Ditemukan 41590 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Jessica Harland; Pembimbing : Triyanti; Penguji: Trini Sudiarti, Ida Ruslita
Abstrak:
Gizi lebih meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular (PTM) padaanak usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominandari gizi lebih. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional pada siswakelas 4 dan 5 SDIT Nurul Fikri Depok (n=114). Hasil penelitian menunjukkanbahwa 49.1% anak sekolah mengalami gizi lebih. Faktor-faktor yang mempunyaihubungan bermakna dengan gizi lebih adalah konsumsi fast food (p=0.003; CI95%), konsumsi minuman manis (p=0.000; CI 95%), aktivitas fisik (p=0.000; CI95%), asupan protein (p=0.049; CI 95%) dan asupan serat (p=0.000; CI 95%).Didapatkan faktor dominan gizi lebih adalah aktivitas fisik (p=0.001; OR 6.069)yang berarti bahwa responden dengan aktivitas fisik yang rendah berisiko 6 kaliterkena gizi lebih dibandingkan dengan responden dengan aktivitas fisik tinggi.Dari hasil penelitian, diharapkan adanya peningkatan aktivitas fisik, peningkatanasupan serat dan mengurangi konsumsi minuman manis.Kata Kunci :Aktivitas Fisik, Anak Sekolah, Gizi Lebih
Overnutrition increases the risk of non-communicable diseases (NCDs) in school-age-children. This study aimed to identify the dominant factors of theovernutrition This study used the cross-sectional design on 4th and 5th gradesstudents at SDIT Nurul Fikri Depok (n=114). The results showed that 49.1% ofstudents were overnutrition. Factors significantly associate with overnutritionwere fast food consumption (p=0.003; CI 95%), sweetened beveragesconsumption (p=0.000; CI 95%), physical activity (p=0.000; CI 95, protein intake(p=0.049; CI 95%) and fyber intake (p=0.000; CI 95%). The dominant factorassociated with overnutrition was physical activity (p=0.001; OR 6.069), whichmeans that respondents with low physical activity have a risk 6 times exposedwith overnutrition. Based on this research, attention shoul be given more tophysical activity, fiber intake and sweetened beverages consumption.
Read More
Overnutrition increases the risk of non-communicable diseases (NCDs) in school-age-children. This study aimed to identify the dominant factors of theovernutrition This study used the cross-sectional design on 4th and 5th gradesstudents at SDIT Nurul Fikri Depok (n=114). The results showed that 49.1% ofstudents were overnutrition. Factors significantly associate with overnutritionwere fast food consumption (p=0.003; CI 95%), sweetened beveragesconsumption (p=0.000; CI 95%), physical activity (p=0.000; CI 95, protein intake(p=0.049; CI 95%) and fyber intake (p=0.000; CI 95%). The dominant factorassociated with overnutrition was physical activity (p=0.001; OR 6.069), whichmeans that respondents with low physical activity have a risk 6 times exposedwith overnutrition. Based on this research, attention shoul be given more tophysical activity, fiber intake and sweetened beverages consumption.
S-9303
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Diah Ayu Asmarani; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Ida Ruslita Amir
Abstrak:
Pengukuran persen lemak tubuh yang akurat seperti Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, dan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) mahal dan sulit digunakan oleh masyarakat, sehingga dibutuhkan pengukuran yang lebih sederhana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengukuran antropometri yang akurat untuk menentukan gizi lebih dengan menggunakan golden standard BIA. Penelitian ini merupakan studi validasi yang dilakukan pada anak kelas 4 dan 5 (9-11 tahun) SDIT Nurul Fikri Depok dengan jumlah sampel 115 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IMT/U memiliki koefisien korelasi paling tinggi (r=0,934) dibandingkan dengan pengukuran lainnya. Selain itu, IMT/U juga memiliki validitas paling baik (AUC 0,849; Se 82.69%; Sp 69.84%; NPP 69.35%; NPN 83.02%; LR+ 2.7; LR- 0.2) dengan cut off +0,5 SD.
Kata kunci : Antropometri, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), Gizi lebih, IMT/U, Persen lemak tubuh n
Accurate measurement of body fat percentage as Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, and Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) is expensive and difficult to used by society. Anthropometric measurement is more simple and easy to use for evaluation of nutritional status. This study aims to obtaine an accurate anthropometric measurement to determine overnutrition with BIA as a golden standard. This study is a validation study conducted on elementary school children grades 4 and 5 (9-11 years old) in Elementary School Nurul Fikri Depok. The results showed that the BMI for age has the highest correlation coefficient (r=0.934) compared with other measurements. In addition, BMI for age also has the best validity (AUC 0.849; Se 82.69%; Sp 69.84%; 69.35% PPV; NPV 83.02%; LR + 2.7; LR- 0.2) with a cut-off +0.5 SD.
Keywords: Anthropometry, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), BMI for age, overnutrition, percentage body fat
Read More
Kata kunci : Antropometri, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), Gizi lebih, IMT/U, Persen lemak tubuh n
Accurate measurement of body fat percentage as Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, and Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) is expensive and difficult to used by society. Anthropometric measurement is more simple and easy to use for evaluation of nutritional status. This study aims to obtaine an accurate anthropometric measurement to determine overnutrition with BIA as a golden standard. This study is a validation study conducted on elementary school children grades 4 and 5 (9-11 years old) in Elementary School Nurul Fikri Depok. The results showed that the BMI for age has the highest correlation coefficient (r=0.934) compared with other measurements. In addition, BMI for age also has the best validity (AUC 0.849; Se 82.69%; Sp 69.84%; 69.35% PPV; NPV 83.02%; LR + 2.7; LR- 0.2) with a cut-off +0.5 SD.
Keywords: Anthropometry, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), BMI for age, overnutrition, percentage body fat
S-9151
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Garnecia Mangosta DV; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Trini Sudiarti, Sukarsih
S-6781
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fitria Rahmi; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Triyanti, Salimar
Abstrak:
WHO menyatakan rendahnya konsumsi buah dan sayur merupakan salah satu dari 10 faktor utama yang menyebabkan tingginya angka kematian. Rata-rata remaja di negara barat tidak memenuhi rekomendasi WHO untuk mengonsumsi buah dan sayur minimal 400 gram per hari. Di Indonesia, rekomendasi konsumsi buah dan sayur adalah 5 porsi buah dan sayur berdasarkan WHO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi konsumsi buah dan sayur siswa SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017 serta faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur siswa SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 156 orang, dilakukan pada bulan Juni 2017 di SMAIT Nurul Fikri Depok. Sumber data penelitian ini adalah data pimer yang dikumpulkan dengan metode pengisian kuesioner dan formulir Food Frequency Questionnaire pada siswa SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017 dengan alat bantu kuesioner dan formulir Food Frequency Questionnaire. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square dan regresi logistik ganda model faktor dominan. Konsumsi buah dan sayur baik terdapat sebanyak 5.1% siswa. Terdapat 5 variabel yang diduga menjadi faktor dominan konsumsi buah dan sayur di SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017. Setelah dilakukan analisis, variabel yang dominan berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur adalah keterpaparan media dengan p= 0,012 dan OR=0,048 artinya siswa yang tidak memiliki keterpaparan media yang baik mengenai buah dan sayur berpeluang untuk tidak mengonsumsi buah dan sayur 0,048 kali dibanding yang terpapar media setelah dikontrol oleh ketersediaan di rumah, ketersediaan di sekolah, pengetahuan dan preferensi terhadap buah dan sayur. Kata Kunci : Konsumsi, buah, sayur WHO report that low consumption of fruit and vegetable causal high fatality rate. Adolescent average in west not comply with a request of WHO for cunsumption fruit and vegetable with a minimum consumption 400 gram/day. In Indonesia, recommendation for consumption fruit and vegetables is 5 portion fruit and vegetable per day.. This study purpose for knows distribution consumption of fruit and vegetable student senior high school Islam Terpadu Nurul Fikri Depok 2017 with factor-factor related to consumption fruit and vegetable at student senior high school Islam Terpadu Nurul Fikri Depok 2017. This study use desain cross sectional with total sample 156 responden. It going on June 2017 at Senior High Scholl Islam Terpadu Nurul Fikri Depok. Source of data is primer data with filled the questionnaire and form Food Frequency Questionnaire by student senior high school Islam Terpadu Nurul Fikri Depok. Analisys data use test statistic chi-square and regression binary logistic by factor dominant models. Goog consumption fruit and vegetable 5,1% student in senior high school islam terpadu nurul fikri Depok. There are 5 variabels expected as factor dominant consumption fruit and vegetable in senior high school islam terpadu nurul fikri Depok 2017. After do analisys, dominant variabel related with consumption fruit and vegetable is connected mass media p value = 0,012 and odd ratio = 0,048 its mean students connected mass media consumption fruit and vegetable have opportunity as big as 0,048 times to consumption fruit and vegetable just than student dont connected mass media. Key words :Consumption, fruit, vegetable
Read More
T-4970
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Eva Fauziah; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Diah M. Utari, Rina F. Bahar
Abstrak:
ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai hubungan status gizi dan faktor-faktor lainnya terhadap prestasi belajar siswa SDN Pondok Cina 2, MI Al Muhajirin, dan SDIT Nurul Fikri Depok tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi status gizi, karakteristi siswa (umur usia dan jenis kelamin), asupan zat gizi makro (energi, karbohidrat, lemak, dan protein), kebiasaan sarapan, kebiasaan jajan, dan kebiasaan menonton TV siswa di SDN Pondok Cina 2, MI Al Muhajirin, dan SDIT Nurul Fikri Depok tahun 2010. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari data Hibah Pengabdian Masyarakat UI Tahun 2009. Pengambilan data tersebut dilakukan pada bulan Desember 2009 hingga bulan Januari 2010 pada kelas 3-5 SD di SDN Pondok Cina 2, MI Al Muhajirin, dan SDIT Nurul Fikri Depok. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS siswa adalah 83,81 dan prevalensi gizi kurang pada siswa sebesar 13,5%. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan rata-rata nilai siswa yang bermakna pada variabel umur siswa dan kebiasaan jajan. Peneliti menyarankan agar sekolah bekerja sama dengan pihak dinas kesehatan dan pendidikan untuk memantau status gizi anak secara berkala; memberi pengetahuan kepada siswa tentang gizi seimbang, sarapan, dan makanan jajanan yang sehat; mengawasi penjual yang menjual makanan di sekitar sekolah; serta untuk orang tua untuk membiasakan anaknya sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
ABSTRACT This research discus about the relationship between nutritional status and another factors with academic achievement SDN Pondok Cina 2, MI Al Muhajirin, and SDIT Nurul Fikri students of Depok in 2010. The aim of this study to determine the prevalence undernutrition, characteristic of student (age and sex), macronutrient intake (energy, carbohydrate, fat, and protein), breakfast habit, snack habit, watching television habit and their relationship with academic achievement in SDN Pondok Cina 2, MI Al Muhajirin, and SDIT Nurul Fikri students of Depok in 2010. This research are analytical descriptive study using cross sectional study. This data is come from secondary originated from Hibah Pengabdian Masyarakat UI in 2009. Data collection was conducted in Desember 2009 to January 2010. The sample is 3-5 grade elementary school students which is 89 respondents. The analysis method is univariate and bivariate analysis. The result showed that the prevalence of undernutrition that occurs are 13,5%.Variabels that have a significant relationship with academic achievement in this study are age, proteins intake and snacking habit. The researcher suggest that Official of Health and Official of Edication work to monitor nutritional status elementary students in periodic; educate students about balance nutrition, breakfast, and healthy snacking; educate persoh who selling food to students around schools; and for the parents, for make the breakfast habits to be routine every day.
Read More
S-6588
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hana Adisti; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Refa Hayudi Griyanda
S-9124
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Risma Berliana; Pembimbing: Siti Arifah Pudjonarti; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Engkus Kusdinar Achmad
Abstrak:
Status gizi lebih menjadi masalah kesehatan global dan membawa dampak buruk bagi kesehatan maupun psikososial bagi remaja. Prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak usia 5-12 tahun di Jakarta Utara tahun 2018 sebesar 29.03%, yang mana angka ini melampaui prevalensi nasional dan provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini membahas mengenai faktor yang berkaitan dengan kejadian status gizi lebih berdasarkan pengukuran persen lemak tubuh pada siswi kelas 6 sekolah dasar di Jakarta Utara pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian tentang kegemukan dan obesitas pada anak sekolah dasar dengan indikator indeks massa tubuh menurut umur. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25.43% siswi di Jakarta Utara mengalami status gizi lebih. Terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara asupan lemak (p-value 0.015) dan status menarche (p-value 0.006) terhadap kejadian status gizi lebih, dengan status menarche sebagai faktor dominan. Tidak terdapat perbedaan yang signfikan antara asupan energi, asupan protein, asupan karbohidrat, kebiasaan sarapan, konsumsi buah dan sayuran, konsumsi minuman manis dalam kemasan, aktivitas fisik, durasi menonton TV, dan menggunakan gawai dengan kejadian status gizi lebih. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perlu dilakukan edukasi terkait pola makan seimbang dan aktivitas fisik bagi remaja putri untuk menjaga status gizi normal.
Kata kunci: Status gizi lebih, remaja putri, asupan lemak, status menarche
Over nutritional status has been the global health problem and will become a negative impact on health and psychosocial for adolescents. Based on Riskesdas 2018, prevalence of overweight and obesity in children aged 5-12 years in North Jakarta is 29.03%, which is higher prevalence than the national and province DKI Jakarta. This research objectively investigated factors that related with over nutritional status in grade 6 elementary school students in North Jakarta in 2018 that used body fat percentage assessment. This study used secondary data from rencetly research about obesity in student grade 6 elementary school in North Jakarta. This study used a cross sectional method. The results showed that 25.43% of female students in North Jakarta changed obesity. There was a significant difference between fat intake (p-value 0.015) and menstrual status (p-value 0.006) to the incidence of over nutritional status, with menstrual status as a dominant factor. There is no significant proportional differences between energy intake, protein intake, carbohydrate intake, breakfast, fruit and vegetable consumption, consumption of sugar sweetened beverages, physical activity, TV viewing and gadget time, with over nutritional status. The results of this study prove that education related to balanced diet and physical activity is important for adolescent women according their needs to normal nutritional status.
Key words: Over nutritional status, adolescent female, fat intake, and menstrual status
Read More
Kata kunci: Status gizi lebih, remaja putri, asupan lemak, status menarche
Over nutritional status has been the global health problem and will become a negative impact on health and psychosocial for adolescents. Based on Riskesdas 2018, prevalence of overweight and obesity in children aged 5-12 years in North Jakarta is 29.03%, which is higher prevalence than the national and province DKI Jakarta. This research objectively investigated factors that related with over nutritional status in grade 6 elementary school students in North Jakarta in 2018 that used body fat percentage assessment. This study used secondary data from rencetly research about obesity in student grade 6 elementary school in North Jakarta. This study used a cross sectional method. The results showed that 25.43% of female students in North Jakarta changed obesity. There was a significant difference between fat intake (p-value 0.015) and menstrual status (p-value 0.006) to the incidence of over nutritional status, with menstrual status as a dominant factor. There is no significant proportional differences between energy intake, protein intake, carbohydrate intake, breakfast, fruit and vegetable consumption, consumption of sugar sweetened beverages, physical activity, TV viewing and gadget time, with over nutritional status. The results of this study prove that education related to balanced diet and physical activity is important for adolescent women according their needs to normal nutritional status.
Key words: Over nutritional status, adolescent female, fat intake, and menstrual status
S-10265
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hardiani Andaningrum; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Trini Sudiarti, Rachmawati
Abstrak:
Pendidikan gizi penting untuk diajarkan pada anak sejak dini. Pengetahuan gizi yang rendah akan mempengaruhi pola makan dan meningkatkan risiko terkena penyakit degeneratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiadanya perubahan pengetahuan gizi pada siswa sekolah dasar. Intervensi pengetahuan gizi dilakukan menggunakan komik Gizi Seimbang dan buklet GiziSeimbang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian praeksperimentaldengan desain one-group pre-test post-test. Penelitian dilakukan terhadap 76siswa kelas 5 SDN Beji 5 Depok pada Desember 2013 dengan jumlah siswa padakelompok perlakuan komik adalah 39 siswa dan pada kelompok perlakuan bukletadalah 37 siswa. Penelitian menggunakan kuesioner sebelum dan sesudahperlakuan. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dan uji t independen.Hasil uji t berpasangan menunjukkan adanya rata-rata skor pengetahuanyang lebih tinggi pada kelompok komik saat post-test dibandingkan dengan pre-test. Selain itu terdapat rata-rata skor pengetahuan yang lebih tinggi padakelompok komik bila dibandingkan dengan kelompok buklet. Hasil uji tindependen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara perubahanskor pengetahuan gizi total pada kelompok komik yang lebih tinggi denganperubahan skor pada kelompok buklet. Oleh karena itu, komik dianggap sebagaimedia yang efektif dalam menyampaikan pesan mengenai Pedoman Gizi Seimbang bagi anak usia sekolah.
Kata Kunci: Pengetahuan Gizi; Komik Pendidikan; Siswa Sekolah Dasar.
Read More
Kata Kunci: Pengetahuan Gizi; Komik Pendidikan; Siswa Sekolah Dasar.
S-8149
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Wulandari Kusumaningrum; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Sandra Fikawati, Salimar
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap perilaku picky eating pada anak umur prasekolah di beberapa Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak di Kota Depok tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Subjek penelitian ini merupakan anak KB dan TK yang memenuhi kriteria sebanyak 120 responden yang dipilih dengan menggunakan metode total sampling. Data penelitian ini didapatkan dengan cara penyebaran angket dan pengukuran antropometri tinggi badan dan berat badan. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 32,5% anak merupakan picky eater dan hasil bivariat yang menggunakan chi square menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang bermakna antara riwayat ASI eksklusif (p=0,001), riwayat berat lahir (p=0,033), perilaku makan ibu (p=0,033), anggota keluarga yang berperilaku picky eating (p=0,001), tekanan untuk makan (p=0,026), pembatasan makanan anak (p=0,006), kontrol terhadap makanan anak (p=0,037), merayu makan anak (p=0,029), status pekerjaan ibu (p=0,006), nafsu makan anak (p=0,002), dan variasi makanan (p=0,001) dengan perilaku picky eating, sedangkan hasil multivariat menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa faktor dominan dari perilaku picky eating adalah variasi makanan anak. Selain itu terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara picky eating dan status gizi kurang (p=0,015). Picky eating kerap terjadi pada anak yang mengonsumsi variasi makanan yang terbatas dibandingkan dengan anak yang tidak picky eating. Kata kunci: picky eating, anak prasekolah, variasi makanan
Read More
S-9102
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gita Buana Dewi; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Diah M. Utari, Rahmawati
S-5992
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
