Ditemukan 27830 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Kesmas ( Jur. Kesmasnas ), Vo. 7, No.4, Nov. 2012: hal. 147-153. ( ket. ada di bendel 2012- 2014)
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Kesmas ( Jur. Kesmasnas ), Vo. 7, No.4, Nov. 2012: hal. 147-153. ( ket. ada di bendel 2012- 2013)
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sulistyowati Tuminah; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Ratna Djuwita, Julianty Pradono, Nikson Sitorus
Abstrak:
Read More
"Latar belakang: Hipertensi, DM, dan stres psikologis masih menjadi masalah kesehatan yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan. Tujuan: menilai kejadian hipertensi dan besaran risiko akibat efek gabungan antara DM dan stres psikologis pada orang dewasa. Metode: Analisis menggunakan data sekunder Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (FRPTM). Disain studi yaitu studi kohor retrospektif. Populasi: Data penduduk berusia 25 tahun ke atas (saat baseline) yang menjadi responden Studi Kohor FRPTM di Kota Bogor, Jawa Barat. Inklusi: Data yang lengkap pada wawancara/pengukuran/ pemeriksaan. Eksklusi: Data subyek yang hipertensi saat baseline. Sampel: Data penduduk berusia 25 tahun ke atas (saat baseline) yang menjadi responden Studi Kohor FRPTM di Kota Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 3165 data subyek dianalisis dengan regresi Cox. Hasil: Hipertensi yang ditemukan sebanyak 207 orang (6,6%). Relative risk (RR) untuk terjadinya hipertensi akibat adanya efek gabungan antara DM dan stres psikologis sebesar 2,20 dengan 95% CI (1,030?4,711) setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan obesitas. Interaksi yang didapatkan bersifat sinergis (positif). Kejadian hipertensi yang disebabkan karena interaksi sebesar 30%. Kesimpulan: Kelompok subyek dengan DM dan stres psikologis berisiko untuk terjadinya hipertensi sebesar 2,20 kali lebih tinggi dibandingkan kelompok subyek tanpa DM dan tanpa stres psikologis dengan hubungan yang bermakna secara statistik.
Background: Hypertension, DM, and psychological distress are still health problems that cannot be fully controlled. Purpose: to assess the proportion of hypertension and the magnitude of the risk due to the combined effect of DM and psychological distress in adults. Methods: Analysis using secondary data of Cohort Study on Non-Communicable Disease Risk Factors (NCDRF). The study design was a retrospective cohort study. Population/sample: Data of respondents of the NCDRF Cohort Study in Bogor City, West Java aged 25 years and over (at baseline). Inclusions: Complete data on interviews/ measurements/examinations. Exclusion: Data of hypertensive subjects at baseline. A total of 3165 subject data were analyzed with Cox regression. Results: Hypertension was found in 207 people (6.6%). The relative risk (RR) for the occurrence of hypertension due to the combined effect of DM and psychological distress is 2.20 with a 95% CI (1.030-4.711) after controlling for gender and obesity. The interactions obtained are synergistic (positive). The incidence of hypertension caused by interactions is 30%. Conclusion: The group of subjects with DM and experiencing psychological stress has a risk of developing hypertension by 2.20-fold higher rather than the group of subjects without DM and without psychological distress with a statistically significant association.
T-6535
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dhany Yuliatmoko; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Yovsyah, Renti Mahkota, Hera Nurlita, Mulyadi
Abstrak:
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥90 mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan konsumsi buah sayur dengan hipertensi dan estimasi besar risiko obesitas dan kurang konsumsi buah sayur terhadap kejadian hipertensi di Posbindu PTM Puskesmas Tanah Sereal dan Puskesmas Pasir Mulya Kota Bogor Tahun 2016 setelah dikontrol dengan variabel umur, jenis kelamin, merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik dan tempat tinggal. Penelitian ini merupakan pengolahan dan analisis lanjut data sekunder kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di Puskesmas Tanah Sereal dan Puskesmas Pasir Mulya tahun 2016 (Bulan Januari s/d Desember Tahun 2016) dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah penduduk yang menjadi sasaran deteksi dini PTM kegiatan Posbindu PTM di Puskesmas Tanah Sereal dan Puskesmas Pasir Mulya tahun 2016, dengan sampel yang diperoleh sebanyak 927 responden. Analisis data bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan cox regresi. Hasil studi menunjukkan hubungan antara status gizi dengan hipertensi berinteraksi dengan tempat tinggal dan dikontrol variabel tempat tinggal dan konsumsi buah sayur, dengan nilai PR interaksi 2,7, artinya responden yang obesitas dan tinggal di perumahan berisiko 2,7 kali mengalami hipertensi. Hasil lainnya menunjukan hubungan antara konsumsi buah sayur dengan hipertensi setelah dikontrol variabel umur dan status gizi dengan nilai PR 1,4, artinya responden yang kurang konsumsi buah sayur berisiko 1,4 kali untuk mengalami hipertensi setelah dikontrol umur dan status gizi. Kata Kunci: Hipertensi, Status Gizi, Konsumsi Buah Sayur Hypertension or high blood pressure is a condition in which systolic blood pressure ≥140 mmHg and / or diastolic pressure ≥90 mmHg. This study aims to determine the relationship of nutritional status and consumption of fruit vegetables with hypertension and estimate the risk of obesity and less consumption of fruit vegetables to the incidence of hypertension in Posbindu PTM Puskesmas Tanah Sereal and Puskesmas Pasir Mulya Bogor City 2016 after controlled by variables age, sex, smoking, alcohol consumption, physical activity and residence. This research is the processing and further analysis of secondary data of Posbindu PTM at Puskesmas Tanah Sereal and Pasir Mulya in 2016 (January-December 2016) with Cross Sectional approach. The population of this research is the population that became the target of early detection of PTM Posbindu PTM activities in Puskesmas Tanah Sereal and Puskesmas Pasir Mulya in 2016, with samples obtained as many as 927 respondents. Analysis of bivariate data with chi square and multivariate test with cox regression. The result of the study shows the correlation between nutritional status with hypertension interaction with residence and controlled variable of residence and consumption of vegetable fruit, with interaction value of 2,7, mean that the respondent who is obese and stay in housing at risk 2,7 times have hypertension. Other results showed the relationship between consumption of fruits with hypertension after controlled variable age and nutritional status with PR value 1.4, meaning that respondents who consumed less vegetable fruit risk 1.4 times to experience hypertension after controlled age and nutritional status. Keywords: Hypertension, Nutritional Status, Consumption of Fruit Vegetables
Read More
T-4890
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hertanto Wahyu Subagio
MMI-Vol.40/No.3
Semarang : FK Undip & IDI Jateng, 2005
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dewi Permaesih, Yuniar Rosmalina, Reviana Christiani, Muhilal
Seri Gizi 24
Bogor : Puslitbangkes Gizi, 2001
Laporan Penelitian Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Titi Indriati; Promotor: Asri C. Adisasmita; Kopromotor: Mardiati Nadjib, Imam Subekti; Penguji: Ratna Djuwita, Soewarta Kosen, Woro Riyadina, Telly Purnamasari
Abstrak:
Read More
ABSTRAK Peran Perubahan Status Sindrom Metabolik Terhadap Kualitas Hidup Terkait Kesehatan Pada Orang Dewasa Di Kota Bogor (Data Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Dalam 4 Periode Pemantauan, Tahun 2011-2018) Pemantauan kualitas hidup pada penderita sindrom metabolik perlu dilakukan secara berkelanjutan, untuk mencapai status kesehatan yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan menilai peran perubahan status sindrom metabolik terhadap kualitas hidup terkait kesehatan (HRQoL). Pendekatan studi menggunakan desain follow up prevalence sebagai turunan dari cross sectional yang merupakan bagian dari studi kohor induk. Diagnosis SM ditegakkan ketika jumlah kriteria SM >3 dari 5 faktor risiko menggunakan data studi kohor faktor risiko PTM yang dikelola oleh Balitbangkes Kemenkes RI di Kecamatan Bogor Tengah dalam 4 periode pemantauan tahun 2011-2018. HRQoL diukur melalui wawancara langsung terhadap 874 responden menggunakan kuesioner SF-36 dan EQ-5D-5L. Perubahan status SM yang dapat diidentifikasi adalah: SM persisten (6,8%); SM memburuk (12,8%), SM membaik (10,3%), dan tidak SM (70,1%). Kriteria SM pada periode pemantauan T4 yaitu: obesitas sentral pada laki-laki 23,2% dan perempuan 78,6%; kadar HDL rendah pada laki-laki 31% dan perempuan 36,4%; hipertensi 35,5%; trigliserida tinggi >150 mg/dl adalah 21,9%; serta gula darah puasa tinggi >100 mg/dl adalah 38,2%. Gambaran HRQoL dari hasil pengukuran kuesioner SF-36 yaitu 50,3% memiliki kualitas hidup baik pada dimensi fisik dan 51% baik pada dimensi mental. HRQoL EQ-5D-5L untuk profil status kesehatan adalah 95,7% tidak bermasalah pada dimensi kemampuan perawatan diri; sedangkan masalah yang paling besar adalah pada dimensi ketidaknyamanan (rasa nyeri) seebanyak 76,8%. Pada skala EQ-VAS responden dengan kategori HRQoL rendah sebanyak 8,5% memiliki nilaidi bawah rerata EQ-VAS orang Indonesia pada umumnya. Ada interaksi dalam hubungan perubahan status SM dengan HRQoL pada dimensi fisik berdasarkan faktor riwayat penyakit penyerta (PTM), Analisis multivariat regresi logisttik ganda membuktikan bahwa perubahan status SM yang berinteraksi dengan riwayat penyakit penyerta (PTM: jantung, strok, DM, kanker) memberikan efek HRQoL rendah pada dimensi fisik sebesar POR (95%CI) = 27,5 (10,3-73,2) dan strata tidak memiliki penyakit penyerta sebesar = 9,2 (5,7 – 15,0) setelah dikontrol oleh umur, status kesehatan mental, perubahan IMT, rutinitas periksa kesehatan dalam setahun, dan pengetahuan. Efek interaksi yang dijelaskan menggunakan nilai rasio peluang disebut interaksi multiplikatif dan ini penting dalam menjelaskan hubungan kausalitas bahwa perubahan status SM yang memburuk sebagai penyebab rendahnya HRQoL dimensi fisik. Rekomendasi mengembangkan upaya sinergi dengan instansi terkait dalam menentukan progam intervensi kesehatan dan Germas yang memungkinkan untuk diintegrasikan dalam studi kohor PTM di Kota Bogor.
ABSTRACT The Role of Changes in Metabolic Syndrome Status on Health-Related Quality of Life in Adults in Bogor City (Data on Cohort Study of Non-Communicable Disease Risk Factors in 4 Monitoring Periods, 2011-2018) Monitoring the quality of life in patients with metabolic syndrome needs to be carried out on an ongoing basis, to achieve a better health status. This study aims to assess the role of changes in metabolic syndrome status on health-related quality of life (HRQoL). The study approach uses a follow-up prevalence design as a cross-sectional derivative which is part of the main cohort study. The diagnosis of MS is enforced when the total number of criteria for MS >3 from 5 risk factors using a cohort study data of NCD risk factors managed by the Research and Development Center of the Ministry of Health of Indonesia in Central Bogor District in 4 monitoring periods 2011-2018. HRQoL was interviewed with 874 participants using the SF-36 and EQ-5D-5L questionnaires. Changes in MS status that can be identified are: persistent MS (6.8%); worsened MS (12.8%), improved MS (10.3%), and no MS (70.1%). The criteria for MS in the fourth monitoring period were: central obesity in males 23.2% and females 78.6%; low HDL levels in men 31% and women 36.4%; hypertension 35.5%; high triglycerides >150 mg/dl is 21.9%; and high fasting blood sugar> 100 mg/dl is 38.2%. The HRQoL description from the SF-36 questionnaire is 50.3% have a good quality of life on the physical dimension and 51% have a good quality of life on the mental dimension. HRQoL EQ-5D-5L for the health status profile is 95.7% without problems on the dimension of self-care ability; while the biggest problem is the dimension of discomfort (pain) as much as 76.8%. On the respondent's EQ-VAS scale with a low HRQoL category of 8.5% has a value below the average EQ-VAS of Indonesians in general. There is an interaction in the relationship between changes in MS status and HRQoL on the physical dimension based on the history of co-morbidities (NCD). Low HRQoL in the physical dimensions of POR (95% CI) = 27.5 (10.3-73.2) and without comorbidities of = 9.2 (5.7 – 15.0) after adjusting for age, mental health status, changes in BMI, routine health checks in a year, and knowledge. The effect modifications are explained using the probability ratio is called the multiplicative interaction is important in explaining the causal relationship that worsening MS status changes low HRQoL physical dimension. Recommendations for developing a synergy program with related agencies in determining health and Germas intervention programs that allow them to be integrated into the NCD cohort study in Bogor City.
D-486
Depok : FKM-UI, 2023
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
M.N. Bustan
614.47 BUS e
Jakarta : Rineka Cipta, 2007
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
M.N. Bustan
614.47 BUS e
Jakarta : Rineka Cipta, 1997
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ratna Djuwita Hatma
PP-108
Depok : FKM UI, 1997
Pidato Pengukuhan Guru Besar Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
