Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35016 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Kusmiyati; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Hendra; Puti Aspita Yulianti
Abstrak: Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara penghasil batubara terbesar di dunia. Karakteristik pertambangan yang padat teknologi membuat industri tambang tidak luput dari risiko kecelakaan kerja yang disebabkan oleh banyak faktor. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran penyebab langsung dan penyebab dasar kecelakaan kerja pada kegiatan penambangan batubara terbuka di divisi Mining Operation PT X Tahun 2015. Penelitian ini mengacu pada teori Domino dan Loss Causation Model. Desain penelitian yang digunakan adalah mixed methods research. Data kuantitatif menggunakan data sekunder berupa laporan investigasi kecelakaan untuk melihat distribusi gambaran penyebab kecelakaan kerja yang kemudian dilanjutkan dengan studi kualitatif analisis penyebab kecelakaan kerja pada insiden property damage dan lost time injury. Adapun teknik penelitian yang digunakan adalah SCAT dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan penyebab langsung yang berkontribusi paling banyak adalah pengambilan keputusan yang tidak tepat dari operator, pelanggaran, dan kondisi lingkungan yang berbahaya. Sementara penyebab dasar mencakup: sikap agresif yang tidak tepat, kelelahan dan perilaku selamat yang penting tidak cukup diidentifikasi. Tindakan perbaikan saat ini telah dilakukan oleh operator dengan mengetahui dan mematuhi prosedur kerja. Supervisor akan meningkatkan pengawasan dan manajemen melakukan refreshment terhadap prosedur kerja untuk mencegah kecelakaan serupa tidak terulang kembali.
Kata kunci: kecelakaan kerja, tambang, penyebab langsung, penyebab dasar
Indonesia is one of the ten largest coal producing country in the world. Mining characteristics which complicated and surrounded with high technology make the risk of workplace accidents in mining industry unavoidable which occur due to many factors. The purpose of this study is to describe the immediate causes and basic causes of occupational accidents on surface coal mining activities in Mining Operation Division PT X in 2015. This study refers to Domino and Loss Causation Model theory. The design uses a mixed methods research. The quantitative data using secondary data from the accident investigation reports to get the accident causes distribution, then followed by a qualitative study which analyzing occupational accident causes of property damage and lost time injury incidents. The research tools use SCAT and in-depth interview. The results show that the most contributing factor as a direct cause are improper decision making, violation, and hazardous environmental conditions. While the basic causes include: inappropriate aggression, fatigue and inadequate identification of critical safe behaviors. Improvement behavior is now performed by operators by obey the work procedures. Supervisors will upgrade supervision intensively and management will do the refreshment of working procedures to prevent similar accidents happen again in the next day.
Keywords: Occupational Accidents, mining, direct cause, basic cause
Read More
S-9098
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jesslyn; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Hendra, Puti Aspita Yulianti
Abstrak: Cedera jari dan tangan sangatlah umum terjadi pada Divisi Maintenance. Hal inidikarenakan tipe pekerjaan pada Divisi Maintenance adalah pemasangan danpelepasan komponen yang bervariasi tahapannya, pekerjaan dilakukan saatberjalannya proses, menggunakan mesin yang rumit dan bekerja dengan tekananwaktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan gambaran kecelakaankerja dan analisis penyebab kecelakaan kerja pada insiden cedera jari dan tangandi Divisi Maintenance PT X. Penelitian ini menggunakan desain penelitiancampuran (mixed methods research) yang diawali dengan pengumpulan 102 datakecelakaan kemudian wawancara mendalam pada 6 orang yang mengalamicedera jari dan tangan, pengawas dan manajemen. Penyebab langsung palingbanyak adalah tidak mengetahui adanya potensi bahaya, mengambil keputusanyang tidak tepat dan penggunaan perkakas secara tidak tepat. Penyebab dasarpaling banyak adalah pengembangan PSP yang tidak memadai, perilaku amanyang penting tidak cukup diidentifikasi. Pekerja masih kurang memiliki kesadaranterkait kesehatan dan keselamatan kerja. Peran supervisor dalam mencegahkecelakaan adalah dengan mengingatkan pekerja terkait aspek keselamatan.Manajemen berperan dalam membuat dan mengembangkan prosedur kerja dalammencegah kecelakaan.
Kata kunci :Kecelakaan kerja, cedera jari dan tangan, divisi maintenance,penyebab langsung, penyebab dasar.
Hand and finger injuries commonly happen in maintenance division. This happenbecause type of work in maintenance division have various stage, workingalongside a running process, using complicated machinery, and time contraints.The objective of this study was to describe occupational accident and analyzeaccident causes hand and finger injury in Maintenance Division PT X. Thisresearch use mixed method research, that start with collecting accident data and indepth interview to 6 person hand and finger injuried, supervisor and management.The most direct causes were lack of knowledge of hazards present, improperdecision making or lack of judgement, and improper use of tools. The underlyingcauses were inadequate development of policies / standards / procedures andinadequate identification of critical safe behaviors. Workers have inadequateawareness to health and safety. The roles of supervisor are reminder workersabout safety issues. Management have made and developed work procedure toprevent accident.
Key words : accident, finger and hand injury, maintenance division, direct causes, underlying causes, supervisor, management.
Read More
S-9161
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Taufik Ikhsan Derana; Pembimbing: Sjahrul M. Nasri; Penguji: Fatma Lestari, Tata Soemitra, Febry Afrianto Setyawan
T-3240
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizqi Avrila Putri; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Puspitasari
Abstrak: Salah satu tujuan utama dari investigasi kecelakaan adalah untuk memberikan rekomendasi perbaikan dan pencegahan agara dapat mencegah kecelakaan yang sama terulang di kemudian hari. Adanya kecelakaan berulang di PT.X mengindikasikan bahwa investigasi kecelakaan yang dilakukan belum efektif. Salah satu yang menjadi faktor penting dalam investigasi kecelakaan adalah kualitas investigator, karena investigator lah yang akan menjalankan seluruh rangkaian proses investigasi kecelakaan kerja. Berdasarkan hasil wawancara awal, pihak investigator menjelaskan bahwa para investigator belum pernah mendapatkan pelatihan khusus mengenai investigasi kecelakaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas investigator kecelakaan kerja di PT.X . Kualitas investigator dilihat dari tiga variabel yaitu kompetensi, konsistensi, dan open minded. Metode yang digunakan adalah kualitatif bersifat deskriptif melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. ku Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas investigator di PT.X masih kurang baik. Dimana, aspek kompetensi masih kurang baik, aspek konsitensi berada pada tingkatan yang baik dan open minded berada pada tingkatan cukup baik. Kata Kunci: Investigator, Kecelakaan Kerja, Kompetensi, Konsistensi, Open Minded
One of the main purpose of accident investigation is to create recommendations for corrective actions in order to prevent the recurrent accident in the future. Some reccurent accidents at PT.X indicating that the previous accident investigations have not done effectively. One of the main factors in accident investigation is the quality of investigators, because investigators conduct the whole steps of accident investigation. Based on an early interview with some of the investigators, they said that they‟ve never been trained about accident investigation. Thus, this qualitative study aims to assess the quality of accident investigators at PT.X. The aspects of quality that will be assessed in this study are competency, consistency, and the ability of investigators to be open minded. The method used in this study is descriptive qualitative with in-depth interviews, observations, and secondary data. The result showed that the overall quality of accident investigators at PT.X is categorized not good, in which the competency aspect is poor, consistency aspect is good, and the ability of investigators to be open minded aspect is good enough. Key Words: Investigator, Workplace Accident, Competency, Consistency, Open Minded
Read More
S-8915
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Margiastoeti; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf; Penguji: Robiana Modjo, Dadan Erwandi, Alfajri Ismail, C. Setyo Rohadi
T-2985
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Neneng Churaeroh; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf; Penguji: Robiana Modjo, Dadan Erwandi, C. Setyo Rohadi
Abstrak:

Setiap kasus insiden dipicu berbagai faktor penyebab dasar dan penyebab langsung berupa faktor pekerjaan dan faktor pribadi. Mengacu pada teori Heinrich bahwa faktor pribadi adalah 80% penyebab dasar terjadinya insiden, maka faktor pribadi pekerja harus dikelola serius, antara Iain melalui pelatihan K3 yang tepat guna dan tepat sasaran. Untuk mendapatkan gambaran pelatihan K3 yang tepat guna dan tepat sasaran, tesis ini membahas bagaimana melakukan sebuah analisis kebutuhan pelatihan K3 bagi operator dan mekanik di PT. X, sebuah perusahaan pertambangan batubara terbuka. Kasus insiden tertinggi perusahaan ini menimpa operator alat berat dan mekanik. Populasi kedua jabatan ini paling tinggi dibanding jabatan lainnya dengan faktor risiko K3 yang juga paling tinggi. Mayoritas penyebab dasar insiden yang terjadi adalah faktor pribadi yang terkait dengan kurang pengetahun, stres psikologis. dan perilaku. Proses zmalisis kebutuhan pelatihan yang digunakan dalam tesis ini adalah: analisis organisasi, yaitu untuk mengambarkan dukungan organisasi atas penyelenggaraan pelatihan; analisis tugas, yaitu untuk mendapatkan gambaran jenis pelatihan yang dibutuhkan berdasarkan tugas yang dilakukan dan faktor risiko kerjanya; dan analisis personal, yaitu untuk rnendapatkan gambaran kompetensi jabatan yang dimiliiki pekerja. Selanjutnya dilakukan kategorisasi pelatihan K3 berdasarkan tujuan pelatihan. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Tujuannya adalah untuk dapat lebih mengeksplorasi faktor risiko yang dihadapi operator dan mekanik, dan mengeksplorasi jenis pelatihan K3 yang dibutuhkan kedua jabatan temebut melalui diskusi dengan level manajemen kedua jabatan tensebut dan manajemen yang mengclola pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan. Diskusi yang dilakul-ran borpegang pada ceklis pelatihan yang telah disiapkan peneliti, tujuarmya adalah sebagai pedornan yang mernpennudah proses diskusi. Pada akhirnya, penelitian ini dapat menggambarkan bahwa manajemen PT. X mendulcung penuh pelaksanaan pelatihan, menggambarkan jonis pelatihan yang dibutuhkan, mengetahui bahwa data kornpetensi pckerja belum dimiliki, dan dapat menghasilkan matrik pelatihan K3 bagi operator dan mckanik berdasar faktor risiko kerja yang disusun berdasarkan tujuan pelatihan. Dengan data-data yang ada dalam tesis ini, PT. X diharapkan mempertahankan hal-hal positif yang telah dimiliki dan meningkatkan dokumentasi kompetensi pekerja per individu sehingga program pengembangan per individu Iebih mudah dilaksanakan. Disamping itu, analisis kebutuhan pelatihan K3 dan pelatihan lainnya disarankan untuk dikaji ulang secara berkesinambungan.


Every analysis on any incident is triggered by various factors, either basic causes or direct causes, including occupational and personal ones. According to Heinrich, personal factors contribute 80% of basic causes of incidents. Hence, personal factors of employees should be genuinely managed by, among outliers, providing ejective and ejicient training on occupational health and safety. In order to provide a description on an ejective and ejicient training on occupational health and salty, this thesis will discuss how to analyze requirements of occupational health and safety training for operators and mechanics in PT X an open coal mining company. Most incidents in the company are related to heavy-duty operators and mechanics. Besides having the highest risk in term of occupational health and safety, the two are the most populated positions. The majority of incidents happened because of personal factors, e.g. lack of knowledge, psychological stress, and unsafe behavior. The processes involved in the analysis on training requirements include: organizational analytsis, i.e. describing organizational support for training; task analysis, i.e. desiring types of required training based on tasks performed and their occupational risks; and personal analysis, i.e. describing occupational competency acquired by the workers. Then, classification on occupational health and safety training based on training objectives will follow. This study tales a qualitative approach. The objective is to allow greater exploration on risk factors facing the operators and mechanics, and to explore types of occupational health and safety training needed by the two positions through discussion with management-level personnel of the two positions and the management staffs' responsible fur human resource development. The discussion rowers to the training checklist prepared by researcher, providing guidelines for the discussion. Eventually, this study can illustrate how the management ofP1'f X has been fully supportive to the training, describe the types of training required, show that data on employees competency are not yet available, and generate occupational health and safety training matrix operators and mechanics based on the occupational risk factors as listed in training objectives. It is expected that the data provided in the thesis will allow PII X to maintain positives already found in the company and to improve documentation on competency of each individual employee, which will make programs on individual development better executed. Also. it is recommended that the analysis on occupational health and safety training requirements is continuously revisited.

Read More
T-3010
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fadli Zuchri; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Fatma Lestari, Mufti Wirawan, Willy Dasrul Ilham, Widihasmoro Haryoseno
Abstrak: Kinerja keselamatan kerja sebuah perusahaan menunjukkan seberapa baik perusahaan tersebut dalam melindungi keselamatan karyawan dan mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja (Sullivan, 2000). Kinerja keselamatan pada sebuah perusahaan atau organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor manusia. Dalam loss causation model, (Bird & Germain, 1996) menjelaskan bahwa terdapat lima elemen sebagai faktor penyebab terjadinya kecelakaan, yaitu kurangnya kontrol akibat tidak memadainya program, standar program dan kepatuhan terhadap standar, penyebab dasar yang terdiri atas faktor personal dan faktor pekerjaan, penyebab langsung yang terdiri dari tindakan dan kondisi yang tidak standar, dan kerugian yang ditimbulkan terhadap manusia, properti dan proses. PT. X merupakan sebuah perusahaan jasa pertambangan yang bergerak di bidang peledakan. Dari data kecelakaan kerja yang terjadi di PT. X selama 10 tahun ke belakang, ditemukan bahwa 60 % dari penyebab utama kecelakaan tersebut adalah akibat faktor manusia. Penelitian pada tesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor manusia dalam kinerja keselamatan PT.X dan menganalisis faktor manusia yang paling berpengaruh dalam meningkatkan kinerja keselamatan PT. X yang diukur dari tingkat kecelakaan kerja. Berdasarkan loss causation model dan penyebab dasar kecelakaan kerja di PT. X periode 2009-2013, ada enam (6) faktor manusia yang diteliti, yaitu kompetensi, kebugaran, kepatuhan terhadap prosedur, komunikasi keselamatan kerja, kesadaran kesalamatan kerja, dan perilaku keselamatan kerja. Hasil penelitian adalah kompetensi dan komunikasi merupakan faktor manusia yang paling berpengaruh dalam meningkatkan keselamatan PT. X.
The safety performance of a company shows how well the company is in protecting employee safety and reducing losses due to work accidents (Sullivan, 2000). Safety performance in a company or organization is influenced by various factors, one of which is the human factor. In the loss causation model, (Bird & Germain, 1996) explains that there are five elements as factors that cause accidents, namely lack of control due to inadequate programs, program standards and compliance with standards, basic causes consisting of personal factors and work factors, causes direct actions consisting of non-standard acts and conditions, and the resulting harm to people, property and processes. PT. X is a Mining Service Company engaged in blasting. From the data of safety accidents that occurred at PT. X over the past 10 years, it was found that 60% of the main causes of these accidents were due to the human factor. The research in this thesis aims to determine the effect of human factors on the safety performance of PT.X and to analyze the most influential human factors in improving the safety performance of PT. X as measured by the level of work accidents. Based on the loss causation model and the basic causes of work accidents at PT. X period 2009-2013, there were six (6) human factors studied, namely competence, fitness to work, compliance with procedures, safety communication, safety awareness, and safety behavior. The result of the research is that competence and communication are the most influential human factors in improving the safety of PT. X.
Read More
T-6714
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adisty Safira Salma Damayanti; Pembimbing : Dadan Erwandi; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Zuly Prima Rizky
Abstrak:
Penelitian ini mengkaji kecelakaan kerja di industri pertambangan yang tergolong dalam kategori cedera, menggunakan metode Human Factors Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI). Industri pertambangan dikenal sebagai sektor dengan risiko tinggi, di mana insiden besar seperti cedera kerja serius dan kematian sering kali terjadi meskipun telah dilakukan investigasi dan tindakan pencegahan.Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab utama kecelakaan berdasarkan pendekatan sistem HFACS-MI yang mengklasifikasikan kesalahan manusia dan kelemahan sistemik dalam organisasi tambang. Berdasarkan data kecelakaan kasus cedera Tahun 2024, analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif terhadap berbagai faktor, dari tingkat operator hingga organisasi.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kecelakaan paling banyak dipicu oleh unsafe acts, terutama skill-based errors, yang menunjukkan kelemahan pada kompetensi atau keterampilan dasar pekerja. Selain itu, faktor latent failures seperti lemahnya supervisi dan ketidakefisienan sistem organisasi juga berperan penting.


This research examines work-related accidents in the mining industry categorized as injury cases, using the Human Factors Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI). The mining industry is known as a high-risk sector, where serious incidents such as major injuries and fatalities frequently occur despite investigations and preventive measures. The study aims to identify the main causal factors of workplace accidents based on the HFACS-MI framework, which classifies human errors and systemic weaknesses within mining organizations. Using data from injury-related accident cases in 2024, both qualitative and quantitative analyses were conducted to assess contributing factors from the operator level up to the organizational level.The findings reveal that the majority of accidents were triggered by unsafe acts, particularly skill-based errors, indicating deficiencies in workers' basic competencies. Additionally, latent failures, such as inadequate supervision and organizational inefficiencies, were also found to play a significant role.
Read More
S-12014
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Antoni Bona Foncus Naibaho; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Ridwan Zahdi Syaaf, Wien Goerindro
Abstrak: Human Factor Analysis and Classification System Framework merupakan suatu metode yang telah banyak digunakan untuk investigasi kecelakaan diberbagai bidang seperti penerbangan, pertambangan, kereta api, dan industri lainnya. Metode HFACS terdiri dari beberapa lapisan seperti organizational influences, unsafe leadership, precondition to unsafe act dan unsafe act. Di PT X sendiri belum pernah dilakukan investigasi kecelakaan menggunakan metode ini. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan analisis kecelakaan di PT X yang terjadi selama tahun 2014. Dari hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa setiap level pada lapisan HFACS memiliki kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki untuk memperkuat pertahanan. Unsafe act terdiri dari error dan violation. Kelemahan yang terdapat dalam error berupa skill based error yaitu kegagalan pengoperasian dan kontrol yang tidak benar, kesalahan navigasi dan persiapan dan pemeliharaan alat yang tidak memadai. Untuk Decision error yang menjadi kelemahan adalah berupa prosedur manuver yang tidak benar, gagal mengenali kondisi berbahaya dan penempatan peralatan dan material yang tidak benar. Perceptual error memiliki kelemahan berupa kesalahan memperkirakan jarak, ketinggian, kedalaman, berat dan kondisi permukaan. Sedangkan yang menjadi kelemahan pada Violation adalah berupa tingginya pelanggaran SOP, kegagalan mengamankan peralatan dan pelanggaran batas kecepatan. Kelemahan pada precondition to unsafe act yang terdiri dari environmental factor, condition of employee serta personal factor yaitu environmental factor berupa kondisi cuaca yang buruk, kondisi jalan tambang yang berbahaya, jalanan licin serta peralatan dan tools yang rusak. Sedangkan untuk condition of operator yaitu kurangnya kompetensi. Untuk personal factor yang menjadi kelemahan adalah komunikasi dan koordinasi bahaya yang buruk. Pada level unsafe leadership yang menjadi kelemahan terbesar terdapat pada elemen inadequate leadership yaitu berupa pengawasan pekerjaan yang tidak memadai serta kegagalan melakukan penilaian risiko. Level terakhir pada HFACS yaitu organizational influences dimana pada level ini yang menjadi kelemahan adalah berupa pelaksanaan kebijakan yang tidak konsisten serta manajemen feedback dari karyawan yang tidak memadai. Kata Kunci: HFACS, Error, Kelemahan
Read More
T-4509
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aidea Arsyi Pempasa; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Bimo Prasetyo
Abstrak:
PT X mengalami peningkatan produksi, hal ini seiring dengan peningkatan kejadian kecelakaan kerja di PT X. Dalam upaya penanganan kecelaakaan kerja, dilakukan pelaporan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi langkah yang perlu dilakukan kedepannya. Penelitian deskriptif dengan metode kualitatif ini memiliki pendekatan study case dengan melihat pelaporan kecelakaan yang lebih dari ketentuan 2x24 jam. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan, sikap, dan faktor eksternal terhadap pelaporan kecelakaan kerja. Hasil: Responden belum memiliki pengetahuan yang cukup menyelutuh mengenai kecelakan kerja, regulasi pelaporan kecelakaan kerja, alur pelaporan kecelakaan kerja, namun telah memiliki pengetahuan yang baik untuk defnisi pelaporan kecelakaan kerja dan suransi kecelakan kerja. Responden memiliki sikap cenderung untuk tidak melaporkan kecelakaan ringan meski telah menganggap pelaporan kecelakaan kerja penting. Sikap dalam pemilihan asuransi juga memiliki kecenderungan tidak memilih BPJS Ketenagakerjaan meski telah mengetahui asuransi untuk kecelakaan kerja. Faktor eksternal responden mencakup dukungan atasan dan rekan kerja cenderung positif. Responden juga mengetahui tidak adanya punishment serta PT X telah memfasilitasi keselamatan.

PT X has experienced an increase in production, which has coincided with a rise in workplace accidents. In an effort to address workplace accidents, reporting is conducted to identify and evaluate the necessary steps moving forward. This descriptive research, using a qualitative method, employs a case study approach by examining accident reports exceeding the 2x24 hour limit. The aim of this study is to provide an overview of knowledge, attitudes, and external factors influencing accident reporting. Results: Respondents lack comprehensive knowledge about workplace accidents, accident reporting regulations, and the accident reporting process, but they do possess good knowledge of the definition of accident reporting and accident insurance. Respondents tend to avoid reporting minor accidents, despite recognizing the importance of accident reporting. Their attitude towards choosing insurance also shows a tendency not to select BPJS Ketenagakerjaan, even though they are aware of workplace accident insurance. External factors for respondents include positive support from supervisors and colleagues. Respondents also recognize the absence of punishments and that PT X has facilitated safety measures.
Read More
S-11795
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive