Ditemukan 39322 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Di perkantoran, karyawan dituntut untuk meneyelesaikan tuntutan pekerjaannnya masing-masing. Biasanya karyawan duduk statis dikursi dengan dimensi tubuh yang bervariasi. Dimensi tubuh manusia terdiri dari bemacam-macam variasi seperti pada dimensi kerangka tubuh, lengan dan kaki. Oleh karena itu kursi kantor harus disesuaikan dengan dimensi tubuh karyawan pada umumnya, agar tidak terjadi kejenuhan kerja yang disebabkan karena dimensi kursi kantor yang tidak sesuai dan menyebabkan rasa sakit dan kelelahan pada tulang-tulang dan otot tubuh. Untuk itu, diperlukan ilmu ergonomi yang berkaitan juga dengan dimensi tubuh manusia yang dikenal sebagai antropometri dengan tujuan apakah kursi kantor yang digunakan oleh karyawan sudah sesuai atau belum. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data antropometri statis duduk dan dimensi kursi yang digunakan serta mengetahui apakah kursi kantor yang digunakan sekarang sudah sesuai dengan data antropometri karyawan di PT. X. Data antropometri statis duduk dan dimensi yang diambil adalah 7 variabel. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, dengan objek penelitian 35 orang pria dan 30 orang wanita. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan total populasi. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan melakukan studi perbandingan. Sedangkan analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mengukur langsung sampel dan dimensi kursi. Instrumen pengumpulan data adalah 1 buah meteran gulung, 1 buah penggaris siku-siku. Sebagai alat bantu, digunakan kursi kayu tanpa sandaran dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm. Sedangkan proses pengolahan data secara komputerisasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Hasil pengukuran 7 variabel antropometri dengan menggunakan 95%ile adalah tinggi bahu duduk, lebar bahu atas, lebar pinggul, panjang dari siku ke ujung jari dan 5%ile terdiri dari panjang dari pantat sampai lutut bagian belakang, tinggi lutut bagian belakang, sedangkan rata-rata yaitu tinggi siku duduk. 2. Ada dua variabel dimensi kursi yang sesuai dengan antropometri tubuh karyawan yaitu: tinggi sandaran lengan, panjang alas tempat duduk. Sedangkan variabeln dimensi kursi yang tidak sesuai dengan dimensi antropometri tubuh karyawan yaitu: tinggi sandaranb punggung, tinggi tempat duduk, lebar sandaran punggung, lebar alas tempat duduk, panjang snadaran lengan. Dari hasil penelitian ini diharapkan bagi pihak manjemen perusahaan dapat menjadi bahan evaluasi bagi PT. X terhadap kursi kantor yang digunakan pada saat ini.
Pratik kerja dalam pendidikan teknologi dan kejuruan di Indonesia memiliki risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi para guru, siswa, teknisi serta dapat berdampak terhadap masyarakat sekitar. Implementasi K3 di SMK belum mendapatkan perhatian yang memadai dari semua pihak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi K3 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Bekasi Tahun 2023. Metode penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kerangka konsep penelitian ini menggunakan metode The Egg Aggregated guna menghasilkan gambaran implementasi K3 yang mengkaji dimensi implementasi K3 meliputi dimensi organisasi, dimensi teknologi dan dimensi manusia. Lokasi penelitian di enam Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Bekasi. Sampel penelitian ini berjumlah 1.505 siswa, 63 guru dan 6 tenaga pendidikan, sedangkan informan penelitian meliputi kepala sekolah atau kepala program jurusan di SMK berjumlah 6 orang. Data pengukuran dimensi organisasi menggunakan pedoman wawancara, dimensi organisasi menggunakan observasi dan dimensi manusia menggunakan kuesioner online yang berisi pernyataan pengetahuan 5 butir, persepsi 10 butir, sikap 10 butir dan kesadaran berperilaku K3 10 butir. Kuesinoer telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian ini adalah implementasi K3 di enam SMK Kota Bekasi, ditinjau baik dari dimensi organisasi, dimensi teknologi maupun dimensi manusia berkategori cukup. Sub dimensi organisasi yang perlu ditingkatkan adalah penilaian risiko, sedang sub dimensi teknologi yang perlu ditingkatkan adalah petunjuk titik kumpul.
Work practices in technology and vocational education in Indonesia have occupational health and safety (OHS) risks for teachers, students, technicians and can have an impact on the surrounding community. The implementation of OHS in Vocational High Schools (VHS) has not received sufficient attention from all parties. The purpose of this study was to determine the implementation of OHS in VHS in Bekasi City in 2023. This research method is an observational descriptive with a quantitative and qualitative approach. The conceptual framework of this research uses The Egg Aggregated model to produce an overview of OHS implementation that examines the dimensions of OHS implementation including organizational dimensions, technological dimensions and human dimensions. The research locations are six Vocational High Schools in Bekasi City. The sample for this study was 1,505 students, 63 teachers and 6 educational staff, while the research informants included school principals or heads of departmental programs at Vocational High Schools, totaling 6 people. Data for measuring organizational dimensions used interview guidelines, organizational dimensions used observation and human dimensions used an online questionnaire containing 5 statements of knowledge, 10 points of perception, 10 points of attitude and 10 points of OHS behavior awareness. The questionnaire has been tested for validity and reliability. The results of this study are the implementation of OHS in six Vocational High Schools in Bekasi City, in terms of both the organizational, technological and human dimension are sufficient category. The organizational sub dimensional that needs to be improved is the risk assessment, while the technological sub dimensional that needs to be improved is the assembly point guide.
Fuel handling and storage system reability is one of the HTR 10operation key aspects. A spherical form fuel element with a diameter of 60 mmcontinuously feed through to the core driven by gravity, circulated and dischargedby gas pneumatic system. This study aims to identify and assess the risks that canoccur in any component of the HTR 10 fuel handling and storage system designusing the HAZOP and using risk criteria that described in BATAN Regulation No.020/KA/I/2012. Data were analyzed using semi-qualitative method to observedeviations in the parameters that have been set on each node of the system. Theresults showed that the HTR 10 fuel handling and storage system design has aquite high initial risk. However, with the existing control design will ultimatelyadjust the value of the initial risk to the acceptable value.Keywords: HTR 10, HAZOP, risk, control act
