalah anak balita yang terdaftar di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 300 anak balita, jumlah ini melebihi jumlah sampel minimal dari hasil perhitungan sampel. Sebagai respondennya adalah ibu-ibu anak balita tersebut. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat.Hasil penelitian diperoleh bahwa angka kunjungan ibu-ibu anak balita yang membawa anaknya ke Posyandu hanya mencapai 57,7% lebih rendah dari tahun 2001 (60%). Angka ini juga lebih rendah dari angka rata-rata Kabupaten tahun 2001 (63,3%) maupun target nasional (80%). Dari 12 variabel independen yang diteliti, hanya ada tiga variabel yang secara statistik berhubungan bermakna dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu yaitu variabel-variabel: kepemilikan KMS OR=5,381 (95%Cl: 2,580-11,221), Bimbingan dari petugas Puskesmas OR=2,081 (95%C1: 1,123-3,857) dan Pembinaan dari Kader OR= 5,476 (95%0: 2,501-11,992). Menurut perhitungan dampak potensial variabel kepemilikan KMS merupakan variabel yang paling dominan karena memberikan kontribusi terbesar terhadap kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu sebesar 69,17%.Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan: pertama; pihak pembina agar dapat menyediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) sesuai dengan jumlah anak balita di Kelurahan Bojongherang terutama untuk mengganti yang hilang maupun yang belum memiliki KMS sehingga diharapkan akan menaikkan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu, kedua; kegiatan bimbingan kepada para kader dan masyarakat oleh petugas Puskesmas agar terjadwal dengan materi yang jelas/terarah dan ketiga; kerjasama antara kader dengan berbagai pihak khususnya dengan tokoh masyarakat perlu secara terus menerus ditingkatkan meialui kegiatan Posyandu dan mendapat pemantauan serta pembinaan dari pihak Puskesmas.


 

Related Factors to Mothers of Under Five Years Old Children Visited to Integrated Health Service in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur Year 2002Community participation is absolutely needed for successful development including one of them health program development. A real form of community participation is mothers of under five years old children visit and take their children to integrated health service. According to the data of local Health Centre, the average of community participation in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur in the period of January to December 2001 was ± 60%. This number was under the average of Sub-Province and also the target number of D/S 80%.The purpose of this research is to study factors related to mothers of under five years old children who visited integrated health service in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur executed in July 2001.The research methodology was a cross sectional study. The target population was all under five year’s old children which registered in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur. The number of sample for this research were 300 children of under five years old, which were more than the minimum sample calculation result. Respondent were mothers of under five year’s old children. Analysis used for this study was univariate, bivariate and multivariate.The result of research showed that there were 57,7 % of mothers visited taking their children to integrated health service, this was lower than the year 2001 (60%). This number was also lower than the average at the Sub-Province in 2001 (63,3%) and also from the national goals ( 80%). From 12 independent variables in this study , there were three variables which statistically correlate significant to mothers of under five years old children visited to integrated health service which were: having Health Card (KMS) OR=5,381 ( 95%Cl: 2,580-11,221), Guidance of health centre personnel 0R=2,081 ( 95%0: 1,123-3,857) and building of cadres of OR= 5,476 ( 95%C1: 2,501-11,992). According to calculation of potential impact of variables the having of Health Card (KMS) represent most dominant variable because it gave biggest contribution to mothers of under five years old children visited to integrated health service as much as 69,17%.Based on the result of this research, it was suggested that, first; officials have to provide Health Cards according to the amount of under five years old children in Sub-District of Bojongherang especially to replace the missing and also for those which have not yet owned Health Card, this was that expected to boost up mothers of under five years old children visited to integrated health service, secondly: activity of guidance to all society and cadres by officer of the health centre has to be scheduled with clear and directional items and the third; cooperation among cadres with various parties especially with key person need continuous, be improved through activities of integrated health service and get monitoring and guidance from the local health centre.

Read More
T-1491
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Era Hotmauli Gultom; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Ratna Djuwita, Yovsyah, Adi Sasongko, Anie Kurniawan
Abstrak:

Prevalensi kejadian anemia defisiensi besi pada anak balita di Indonesia masih tinggi yaitu 47,2% (Depkes, 2000). Sedangkan data terakhir prevalensi anemia defisiensi besi pada balita meningkat dari 40% (Dep.Kes, 1995) menjadi 48.1%(Depkes, 2001). Penelitian ini selain untuk mengetahui prevalensi anemia khususnya di Posyandu wilayah Pisangan Baru Matraman Jakarta Timur juga untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan/peningkatan kadar Hb anak balita anemia usia 6-59 bulan sesudah suplementasi besi selama 12 minggu. Rancangan penelitian ini dengan disain cross sectional studi analitik menggunakan data sekunder, hasil kuesioner/wawancara, dan observasi Iingkungan. Populasi penelitian adalah anak balita yang ada di 5 Posyandu Pisangan baru Matraman Jakarta Timur. Sampel penelitian adalah anak balita anemia yang telah diperiksa kadar Hb awal sebelum suplementasi besi diberikan dan kadar Hb akhir setelah suplementasi besi selama 12 minggu. Jumlah sampel 85 balita. Sampel terbagi dua yaitu 67% (57 balita) balita dengan kadar Hb mengalami perubahan atau kenaikan dan 33% (28 balita) balita yang tidak mengalami kenaikan kadar Hb. Pengolahan dan analisis data menggunakan program komputer SPSS versi 13.0. Faktor yang berhubungan bermakna dengan kenaikan kadar Hb anak balita pada 'analisis multivariat adalah faktor status imunisasi (POR = 3.33, 95% CI 1 1.15-9.66), faktor penghasilan keluarga (POR = 3.04, 95% CI : l-12-8.23) dan faktor riwayat infeksi pada balita (POR = 2.76, 95% CI : 1.00-7.61). Hasil penelitian menunjukkan faktor yang paling dominan berhubungan bermakna dengan kenaikan kadar Hb balita di Posyandu Pisangan Baru yaitu status imunisasi balita (POR = 3.33, 95% CI : 1.15-9.66), artinya balita yang status imunisasinya lengkap mempunyai peluang 3.33 kali utuk kadar Hb-nya mengalami kenaikan daripada balita yang status imunisasinya tidak lengkap. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan kenaikan kadar Hb berdasarkan karakteristik anak adalah umur, jenis kelamin, dau status gizi. Berdasarkan karakteristik keluarga, faktor yang tidak berhubungan dengan kenaikan kadar Hb adalah pendidikan ibu dan jumlah anak balita dalam keluarga. Berdasarkan hasil penelitian ini upaya yang perlu dilakukan: Bagi Dinkes DKI Jakarta pentingnya kebijakan Program screening rutin dengan melakukan pemeriksaan kadar Hb awal untuk mengetahui prevalensi anemia sesungguhnya sebelum dilakukan intervensi dini suplementasi besi dan pemeriksaan kadar Hb akhir untuk evaluasi keberhasilan intervensi di Jakarta Timur, dan umumnya di DKI Jakarta. Penting untuk perluasan program cakupan imunisasi pada balita, agar kadar Hb anak balita anemia yang diberikan intervensi mengalami kenaikan. Bagi Pemerintah dalam hal ini Negara berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan sektor terkait lainnya untuk pertimbangan kebijakan Program Ketahanan pangan gizi seperti program penyediaan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) atau bahan-bahan nutrisi makanan yang diprioritaskan pada keluarga berpenghasilan rendah sehingga kadar Hb balita anemia mengalami kenaikan, mencegah terjadinya anemia berulang, dan mencegah terjadinya infeksi.


Prevalence of iron deticiencies anemia among children under five years are still high. It is amount 47,2% (Health Department, 2000). While the last data from prevalence of iron deficiencies anemia among children under five years old improved irom amount 40% (Health Department, 1995) became 48,1% (Health Department, 2001). This study aim to know anaemia prevalence especially at Posyandu of Pisangan Baru Matrarnan, East Jakarta and also for checking factors related to improved Hb rate among children under live years old with anemia aged 6-59 months after iron supplementation during12 weeks. This study used a cross sectional design by study analytic using secondary data, qustioer or interview result, and improvement observation. Study population are children under Eve years old in 5 Posyandu of Pisangan Baru Matraman, East Jakarta. Study samples are children under tive years old with anemia which have been checked by early I-Ib rate before iron supplementation are given ad the last Hb rate alter iron supplementation during 12 weeks; Samples are 85 children under five years old. These samples divided two that are 67% (57 children under five years old) with Hb rate chaged or improved and 33% (28 children under five years old) do not improve Hb rate. Processing and data analysis used computer by SPSS program. Main factors related to improved Hb rate among children under live years old by multivariate analysis are immunization status factor (POR = 3.33, 95% CI :1.15 - 9.66), family income factor (POR = 3.04, 95% CI : 1.12 - 8.23) and infection history factor among children under tive years old at Posyandu Pisangan baru that are immunization status of five years old (POR = 3.33, 95% CI : 1.15 - 9.66), mean children under five years old which this immunization status is complete and- it has and oppurtinity 3.33 times for its I-Ib rate improved compare than children under five years old which don?t related to improve I-Ib rate based on child characteristic are sex and nutrition status. Based on family characteristic, factors which don?t related to improved Hb rate are mother education and amount of children under tive years old in families. Based on this study result, it is important gived early intervention to suggested to conduct health education for public or mother which have children under live years old especially for East Jakarta and generally for DKI Jakarta to carry of children under live years old to Posyandu, Primary health center, Hospital and also related health institution to get primary immunization service until completes based on govemment program for public health service of DKI Jakarta and related sector by follow-up fiom running program for overcoming poorness by giving more food and ASI, Program and giving health service for public who have askeskin.

Read More
T-2782
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Herman; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Tri Yunis Miko Wahyono, C. Yekti Praptiningsih, Nandi Pinta
Abstrak:

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Dari 15 juta kematian yang diperkirakan terjadi dikalangan anak di bawah usia lima tahun (balita) setiap tahun di negara berkembang, kira-kira 4 juta kematian (26,6 %) disebabkan oleh penyakit ISPA terutama pneumonia. Di Kabupaten Ogan Komering Ilir penyakit pneumonia masih menjadi masalah kesehatan dimana dari data prosentase sepuluh penyebab kematian balita sebesar 30 % menempati urutan teratas.Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2002. Studi ini menggunakan desain kasus-kontrol. Kasus adalah balita yang menderita radang paru ditetapkan berdasarkan kriteria diagnosis Puskesmas yang di dalam registernya dinyatakan sebagai penderita pneumonia, sedangkan kontrol adalah anak balita yang bertempat tinggal dalam satu kelurahan/desa dengan tempat  tinggal kasus. Data diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner pada ibu balita dan dilakukan observasi dengan cara pengukuran dan pengamatan untuk mendapatkan data kepadatan rumah dan keadaan ventilasi. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.Hasil akhir uji multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara ventilasi hunian OR=4,21 (95 % CI: 2,0-8,6) p=0,000, riwayat pemberian vitamin A OR=4,14 (95 % Cl: 2,4-7,0) p=0,000 kepadatan hunian 0R=3,41 (95 % CI: 2,0-5,6) p=0,000, adanya perokok dalam keluarga OR= 2,97 (95 % CI:1,6-5,2) F0,000, imunisasi campak OR-2,21 (95 % CI: 1,3-3,6) p=0,002, dengan kejadian pneumonia pada balita.Dari hasil penelitian ini disarankan agar pemberian vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan Agustus diantarkan langsung oleh kader ke rumah balita, bukan ibu balita yang mengambil kerumah kader/kepala desa. Mengadakan penyuluhan kesehatan masyarakat mengenai pengaruh buruk rokok terhadap kesehatan balita, manfaat imunisasi campak dalam rangka untuk mencegah terjadinya pneumonia pada balita. Kerja sama lintas sektoral dengan Dinas Pekerjaan umum dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan perumahan terutama mengenai ventilasi hunian yang memenuhi syarat kesehatan dan kepadatan hunian.


 

Acute respiratory infection especially pneumonia, is the number one cause of mortality and morbidity of infant and children in developing countries included Indonesia. U the developing countries, about 4 millions out of 15 millions under five deaths every year are due to acute respiratory tract infection. In Ogan Komering Ilir district, pneumonia is still a major health problem and also a number one rank among ten cause of children under five years morbidity rate with 33 %.The aim of this study is to investigate factors related to pneumonia incidence in children under five years in Ogan Komering Ilir district in 20002. Design of this study is case control. The case is under-five with pneumonia that diagnosed by Puskesmas noted as pneumonia in the register book and the control is under-five children live in the same house crowdedness and ventilation condition. Data were analyzed by univariate, bivariate and multivariate analysis.Multivariate analysis show five independent variable that related to pneumonia incidence in under-five children, that is ventilation condition OR 4.21 (95 % CI: 20-8.6) p=0.0000, vitamin A consumption history OR 4.14 (95 % CI: 2.4-7.0) p=0.0000, housing crowdedness OR 3.41 (95% CI: 2.0-5.6) p=0.0000, smokers among family OR 2.97 (95% Cl: 1.6-5.2) p= 0.0000, and measles immunization OR 2.21 (95% CI: I.3-3.6) p=0.0002.Based on the research, it is suggested that free vitamin A distributed on February and August could be dropped directly to under-five children's mothers instead of picked up by under-five children's mothers to cadres of village's house. Health promotion program about smoking adverse effect to under-five children health and measles immunization advantages to prevent pneumonia incidence in under-five children should be conducted in the community. Inter-sector's coordination with the Dinas Pekerjaan Umum should be implemented in order to improve quality of housing environment especially healthy and crowdedness.

Read More
T-1362
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sarminah; Pembimbing: Soedarto Ronoatmodjo; Penguji: Yovsyah, Tin Afifah
S-6973
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Achmad Fariji, A.; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo, Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Tomi Herutomo, Astuti Arifin
T-2919
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rita Djupuri: Pembimbing; Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Abbas Basuni Jahari, Bastaman Basuki, Kodrat Pramudho
Abstrak:

LATAR BELAKANG: Salah satu strategi yang digunakan oleh pemerintah dalam penanggulangan kekurangan gizi adalah dengan promosi kesehatan yang dilakukan di Posyandu, untuk itu ingin diketahui apakah ada hubungan antara kunjungan ke Posyandu dengan kejadian kurang energi protein. METODOLOGI: Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan memanfaatkan data sekunder hasil penelitian Baseline Survey A Longitudinal Study on Nutritional Status of Children at Early Child Development Project areas in Indonesia, dengan sampel anak usia 6-23 bulan di 4 Kabupaten di Jawa Barat. Data dianalisa dengan menggunakan analisa regresi logistik. HASIL: Kejadian KEP di 4 Kabupaten Jawa Barat tahun 1998 rata-rata adalah 35,9%, dan Kabupaten Indramayu adalah kabupaten dengan kejadian KEP tertinggi yaitu 40,9%. Kejadian KEP berhubungan dengan status pekerjaan ibu (OR 0,76; 95% Interval kepercayaan 0,59;0,98), jumlah balita dalam keluarga (OR=2,01; 95% Interval kepercayaan 1,22;3,31), umur anak (ORR3,48 95% Interval kepercayaan 2,71;4,47 dan OR==1,35 ;1,05;1,73) dan kejadian sakit dalam sebulan terakhir (OR=1,44; 95 Interval kepercayaan 1,31;1,83), sementara itu tidak ditemukan adanya hubungan antara kunjungan ke Posyandu dengan kejadian KEP (OR=0,88;95% Interval kepercayaan 0,69;1,13 dan OR=0,97; 0,73;1,28) KESIMPULAN : Hasil Analisa menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kunjungan ke Posyandu dengan kejadian KEP, baik sebelum maupun setelah dikendalikan dengan variabel Iainnya.


 

Associated Between Visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition among Children 6-23 Months in 4 Districts in West Java, 1998BACKGROUND: A part of national strategy for tackling under nutrition problem with health promotion in Integrated Health Service Post. This study aims to know associated between visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition METHODS: The research design used cross-sectional. Data used were secondary data from Baseline Survey a longitudinal Study on Nutritional Status of Children at Early Child Development Project areas in Indonesia by Centre for Food and Nutrition Studies University of Hasanuddin collaboration with Directorate of Community Nutrition, Ministry of Health. Data were then analysed using the logistic regression. RESULTS: Prevalence of PEM in four district in West Java 1998 was 35,9 %, and Indramayu the district with the highest the prevalence of protein energy malnutrition (PEM), 40,9%.PEM associated with mother occupation status (OR=-0,76; 95%CI 0,59;0,98), the number of under five years old in house (OR=2,01; 95%CI 1,22;3,3I), child-aged (OR=3,48 95% CI 2,71;4,47 and OR=1,35 95%C1 1,05;1,73)and the last month the incidence of child illness(OR=1,44; 95 CI 1,31;1,83) and no asssociated between visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition (OR=0,88;95% CI 0,69;1,13 and OR=0,97;95% CI 0,73;1,28) CONCLUSION: Data analysis revealed no found associated between visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition.

Read More
T-1079
Depok : FKM-UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiara Mahalika; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Nurlia
Abstrak:
Kanker leher rahim menempati posisi ketiga dengan jumlah sebanyak 36.633 kasus dan 21.003 kematian (9,0%) setelah jantung koroner dan kanker payudara di Indonesia. Hal ini mendorong pemerintah menempatkan pencegahan dan penanggulangan kanker leher rahim sebagai salah satu prioritas masalah Kesehatan melalui program deteksi dini IVA. Meski sudah memiliki bukti yang kuat bahwa deteksi dini mampu menurunkan angka kematian akibat kanker leher rahim, namun capaian deteksi dini tetap saja rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan riwayat kunjungan deteksi dini kanker leher rahim pada WUS di Puskesmas Alianyang Pontianak Tahun 2022 berdasarkan teori multistage model of carcinogenesis oleh Armitage dan Doll. Desain studi yang digunakan adalah potong lintang dengan sumber data sekunder dari catatan medis deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara. Analisis data dilakukan secara bivariat menggunakan uji chi square. Jumlah sampel penelitian adalah 101 WUS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan riwayat kunjungan deteksi dini kanker leher rahim adalah pendidikan PR = 2,766 (95% CI: 0,698-7,904) dan frekuensi menikah PR = 4,725 (95% CI: 0,727-30,721). Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya WUS mengenai deteksi dini kanker leher rahim dan faktor risikonya baik melalui media berbasis internet, media sosial maupun intervensi langsung ke masyarakat.

Cervical cancer occupies the third position with a total of 36,633 cases and 21,003 deaths (9.0%) after coronary heart and breast cancer in Indonesia. This has prompted the government to place prevention and control of cervical cancer as one of the priority health issues through Early Detection using IVA test. Despite of strong evidence that cervical cancer screening results in reducing mortality from the disease, the uptake for cervical screening among Indonesian women remains low. This study aims to determine the factors associated to history of early detection of cervical cancer among women of Reproductive Age in Puskesmas Alianyang Pontianak in 2022 based on the theory of the multistage model of carcinogenesis by Armitage and Doll. This cross-sectional study was conducted using secondary data from medical records of early detection of cervical cancer and breast cancer. Bivariate analysis was performed using the chi square test. The number of research sample was 101 reproductive-aged women. The results showed that the factors associated to history of early detection of cervical cancer were education PR = 2,766 (95% CI: 0,698-7,904) and frequency of marriage PR = 4,725 (95% CI: 0,727-30,721). It is necessary to improve community?s knowledge especially the women in their reproductive age about cervical precancer early detection and related risk factors through internet-based media, social media and direct intervention to the community.
Read More
S-11168
Depok : FKMUI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anna Sunita; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono
S-3224
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Juliastuti P.; Pembimbing: Ratna Djuwita
T-860
Depok : FKM UI, 2000
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Trisiana Giyantini; Pembimbing: Bambang Sutrisna
T-886
Depok : FKM UI, 2000
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive