Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 30709 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Soepardi Soedibyo; Pembimbing: Suprijanto Rijadi
B-183
Depok : FKM UI, 1997
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maj. Kedokteran Indonesia (MKI), Vol.46, No.3, Mar. 1996, hal. 109-112
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Azani Fitria; Pembimbing: Ronnie Rivany Penguji: Mieke Savitri, Wachyu Sulistiadi, Budi Hartono, Yoshida
Abstrak:

Diagnostic Related Groups (DRGs) yaitu suatu sistem yang mengklasifikasikan pasien-pasien rawat inap rumah sakit ke dalam kelompok-kelompok (grup) yang menggunakan sejumlah sumber daya yang relatif sama berdasarkan karakteristik seperti diagnosa, prosedur, umur, komplikasi ataupun penyakit yang menyertai (comorbidity). Diagnose Related Groups (DRG’s) merupakan suatu sistem pembiayaan rumah sakit dengan menggunakan mekanisme penggantian biaya (reimbursement payment mechanism) yang berguna untuk melakukan pengukuran terhadap sumber daya rumah sakit yang digunakan untuk memberikan pelayanan yang optimal terhadap pasien dengan menjamin efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit kepada pasien (Willems et al. 1989). Selain memberikan fokus dalam masalah penghitungan biaya, Casemix juga memberikan standar nasional mengenai berapa biaya yang harus dikenakan untuk diagnosis tertentu. Hal ini memberikan kepastian sekaligus transparansi pada masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan. Dengan demikian, biaya dapat diprediksi, dan keuntungan yang diperoleh rumah sakit pun dapat lebih pasti. Kelahiran bayi dapat dilakukan secara per abdominal melalui seksio caesaria maupun pervaginam baik secara spontan maupun dengan bantuan alat (vakum dan forcep). Walaupun insidens partus pervaginam dengan bantuan instrument hanya 1 diantara 10 persalinan, namun tindakan ini dapat mengakibatkan risiko mortalitas dan morbiditas yang cukup tinggi terhadap ibu dan janin sehingga operator yang melakukan tindakan haruslah seseorang yang benar – benar kompeten (Hayman 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola penyakit penyulit dan penyerta (casemix) AR-DRG berbeda dengan pola penyakit DRG Indonesia khususnya pada tindakan vakum dan forsep dimana AR-DRG hanya mengklasifikasikan pola penyakit penyerta dan penyulit menjadi with severe comorbidity and complication dan without comorbidity and complication. Sedangkan DRG Indonesia (dengan pengambilan sampel di RSCM) mengklasifikasikan pola penyakit pada tindakan ekstraksi vakum dan forsep menjadi : EV/EF Murni, EV/EF dengan penyerta, EV/EF dengan penyakit penyulit dan EF/EV dengan penyerta dan penyulit. Penyakit Penyulit yang menjadi pola penyakit antara lain PreEklamsia Berat, Pre-Eklamsia Ringan, Hipertensi dalam kehamilan, Ketuban pecah dan Inersia PK 1 Aktif. Penyakit penyerta yang menjadi pola penyakit adalah bekas seksio. Penyakit penyerta dan penyulit yang menjadi pola penyakit antara lain PEB dan Bekas Seksio dan Ketuban Pecah & Bekas Seksio. Cost of Treatment tindakan ekstraksi vakum & forsep murni (O02B) adalah sebesar Rp. 3,570,552.54, dengan lama hari rawat 2 hari. Cost of Treatment tindakan ekstraksi vakum & forsep dengan penyerta (O02A) adalah sebesar  Rp 3,810,507.42, dengan lama hari rawat 3 hari, Cost of Treatment tindakan ekstraksi vakum & forsep dengan penyulit (O02A) rata – rata Rp 3,528,798.93 dengan lama hari rawat 4 hari. Terakhir, Cost of Treatment tindakan ekstraksi vakum & forsep dengan penyakit penyerta dan penyulit (O02A) Rp. 3,615,238.61 dengan lama hari rawat 4 hari. Terdapat penurunan tarif yang signifikan antara tarif tindakan ekstraksi vakum dan forsep mulai dari 14 % sampai dengan 30 % apabila komponen gaji dan obat dikeluarkan dari perhitungan. Perlunya telaah lebih lanjut terhadap adanya INA CBG’s (Indonesia Case-Based Group) sebagai kelanjutan dari INA DRG yang mulai diberlakukan oleh Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2011. Daftar Bacaan : 31 (1986 – 2010)


 

Diagnostic Related Groups (DRGs) is a system that classifies patients who were hospitalized in groups (group) that uses a number of resources which are relatively similar based on characteristics such as diagnosis, procedures, age, complications or illnesses that accompany (comorbidity). Diagnose Related Groups (DRG's) is a system of hospital’s financing using the reimbursement payment mechanism which is useful to make the measurement of hospital resources and used to provide optimum service to patients by ensuring the effectiveness and efficiency of health services (Willems et al. 1989). Besides focusing on costing issue, case mix also provides national standards on how costs should be imposed for a specific diagnosis. This provides certainty as well as transparency in public as a user of health services. Thus, predictable cost and hospital’s revenue can be more certain. The birth of a baby can be done by abdominal or caesarean section either spontaneously with the help of instrument (vacuum and forceps). Although the incidence of vaginal parturition with the aid of instruments only 1 in 10 deliveries, but this action could result in risk of mortality and morbidity to mother and fetus so the operators should be someone who is competent (Hayman 2005). The study reported that patterns of complications and comorbidity diseases (case mix) of AR-DRG has different patterns with INA DRG, especially on vacuum and forceps extraction where the AR-DRG only classify patterns  with severe complication and comorbidity and without comorbidity and complication. While DRG Indonesia (with sampling in RSCM) classify the pattern of disease in vacuum extraction and forceps action becomes: without comorbidity and complication, with comorbidity, with complications and with severe comorbidity and complications. Disease that became the pattern of disease complications including severe pre-eclampsia, Mild Pre-eclampsia, Hypertension in pregnancy, premature ruptur of the membrane and active phase inertia. Comorbidities that became the pattern of disease is a former delivery with caesarean section. Severe Complication and comorbidity are include mixture of former delivery with caesarean section and severe pre-eclamptia and premature rupture of the membrane and former delivery with caesarean section. Cost of Treatment vacuum & forceps extraction wo/ complication and comorbidity (O02B) is 3,570,552.54 IDR, with average length of stay 2 days. Cost of treatment vacuum & forceps extraction with comorbidity (O02A) is Rp 3,810,507.42 IDR, with average length of stay 3 days, cost of treatment vacuum & forceps extraction with complications (O02A) is 3,528,798.93 IDR with average length of stay 4 days and the Cost of Treatment vacuum & forceps extraction with severe comorbidities and complications (O02A) 3,615,238.61 IDR with average length of stay 4 days. There is a significant reduction in vacuum and forceps extraction’s tariff ranging from 14% to 30% if the salary component and the drugs excluded from the calculation. The need for further study of the CBG's INA (Indonesia Case-Based Group) as a continuation of the INA DRG which will be started by the Ministry of Health of Indonesia in 2011. References : 31 (1986 – 2010)

Read More
B-1336
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Azani Fitria; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Luknis Sabri, Heru Erdiawati
S-5570
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dolly Linneke Djawa; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Puput Oktamianti, Purnawan Junadi, Yusneti, Yudhia Fratidhina
Abstrak:

Pelayanan kesehatan yang berkualitas salah satunya dapat dinilai dari lamanya waktu tunggu pelayanan. Waktu tunggu yang lama di rawat jalan akan menghambat pelayanan dan menyebabkan penumpukan pasien serta inefisiensi pelayanan. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis alur pelayanan online untuk mengurangi waktu tunggu pasien di Poliklinik Kebidanan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan pendekatan metode lean. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Variabel yang dianalisis meliputi alur pelayanan pasien, cycle time, lead time, takt time, current state, value added activity, non value added activity, waste, fishbone diagram, dan future state. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen. Hasil penelitian didapatkan rata-rata total lead time adalah 109,6 menit. Waktu tunggu paling cepat di pendaftaran 23,3 menit dan paling lama di farmasi 121,3 menit. Value added activities sebesar 13,2 % dan non value added activities sebesar 86,8%. Nilai value-to-waste ratio 15,2%. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan belum dalam kondisi lean. Waste yang ditemukan adalah defect, transportation, motion, waiting dan over processing. Analisis future state dengan penerapan metode lean dapat menurunkan non value added menjadi 75% dan jika ditambah digitalisasi pengiriman obat akan menurunkan non value added menjadi 66 %. Usulan peneliti adalah dengan melakukan perbaikan jangka pendek, menengah dan panjang melalui program pelaksanaan metode lean yang berkelanjutan.


Quality health services can be assessed by the length of waiting time. Long waiting times in outpatient care will hamper services and cause patient accumulation and service inefficiencies. This study aims to analyze the flow of online services to reduce patient waiting time at the Obstetric and Gynecology Polyclinic of Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital using the lean method approach. This study used quantitative and qualitative research. The variables analyzed include patient service flow, cycle time, lead time, takt time, current state, value added activity, non-value added activity, waste, fishbone diagram, and future state. Data collection techniques using observation, in-depth interviews, and document review. The results showed that thevaverage total lead time was 109,6 minutes. The fastest waiting time in registration is 23,3 minutes and the longest in pharmacy is 121,3 minutes. Value added activities amounted to 13,5 % and non-value added activities amounted to 86,5%. The value-to-waste ratio is 15.2%. This shows that the service is not yet in a lean condition. Waste found is defect, transportation, motion, waiting and over processing. Future state analysis with the application of lean methods can reduce non-value added to 75% and if digitalization of drug delivery is added, non-value added will decrease to 66%. The researcher's proposal is to make short, medium and long term improvements through a sustainable lean method implementation program.

Read More
T-6948
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wahyudin Rajab; Pembimbing: Asri C Adisasmita, Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Harni Koesno, Indra Supradewi
T-2312
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Haryanto; Pembimbing: Adik Wobowo
B-150
Depok : FKM UI, 1996
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mira Novita; Pembimbing: Yvonne Magdalena Indrawani
S-1559
Depok : FKM UI, 1999
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wiwin Winarti; Pembimbing: Helda; Penguji: Asri C. Adisasmita, Ns. Elis Puji Utami, Sujiasih
Abstrak:

Health Care-Associated Infection (HAIs) telah menjadi topik besar dari tahun ketahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berat lahir dengan ketahanan bayi terhadap infeksi aliran darah (IAD). Variabel lain yang ikut dianalisis hubungannya dengan ketahanan bayi terhadap IAD adalah, jenis kelamin, usia gestasi, APGAR, kelainan kongenital, usia ibu saat melahirkan, penyakit maternal dan penggunaan alat invasif seperti kateter intravena, ETT dan NC-CPAP.

Desain penelitian adalah kohort retrospektif dengan menggunakan metode Kaplan Meier, menggunakan rekam medis pasien perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo.tahun 2012. Selama periode pengamatan, dari 298 bayi yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, diketahui ketahanan terhadap IAD pada non BBLR 72,4% dibandingkan dengan BBLR 69,3%. Insiden IAD sebesar 8,7 % (5,9/1000) dengan median waktu ketahanan terhadap infeksi adalah 10 hari. Berat lahir memiliki efek protektif terhadap IAD sebesar 0,54 (p > 0,05), sedangkan kateter sentral diketahui memiliki efek resiko yang besar terhadap kejadian IAD (HR= 6,5; 95% CI: 2,4-17,6; p< 0,001).


Health Care-Associated Infection (HAIs) has become a major topic from year to year. The objective of this study was to assess relation of birth weight to Blood Stream Infections (BSI) survival rate in neonates. Other variables were also analyzed related to survival rate were sex, gestational age, APGAR score, congenital abnormality, maternal age, maternal disease and presence of invasive devices such as intravenous catheters, ETT and NC-CPAP.

This was a retrospective cohort study with Kaplan Meier method, using patients? medical record of Unit Perinatology National General Hospital of Dr. Cipto Mangunkusumo in 2012. During study period, among 298 infants who met inclusion criterias, survival rate of BSI in LBW was 72,4% compared with 69,3% in HBW. Total incidence of BSI was 8,7% (5,9 / 1000) with a median survival time was 10 days. Birth weight has a protective effect on BSI of 0,54 (p> 0,05), while central catheters are known to have highly effect on BSI (HR = 6.5, 95% CI: 2,4 to 17,6, p <0,001).

Read More
T-3817
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lies Purnawati; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti
T-653
Depok : FKM UI, 1998
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive