Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35004 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yenny Puspitasari; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Sandra Fikawati, Mondastri Korib Sudaryo, anies Irawati, Helwiyah Umniyati
T-4541
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tanti Arimah; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Agustin Kusumayati, Mieke Savitri, Nirwana, Ning Sulistyowati
T-4057
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Betty Oktaviana; Pembimbing: Helda, Krisnawati Bantas; Penguji: Wisnu Trianggono, Ning Sulistiyowati
Abstrak: Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, namun ibu mungkinmenghadapi penyulit. Kematian ibu bisa menjadi hasil akhirnya bila tidak tertanganidengan baik. Hal ini dapat dicegah apabila pelayanan antenatal dilakukan secara rutin danterpadu yang melibatkan suami, sehingga kesehatan ibu terpantau serta persiapanpersalinan dan pencegahan komplikasi dijalankan. Pemerintah telah mengupayakanpelayanan kesehatan ibu, namun belum dimanfaatkan optimal, berdasarkan hasil cakupanpelayanan kehamilan dan persalinan yang belum memenuhi target Renstra KementerianKesehatan 2010-2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubunganpartisipasi suami dengan pemanfaatan layanan kunjungan antenatal di Indonesia.Penelitian dengan pendekatan cross sectional, menggunakan data SDKI 2012.WUS yang melahirkan anak lahir hidup satu tahun sebelum survei menjadi populasi.Besar sampel 504 responden. Partisipasi suami dalam masa kehamilan diukurberdasarkan pendampingan suami saat kunjungan antenatal, diskusi tentang kehamilan,dan persiapan persalinan serta pencegahan komplikasi. Sedangkan kunjungan antenataldidasarkan atas jadual kunjungan rekomendasi WHO. Data dianalisis menggunakan ujiregresi logistik.Pemanfaatan layanan kunjungan antenatal lengkap sesuai jadwal rekomendasiminimal (1-1-2) di Indonesia Tahun 2012 75,8% dan partisipasi suami tergolong tinggisebesar 94,8%. Hasil uji regresi logistik menunjukkan ibu dengan suami yangberpartisipasi tinggi, berpeluang 2,29 kali untuk melakukan kunjungan antenatal lengkap(95% CI 0,997-5,267) dibanding ibu dengan suami berpartisipasi rendah setelah dikontrolpendidikan ibu. Namun, secara statistik tidak ada hubungan signifikan antara partisipasisuami dengan pemanfaatan layanan kunjungan antenatal di Indonesia.Pendidikan ibu merupakan determinan pemanfaatan layanan kunjungan antenataldan berhubungan dengan partisipasi suami dalam masa kehamilan di Indonesia.Diseminasi pengetahuan yang tepat sesuai karakteristik serta upaya untukmengoptimalkan partisipasi suami diperlukan untuk mencapai target pemanfaatanlayanan kunjungan antenatal di Indonesia.Kata kunci : Partisipasi suami, kunjungan antenatal, pendidikan ibu, Indonesia.
Read More
T-5395
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ade Mulya Nasrun; Pembimbing: Helda; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Tri Yunis Miko, Rima Damayanti, Diah Puspita Sari
Abstrak: Ada hubungan antara frekuensi antenatal care (ANC) dengan kematian neonatal di Indonesia. Bagi ibu hamil agar melakukan antenatal care (ANC) minimal 4 kali selama masa kehamilan sesuai anjuran pemerintah dan WHO dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan dasar sehingga memiliki motivasi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin. Sehingga dapat menurunkan angka kematian neonatal di Indonesia
Read More
T-5613
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Izzah Dienillah Saragih; Pembimbing: YOvsyah; Penguji: Tri YHunis Miko Wahyono, Kasmiyati, Yeni Tri Herwanto,
Abstrak: BBLR merupakan salah satu indikator penting untuk menggambarkan kesehatan masyarakat. Di Indonesia, prevalensi BBLR mengalami stagnanisasi bahkan meningkat yaitu 6,7% pada 2007 menjadi 7,3% pada 2012. Banyak faktor yang memengaruhi BBLR, salah satunya adalah pelayanan ANC. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan frekuensi dan kualitas pelayanan ANC terhadap kejadian BBLR dengan menggunakan data SDKI 2012. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang dengan menggunakan kuesioner SDKI 2012. Study participant dalam studi ini sebanyak 13.413 Hasil analisis ditemukan prevalensi BBLR sebesar 6,9%. Karateristik BBLR lahir dengan berat badan rata-rata yaitu 2055,11 gr dan berat badan terendah lahir dengan berat 700 gr. Faktor yang secara statitstik berhubungan dengan BBLR adalah frekuensi, kualitas ANC, pekerjaan ibu pendidikan ibu, komplikasi kehamilan, paritas, dan status ekonomi. Dari hasil analisis logistic regression ditemukan ibu dengan riwayat komplikasi kehamilan serta mendapatkan frekuensi ANC yang buruk, memiliki risiko melahirkan BBLR 2,772 kali dibandingkan ibu yang tidak mengalami riwayat komplikasi kehamilan dan mendapatkan frekuensi ANC yang baik. Serta ibu yang mendapatkan kualitas pelayanan antenatal dengan kualitas buruk berisiko 1,126 kali lebih besar untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan kualitas pelayanan antenatal baik setelah dikontrol variabel frekuensi ANC. Namun, hasil analisis ini menunjukkan bahwa hubungan frekuensi dan kualitas ANC dengan BBLR tidak signifikan dengan mempertimbangkan p value >0,05 dan CI rentangnya melewati angka 1. Terdapat potensi bias seleksi yang besar dimana missing pada studi partisipan sebanyak 19%. Kata Kunci: BBLR, Frekuensi dan Kualitas, Antenatal Care LBW is one of indicators to describe public health. In Indonesia, the prevalence of LBW increased by 6.7% in 2007 to 7.3% in 2012. Many factors affect the LBW, one of which is the ANC. This study aims to see the relationship of frequency and quality of ANC service to the occurrence of LBW by using data of SDKI 2012. This is a cross sectional study using the questionnaire SDKI 2012. Study participant in this study as many as 13,413. The results showed the prevalence of LBW by 6.9% . Characteristics of LBW was born with an average body weight of 2055.11 gr and the lowest is 700 gr. Factors that are statistically associated with LBW are frequency, ANC quality, maternal education, work, pregnancy complications, parity, and economic status. From the results of logistic regression analysis found that women with a history of complications and lack of ANC frequency, has a risk of giving birth to LBW 2,772 times to mothers who had no pregnancy complication and had good ANC. As well as mothers who received quality antenatal service with poor quality 1.126 times larger to give birth to LBW with mothers who have good quality antenatal care after controlled by ANC frequency. However, the results of this analysis show that the relationship of frequency and quality of ANC to BBLR is not significant with p value> 0,05 and CI range exceeds the number 1. There is a large selection potential bias which showed by 19% missing data from eligible population. Keywords: Low Birthweight, Frequency and Quality, Antenatal Care
Read More
T-4904
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rani Anggi Yani; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Ahmad Syafiq, Rahmadewi, Fajrinayanti
Abstrak: Komplikasi yang menyebabkan kematian pada ibu seharusnya dapat dicegah dan diselamatkan melalui pemeriksaan kehamilan dengan mengakses pelayanan antenatal (ANC) minimal 4 kali kunjungan ke fasitilas kesehatan. Meskipun cakupan ANC di Indonesia baik pada kunjungan pertama (K1), namun tidak menjamin pada kunjungan berikutnya sehingga berdampak pada jumlah cakupan K4 yang lebih rendah dengan selisih 21%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap keteraturan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017 dengan jumlah sampel 14.448 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan ibu berpengaruh terhadap ibu yang melakukan kunjungan ANC secara tidak teratur dengan nilai OR= 1,20 pada ibu dengan pendidikan dibawah SMA. Hal ini berarti ibu dengan pendidikan dibawah SMA mempunyai kecednerungan 1,2 kali untuk melakukan kunjungan ANC yang tidak terartur dibandingkan dengan ibu yang minimal tamat SMA. Selain itu, paritas tinggi (≥4 anak) (OR=1,91), status ekonomi sedang (OR=1,75) dan status ekonomi rendah (OR=2,36), ibu yang tidak memiliki asuransi kesehatan (OR=0,85) dan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga (OR=0,56) berisiko lebih tinggi untuk melakukan kunjungan ANC secara tidak teratur. Untuk meningkatkan kesadaran pentingnya kunjungan ANC secara teratur diharapkan pemerintah dapat mengoptimalkan program wajib belajar 12 tahun dan pembinaan kepada masyarakat akan pentingnya program tersebut melalui kegiatan sosialisasi dan penyuluhan serta dapat memasukan modul pendidikan kesehatan reproduksi dalam kurikulum pembelajaran di sekolah
Read More
T-6433
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agita Arintiany; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Trisari Anggondowati, Siti Maemun
Abstrak:
Salah satu penyebab utama kematian neonatal di Indonesia adalah prematur.  Selain kematian, komplikasi dari kelahiran prematur merupakan penyebab lamanya rawat inap di rumah sakit yang berdampak pada meningkatkan biaya kesehatan. Salah satu upaya untuk mencegah bayi lahir prematur dengan melakukan deteksi dini selama kehamilan melalui kunjungan antenatal care (ANC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan  keberlanjutan  kunjungan  ANC dengan  kejadian  kelahiran  prematur  di Indonesia.  Data  berasal  dari  hasil  Survei  Kesehatan  Indonesia (SKI)  tahun 2023 menggunakan desain studi cross sectional. Sampel terdiri dari 63.279 perempuan berusia 10-54 tahun yang pernah melahirkan bayi hidup dalam periode 2018-2023. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menemukan prevalensi kelahiran prematur di Indonesia sebesar 12,4%.  Terdapat hubungan signifikan antara keberlanjutan kunjungan ANC dengan kejadian kelahiran prematur (PR: 1,52; 95% CI: 1,46-1,59). Beberapa faktor lain yang berhubungan dengan kejadian kelahiran prematur di  Indonesia  diantaranya faktor  risiko  kehamilan (PR:  1,71;  95%  CI:  1,64-1,78), kehamilan kembar (PR: 2,49; 95% CI: 2,19-2,84), kelengkapan pemeriksaan ANC (PR: 1,58; 95% CI:1,49-1,66), kepatuhan minum TTD (PR: 1,28; 95% CI:1,22-1,33), dan komplikasi  kehamilan  (PR:  1,27;  95%  CI:  1,2-1,33). Kesimpulan: keberlanjutan kunjungan  ANC memiliki  hubungan  signifikan dengan  kelahiran  prematur,  dimana keberlanjutan ANC yang sesuai program menurunkan risiko lahir prematur. sehingga diharapkan ibu hamil dapat melakukan kunjungan ANC sesuai program yaitu minimal 6 kali selama kehamilan. 

On of the main causes of neonatal death in Indonesia is prematurity.  Apart from death, complications from premature birth are a cause of long hospital stays which have an impact on increasing health costs. One effort to prevent premature births is by carrying out early detection during pregnancy through antenatal care (ANC) visits. The aim of this research is to determine the relationship between the continuity of ANC visits and the incidence of premature birth in Indonesia. Data comes from the results of the 2023 Indonesian  Health  Survey  (IHS)  using  a  cross-sectional  study  design.  The  sample consisted of 63,279 women aged 10-54 years who had given birth to a live baby in the 2018-2023 period. Statistical analysis uses the chi square test. The results of this study found that the prevalence of premature birth in Indonesia was 12.4%.  There is a significant relationship between continuity of ANC visits and the incidence of premature birth (PR: 1.52; 95% CI: 1.46-1.59). Several other factors associated with the incidence of premature birth in Indonesia include pregnancy risk factors (PR: 1.71; 95% CI: 1.64- 1.78), multiple pregnancies (PR: 2.49; 95% CI: 2, 19-2.84), completeness of ANC examination (PR: 1.58; 95% CI: 1.49-1.66), compliance with taking TTD (PR: 1.28; 95% CI: 1.22-1, 33), and pregnancy complications (PR: 1.27; 95% CI: 1.2-1.33). Conclusion: continuity of ANC visits has a significant relationship with premature birth, where continuity of ANC according to the program reduces the risk of premature birth. So it is hoped that pregnant women can make ANC visits according to the program, namely a minimum of 6 times during pregnancy.
Read More
S-11802
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cindy Prastika; Pembimbing: Besral; Penguji: Milla Herdayati, Kemal N. Siregar, Rima Damayanti, Rahmadewi
Abstrak: Kematian neonatal merupakan indikator penting kesehatan anak dan dasar penilaian kesehatan negara. Kematian neonatal menyumbang 2/3 dari kematian bayi. Menurut WHO (2020), 75% kematian terjadi di minggu pertama kelahiran dan 1 juta bayi meninggal dalam 24 jam pertama kelahiran. Pencegahan kematian neonatal periode 6-48 jam kelahiran adalah dengan kunjungan neonatal pertama (KN 1). Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pelayanan KN 1 dengan kematian neonatal di Indonesia. Desain cross-sectional dengan SDKI 2017. Sampel penelitian WUS (15-49 tahun) yang melahirkan anak terakhir lahir hidup dan bukan kembar. Analisis complex sample dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan kematian neonatal 2,3%, cakupan KN 1 81,8% dan KN 1 lengkap 35,4%. Ada interaksi pelayanan KN 1 dengan sesar terhadap kematian neonatal sehingga kematian neonatal pada KN 1 tidak lengkap dengan sesar berisiko 1,4 kali dan kematian neonatal pada KN 1 tidak lengkap dengan bukan sesar berisiko 4,4 kali dibandingkan dengan kematian neonatal pada KN 1 lengkap dan bukan sesar. Oleh karena itu, peningkatan kelengkapan pelayanan KN 1 diperlukan dalam penurunan kematian neonatal, seperti penyediaan pedoman neonatal esensial, promosi kesehatan pentingnya perawatan neonatal. Selain itu penting mendorong ibu untuk melahirkan di fasilitas kesehatan agar bayi baru lahir dapat dipantau
Read More
T-6236
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desi Suantari; Pembimbing: Besral, Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Martya Rahmaniati, Wira Hartiti
Abstrak: Persalinan dengan tenaga kesehatan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu. Cakupanpersalinan dengan tenaga kesehatan di Indonesia sudah mencapai 87,1%. Akan tetapi,masih di bawah target Kemenkes 2013 dan terdapat perbedaan cakupan di berbagaiprovinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kunjungan ANC sesuaistandar dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Desainpenelitian adalah cross-sectional. Sampel merupakan sampel pada Survei Demografidan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, yaitu ibu usia 15-49 tahun berstatusmenikah yang melahirkan anak lahir hidup setahun sebelum survei sejumlah 2.986responden. Data dianalisis dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwahampir semua ibu memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan (93,9%).Hubungan kunjungan ANC sesuai standar dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagaipenolong persalinan berbeda menurut wilayah tinggal tetapi pola di semua wilayahhampir sama, ibu yang melakukan K4 dan mendapatkan pelayanan 7T lengkap memilikipeluang paling besar untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinandibandingkan dengan ibu pada kelompok lainnya. Usia, tingkat pendidikan, pengambilkeputusan, kuintil indeks kekayaan, paritas, komplikasi, kepemilikan asuransi, danperencanaan persalinan melemahkan hubungan kunjungan ANC sesuai standar denganpemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.Kata kunci: kunjungan ANC sesuai standar, pemilihan tenaga kesehatan sebagaipenolong persalinan, wilayah tinggal.
Read More
T-5438
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurina Vidya Ayuningtyas; Pembimbing: Rachmadhi Purwana; Penguji: Agustin Kusumawati, Agus Handito
S-7167
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive