Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 28256 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dauries Ariyanti Muslikhah; Pembimbing: Nurhayati Adnan, Ratna Djuwita; Penguji: Acmad Farchanny Tri Adryanto, Mulys Rahma Karyanyi
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Dauries Ariyanti Muslikhah NPM : 1506704390 Program Studi : Epidemiologi Judul tesis              : Faktor Prognosis Pasien Infeksi Dengue PCR Positif di RSUD Kanujoso Balikpapan Latar Belakang : Infeksi virus dengue di sebabkan oleh salah satu dari 4 serotype virus dengue yaitu DENV-1,DENV-2,DENV-3, DENV-4. Perjalanan infeksi dengue memiliki tiga fase yaitu fase demam, fase kritis dan penyembuhan, dengan manajemen tatalaksana yang tepat dan kemampuan mengenali tanda bahaya (warning sign) sangat menentukan kesembuhan pasien dengue berat. Tujuan : Untuk mengetahui  faktor  prognosis yang mempengaruhi probabilitas kesembuhan pasien infeksi dengue PCR positif. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Kohort Retrospektif. Subyek adalah pasien infeksi dengue yang di rawat di RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan yang di amati sejak di diagnosis infeksi dengue sampai dinyatakan sembuh oleh dokter. Diagnosis infeksi dengue di konfirmasi virus penyebabnya dengan pemeriksaan RT PCR yang dilakukan kerjasama antara subdit Pengendalian Arbovirosis dan Balitbangkes Kemenkes RI mulai Oktober 2014 sampai dengan Desember 2016. Hasil : Dari 125 subyek 112  (89.6%) terjadi event (sembuh) dan 13 (10,4 %)  subyek mengalami sensor. Probabilitas kesembuhan secara keseluruhan 92.1% dengan median kesembuhan pada hari ke 7 dari masa pengamatan 10 hari. Faktor prognosis yang mempengaruhi probabilitas kesembuhan pasien infeksi dengue dari hasil analisis bivariat menggunakan Kaplan Meier  adalah usia, lama demam sebelum masuk rumah sakit, derajat infeksi dengue (DD,DBD atau SSD), dan parameter laboratorium (trombosit, lekosit dan hematokrit). Analisis multivariat di dapatkan variabel yang paling utama berpengaruh terhadap kesembuhan adalah trombosit HR 1.72 ( IK 95% 1.197 – 2.47) dan hematokrit (HR 1.43 ; IK 95%  1.018 – 1.998) Kesimpulan : Faktor prognosis yang paling dominan berpengaruh terhadap prognosis kesembuhan pasien infeksi dengue adalah trombosit dan hematokrit. Kata Kunci : Prognosis, Infeksi Dengue, PCR positif


ABSTRACT Name : Dauries Ariyanti Muslikhah NPM : 1506704390 Study Program : Epidemiology Title                            : Prognostic Factor of dengue infection patients with positive PCR at   Kanujoso Hospital Balikpapa Abstract: Background: Dengue virus infection caused by one of 4 serotypes of dengue virus is DENV-1, DENV-2, DENV-3, DENV-4. Dengue infection has three phases: the phase of fever, critical phase and convalescens, with standart management and good treatment the ability  to detect early warning sign severe dengue can be saved. Objective: To determine the prognostic factors that affect recovery probability of patients with positive PCR dengue infection. Methods: This is Retrospective Cohort design study. Subjects are dengue infection patients who are admitted in Kanujoso Hospital Djatiwibowo Balikpapan since the diagnosis of dengue infection until declared recovery by the doctor. The diagnosis of dengue infection is confirmed of PCR which is done by cooperation between Arbovirosis Control sub-directorate and National Health Research from October 2014 until December 2016. Result: From 125 subjects 112 (89.6%) has event (recovered) and 13 (10,4%) subjected to sensor. The overall survival probability was 92.1% with median recovery on day 7 from 10-day observation period. Bivariate analysis using Kaplan Meier show that prognosis factors influence the probability  of dengue infection patients  are age, duration of fever before admission, diagnostic dengue infection (Dengue fever, Dengue hemarhagic fever, or Dengue Shock Syndrome), and laboratory parameters (platelets, leukocytes and hematocrit). Multivariate analysis using cox regression show that variable most important effect is PlateletHR 1.72 ( IK 95% 1.197 – 2.47) dan hematocrite (HR 1.43 ; IK 95%  1.018 – 1.998) Conclusion: The most dominant prognostic factors affect the probability of recovery dengue infection patients is platelets andhematocrite levels of patients. Keywords: Prognosis, Dengue Infection, PCR positive

Read More
T-4870
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Imam Syahputra Yamin; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Lalu Simbawara
Abstrak: Latar Belakang: Demam berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue yang merupakan masalah kesehatan di Indonesia termasuk di Kota Mataram. Kasus DBD di Kota Mataram sejak tahun 2016 sampai tahun 2019 cenderung fluktuatif dimana sebagian besar pasien DBD dirawat di RSUD Kota Mataram. Kematian akibat infeksi DBD Sebagian besar terjadi pada DSS dan kematian akibat DSS dilaporkan 50 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pasien DBD tanpa DSS. Diagnostik yang cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu penentu penting untuk pencegahan dan pengendalian dengue, sehingga dengan mengetahui faktor risiko ini dapat mencegah/mengurangi kematian. Metode: Penelitian ini bersifat observasional dengan desain kasus control. Kasus adalah pasien DBD yang didagnosis Dengue Shock Syndrome oleh dokter yang merawat, sedangkan untuk kontrol adalah pasien DBD yang didiagnosis bukan Dengue Shock Syndrome oleh dokter yang merawat. Data penelitian diperoleh dari data rekam medis dan formular KD-RS yang dirawat di RSUD Kota Mataram dari bulan Januari 2016 sampai Desember 2020. Rancangan analisis ditujukan untuk memperoleh nilai odds ratio dilanjutkan dengan analisis multivariat untuk mengetahui faktor risiko yang dapat mendeteksi DSS lebih awal. Hasil Penelitian: Variabel yang signifikan secara statistic pada prediksi model akhir adalah variable peningkatan nilai hematokrit > baseline dengan OR= 17,1 (95% CI: 4,033-72,600), penurunan nilai trombosit < 100.000/µL dengan OR= 6 (95% CI: 2,30615,699), dan penurunan nilai leukosit < baseline dengan OR= 5,1 (95% CI: 2,20911,838). Sedangkan variabel yang paling dominan adalah variabel peningkatan nilai hematokrit > baseline dengan nilai OR= 17,1 (95% CI: 4,033-72,600) dan nilai p= 0,000.
Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by the Dengue virus which is a health problem in Indonesia, including in the city of Mataram. DHF cases in Mataram City from 2016 to 2019 tend to fluctuate where most of the DHF patients are treated at the RSUD Kota Mataram. Death due to DHF infection occurred mostly in DSS and mortality from DSS was reported to be 50 times higher than in DHF patients without DSS. Prompt diagnosis and appropriate treatment are important determinants for dengue prevention and control, so knowing these risk factors can prevent/reduce mortality. Methods: This study is an observational study with a case-control design. Cases are DHF patients diagnosed with Dengue Shock Syndrome by the treating doctor, while the controls are DHF patients diagnosed not with Dengue Shock Syndrome by the treating doctor. The research data were obtained from medical records and KD-RS formular data treated at the RSUD Kota Mataram from January 2016 to December 2020. The design of the analysis was aimed at obtaining the odds ratio value followed by multivariate analysis to determine the risk factors that could detect DSS early. Results: The variables that were statistically significant in the prediction of the final model were the increase in hematocrit value > baseline with OR= 17.1 (95% CI: 4.03372.600), decreased platelet value < 100.000/µL with OR= 6 (95% CI : 2,306-15,699), and decreased leukocyte value < baseline with OR= 5.1 (95% CI: 2,209-11,838). While the most dominant variable is the increase in hematocrit value > baseline with OR = 17.1 (95% CI: 4.033-72.600) and p value = 0.000
Read More
T-6191
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kavana Iman Ramadhan; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Yovsyah, I Dewa Gede Dony Lesmana
Abstrak:

Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi permasalahan serius di seluruh daerah di dunia. DBD disebabkan oleh virus dengue yang di bawa oleh nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama dan aedes albopictus sebagai vektor sekunder dan ditularkan melalui gigitan nyamuk tersebut. Berdasarkan data BPS Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2019 Provinsi Kalimantan Timur mencatat terdapat 6723 kasus DBD dan Kota Balikpapan menjadi penyumbang terbesar dengan 1838 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor iklim (suhu udara, kelembaban, dan jumlah hari hujan), sosio-demografi (kepadatan penduduk), dan upaya pengendalian vektor (Angka Bebas Jentik) dengan insidens DBD di Kota Balikpapan Tahun 2017-2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan data sekunder yang bersumber dari Laporan DBD Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dan Balikpapan dalam Angka oleh BPS Kota Balikpapan. Rata-rata IR DBD selama 5 tahun di Kota Balikpapan adalah 122 per 100.000 penduduk, paling tinggi di Kecamatan Balikpapan Tengah dan paling banyak dialami oleh kelompok umur.


 

Dengue hemorrhagic fever is an environmental-based disease which is still a serious problem in all regions of the world. DHF is caused by the dengue virus which is carried by Aedes aegypti as the main vector and Aedes albopictus as the secondary vector and is spread through the bite of these mosquitoes. Based on BPS, in 2019 the Province of East Kalimantan recorded 6723 cases of DHF and Balikpapan City was the largest contributor with 1838 cases. This study aims to determine the relationship between climatic factors (air temperature, humidity, and number of rainy days), socio-demographics (population density), and vector control efforts (larva free index) with DHF incidence in Balikpapan City in 2017-2021. This study uses an ecological study design with secondary data sourced from the DHF report of Balikpapan City Health Offices and ?Balikpapan dalam Angka? by Central Bureau of Statistics of Balikpapan City. The average DHF IR for 5 years in Balikpapan City is 122 per 100,000 population, the highest in Balikpapan Tengah District and most

Read More
S-11164
Depok : FKMUI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Harisnal; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Helda, Sholihah Imari, Endang Burni
Abstrak:

ABSTRAK Infeksi virus dengue masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia saat ini termasuk di Kota Banjarmasin dengan angka kematian yang tinggi, Tahun 2011 dilaporkan CFR 8,3% dimana sebagian besar pasien DBD ini dirawat di RSUD ULIN dan RSUD Ansari Saleh Banjarmasin, sementara penegakkan diagnosis sering sulit, apalagi dalam menilai apakah pada akhirnya akan terjadi shock (Dengue Shock syndrome) atau tidak. Peningkatan hematokrit, penurunan angka trombosit, leukosit dan serta perilaku pasien sebelum dirawat (lamanya sakit, rujukan) biasanya terjadi sebelum demam turun dan sebelum terjadinya shock. Hal ini merupakan diagnostik yang penting dan prognosis yang berharga dalam mendeteksi Dengue Shock Syndrome. Sehingga dengan mengetahui faktor resiko ini dapat mencegah/ mengurangi kematian Metode: Penelitian bersifat observasional dengan disain kasus kontrol. Kasus adalah penderita yang didiagnosis DSS berdasarkan diagnosis dokter yang merawat. Sedangkan kontrol adalah penderita yang didiagnosis sebagai tersangka DBD oleh dokter yang merawat. Data penelitian diperoleh dari data rekam medis dan formulir Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KD-RS) yang dirawat di RSUD ULIN dan RSUD Ansari Saleh dalam periode bulan April 2010 sampai Maret 2012. Rancangan analisis ditujukan untuk memperoleh nilai Odds Ratio (OR) dilanjutkan dengan multivariat analisis untuk mengetahui faktor risiko yang dapat mendeteksi DSS sejak dini. Hasil Penelitian: Variabel yang signifikan secara statistik dan di masukkan ke dalam prediksi model akhir adalah Jenis Kelamin perempuan (OR=3,250 95% CI=1,178-8,970), hematokrit ≥25,97% (OR=7,86 95% CI=2,748-22,500) , leukosit ≤ 4764,47 (OR=3,826 95% CI=1,375-10,647), lama sakit ≥4 hari (OR=3,146 95% CI=1,179-8,397) dan rujukan dari puskesmas (OR=4,543 95% CI=1,700-12,139).Variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian Dengue shock syndrome adalah hematokrit. Dari hasil tersebut disarankan agar tenaga kesehatan dan akademisi perlu meningkatkan standar pelayanan penyakit yang lebih efektif dan efesien yang berisiko terjadinya Dengue Shock Syndrome.


  ABSTRACT DHF is still a health problem in Indonesia is currently included in Banjarmasin city with a high mortality rate in 2011 was reported CFR 8.3% where the majority of dengue patients are treated at the Ulin Hospital and Ansari Saleh Hospital Banjarmasin, while the diagnosis is often difficult, especially in assessing whether it will eventually happen shock (dengue shock syndrome) or not. This is an important diagnostic and prognostic value in the detection of Dengue Shock Syndrome. So that by knowing these risk factors can prevent / reduce mortality. Methods: The study is an observational with case-control design. Cases are those who hospitalized and diagnosed as suspect Dengue haemorrhagic fever by clinicans using WHO criteria.Controls are those who hospitalized and diagnosed as suspect Dengue Haemorrhagic fever by the clinicans. Data were collected from medical records and (KD-RS) are treated in Ulin Hospital and Ansari Saleh Hospital in the period from April 2010 until March 2012. Analysis design is done to obtain Odds Ratio (OR) and followed by using multivariate logistic regression to determine risk factors that can detect early DSS. Consclusion: The significant variables in statistic manner and put into the final model predictions are increasing Female sex (OR=3,250 95% CI=1,178-8,970), haematocryt ≥25,97% (OR=7,86 95% CI=2,748-22,500) leukopenia ≤4764,47 (OR=3,826 95% CI=1,375-10,647), lengh of hospital ≥4 days (OR=3,146 95% CI=1,179-8,397) and referrals from Health centers (OR=4,543 95% CI=1,700- 12,139). From these results it is suggested that health professionals and academics need to improve service standards diseases more effectively and efficiently at risk of Dengue Shock Syndrome.

Read More
T-3579
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yovella Medhira Pujiasti; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Modastri Korib Sudaryo, Laura Hotdiana
S-9430
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurhayati; Pembimbing: Lukman Hakim Tarigan Penguji: Nuning, Ratna Djuwita, Dien Emawati, I Made Setiawan
T-2966
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dea Triasari Indriyanti Wahidin; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Helda, Tri Yunis Miko Wahyono, Soewarta Kosen
Abstrak:
Vaksinasi adalah salah satu upaya untuk mengakhiri pandemi COVID-19. Kabupaten Cirebon tidak luput dari serangan COVID-19 dimana pada Minggu ke 4 Februari 2022, Kabupaten Cirebon mengalami gelombang serangan COVID-19 yang ketiga kalinya meskipun pada bulan Februari capaian vaksinasi mencapai 84,47%.Sehingga studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi vaksinasi dengan kejadian infeksi COVID-19 .Desain studi ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 8607 responden yang dari data All Record COVID-19 dan KPCPEN.Hasil analisis univariat menunjukan sebagian besar masyarakat di Kabupaten Cirebon yang dites RT-PCR COVID-19 sudah mendapatkan Vaksin Booster(67,9%), dengan mayoritas (81,9%) mendapatkan vaksin heterolog, berjenis kelamin perempuan (54,5%), berusia 18-25 tahun (22%),tinggal di wilayah endemik sedang (53%), bertujuan pemeriksaan untuk skrining (66%), WNI (100%), bukan merupakan PPLN (99,6%),bukan SDM Kesehatan(90,1%). Hasil analisis lanjutan menunjukan responden yang divaksin 1 kali tidak berhubungan dengan infeksi COVID-19 dibandingkan responden yang divaksin booster dengan PR 0,831 (95%CI :0,668-1,337) dan p value 0,096. Sedangkan responden yang divaksin 2 kali tidak berhubungan dengan infeksi COVID-19 dibandingkan dengan responden yang mendapat vaksin booster dengan PR 1,117 (95% CI : 0,934-1,337) dan p value 0,223.

Vaccination is one of many method to end the COVID-19 Pandemic. In the 4th week of February of 2021, Cirebon Regency happens to start the third wave of COVID-19 infection eventhough the vaccine coverage in February is 84,47%. Therefore, this study aims to determine the corelation between vaccine frequency with the Incidence of COVID-19. The study design was cross sectional with total sample 8607 respondents who were selected from the All Record Data dan KPCPEN in Cirebon Regency.. Univariate analysis shows that majority of the respondents had received booster vaccine (67,9%), heterologue type vaccine (81,9%) age 18-25 years old (22%), female (54,5%), non health care workers (90,1%), aim of examination id screening (66%), dan not a foreign traveller (99,6%). Multivariate analysis shows that that respondents who received first dose of vaccine correlated with COVID-19 infection compared to those who received booster dose with PR 0,831 (95%CI :0,668-1,337) and p value 0,096. While respondents who have received second dose of vaccine is not correlate significantly in statistical analysis compared to those who received booster dose with PR 1,117 (95% CI : 0,934-1,337) and p value 0,223.
Read More
T-6885
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ikhwan Rinaldi; Promotor: Mondastri Korib Sudaryo; Kopromotor: Besral, Suhendro; Penguji: Syahrizal, Aru Wisaksono Sudoyo, Abdul Muthalib, Soewarta Kosen; C Suharti
Abstrak:
Latar Belakang: Trombositopenia merupakan penentu keparahan demam berdarah dengue terutama pada pasien dewasa. Beberapa literatur secara terpisah menunjukkan adanya hubungan antara beberapa faktor terhadap trombositopenia. Hingga saat ini belum ada penelitian yang mempelajari faktor-faktor tersebut secara bersamaan dalam satu penelitian yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model prediksi berdasarkan pada faktor-faktor tersebut terhadap jumlah trombosit nadir ≤20.000 μL selama perawatan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif terhadap subjek Demam Dengue (DD)/ Demam Berdarah Dengue (DBD) dewasa yang masuk rawat pada fase akut (awitan demam ≤4 hari). Variabel bebas status koagulasi (ekspresi CD62P, ekspresi CD154, kadar trombomodulin, kadar PAI-1, dan kadar PF4) merupakan data primer yang didapatkan dengan teknik pemeriksaan nanoparticle flowcytometry plasma darah simpan EDTA. Variabel bebas lain yang merupakan data sekunder adalah karakteristik pasien (jenis kelamin, usia, IMT, dan komorbid), status hematologi (kadar hematokrit, kadar MCH, jumlah leukosit, jumlah neutrofil, jumlah limfosit, jumlah monosit, rasio neutrofil limfosit, dan jumlah trombosit saat masuk rawat), status fungsi hati (kadar SGOT, SGPT, dan albumin), dan koinfeksi multivirus dengue yang didapatkan dari rekam medis. Analisis statistik menggunakan regresi Cox. Hasil: Proporsi subjek demam dengue yang mengalami jumlah trombosit nadir ≤20.000 μL adalah 18 dari 121 subjek (14,9%). Variabel bebas yang berhubungan dengan jumlah trombosit nadir ≤20.000/μL adalah jumlah monosit <465,61/μL dengan HR 6,24; jumlah trombosit saat masuk rawat <161.000/μL dengan HR 2,98; kadar SGOT ³39,50 U/L dengan HR 5,51; kadar trombomodulin tinggi ³773,3550 sel/μL dengan HR 4,01; NLR ≥6,49 dengan HR 0,003; dan NLR x t dengan HR 4,95 (HR untuk hari keempat dan kelima adalah 1,64 dan 8,13). Model skoring yang menggunakan variabel tersebut dapat memprediksi jumlah trombosit nadir ≤20.000/μL pada titik potong skor 14 dengan sensitivitas 77,78%; spesifisitas 82,52%; PPV 43,74%; dan NPV 95,51%. Tanpa status koagulasi variabel bebas yang berperan terhadap trombosit nadir ≤20.000/μL adalah jumlah monosit <465,61/μL dengan HR 5,83; jumlah trombosit saat masuk rawat <161.000/μL dengan HR 4,09; kadar SGOT ≥39,50 U/L dengan HR 5,64; NLR ≥6,49 dengan HR 0,004; dan NLR x t dengan HR 5,31 (HR pada hari keempat dan kelima dengan adalah 3,27 dan 17,34). Model skoring tanpa faktor koagulasi memiliki titik potong skor 11 dengan sensitivitas 83,33%; spesifisitas 68%; PPV 31,25%; dan NPV 95,9%. Model skoring prediksi jumlah trombosit nadir ≤20.000/μL pada subjek demam dengue dalam perawatan dengan faktor koagulasi dan tanpa faktor koagulasi berdasarkan uji regresi Cox extended menunjukkan nilai diskriminasi yang baik (AUC 0,866 dan 0,833). Perbedaan nilai AUC ini secara statistik tidak berbeda bermakna (nilai p = 0,1278). Simpulan: Faktor yang berhubungan dengan trombosit nadir ≤20.000/μL adalah jumlah monosit absolut saat masuk rawat rendah, kadar SGOT tinggi, kadar trombomodulin tinggi, jumlah trombosit saat masuk rawat rendah, dan NLR x t. Model skoring yang paling aplikatif adalah model skoring berdasarkan analisis regresi Cox model extended tanpa faktor koagulasi.

Background: Thrombocytopenia is the determinant of the severity of dengue hemorrhagic fever, especially in adult patients. Several separate studies have shown association between various factors contributing to thrombocytopenia. Up to this day, no research has investigated these factors in a single study. This study aims to develop a predictive model for thrombocytopenia levels particularly nadir platelet count ≤20,000 μL, using these factors in one single study, during the treatment period. Method: This study is a retrospective cohort study of adult subjects with Dengue Fever (DF)/Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) admitted during the acute phase (fever onset ≤4 days). The independent variables related to coagulation status (CD62P expression, CD154 expression, thrombomodulin levels, PAI-1 levels, and PF4 levels) as the primary data were obtained through nanoparticle flow cytometry technique on stored EDTA blood samples. Other independent variables as the secondary data, included patients’ characteristics (gender, age, BMI, and comorbidities), hematological status (hematocrit levels, MCH levels, leukocyte count, neutrophil count, lymphocyte count, monocyte count, neutrophil-lymphocyte ratio, and admission platelet count), liver function status (level of AST, ALT, and albumin), and dengue multivirus coinfection were obtained from medical records. Statistical analysis was performed using Cox regression. Results: The proportion of dengue fever subjects with nadir platelet count ≤20,000 μL was 18 out of 121 subjects (14.9%). Independent variables associated with nadir platelet count ≤20,000/μL were monocyte count <465.61/μL with HR 6.24; admission platelet count <161,000/μL with HR 2.98; AST levels ≥39.50 U/L with HR 5.51; high thrombomodulin ≥773.3550 cells/μL with HR 4.01; NLR ≥ 6.49 with HR 0.003; and NLR x t with HR 4.95 (HR on the fourth and fifth day were 1.64 and 8.13). A scoring model with these variables predicted nadir platelet count ≤20,000/μL with cut-off score of 14, sensitivity of 77.78%, specificity of 82.52%, PPV of 43.74%, and NPV of 95.51%. Without coagulation status, the independent variables contributing to nadir platelet count ≤20,000/μL were monocyte count <465.61/μL with HR 5.83; admission platelet count <161,000/μL with HR 4.09; AST levels ≥39.50 U/L with HR 5.64; NLR ≥ 6.49 with HR 0.004; and NLR x t with HR 5.31 (HR on the fourth and fifth day were 3.27 and 17.34). The scoring model without coagulation factors with cut-off score of 11, sensitivity of 83.33%, specificity of 68%, PPV of 31.25%, and NPV of 95.9%. The scoring model predicting nadir platelet count ≤20,000/μL in dengue fever subjects during treatment, with and without coagulation factors based on Cox regression analysis, showed good discrimination values (AUC 0.866 and 0.833). The difference in AUC values was not statistically significant (p = 0.1278). Conclusion: Factors associated with nadir platelet count ≤20,000/μL were low admission absolute monocyte count, high AST level, high thrombomodulin, low admission platelet count, and NLR x t. The most applicable scoring model was based on Cox regression analysis extended model without coagulation factors.
Read More
D-479
Depok : FKM-UI, 2023
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ikke Yuniherlina; Pembimbing: SSyahrizal yarif, Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Endang Burni P., Herman Kosasih
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Ikke Yuniherlina NPM : 1506704434 Program Studi : Epidemiologi Komunitas Judul : Faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD pada pasien studi demam akut di delapan rumah sakit di Indonesia Manifestasi klinis demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi permasalahan dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan derajat keparahan DBD menurut kritera WHO 2011 terbagi atas DBD derajat I, DBD derajat II, DBD derajat III, dan DBD derajat IV. Di Indonesia insiden DBD meningkat walaupun angka kematiannya menurun, untuk itu penelitian ini bertujuan meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD, dimana DBD derajat II, III, dan IV dikategorikan sebagai DBD parah. Penelitian cross-sectional yang menggunakan data sekunder dari studi etiologi demam akut dari delapan rumah sakit di Indonesia, didapatkan proporsi keparahan DBD sebesar 43,3%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD didapatkan faktor jenis serotipe virus DENV-2 (OR = 3,06 95%CI 1,43 – 6,55), DENV-3 (OR = 2,62 95% CI 1,33 – 5,15), faktor lama demam (OR = 1,91 95%CI 1,09 – 3,35), dan faktor jumlah leukosit (OR = 1,79 95%CI 1,02 – 3,16). Skoring didapatkan sebesar 67% kemampuan untuk memprediksi keparahan. Kata kunci: keparahan, demam berdarah dengue, faktor-faktor


ABSTRACT Name : Ikke Yuniherlina NPM : 1506704434 Study Program : Epidemiology Title : Prognostic factors associated with dengue hemorrhagic fever severity of the acute fibril illness study patients in eight hospitals in Indonesia Dengue hemorrhagic fever (DHF) as a clinical manifestasion of dengue infection remains a public health problem in Indonesia. According to WHO, DHF severity grade was divided into DHF I, DHF II, DHF III and DHF IV. In Indonesia, the incidence of DHF increased eventhough the mortality rate decreased. Therefore, the study aims to examine prognostic factors related to the severity of DHF, with the category of severe DHF is including DHF II, DHF III and DHF IV. This cross-sectional study using secondary data from the Acute Febrile Illness Etiology Study of eight Hospitals in Indonesia. The result as follow, the proportion of severe DHF category is 43.3%, the prognostic factors associated with DHF severity are DENV serotype (DENV-2, OR = 3.06 95% CI 1.43 - 6.55; DENV-3, OR = 2.62 95% CI 1.33 - 5.15), day of illness (OR = 1.91 95% CI 1.09 - 3.35), and leucocyte count (OR = 1.79 95% CI 1.02 - 3.16). The scoring with contributing of DENV serotype, day of illness, and leucocyte count as prognostic factors, has only 67% ability to predict DHF severity. Keywords: severity, dengue hemorrhagic fever, prognostic factors

Read More
T-5168
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Soraya Hidayati; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Helda, Ririn Saptorini
Abstrak: Jumlah penderita dan kasus kematian akibat infeksi virus COVID -19 setiap harinya terus bertambah dan terus muncul varian virus COVID yang baru. Lebih dari 80% kematian karena COVID-19 terjadi pada penderita yang berusia di atas 65 tahun dan memiliki riwayat komorbid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktorfaktor yang dapat meningkatkan risiko kematian COVID-19 pada pasien lansia yang melakukan rawat inap di RSUD Karanganyar Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder dari file data base rekam medis pasien rawat inap di RSUD Karanganyar yaitu sebanyak 322 pasien lansia Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi logistik untuk menguji hubungan variabel independen jenis kelamin, TBC paru, diabetes mellitus, ginjal kronis, stroke, dan jantung dengan kematian pasien COVID-19 lansia sebagai variabel dependennya Sebanyak 61 (18,9%) pasien COVID-19 lansia meninggal dunia. Sebanyak 33 (54,1%) pasien lansia adalah perempuan
Read More
T-6404
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive