Ditemukan 34525 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Rizky Maulani Kartikasari; Pembimbing: Agustin Kusumawati; Penguji: Ema Hermawati, Didik Supriono
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan akibat pajanan gas hidrogen sulfida terhadap anak-anak di sekitar TPA Galuga, Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai RQ < 1 untuk efek pajanan realtime, pajanan lifespan, dan pajanan pola aktivitas singkat (aktivitas istirahat atau tidur, aktivitas ringan, aktivitas sedang, aktivitas berat). Hasil perhitungan menunjukkan nilai RQ < 1 berarti pajanan H2S tidak memiliki risiko yang berarti untuk anak-anak yang berada di pemukiman penduduk di sekitar TPA Galuga. Namun, anak-anak memiliki gangguan kesehatan yang berhubungan dengan efek kesehatan yang dapat ditimbulkan pajanan gas H2S, yaitu gangguan ISPA sebanyak 43 anak (48,3%) dan iritasi mata sebanyak 21 anak (23,6%). Hasil analisis uji T pada riwayat gangguan ISPA dan gangguan iritasi mata dengan intake individu menyatakan tidak ada perbedaan signifikan rata-rata intake realtime kelompok responden yang tidak mengalami gangguan kesehatan dengan kelompok responden yang mengalami gangguan kesehatan. Hal ini dikarenakan pengukuran kejadian hanya dilihat berdasarkan kejadian sesaat bukan dalam suatu periode. Kata kunci : Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan, Hidrogen Sulfida, Pemukiman di sekitar TPA Galuga
This study aims to determine the level of health risks due to exposure of hydrogen sulfide gas to children around Galuga landfill, Bogor. This research uses environmental health risk analysis approach. The results showed that the RQ <1 for the effects of realtime exposure, lifespan exposure, and exposure to short activity patterns (rest or sleep activity, light activity, moderate activity, heavy activity). The calculation result shows that RQ <1 value means H2S exposure has no significant risk for children residing in settlement around Galuga landfill. However, children have health problems associated with the health effects that H2S gas exposure can cause, 43 children have acute respiratory infections (48.3%) and 21 children have eye irritation (23.6%). The result of T-test analysis on the history of acute respiratory infections and eye irritation disorder with individual intake stated no significant difference in mean of realtime intake of the respondent group that did not experience health problems with the group of respondents experiencing health problems. This is because the measurement of events is only seen on the basis of a momentary event not in a period. Keywords: Environmental Health Risk Analysis, Hydrogen Sulfide, Settlement around TPA Galuga
Read More
S-9378
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fascal Muhammad Feisal; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Budi Hartono, Priatna Gamal
Abstrak:
Pada tahun 2013, penduduk sekitar TPA Burangkeng melakukan aksi penutupan jalan masuk menuju TPA Burangkeng. Hal tersebut disebabkan banyak keluhan warga akibat pencemaran dari TPA yang masih menggunakan sistem Open Dumping. Menurut dinas lingkungan hidup pada tahun 2017 mengatakan bahwa TPA Burangkeng mengalami over kapasitas atau overload dalam penampungan sampah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya lahan yang sekarang dijadikan TPA Burangkeng. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko dan pengaruh pajanan H2S terhadap kesehatan anak-anak yang bermukim di sekitar TPA Burangkeng pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data primer dan desain studi deskriptif analitik yang menggunakan desain studi cross sectional dan metode pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL). Lokasi penelitian adalah pemukiman sekitar TPA sampah Burangkeng, Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi. Total responden adalah 89 responden dengan purposive sampling yang kemudian akan dilanjutkan dengan menggunakan Snowball sampling untuk sisa sampel pada titik tersebut. Setiap titik akan mendapatkan besar sampel yang sama (Proportional). Sampel manusia memiliki kriteria inklusi berupa orang tua yang memiliki anak berusia sekolah (5-12 tahun) yang bermukin di sekitar TPA Burangkeng dalam radius kurang dari 1 km. Pengambilan data akan dilakukan dengan wawancara, pengukuran antropometri dan pengambilan sampel udara di ke 3 titik. Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata konsentrasi H2S dalam udara ambien di ketiga titik masih memenuhi baku mutu yang berlaku yaitu < 0,02 ppm. Sedangkan, untuk rata-rata berat badan anak melebihi standar pengukuran USEPA. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai RQ < 1 untuk pajanan realtime,dan pajanan jangka singkat. Sedangkan pada pajanan lifespan nilai RQ > 1 yang berarti anak-anak yang bermukim di sekitar TPA Burangkeng berisiko terkena efek nonkasinogenik H2S dalam jangka waktu 30 tahun. Sedangkan, untuk gejala gangguan akibat asupan H2S yaitu ISPA yang dimiliki anak-anak sebanyak 71 (78,9%) anak memiliki gejala gangguan ISPA. Bila dilakukan Uji Mann Whitney U Test untuk melihat hubungan antara asupan realtime dengan gejala yang dimiliki anak didapat bahwa tidak ada perbedaan signifikan rata-rata (median) asupan realtime antara anak yang memiliki gejala gangguan ISPA dengan yang tidak memiliki. Kata Kunci : Hidrogen Sulfida, Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Analisis Risiko, Asupan.
Read More
S-9696
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Maghfira Nadya Salsabila; Pembimbing: Haryoto Kusno Putranto; Penguji: Dewi Susanna, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Read More
TPA Cipayung Depok kini sudah mencapai masa overload karena sudah melebihi kapasitas untuk menampung sampah. Timbunan sampah yang terus meningkat di TPA dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan berisiko terhadap kesehatan manusia. Dampak dari pencemaran yang ditimbulkan dari TPA salah satunya adalah penyakit bawaan udara atau airborne disease. Penyakit tersebut disebabkan oleh adanya sampah organik yang membusuk oleh mikroorganisme sehingga menghasilkan gas hidrogen sulfida (H2S) dan gas metana (CH4) yang memiliki sifat toksik bagi tubuh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh pajanan gas hidrogen sulfida terhadap anak-anak yang tinggal di sekitar TPA Cipayung, Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Pengukuran konsentrasi H2S dilakukan pada pagi hingga sore hari pada 3 titik lokasi dalam radius kurang dari 1 km dan pengambilan data antropometri serta riwayat kesehatan anak dilakukan dengan wawancara dan kuesioner. Konsentrasi gas H2S tertinggi diperoleh sebesar 0,005 ppm dan terendah sebesar 0,004 ppm. Tingkat risiko untuk pajanan berdasarkan pola aktivitas (aktivitas istirahat, aktivitas ringan, aktivitas sedang, dan aktivitas berat) dan pajanan realtime diperoleh nilai RQ < 1 yang berarti belum memiliki risiko kesehatan terhadap anak-anak. Namun, pada pajanan lifespan diperoleh nilai RQ > 1, yaitu sebesar 1,028 yang berarti anak-anak memiliki risiko terkena efek kesehatan nonkarsinogenik sehingga diperlukan adanya manajemen risiko untuk mengurangi pajanan gas H2S. Riwayat gejala gangguan kesehatan yang berhubungan dengan efek kesehatan akibat pajanan H2S, yaitu ISPA dan iritasi mata diperoleh sebanyak 74 anak (82,2%) mengalami gejala ISPA dan 48 anak (53,3%) mengalami gejala iritasi mata. Hasil analisis Uji Mann-Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata asupan realtime anak-anak yang mengalami gejala ISPA dan gejala iritasi mata dengan anak yang tidak mengalami gejala tersebut. Meskipun paparan H2S belum berisiko dalam jangka pendek, diperlukan manajemen risiko untuk mengurangi paparan H2S di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan TPA, seperti pengolahan sampah secara modern, serta menanam pohon atau tanaman yang dapat menyerap H2S.
Cipayung Landfill in Depok has now reached an overload period because it has exceeded its capacity to accommodate waste. The ever-increasing accumulation of waste in landfills can cause environmental pollution and pose a risk to human health. One of the impacts of pollution resulting from landfills is airborne disease. This disease is caused by organic waste rotting by microorganisms, producing hydrogen sulfide gas (H2S) and methane gas (CH4) which are toxic to the human body. This study aims to determine the level of health risks posed by exposure to hydrogen sulfide gas in children living around the Cipayung TPA, Depok City. This research uses a quantitative method, Environmental Health Risk Analysis (EHRA) approach. H2S concentration measurements were carried out from morning to evening at 3 location points within a radius of less than 1 km and anthropometric data and the child's health history were collected using interviews and questionnaires. The highest concentration of H2S gas was 0.005 ppm and the lowest was 0.004 ppm. The risk level for exposure based on activity patterns (rest activity, light activity, moderate activity and heavy activity) and real-time exposure obtained an RQ value < 1, which means there is no health risk to children. However, for lifespan exposure, an RQ value > 1 of 1.028 was obtained, which means that children are at risk of developing non-carcinogenic health effects, so risk management is needed to reduce exposure to H2S gas. A history of symptoms of health problems related to health effects due to H2S exposure, acute respiratory infections (ARI) and eye irritation, was obtained from 74 children (82.2%) experiencing symptoms of ARI and 48 children (53.3%) experiencing symptoms of eye irritation. The results of the Mann-Whitney Test analysis showed that there was no significant difference between the average real-time intake value of children who experienced ARI symptoms and eye irritation symptoms and children who did not experience these symptoms. Although exposure to H2S is not yet a risk in the short term, risk management is needed to reduce exposure to H2S in the future. This can be done by improving landfill management, such as modern waste processing, as well as planting trees or plants that can absorb H2S.
S-11706
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Meizora Arifima Meza; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Budi Hartono, Dewi Susanna, Widyawaty, Revi Agustian
Abstrak:
Read More
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis risiko pajanan gas hydrogen sulfida terhadap gejala gangguan pernapasan (mengi) pada Masyarakat di Sekitar TPA Sarimukti, Tahun 2025. Penelitian ini menggunakan metode PHA (Public Health Assement) yaitu terdapat dan metode penelitian ARKL (Analisa Risiko Kesehatan Lingkungan) dan EKL (Epidemiologi Kesehatan Lingkungan) dengan desain studi cross ssectional. Hasil penelitian didaptkan tingkata risiko terhadap efek non karsinogonik pada pajanan gas hidrogen sulfida udara ambien sekitar TPA Sarimukti pada 8 titik dari 12 titik penelitian menunjukan RQ real- time > 1 yang artinya berada diatas batas aman (RQ real- time maksimal yaitu 1,94). Hasil dari perhitungan RQ dengan konsentrasi Hidrogen Sulfida (H2S) 0,008 mg/m3, pada warga dengan berat badan 48 kg dan bermukim di rumahnya selama 15 jam/hari dalam 365 hari selama 6,65 tahun, dengan RQ real-time ≤1 (RQ = 0,7467) menunjukan dalam batas aman. Analisa bivariat yang dilakuka antara Intake pajanan hidrogen sulfida di udara ambien dengan gejala gangguan pernapasan terdapat hubungan yang signifikan (p=0,019) dengan arah korelasi positif (r=0,228).
This study aims to analyze the risk of hydrogen sulfide gas exposure to symptoms of respiratory disorders (wheezing) in the Community Around the Sarimukti Landfill, in 2025. This study uses the PHA (Public Health Assessment) method, namely the ARKL (Environmental Health Risk Analysis) and EKL (Environmental Health Epidemiology) research methods with a cross-sectional study design. The results of the study obtained the level of risk for non-carcinogenic effects on exposure to ambient air hydrogen sulfide gas around the Sarimukti Landfill at 8 points out of 12 research points showing real-time RQ> 1 which means it is above the safe limit (maximum real-time RQ is 1.94). The results of the RQ calculation with a Hydrogen Sulfide (H2S) concentration of 0.008 mg/m3, in residents weighing 48 kg and living in their homes for 15 hours/day in 365 days for 6.65 years, with a real-time RQ ≤1 (RQ = 0.7467) showed within safe limits. Bivariate analysis conducted between Intake of exposure to hydrogen sulfide in ambient air and symptoms of respiratory disorders showed a significant relationship (p=0.019) with a positive correlation direction (r=0.228).
T-7316
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Shofi Sari Azima; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Abdul Rahman, Budi Hermanto
Abstrak:
Hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas penyumbang bau yang sangat menyengat dari proses bakteri timbunan sampah di TPA Cipeucang. Apabila konsentrasi gas H2S tersebut melebihi baku mutu dan terhirup oleh anak-anak maka akan berdampak langsung pada kesehatan anak-anak yang bermukim di Pemukiman TPA Cipeucang. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi risiko kesehatan anak-anak akibat pajanan gas H2S. Untuk mengestimasi risiko kesehatan akibat pajanan inhalasi H2S, dilakukan analisis risiko kesehatan lingkungan pada anak-anak yang bermukim di pemukiman TPA Cipeucang. Konsentrasi H2S dianalisis menggunakan alat pompa hisap dan spektrofotometer air sampler (HVS). Sementara itu, sebanyak 69 responden diobservasi untuk dilakukan estimasi mengenai tingkat risiko kesehatan akibat pajanan H2S. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata H2S di pemukiman TPA Cipeucang telah melebihi baku mutu yaitu 0,024 ppm (baku mutu: 0,02 ppm). Nilai rata-rata CDI H2S pada anak-anak adalah 0,0025 mg/kg/hari. Nilai RQ pada anak-anak diatas >1 yaitu 1,28. Sementara gejala kesehatan pada beberapa responden menunjukan adanya gejala kelebihan asupan H2S, meskipun belum diketahui apakah gejala tersebut hanya disebabkan oleh H2S atau oleh risk agent lain. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pajanan H2S pada anakanak berisiko terhadap kesehatan karena RQ>1. Kata kunci: H2S, Tempat Pengelolaan Sampah Akhir (TPA), Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
Hydrogen sulfide (H2S) is a gas contributor dreadful stench from the landfill waste in the landfill bacteria Cipeucang. If the H2S gas concentrations exceed the quality standards and be inhaled by children will have a direct impact on the health of children who live in the landfill Cipeucang. This study aims to estimate the risk to children's health due to exposure to H2S gas. To estimate the health risks from inhalation exposure to H2S, an analysis of environmental health risks to children living in enclaves Cipeucang landfill. H2S concentrations were analyzed using a suction pump and spectrophotometer air samplers (HVS). Meanwhile, as many as 69 respondents were observed to estimate the level of health risks from exposure to H2S. Laboratory test results showed that the average concentration of H2S in the settlement TPA Cipeucang quality standard that has exceeded 0,024 ppm (quality standard: 0,02 ppm). The average value of H2S CDI in children is 0,0025 mg/kg/day. RQ value in children over> 1 is 1.28. While health symptoms at some respondents showed any symptoms of excess intake of H2S, although it is not yet known whether the symptoms are only caused by H2S or by another agent risk. Based on these results, we can conclude that exposure to H2S at-risk children to health because RQ> 1. Keywords: H2S, Waste Management Site (TPA), Environmental Health Risk Analysis
Read More
Hydrogen sulfide (H2S) is a gas contributor dreadful stench from the landfill waste in the landfill bacteria Cipeucang. If the H2S gas concentrations exceed the quality standards and be inhaled by children will have a direct impact on the health of children who live in the landfill Cipeucang. This study aims to estimate the risk to children's health due to exposure to H2S gas. To estimate the health risks from inhalation exposure to H2S, an analysis of environmental health risks to children living in enclaves Cipeucang landfill. H2S concentrations were analyzed using a suction pump and spectrophotometer air samplers (HVS). Meanwhile, as many as 69 respondents were observed to estimate the level of health risks from exposure to H2S. Laboratory test results showed that the average concentration of H2S in the settlement TPA Cipeucang quality standard that has exceeded 0,024 ppm (quality standard: 0,02 ppm). The average value of H2S CDI in children is 0,0025 mg/kg/day. RQ value in children over> 1 is 1.28. While health symptoms at some respondents showed any symptoms of excess intake of H2S, although it is not yet known whether the symptoms are only caused by H2S or by another agent risk. Based on these results, we can conclude that exposure to H2S at-risk children to health because RQ> 1. Keywords: H2S, Waste Management Site (TPA), Environmental Health Risk Analysis
S-9247
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Farizan Nathur Rachman; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Budi Hartono, Rahmawati
S-9612
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rima Maulida Hidayati; Pembimbing: Suyud; Penguji: Ema Hermawati, Ririn Arminsih, Sri Wahyono, Bagyo Yanuwiadi
Abstrak:
H2S merupakan senyawa berbahaya yang tidak berwarna dan mempunyai bau seperti telur busuk. Senyawa ini salah satunya dihasilkan dari proses dekomposisi sampah di TPA. Sistem tubuh yang paling sensitif apabila terpajan senyawa ini adalah sistem pernapasan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intake pajanan H2S terhadap munculnya gejala gangguan pernapasan pada masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 90 orang yang tinggal dengan jarak ≤ 500 meter dari TPA. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengambilan sampel H2S ambien di 9 titik yang terletak di sekitar pemukiman masyarakat.
Hasil penelitian ditemukan adanya pengaruh antara intake pajanan H2S terhadap gejala gangguan pernapasan (p value=0,012; OR=10,5; CI 95%=1,25-88,02). Hasil analisis multivariat ditemukan adanya pengaruh intake pajanan H2S terhadap gejala gangguan pernapasan setelah dikontrol variabel lama bermukim (p value=0,026; OR=6,78; CI 95%= 1,612-64,572). Diperlukan langkah cepat dan upaya pengelolaan yang tepat dari Pemerintah Kota Depok dan TPA Cipayung beserta stakeholder terkait agar dapat mencegah atau mengurangi risiko gangguan kesehatan pada masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung.
Read More
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intake pajanan H2S terhadap munculnya gejala gangguan pernapasan pada masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 90 orang yang tinggal dengan jarak ≤ 500 meter dari TPA. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengambilan sampel H2S ambien di 9 titik yang terletak di sekitar pemukiman masyarakat.
Hasil penelitian ditemukan adanya pengaruh antara intake pajanan H2S terhadap gejala gangguan pernapasan (p value=0,012; OR=10,5; CI 95%=1,25-88,02). Hasil analisis multivariat ditemukan adanya pengaruh intake pajanan H2S terhadap gejala gangguan pernapasan setelah dikontrol variabel lama bermukim (p value=0,026; OR=6,78; CI 95%= 1,612-64,572). Diperlukan langkah cepat dan upaya pengelolaan yang tepat dari Pemerintah Kota Depok dan TPA Cipayung beserta stakeholder terkait agar dapat mencegah atau mengurangi risiko gangguan kesehatan pada masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung.
H2S is dangerous compound that colorless and has smell like rotten egg. One of this
compound source is produced from decomposition process in landfill. The most
sensitive body system when exposed to H2S is respiratory system. This study aims to
analyze the effect of H2S intake to respiratory symptoms at people living around the
Cipayung Landfill. This study design uses cross sectional. Data collection was carried
out by interview by questionnaire and measure H2S ambient at 9 poimts locate aroundd
community settlements. The result were found intake of H2S associated with respiratory
symptoms (p value=0,012; OR=10,5; CI 95%=1,25-88,02). The result of multivariat
analysis were found H2S intake influence respiratory symptoms after controlled by
duration living variable (p value=0,026; OR=6,78; CI 95%= 1,612-64,572). It needs to
measure routine H2S ambient and ensure that concentration was safe as well as proper
management efforts from City Government of Depok, Cipayung Landfill and related
stakeholders in order to reduce the health risk problems to the people living around
Cipayung landfill.
T-5855
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nursuci Fatmawati Perwendha; Pembimbing: Abdur Rahman; Penguji: Budi Hartono, Nurjamil
Abstrak:
Air merupakan kebutuhan esensial yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidupmanusia. Namun, pelayanan air bersih di wilayah Bekasi khususnya KelurahanSumur Batu, Kecamatan Bantargebang sebagian besar menggunakan sumursebagai sumber air minum dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Mangan dan besimerupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh tetapi apabila dikonsumsidengan jumlah berlebih dapat bersifat toksik. Penelitian ini menggunakan metodeanalisis risiko kesehatan lingkungan untuk mengestimasi pajanan mangan danbesi dan tingkat risiko kesehatan yang diterima dari air minum pada pendudukdewasa di pemukiman sekitar tempat pembuangan akhir Bantargebang, KotaBekasi. Selain itu, penelitian ini juga menguji korelasi antara mangan, besi, TDS,DHL, dan pH sehingga ditemukan persamaan linear untuk memperkirakankeberadaan mangan atau besi. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk usiadewasa yang tinggal di sekitar TPA Bantargebang. Penentuan sampel denganmenentukan kriteria inklusi yaitu penduduk usia lebih dari 18 tahun danmengonsumsi air sumur minimal 2 bulan. Pengambilan sampel dengan cara nonrandom sampling dan quota sampel. Sampel lingkungan adalah air sumur yangberada di rumah tangga terpilih sebagai responden. Selain itu, dilakukanpengambilan data antropometri berupa laju asupan, durasi pajanan, dan beratbadan. Jumlah asupan mangan dan besi pada populasi penelitian belummemenuhi angka kecukupan gizi masing-masing yaitu 0,26 dan 0,02 mg/l. Darihasil perhitungan estimasi risiko didapatkan hasil bahwa tingkat risiko mangandan besi di sekitar TPA Bantargebang tidak berisiko atau aman. Selain itu,diperoleh dari uji korelasi hubungan yang signifikan antara mangan dengan pH,DHL, dan TDS (p<0,05) sehingga ditemukan persamaan linear sederhana untukmasing-masing variabel.
Kata kunci : mangan, besi, tingkat risiko, TDS, DHL, pH, air sumur.
Water is an essential requirement that must be met for human survival. However,water services, especially in the area of Bekasi Well Batu Village, DistrictBantargebang mostly using wells for drinking water and other daily needs.Manganese and iron are essential nutrients needed by the body. However, whenconsumed in excessive amounts can be toxic. This research uses environmentalhealth risk analysis methods to estimate exposure levels of manganese and ironand acceptable health risks of drinking water in the adult population in thesettlements around landfills Bantargebang, Bekasi. In addition, this study alsotested the correlation between the manganese, iron, TDS, DHL, and so the pHfound a linear equation to predict the existence of manganese or iron. The studypopulation was the entire adult population living around the landfillBantargebang. The samples to determine inclusion criteria ie the population agedover 18 years and consume well water at least 2 months. Sampling by way of nonrandom sampling and quota sampling. Environmental samples is well water that isin the selected households as respondents. In addition, anthropometric datacollection is done in the form of intake rate, duration of exposure, and weight.Total intake of manganese and iron in the study population not meet nutritionaladequacy rate each ie 0.26 and 0.02 mg / l. From the calculation of risk estimatesshowed that the level of risk of manganese and iron around the landfillBantargebang not risky or safe. In addition, the correlation obtained from asignificant relationship between manganese with pH, DHL, and TDS (p <0.05)thus found a simple linear equation for each variable.
Keywords : manganese, iron, risk quotient (RQ), TDS, conductivity, pH, waterwells.
Read More
Kata kunci : mangan, besi, tingkat risiko, TDS, DHL, pH, air sumur.
Water is an essential requirement that must be met for human survival. However,water services, especially in the area of Bekasi Well Batu Village, DistrictBantargebang mostly using wells for drinking water and other daily needs.Manganese and iron are essential nutrients needed by the body. However, whenconsumed in excessive amounts can be toxic. This research uses environmentalhealth risk analysis methods to estimate exposure levels of manganese and ironand acceptable health risks of drinking water in the adult population in thesettlements around landfills Bantargebang, Bekasi. In addition, this study alsotested the correlation between the manganese, iron, TDS, DHL, and so the pHfound a linear equation to predict the existence of manganese or iron. The studypopulation was the entire adult population living around the landfillBantargebang. The samples to determine inclusion criteria ie the population agedover 18 years and consume well water at least 2 months. Sampling by way of nonrandom sampling and quota sampling. Environmental samples is well water that isin the selected households as respondents. In addition, anthropometric datacollection is done in the form of intake rate, duration of exposure, and weight.Total intake of manganese and iron in the study population not meet nutritionaladequacy rate each ie 0.26 and 0.02 mg / l. From the calculation of risk estimatesshowed that the level of risk of manganese and iron around the landfillBantargebang not risky or safe. In addition, the correlation obtained from asignificant relationship between manganese with pH, DHL, and TDS (p <0.05)thus found a simple linear equation for each variable.
Keywords : manganese, iron, risk quotient (RQ), TDS, conductivity, pH, waterwells.
S-8498
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sonika Rouli; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Abdur Rahman, Budi Hartono
S-6353
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rosyana Lieyanty; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Budi Hartono, Satria Pratama
S-9722
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
