Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 7670 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Bul. Pen. Sis. Kes. (Bulitsiskes), Vol.17, No.2, Apr. 2014 : hal. 107-114. ( ket. ada di bendel 2013 - 2014 )
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Astri Syativa; Pembimbing: Suyud Wano Utomo, Agustin Kusumayati; Pemguji: Budi Hartono, Cucu Cakrawati Kosim
Abstrak:

ABSTRAK

Dua puluh tahun terakhir ini kondisi lingkungan dan kualitas air disepanjang Sungai Citarum semakin menurun. Akses penduduk di sekitar Citarumterhadap air bersih dan sarana sanitasi dasar pun masih rendah, dengan angkakesakitan diare yang tinggi. Integrated Citarum Water Resources ManagementInvestment Program (ICWRMIP) merupakan upaya yang dilakukan olehpemerintah untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada di DAS SungaiCitarum dan Saluran Tarum Barat. Kementerian Kesehatan berperan dalamICWRMIP Sub Komponen 2.3 yang bertujuan untuk meningkatkan penyediaanair bersih, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penelitian inibertujuan untuk menganalisis pengaruh ICWRMIP Sub Komponen 2.3 terhadapakses air bersih, akses jamban sehat dan kejadian diare serta menganalisispengaruh akses air bersih dan jamban sehat terhadap kejadian diare. Penelitian inimenggunakan rancangan studi cross-sectional berulang. Data dikumpulkansebelum dan sesudah program, di lokasi program dan non program, dengan besarsampel 300 responden pada tiap kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwakegiatan ICWRMIP Sub Komponen 2.3 berpengaruh meningkatkan akses airbersih dan akses jamban sehat serta menurunkan kejadian diare. Semua variabelberhubungan dengan kejadian diare: akses air bersih (OR=1,74; 1,33-2,28), aksesjamban sehat (OR=2,48; 1,88-3,28), program (OR=7,17; 4,68-10,99), dan waktu(OR=5,10; 3,33-7,80). Disimpulkan bahwa rumah tangga di lokasi non programtanpa akses jamban sehat pada saat sebelum ada program berisiko 7,75 kali lebihbesar mengalami kejadian diare dibandingkan dengan rumah tangga di lokasiprogram yang akses jamban sehat setelah program.

ABSTRACT

The condition of the environment and water quality along the Citarum Riverhas declined in the last twenty years. Access people around Citarum to cleanwater and basic sanitation facilities is low, with high diarrhea morbidity. IntegratedCitarum Water Resources Management Investment Program (ICWRMIP) is an effort bythe government to solve the problems that exist in Citarum and West TarumCanal. Ministry of Health is involve on Sub Component 2.3, that aims to improvewater supply, sanitation, and improving public health. This study aims to analyzethe effects of ICWRMIP Sub Component 2.3 to clean water access, healthy latrineaccess and diarrhea, and also to analyze the effect of access to clean water andhealthy latrines on the incidence of diarrhea. This study uses repeated crosssectionalstudy design. Data were collected before and after the program, on-siteprogram and non-program, with sample size 300 respondents in each group. Theresults showed that ICWRMIP Sub Component 2.3 affects to improve clean waterand healthy latrines access, and also reduce the incidence of diarrhea. Allvariables associated with the incidence of diarrhea: clean water access (OR=1,74;1,33-2,28), healthy latrines access (OR=2,48; 1,88-3,28), program (OR=7,17;4,68-10,99), and time (OR=5,10; 3,33-7,80). Concluded that households in nonprogramlocations without access to healthy latrines at the time before program7.75 times greater risk of experiencing diarrhea compared with on-site householdlatrine access program healthy after the program.

Read More
T-3983
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marceline Ferto Tanaya; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Al Asyary, Nurusysyarifah Aliyyah
Abstrak:
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara proporsi rumah sehat, akses air minum layak, dan penggunaan jamban sehat dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Sukadiri, Pakuhaji, dan Sukawali pada tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan unit analisis desa/kelurahan. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan masing-masing puskesmas. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji korelasi Pearson dan Spearman sesuai dengan hasil uji normalitas data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan berarah positif antara proporsi rumah sehat dengan kejadian diare (ρ = 0,387; p = 0,075), serta hubungan yang lemah dan berarah negatif antara akses air minum layak (r = -0,276; p = 0,214) dan penggunaan jamban sehat (ρ = -0,334; p = 0,128) dengan kejadian diare. Ketiga hubungan tersebut tidak signifikan secara statistik. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun arah hubungan sebagian besar sejalan dengan teori, hubungan antara indikator lingkungan dan kejadian diare belum dapat dibuktikan secara signifikan di wilayah penelitian ini.


Diarrhea remains a significant public health issue in Indonesia, including in Tangerang Regency. This study aims to analyze the relationship between the proportion of healthy homes, access to safe drinking water, and the use of proper sanitation facilities with the incidence of diarrhea in the working areas of Sukadiri, Pakuhaji, and Sukawali Community Health Centers in 2023. This study employed an ecological study design with the unit of analysis being villages/sub-districts. The data used were secondary data obtained from the Tangerang District Health Office and respective health centers. Bivariate analysis was conducted using Pearson and Spearman correlation tests, based on the results of the normality test. The findings show a weak positive correlation between the proportion of healthy homes and the incidence of diarrhea (r = 0.387; p = 0.075), a weak negative correlation between access to safe drinking water (r = -0.276; p = 0.214), and a weak negative correlation between the use of proper sanitation facilities (r = -0.334; p = 0.128) with the incidence of diarrhea. All three correlations were found to be statistically insignificant. Although the direction of the relationship aligns with theoretical expectations, the relationship between environmental health indicators and the incidence of diarrhea could not be statistically confirmed in the study area.
Read More
S-12056
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Percik, edisi II, 2010, hal. 22-26
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Koran   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Salmaa Afkari; Pembimbuing: R. Sutiawan; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Ely Setyawati
Abstrak:
Periode balita adalah fase rentan terhadap risiko kesehatan yang dapat menghambat pertumbuhan anak serta menyebabkan kematian. Diare menjadi perhatian utama dalam kesehatan balita karena menjadi penyebab utama kematian dan penyakit pada kelompok usia tersebut, terutama di negara-negara berkembang. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dan 2017, prevalensi diare pada balita di Indonesia cenderung stagnan, hanya mengalami sedikit penurunan dari 14,3% pada tahun 2012 menjadi 14,1% pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh antara sumber air minum dan sanitasi rumah tangga terhadap kejadian diare pada balita di Indonesia dengan menggunakan analisis propensity score matching berdasarkan data SDKI 2017. Penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain studi observasional. Populasi penelitian ini yaitu seluruh anak di bawah usia lima tahun (0 - 59 bulan) yang tercatat dalam data SDKI 2017. Hasil analisis propensity score matching menemukan bahwa efek rata-rata dari layanan air minum yang tidak layak menunjukan hasil yang tidak signifikan terhadap peningkatan kejadian diare pada balita berdasarkan nilai statistic t yang dihasilkan dengan nilai efek peningkatan risiko sebesar 2,0%. Sementara itu, efek rata-rata dari layanan sanitasi yang tidak layak memenuhi nilai asumsi yang signifikan berdasarkan nilai t yang dihasilkan terhadap peningkatan kejadian diare pada balita dengan nilai efek peningkatan risiko sebesar 3,8%. Perbandingan hasil analisis propensity score matching dan analisis regresi logistik biner menunjukkan sedikit perbedaan pada nilai odds ratio yang dihasilkan, namun tidak terlihat signifikan. Temuan ini menunjukan masih diperlukan penanganan terhadap kejadian diare pada balita. Diperlukan upaya dalam penerapan program edukasi yang berfokus pada pencegahan diare untuk mengurangi kejadian diare pada balita terkait sanitasi jamban. Selain itu, diperlukan pengembangan infrastruktur dan peningkatan ketersediaan fasilitas sumber air minum dan sanitasi agar akses fasilitas dapat tercapai merata di seluruh wilayah Indonesia.

The under-five period is a phase vulnerable to health risks that can stunt a child's growth and cause death. Diarrhea is a major concern in the health of children under five as it is the leading cause of death and illness in this age group, especially in developing countries. Based on data from the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012 and 2017, the prevalence of diarrhea in children under five in Indonesia tends to stagnate, only experiencing a slight decrease from 14.3% in 2012 to 14.1% in 2017. This study aims to examine the effect of drinking water sources and household sanitation on the incidence of diarrhea in children under five years old in Indonesia using propensity score matching analysis based on the 2017 IDHS data. The research was quantitative in nature using an observational study design. The population of this study was all children under the age of five (0 - 59 months) recorded in the 2017 IDHS data. The results of the propensity score matching analysis found that the average effect of unimproved drinking water services showed insignificant results on increasing the incidence of diarrhea in children under five years of age based on the t-statistic value generated with an increased risk effect value of 2.0%. Meanwhile, the average effect of unimproved sanitation services meets the significant assumption value based on the resulting t value on the increase in the incidence of diarrhea in children under five with an increased risk effect value of 3.8%. Comparison of the results of propensity score matching analysis and binary logistic regression analysis showed a slight difference in the resulting odds ratio values, but did not appear significant. These findings indicate the handling of the incidence of diarrhea in toddlers. Efforts are needed to implement educational programs that focus on diarrhea prevention to reduce the incidence of diarrhea in children under five years of age related to latrine sanitation. In addition, it is necessary to develop infrastructure and increase the availability of water supply and sanitation facilities so that access to facilities can be achieved evenly throughout Indonesia.
Read More
S-11517
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Koran   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yosi Purnama Sari; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Hartono, Desy Mery Dorsanti
Abstrak: Pada tahun 2018, KLB diare di DKI Jakarta sebanyak 124 kasus yang tersebar di beberapa Kecamatan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan menganalisis secara statistik faktor lingkungan, permukiman kumuh dan bantaran sungai, kepadatan penduduk dengan kasus KLB diare di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan yakni studi ekologi dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari data Potensi Desa Tahun 2018 dan data Kependudukan yang berasal dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dan menampilkan hasil dengan analisis spasial, meliputi variabel-variabel kasus KLB diare, pembuangan sampah, tempat pembuangan sampah sementara (TPS), jamban keluarga, tempat pembuangan akhir tinja, pembuangan limbah cair, sumber air bersih, sumber air minum, permukiman kumuh, permukiman bantaran sungai, dan kepadatan penduduk. Hasil penelitian ini ditemukan hubungan signifikan antara permukiman kumuh dengan kasus KLB diare tahun 2018 di DKI Jakarta. Secara spasial mengindikasikan adanya hubungan antara keberadaan TPS, sumber air minum, permukiman kumuh, permukiman bantaran sungai dan kepadatan penduduk dengan kejadian KLB diare. Kesimpulan dari penelitian ini yakni kondisi sanitasi secara umum di DKI Jakarta memiliki kondisi yang lebih baik dari angka nasional, namun tingkat kepadatan peduduk di DKI Jakarta melebihi tingkat kepadatan nasional. Daerah tingkat kerawanan terjadi KLB diare yang tinggi terdapat pada 5 kecamatan. Upaya pencegahan peningkatan jumlah kasus KLB diare yang memiliki hubungan dengan sanitasi lingkungan sebaiknya dilakukan kerjasama dengan lintas sektor guna memenuhi cakupan sarana sumber air minum, pengelolaan tinja, pengelolaan limbah cair, relokasi permukiman, dan persebaran penduduk. Kata kunci: KLB diare, sanitasi, permukiman kumuh, kepadatan penduduk In 2018, outbreaks of diarrhea in DKI Jakarta were 124 cases spread across several districts. This research aims to provide an overview and statistically analyze environmental factors, slums and riverbanks, population density with the case of diarrhea outbreaks in DKI Jakarta in 2018. The design of the study uses an ecological study using secondary data from Potensi Desa 2018 data and Population data and presented the result with spatial analysis, including case variables Outbreaks of diarrhea, waste management, temporary landfills (TPS), family latrines, fecal landfills, disposal waste water, clean water, drinking water, slums, riverbank settlements, and population density. The results from this research found a significant association between slums and diarrhea outbreaks in 2018 in DKI Jakarta. Spatially indicate a relationship between the existence of temporary landfills, drinking water sources, slums, riverbank settlements and population density with the occurrence of diarrhea outbreaks. The conclusion from this research is that sanitation conditions in DKI Jakarta have better conditions than the national rate, but the population density in DKI Jakarta exceeds the national density level. Areas with high levels of vulnerability occur outbreaks of diarrhea that are high in 5 districts. To prevent the increasing number of cases of diarrhea outbreaks associated with environmental sanitation should be cooperation across the sector to meet the scope of drinking water, family latrines, disposal wastewater, settlement relocation, and population distribution. Keywords: diarrhea outbreak, sanitation, slums, population density
Read More
S-10499
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Percik, edisi III, 2010, hal. 16-17
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widi Kusuma Wijata; Pembimbing: P.M.H. Sinaga
T-63
Jakarta : FKM UI, 1983
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive