Ditemukan 29487 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
The Indonesian Journal of Infectious Diseases (IJID), vol.2, no.1, 2015, hal. 26-34
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nor Efendi; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Titi Sundari, Siti Nur Anisah
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi anatomi TB terhadap kesintasan (ketahanan hidup) 2 tahun pasien ko-infeksi TB-HIV setelah diagnosis.Penelitian ini menggunakan desain kohort restrospektifdinamik menggunakan 177 rekam medik pasien ko-infeksi TB-HIV di RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso Jakarta yang terdaftar tahun 2010-2013, diambil secara simple random samplingKasintasan pasien ko-infeksi TB-HIV 2 tahun setelah diagnosa dengan lokasi anatomi TB di ekstraparu sebesar 86%, lebih rendah dibandingkan dengan lokasi anatomi TB di paru sebesar 98%. Lokasi anatomi TB di ekstraparu mempengaruhi kecepatan kematian pasien ko-infeksi TB-HIV (adjusted HR 1,48, 95% CI : 0,55-4,02), setelah dikontrol oleh faktor risiko penularan dan kadar CD4 awal. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan sistem imunitas tubuh yang luas sehingga infeksi dan penyebaran kuman TB juga akan meluas seperti ke kelenjar getah bening, pleura dan organ lainnya. TB ekstra paru memiliki beban bakteri TB yang lebih tinggi dan menunjukkan progresifitas perjalanan penyakit semakin parah yang mengakibatkan probabilitas ketahanan hidup (kesintasan) penderitanya semakin menurun.Perlu dilakukan screening lebih intensif terhadap pasien ko-infeksi TB-HIV untuk menemukan kemungkinan TB di ekstra paru sedini mungkinagar dapat diberikan penatalaksanaan yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Kata Kunci : Lokasi Anatomi TB; Kesintasan;Ko-infeksi TB-HIV
Read More
T-4478
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
The Indonesian Jour. of Infectious Diseases, Vol.3, No.2, 2016, hal. 11-18
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
The Indonesian Jour. of Infectious Diseases, Vol.3, No.2, 2016, hal. 1-10
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
The Indonesian Journal of Infectious Diseases (IJID), vol.2, no.2, 2015, hal. 24-32
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Musdalifah; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Tri Yunis Miko Wahyono, Adria Rusli
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh lama pemberian antiretroviral (ARV)setelah Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dimulai terhadap kegagalan perbaikan CD4pasien ko-infeksi TB-HIV. Penelitian dilakukan pada mei-juni 2016 di Rumah SakitPenyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso. Design penelitian yangdigunakan adalah kohort restrospektif dengan follow-up selama satu setengahtahun. Populasi studi adalah pasien Ko-infeksi TB-HIV yang naive ART dantercatat pada rekam medis periode Januari 2010 - November 2014. Kriteria inklusisampel adalah pasien usia ≥15 tahun, mendapat OAT minimal 2 minggu sebelumART dimulai, dan memiliki data hasil pemeriksaan CD4 sebanyak dua kali dengantotal sampel adalah 164 orang. Probabilias kumulatif kegagalan perbaikan CD4pasien ko-infeksi TB-HIV sebesar 14,43%. Hazard rate kegagalan perbaikan CD4pada pasien yang memulai terapi ARV 2-8 minggu setelah OAT dibandingkandengan yang menunda terapi ARV 8 minggu setelah OAT masing-masing 767 per10.000 orang tahun dan 447 per 10.000 orang tahun (p=0,266). Analisis multivariatdengan menggunakan uji cox regresi time independen menunujukkan ratekegagalan perbaikan CD4 pada pasien yang memulai ART >8 minggu setelah OATlebih rendah dibandingkan pasien yang memulai ART pada 2-8 minggu setelahOAT (Adjusted HR=0,502 ; 0,196-1,287 ; p value=0,151) setelah dikontrol olehjenis regimen ARV dan klasifikasi pengobatan TB.Kata kunci: Ko-infeksi TB-HIV, Terapi Antiretroviral, Kegagalan perbaikan CD4
This study was aim to assess the effect of time to Antiretroviral Treatment (ART) onCD4 response failure in TB-HIV coinfection patients. This study was conductedfrom May to June 2016 at Infectious Disease Hospital Sulianti Saroso. This studyused cohort restrospective design with one and half year time to follow up. Studypopulation were TB-HIV coinfected patients, noted as a naive ART patient inmedical records from january 2010-november 2014. A total 164 patients ≥ 15 yearsold, had Anti Tuberculosis Treatment (ATT) 2 weeks before ART and had minimum2 CD4 sell count laboratorium test results. The cumulative probability of CD4response failure among TB-HIV co-infected patients was 14,43%. Hazard rate ofCD4 response failure was 767 per 10.000 person year in early ART (2-8 weeks afterATT) versus 474 per 10.000 person year in delayed ART (8 weeks after ATT) arm(p=0,266). In multivariate analysis using time independent cox regression test, rateof CD4 responses failure was lower in patients with delayed ART until 8 weeks afterATT than early ART 2-8 weeks after ATT. (Adjusted HR=0,502 ; 0,196-1,287 ; Pvalue=0,151) controlled by types of ARV regiments and classification of TB cure.Keywords: TB-HIV Co-infection, Antiretroviral treatment, CD4 response failure
Read More
This study was aim to assess the effect of time to Antiretroviral Treatment (ART) onCD4 response failure in TB-HIV coinfection patients. This study was conductedfrom May to June 2016 at Infectious Disease Hospital Sulianti Saroso. This studyused cohort restrospective design with one and half year time to follow up. Studypopulation were TB-HIV coinfected patients, noted as a naive ART patient inmedical records from january 2010-november 2014. A total 164 patients ≥ 15 yearsold, had Anti Tuberculosis Treatment (ATT) 2 weeks before ART and had minimum2 CD4 sell count laboratorium test results. The cumulative probability of CD4response failure among TB-HIV co-infected patients was 14,43%. Hazard rate ofCD4 response failure was 767 per 10.000 person year in early ART (2-8 weeks afterATT) versus 474 per 10.000 person year in delayed ART (8 weeks after ATT) arm(p=0,266). In multivariate analysis using time independent cox regression test, rateof CD4 responses failure was lower in patients with delayed ART until 8 weeks afterATT than early ART 2-8 weeks after ATT. (Adjusted HR=0,502 ; 0,196-1,287 ; Pvalue=0,151) controlled by types of ARV regiments and classification of TB cure.Keywords: TB-HIV Co-infection, Antiretroviral treatment, CD4 response failure
T-4699
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Journal of Infectious Diseases, Vol.3, No.01, 2016, hal. 1-7
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Marlina Meilani Simbolon; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Adria Rusli, Endang Lukitosari
T-4138
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Siti Maemun; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Renti Mahkota, Adria Rusli
Abstrak:
Tujuh puluh delapan juta penduduk dunia terinfeksi Human Immunodefiency Virus (HIV), 39 juta diantaranya meninggal. Tuberkulosis (TB) yang merupakan ko-infeksi terbanyak pada ODHA di Indonesia. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh waktu awal pengobatan ARV terhadap ketahanan hidup pasien ko- infeksi TB-HIV. Desain penelitian kohort retrospektif, dilakukan pengamatan selama satu tahun (365 hari), yaitu pasien ko-infeksi TB-HIV yang naive ARV di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso periode Januari 2011-Mei 2014, berusia ≥16 tahun. Analisis ketahanan hidup menggunakan metode Kaplan-Meier, bivariat dengan Log rank test dan multivariat dengan cox regression. Probabilitas ketahanan hidup kumulatif pasien ko-infeksi TB-HIV yang mendapatkan ARV pada satu tahun adalah 81,5%. Hasil analisis multivariat bahwa pasien ko-infeksi TB-HIV yang mendapatkan pengobatan ARV di fase lanjut berisiko 2,33 kali (95%CI: 1,25-4,33; p=0,008) mengalami kematian setelah dikontrol oleh lokasi infeksi M.tuberculosis. Ko-infeksi TB-HIV telah memperburuk progresivitas, HIV yang menyerang makrofag menyebabkan imunitas (CD4) menurun sehingga berdampak pada ketidakmampuan imunitas melawan kehadiran M.tuberculosis. Maka, segera memulai pengobatan TB dan memulai ARV pada fase intensif (2-8 minggu). Ketahanan hidup pasien ko-infeksi TB-HIV yang mendapatkan pengobatan ARV pada fase intensif lebih besar dibandingkan pada fase lanjut. Mengoptimalkan pengobatan ARV pada fase intensif (2-8 minggu) untuk meningkatkan ketahanan hidup pasien ko-infeksi TB-HIV. Kata Kunci : Antiretroviral, TB-HIV, ketahanan hidup
Read More
T-4543
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Amelia Pradipta; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah, Adria Rusli
S-10310
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
