Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 29825 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Indra Supradewi; Pembimbing: Kemal N. Siregar, Evi Martha
T-2058
Depok : FKM-UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hendrati Handini; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Purwantyastuti
Abstrak:

Dari tahun ke tahun, usia harapan hidup wanita Indonesia semakin meningkat. Sementara SDKI pada tahun 2003-2004 menyebutkan sekitar 21,1 % penduduk Indonesia yang telah memasuki usia menopause. Menopause merupakan peristiwa fisiologis yang menyebabkan munculnya berbagai perubahan fisik, reproduksi dan psikis. Hal ini berhubungan dengan berhentinya fungsi indung telur yang mempengaruhi produksi hormon estrogen dan progesteron. Keadaan ini menyebabkan munculnya berbagai keluhan, gangguan atau penyakit, seperti sindroma menopause, osteoporosis, dan penyakit jantung koroner. Untuk mencegah, dan mengurangi risiko kejadian tersebut, salah satu alternatifnya adalah dengan pemberian Terapi Sulih Harmon/Harmane Replacement Therapy (HRT). TSH adalah hormon pengganti yang diberikan kepada wanita menopause karena sudah tidak memproduksi estrogen lagi. TSH dapat mencegah, dan mengurangi resiko keluhan, gangguan atau penyakit akibat menopause. Penggunaan TSH sampai sekarang masih menimbulkan kontraversi di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan penggunaan terapi sulih hormon pada pasien menopause. Sebagai variabel bebas adalah usia saat menopause, lama menopause, sindroma menopause, riwayat reproduksi, riwayat kesehatan pasien dan keluarganya, riwayat penggunaan kontrasepsi, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan tentang terapi sulih hormon, anjuran dokter dan permintaan pasien. Sedangkan sebagai varibel terikat adalah penggunaan terapi sulih hormon. Penelitian ini dilakukan di Klinik Menopause Yasmin Perjan RS. Dr. Cipto Mangunkusumo dan Klinik Menopause RSPAD Gatol Soebroto mulai bulan Januari 2003 - Desember 2004. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer. Sampel penelitian adalah pasien yang sudah menopause yang datang berkonsultasi di klinik menopause selama periode Januari 2003- Desember 2004. Jumlah sampel minimal ditetapkan kasus banding kontrol = 1 : 1, dengan tingkat kemaknaan 95% dan presisi 20%, diperoleh 105 responden untuk kelompok kasus dan 105 responden untuk kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan secara bermakna dengan pemberian terapi sulih hormon adalah variabel riwayat penyakit, riwayat kontrasepsi hormonal, pengetahuan tentang terapi sulih hormon ananjuran dokter. Dari analisis multivariat didapatkan OR= 3,117 untuk variabel riwayat penyakit, OR = 2,381 untuk variabel riwayat menggunakan kontrasepsi hormonal, OR= 2,303 untuk variabel berpengetahuan linggi dan OR = 4.454 untuk variabel anjuran dokter. Diperlukan upaya sosialisasi dan pendidikan yang berhubungan dengan masalah-masalah menopause dan penggunaan TSH kepada masyarakat luas. Hal ini harus didukung oleh kebijakan dari Departemen Kesehatan maupun organisasi profesi kedokteran tentang penatalaksanaan TSH, termasuk mempersiapkan tenaga yang handal untuk melaksanakan konseling pasca menopause.


 

Reasons on Use of Hormone Replacement Therapy for Menopausal Patients in Yasmine Perjan Menopause Clinic in Dr Cipto Mangunkusumo Hospital & Menopause Clinic RSPAD Gatot Subroto 2005.Through the years the life span of Indonesian women has been increasing. While in year 2003-2004 SDKI says that 21,1 % of Indonesian population is entering menopausal ages. Menopause itself is a physiologic episode that causes many physical changes and in reproduction and psyche as well. It relates to the stop of the ovary function that affects the estrogen and progestine hormones. This condition will also affect other complaints on body, disorders or diseases, such as menopausal syndrome, osteoporosis, and coronary heart disease. Hormone Replacement Therapy (HRT) is an alternative therapy to prevent and reduce the risks of those complaints. HRT aims to replace the hormone of a menopausal woman so that it could prevent and reduce the risks. But HRT user gives controversial with public This research aims to find out the basic reasons for the patients to use the therapy. As free variables are the age by the time menopause starts, the length, the syndrome, the reproduction history of the patient and family, the history of contraception use, education, occupation and knowledge on HRT, doctor's advises and patients demands. As bond variable is the use of HRT. This research is conducted in Yasmin Perjan Menopause Clinic in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital and Menopause Clinic in RSPAD Gatot Soebroto starting January 2003 up to December 2004. It uses primary and secondary data. The samples are patients with menopausal problem that already have a consultation in the clinic during period of January 2003 - December 2004. The total sample, with ratio = 1.1 minimally, with significant level 95% and precision 20%, is found respectively from 105 respondents each lbr case group and controlled group. The result shows that the variables that related significantly to HRT are history of the diseases, hormonal contraception, knowledge on HRT and doctor's advises. From multi variant analysis it is found OR= 3, 1 17 times for variable of history o f disease, OR = 2,381 for variable of history on hormonal contraception, OR= 2,303 for variable with high education and OR= 4.454 for doctor's advises. Finally it is necessary to socialize and to educate people relates to menopausal problems and use of HRT to the public. Policies are from Health Department and other Medical Profession Organization on HRT management. It is needed more experiences to do the menopausal consultation.

Read More
T-2073
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vika Anggraeni; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Yvonne M. Indrawani, Memed Germadi
S-6431
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anita Rusnita; pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji; Sandra Fikawati, Utami Roesli
S-5591
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nawati ; Pembimbing: Caroline Endah Wuyaningsih, Mieke Savitri
T-1917
Depok : FKM UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diny Nahrudiani; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar; Penguji: Evi Martha, Popy Yuniar, Eriati
Abstrak:
Metode kontrasepsi jangka panjang merupakan salah satu metode kontrasepsi yang di tujukan untuk mengatur kelahiran dan menekan laju pertambahan penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alasan tidak menggunakan kontrasepsi dan hubungannya dengan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada wanita usia subur (WUS) di Indonesia. Studi ini menggunakan data sekunder SDKI 2017 dan dianalisis dengan univariat, bivariat, dan multivariate korelasi logistik ganda untuk mengeksplorasi karakteristik umur, pendidikan dan tempat tinggal responden. Alasan tidak menggunakan kontrasepsi dari jarak, biaya dan larangan suami dalam kaitannya dengan penggunaan MKJP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karestistik responden: Sebagian besar WUS yang berusia ≥ 30 tahun (67,7%), memiliki pendidikan rendah (59,1%), dan tinggal di kota (50,9%). Alasan jarak mayoritas WUS (80,2%) tidak memiliki masalah dalam jarak akses terhadap layanan kontrsepsi, tidak ada masalah dalam hal pembiayaan MKJP 99,5%, dan 97,3% tidak mendapat larangan dari suami dalam penggunaan MKJP/. Analisis model regresi logistik ganda mengungkapkan bahwa perilaku penggunaan MKJP dipengaruhi oleh umur, pendidikan, tempat tinggal, jarak, biaya dan larangan suami. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang alasan tidak menggunakan kontrasepsi dan hubungannya dengan perilaku penggunaan MKJP pada WUS di Indonesia, yang dapat membantu dalam pengembangan intervensi yang lebih efektif untuk meningkatkan penggunaan MKJP di kalangan wanita usia subur di Indonesia.

The long-term contraceptive method is one of the contraceptive methods that is intended to regulate births and reduce the rate of population growth. This study aims to identify the reasons for not using contraception and its relationship with the use of Long-Term Contraceptive Methods (MKJP) in women of childbearing age (WUS) in Indonesia. This study used SDKI 2017 secondary data and was analyzed with univariate, bivariate, and multivariate multiple logistic correlations to determine the explore the characteristics of the respondents' age, education and place of residence. The reasons for not using contraception are distance, cost and prohibition of husbands in relation to the use of MKJP. The results showed that the respondents were charismatic: Most WUS were ≥ 30 years old (67.7%), had low education (59.1%), and lived in the city (50.9%). Distance reason: The majority of WUS (80.2%) have no problems in access distance to the contract service no problems in terms of MKJP financing is 99.5%, and 97.3% do not get a ban from the husband in using MKJP/. The analysis of the multiple logistic regression model revealed that the behavior of using MKJP was influenced by age, education, place of residence, distance, cost and husband prohibition. This study provides in-depth insights into the reasons for not using contraceptives and their relationship with the behavior of using MKJP in WUS in Indonesia, which can help in the development of more effective interventions for to increase the use of MKJP among women of childbearing age in Indonesia.
Read More
T-7061
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Sholihat; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih, Mieke Savitri
T-1979
Depok : FKM UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Sulistyaningsih; Pembimbing: Helda; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Noer Aziza
Abstrak:

Kanker serviks merupakan kanker yang menduduki urutan pertama dari kejadian kanker ginekologi perempuan. Kanker serviks merupakan kanker kedua paling banyak pada wanita yang tinggal di negara yang tertinggal dengan perkiraan 570.000 kasus baru pada tahun 2018. Kanker serviks sangat mempengaruhi kualitas hidup penderita dan keluarganya serta beban pembiayaan kesehatan oleh pemerintah. Masih tingginya kejadian kanker serviks bisa disebabkan karena faktor risiko yang belum tertangani secara baik di masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan menggunakan disain studi case control. Sumber data yang digunakan adalah data primer. Terdapat sebanyak 166 sampel yang terdiri dari 83 kasus dan 83 kontrol sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil analisis terdapat hubungan yang signifikan antara usia pertama kontak seksual dengan kejadian kanker serviks dengan nilai odds ratio sebesar 3,20 (p value: 0,001.; 95% CI: 1,626-6,299). Selain itu faktor risko lain seperti jumlah pasangan (OR=4,91; p value: 0,000; 95% CI: 1,884-12,845), paritas (OR=2,84; p value: 0,001; 95% CI: 1,510-5,357), pil oral kontrasepsi (OR=2,74; p value: 0,002.; 95% CI: 1,452-5,197) juga berhubungan secara signifikan dengan kejadian kanker serviks. Terdapat beberapa faktor risiko yang tidak berhubungan secara statistik antara lain merokok (OR=2,23; p value: 0,075; 95% CI: 0,910-5,564), personal hygiene (OR=1,48; p value: 0,212; 95% CI: 0,799-2,727) dan status gizi (OR=1,18; p value: 0,755; 95% CI: 0,356-4,150). Penting untuk membuat berbagai program promosi kesehatan dengan kegiatan sosialisasi dan KIE terkait faktor risiko kejadian kanker serviks . Kata Kunci : Kanker serviks, faktor Risiko, usia kontak seksual, jumlah pasangan seksual, paritas, pil oral kontrasepsi, merokok, personal hygiene,status gizi.


 

Cervical cancer is the most common type of gynecologic cancer in women. In the least developed countries, cervical cancer is the second most common type of cancer with 570.000 new cases in 2018 . Cervical cancer significantly influences patients’ quality of life and places a financial burden on the government. The high number of cervical cancer cases can be due to poor management of its risk factor in society. This is a quantitative case-control study using primary data. A total of 166 samples are gathered based on inclusion and exclusion criteria. These samples were then divided equally into the control and case groups, making each group have 83 subjects. Based on data analysis, there is a significant relationship between the age of first sexual intercourse and cervical cancer with an odds ratio of 3,20 (p-value: 0,001.; 95% CI: 1,626-6,299). Moreover, other risk factors such as the number of sexual partners (OR=4,91; p-value: 0,000; 95% CI: 1,884-12,845), parity (OR=2,84; p-value: 0,001; 95% CI: 1,510-5,357), usage of oral contraception (OR=2,74; p-value: 0,002.; 95% CI: 1,452-5,197) also play a significant part in the occurrence of cervical cancer. On the other hand, some risk factors does not correlate with cervical cancer statistically, including smoking (OR=2,23; p-value: 0,075; 95% CI: 0,910-5,564), personal hygiene (OR=1,48; p-value: 0,212; 95% CI: 0,799-2,727) and nutritional status (OR=1,18; p-value: 0,755; 95% CI: 0,356- 4,150). It is important to develop various health promotion programs including social activities and counseling about risk factors of cervical cancer. Keywords: Cervical cancer. risk factors, age of first sexual intercourse, number of sexual partners, parity, oral contraception, smoking, personal hygiene, nutritional status.

Read More
S-10894
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Astrid Novita; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Ahmad Syafiq, Zarfiel Tafal, Oktarinda, Sri Nurherwati
Abstrak:

Kekerasan terhadap perempuan dapat ditetapkan sebagai pelanggaran hak manusia. Berdasarkan analisa atas kasus-kasus kekerasan, terungkap pula berbagai jenis kekerasan yang dilakukan suami terhadap istrinya. Kekerasan terhadap Istri (KTI) merupakan bagian dari kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah tangga (KDRT). Kekerasan dalam rumah tangga mencakup kekerasan terhadap anak, anggota keluarga yang lain, dan bahkan pembantu rumah tangga. Tetapi melihat beberapa hasil penelitian dan kasus-kasus yang ada, fenomena kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki (suami) terhadap istrinya terbukti yang paling banyak terjadi. Kekerasan terhadap istri adalah kekerasan terahdap perempuan yang terjadi di wilayah domestic/pribadi, dimana korbannya adalah perempuan yang berposisi sebagai istri dan dilakukan oleh suaminya. Kekerasan terhadap istri tidak hanya akan berdampak secara fisik (seperti meninggalkan bekas memar, biru, berdarah, dan sebagainya), tetapi juga berdampak secara psikologis. Terjadi adanya peningkatan laporan mengenai kasus kekerasan terhadap perempuan terutama KTI. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan layanan pendamping LBH APIK Jakarta oleh 4 orang korban KTI tahun 2008. Penelitian ini juga beranjak dari asumsi yang juga terdapat dalam salah satu teori mengenai perilaku pencarian pelayanan kesehatan yaitu Health Belief Models. Penggalian informasi didapatkan melalui wawancara mendalam (ndept interview) dan observasi. Untuk validitas data dalam penelitian ini hanya digunakan triangulasi sumber. Untuk triangulas! sumber, cara yang dilakukan adalah wawancara mendalam dengan keluarga korban dan pendamping dari LBH APIK. Oleh sebab itu, metode penelitan yang digunakan peneliti adalah kualitatif. Agar diperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai pengetahuan serta latar belakang korban KTI dalam perilaku pencarian dan penggunaan layanan pendamping. Didapatkan 4 orang informan utama (korban KTI), | orang teman dekat korban, | orang keJuarga korban (adik) dan 2 orang pendamping dari LBH APIK. Alasan penentuana jumlah informan sebanyak 4 orang, karena sudah terjadi pengulangan informasi mengenai beberapa hal yang ditanyakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat pendidikan istri, tidak dapat--menjamin seseorang/istri tersebut untuk terlepas dari tindakan kekerasan yang dilakukan suami. Namun demikian, untuk istri yang pendidikannya lebih tinggi (Sarjana), terlihat ada upaya yang lebih besar untuk mencari penanganan masalahnya, termasuk untuk perilaku menggunakan layanan pendamping, Keterlitbatan istri dalam perekonomian rumah tangga tidak selalu dapat menghentikan kekerasan yang terjadi. Perilaku pencarian dan penggunaan layanan pendamping pada korban KTI, menunjukkan proses yang berbeda-beda. Upaya bertahan dengan kondisi rumah tangga yang penuh konflik, adalah hal yang ditempuh oleh sebagian istri yang terkena kekerasan sebelum mereka mencari dan menggunakan layanan pendamping. Pertimbangan anak-anak dan stigma masyarakat yang menjadi alasan untuk bertahan. Budaya malu yang dimiliki korban KTI untuk tidak membuka permasalahan mengenai tindak kekerasan yang dialaminya secara dini, masih merupakan hal yang menyebabkan keterlambatan dalam penanganan pada korban KTI. Dari penelitian ini, pengetahuan informan secara keseluruhan dikatakan baik. Hal tersebut dikarenakan selama mengikuti pendampingan, informan mendapatkan berbagai pemahaman mengenai KTI dan cara penanganannya. Sebagian besar informan mempunyai kecendrungan untuk rentan terkena kekerasan serta berpendapat bahwa KT] merupakan hal yang sangat serius untuk segera ditangani. Karakteristik istri yang rentan menjadi korban KTI adalah istri yang terlalu penurut, sclalu mengalah dan juga istri yang tidak mau menuruti keinginan suaminya. Karakteristik suami dan keadaan yang rentan untuk terjadinya tindakan kekerasan terhadap istri adalah tabiat suami yang sering berselingkuh dengan perempuan lain serta campur tangan pihak suami yang berlebihan. Dalam penelitian ini, seluruh informan berpendapat bahwa KTI dapat dicegah. KTI merupakan masalah yang serius dan memerlukan penanganan segera. Faktor utama yang dirasakan informan menjadi hal yang serius untuk menangani KTI adalah karena perasaan tidak nyaman dan ketakutan yang sangat terhadap berulangnya KTI. Manfaat dari layanan pendampingan sangat dirasakan oleh seluruh informan. Peran keluarga dan kerabat merupakan faktor motivasi yang utama untuk korban KTI dalam menangani masalahnya. Sumber informasi yang paling dominan membantu korban KT! dalam menemukan informasi mengenai layanan pendamping adalah media cetak dan sosialisasi program pendampingan melalui institusi dan seminar

Violence against women (VAW) can be stated as human rights abuse. Based on analyses toward cases of violence, it is revealed that some abuses are done by a husband toward his wife. A husband to wife abuses is one of type of violence against woman that taking place at the household, or called domestic violence (DV), as the victims is mostly a woman (the wife) that receive abuses from a man (the husband). Domestic violence can be also in the form of violence against children, and other household members, including the maid. But the most frequent cases found for domestic violence !s abuses toward the wife. The violence against the wife is not only have physicaily (like contusion, bruises or bleeding), but its also have psychological effects. According to the increasing of cases reported on violence against women, especially the domestic violence, then the study has aims on describing the supporting care services of LBH APIK Jakarta that utilized by 4 victims of DV at the year of 2008. The study is also based on assumption on one of theories on health seeking behavior, the Health Belief Models. The study has a qualitative approach, with the information is expiored by an in-depth interview and observations towards the victim. The data validation used by a triangulation of sources which are cared out toward victim’s family members and the buddy (supporter/assistant) of LBH APIK. Therefore, the knowledge and the circumstances that build up the health seeking behavior and the utilization on supporting care service by the victim can be explored. Informants of the study is consists of: 4 main informants (the DV victims), | closest friend of the victim, 1 victim’s relatives (brother or sister), and two buddies of LBH APIK. The determination of these informants is due to some information that has already asked before. The study revealed that the wife’s level of education can not assure that tle wife can get rid of the husband abuses. However, for women who have high level of education (a bachelor) seems to be more likely to icok for asking help from others, such as behavior in using the supporting care services. Wife’s involvement in family economic ts also not stopped the evident of domestic violence. Help seeking behavior and utilization on supporting care services by the victims of DV is shows different process. Trying to survive with the full of conflicts condition at the household is a common things that women used to do before they try to asking for help or using the supporting care service. Considering the child/children that they already have and stigma within the community are reasons that they still keep their condition in secret. The victim’s embarrass culture usuaily bring about secrecy of the problems in early occurrence of violence. The situation that makes the problem unraveling and victim’s seeking for help have delayed. From the study, the overall knowledge of informants are good, due to of during the assistance, mostly informants receive some information about DV and how to deal with it. Most informants are likely to be vulnerable with abuses, and have opinion that DV is a serious problem and should be controlled as soon as possible. The nature of wife that vulnerable to abuse is kind of wife who too comply with the husband, always mengalah, and also a type of wife who always refuse to comply. Of the husband characteristics who at risk to do the DV, the nature of men who always having affair with other women, and too much imvolyement from the husband side toward the household or family matters is always set the situation of DV to be done. Meanwhile, all informants are agreed that DV can be prevented. DV is a Serious problem and need to handle immediately. The main reason is because the uncomfortable feeling they have and the feeling of fear that there might be another abuses. Ail informants stated that the advantages of the supporting care service are useful. The role of family and relatives is the main factor of motivation for the victim to deal with the problemi. The most important of the source of information that help the DV’s victim to find out information about supporting care service is printed media and program socialization through institution and seminars.

Read More
T-2960
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novita; Pembimbing: Agustin Kusumayati
S-4045
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive