Ditemukan 22129 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Tesis ini membahas bahaya radiasi gamma dan tingkat radioaktifitas alpha, beta di udara laboratorium Instalasi Radiometalurgi, dosis radiasi seluruh tubuh pekerja radiasi pada tahun 2001-2010, keluhan subjektif gangguan kesehatan pekerja akibat aktifitas pekerjaan, keluhan subjektif gangguan kesehatan pekerja yang terkait gejala awal kanker dan riwayat kanker pekerja radiasi. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan desain deskriptif. Diketahui paparan tertinggi radiasi gamma adalah 68,1 µSv/jam, tingkat radioaktifitas tertinggi alpha 3 7,299 Bq/m , beta sebesar 217,475 Bq/m 3 . Tingkat radioaktifitas di udara zona II laboratorium melebihi ketentuan yang dipersyaratkan dalam laporan analisa keselamatan instalasi. Akumulasi dosis tertinggi adalah 3,9 mSv, dibawah nilai batas dosis. Pekerja radiasi tidak memiliki gejala awal terkait kanker yang harus segera ditindak lanjut. Ada pekerja radiasi yang pernah menderita kanker payudara dan pekerja radiasi yang pernah melakukan operasi benjolan di punggung. Belum dapat disimpulkan hubungan dosis radiasi dengan kanker pada pekerja. Tidak ada hubungan antara lokasi kerja dengan dosis radiasi pekerja. Saran dari penelitian adalah perlu dilakukan optimalisasi enginering conrol dan administrative control dalam pengendalian radiasi di instalasi. Diperlukan pengadaan alpha beta constinous aerosol monitor. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut melibatkan variabel yang belum tercakup dan jangka waktu data lebih lama. Kata kunci : Radiasi, Radioaktifitas, Keluhan Kesehatan
This thesis describe gamma radiation hazard and airborne radioactivity level of alpha , beta in Radiometalurgy Installation, whole body radiation dose of radiation workers in 2001-2010, subjective health complaints of workers due to work activities, subjective health complaint of workers due to work activities, subjective health complaints of workers related early symptoms of cancer anc history of cancer among radiation workers. This study is a cross-sectional study with descriptive design.This research found that the highest exposure to gamma radiation was 68.1 μSv/hour, the highest levels of alpha radioactivity was 7.299 Bq/m3, the highest levels of beta radioactivity was 217.475 Bq/m 3 . Levels of air radioactivity in the zone II laboratory exceeds the provisions required. the highest of dose accumulation was 3.9 mSv which is under the limit dose. Radiation workers do not have early symptoms of cancer-related information that must be tackled immediately. There are radiation workers who had suffered breast cancer and radiation workers who had surgery lump in the back. Not to be inferred relationship of radiation dose to cancer in workers. There was no relationship between work sites with worker radiation doses. Advice from research is necessary to optimize enginering Conrol and administrative control in the control of radiation at the installation. Necessary procurement alpha beta continous aerosol monitor. Need to do more research involving more variable that has not been covered and the data for longer durations. Key Words: Radiation, Radioactivity, Health complaints
Peningkatan kompetensi karyawan sekarang menjadi isu penting bagi perusahaan untuk menjaga kemampuan berkompetisi guna menghadapi tantangan bisnis dalam era perdagangan babas yang akan segera datang. Undang-undang Ketenagalistrikan (baru) akan mengatur kompetisi antar pelaku bisnis tenaga listrik seperti PT PLN (Persero), swasta, termasuk koperasi dan BUMN yang lain. Melalui pembahasan bersama institusi terkait, maka Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral secara bertahap mempersiapkan standarisasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan.Analisis kompetensi K3 pada Pengawas kegiatan penyediaan tenaga listrik di PT PLN (Persero) bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kompetensi K3 pada Pengawas pada beberapa Unit pengelola instalasi yang dipilih untuk melakukan penelitian yang dapat mewakili kegiatan penyediaan tenaga listrik di PT PLN (Persero), sekaligus untuk menggambarkan tingkat kompetensi pada kegiatan pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik.Dengan menggunakan referensi elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja dari kompetensi K3 umum (generik) untuk Pengawas (NOHSC, Australia) sebagai instrumen penelitian, dilakukan wawancara kepada para Pengawas serta kuisioner kepada para Pelaksana, kelompok kerja pengelola instalasi dan kepada para Pejabat pengelola instalasi, diperoleh bahwa rata-rata tingkat kompetensi K3 pada Pengawas kegiatan penyediaan tenaga listrik di PT PLN (Persero) dapat diklasifikasikan antara "rendah" sampai "kurang dari cukup", di mana pada kegiatan pembangkitan lebih baik dari pada kegiatan transmisi dan pada kegiatan transmisi lebih baik dari pada kegiatan distribusi.Saran pembinaan untuk meningkatkan kompetensi dengan menambah wawasan pengetahuan, ketrampilan dan sikap K3 pada Pengawas, keharusan terdapatnya komitmen yang kuat terhadap K3 dari top manajemen (dukungan manajemen) dan memperhatikan tempat kerja (tantangan kegiatan atau pengaruh lingkungan).
The Analysis on Occupational Safety and Health Competency for Supevisor of Electric Energy Supply in PT PLN (Persero)Employee competency improvement is now becoming the important issues for corporations to maintain its competitive ability to meet business challenges for incoming free trade era. The (new) Electricity Act regulates the competition of electricity business players such as PT PLN (Persero), the private sector including ccoperative and other state owned corporations. Through agreements with related institutions, The Department of Mine and Energy is progressively set the standards to be used for technician competencies in electricity.The analysis on occupational health and safety (OHS) competency for Supervisor of electric energy supply in PT PLN (Persero) aims at identifying the competency level of OHS of Supervisors in a number of units chosen to investigate matters that may represent the activities of electricity supply in PT PLN, while also describing the competency levels in electricity generation, transmission and distribution.With reference to the competency elements and performance criteria for generic OHS c^mnPfencies for Supervisors (NOHSC, Australia) as research tool, interviews were conducted with Supervisors and questionnaires were given to Working groups who directly in charge for instalation maintenance administering installation and the respected Officers. The result obtained indicates that the average competency level of OHS among Supervisor of electric energy supply in PT PLN (Persero) can be classified ranging from "low" to "inadequate", whereas electricity generating activities scored higher than transmission activities, and distribution activities have the lowest score among them.Suggestions to improve competency include supplementary information of OHS knowledge, skill and attitude of Supervisors, need a strong commitment from the top management on OHS (managerial support) and awareness of the work location (in term of challenging activities and or environmental influence).
