Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 38299 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rahmi Fadhillah; Pembimbing: Abdur Rahman; Penguji: Suyud Warno Utomo, Sumengen Sutomo, Melita Ferianita Fachrul, Carolina Rusdy Akib
Abstrak: Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu bagian dari wilayah Indonesia yang memiliki keanekaragaman geologi, biologi dan budaya, yang wajib untuk dilestarikan. Salah satu cara yang dapat membantu pelestarian keanekaragaman ini adalah dengan menciptakan Geopark. Pengembangan wilayah yang dilakukan dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat di wilayah geopark. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pengembangan Geopark Ciletuh Pelabuhan Ratu terhadap kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan aktivitas spiritual kualitas hidup masyarakat yang tinggal di wilayah geopark. Metode Public health Assessment (PHA) digunakan untuk melihat hasil awal dampak dari pengembangan lingkungan terhadap kesehatan. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai 101 responden yang tinggal di wilayah geopark serta mengobservasi wilayah geopark dan juga melakukan pengujian pada 16 sampel air bersih. Hasil statistik dan hasil wawancara yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan perubahan lingkungan fisik yang terjadi di wilayah geopark tidak mempengaruhi kualitas hidup masyarakat yang tinggal di wilayah geopark, untuk hasil observasi terlihat adanya perubahan lingkungan yang terjadi di wilayah Geopark Ciletuh. Kesimpulannya, pengembangan wilayah geopark Ciletuh tidak berpengaruh kepada kualitas hidup masyarakat. Partisipasi masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan dalam pengendalian pembangunan di sekitar wilayah Geopark Ciletuh dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kata kunci: lingkungan fisik, geopark, kualitas hidup, Public Health Assessment Sukabumi regency is part of Indonesia region which has geodiversity, biodiversity and cultural diversity, which are required to be preserved. One way that can help preserve this diversity is by creating a Geopark. The development of the region can affect the quality of life of the community in the geopark. This study aims to determine the impact of the development of Geopark Ciletuh Pelabuhan Ratu on physical health, psychological health, social relations and spiritual activity of quality of life of people living in geopark areas. The Public Health Assessment (PHA) method is used to see the preliminary impact of environmental development on health. This research was conducted by interviewing 101 respondents who live in the geopark region as well as observing the geopark region and also conducted experiments on 16 water samples. The results of statistics and interview conducted in this study indicate that the physical environment changes that occur in the geopark area does not affect the quality of life of people living in the geopark area, for the observation results seen environmental changes that occur in the Geopark Ciletuh region. In conclusion, the development of Geopark Ciletuh area has no effect on the quality of life of the community. Community and government participation are essential in controlling the development around Geopark Ciletuh areas to protecting the environment. Keywords: physical environment, geopark, quality of life, public health assessment
Read More
T-4953
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa Atmatuzahra ; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Laila Fitria, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:

Kualitas air minum menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat terutama di wilayah yang padat penduduk. Penyakit yang ditularkan melalui air merupakan masalah kesehatan global yang diperkirakan berkontribusi terhadap lebih dari 2,2 juta kematian setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran kualitas air minum berdasarkan wilayah, mengukur tingkat kualitas air minum, dan mengevaluasi pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Data diperoleh dari survei lapangan yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok dengan wawancara terstruktur dan uji laboratorium sampel air. Data kualitas air dari 570 rumah tangga dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi dan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 97,5% sampel air rumah tangga di Depok tidak memenuhi standar kualitas air minum selama periode penelitian. Terdapat 94,1% sampel air yang digunakan untuk kegiatan minum dapat menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui air. Faktor yang berhubungan signifikan dengan penyakit yang ditularkan melalui air adalah jenis pekerjaan (p-value = 0.003). Pemerintah daerah Kota Depok perlu melakukan pengawasan kualitas air secara berkala dan meningkatkan edukasi terkait kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan air minum yang aman untuk mendukung derajat kesehatan masyarakat di Kota Depok.


The quality of drinking water is a critical determinant of public health, particularly in  densely populated urban areas. Waterborne diseases remain a major global health  concern and are estimated to contribute to over 2.2 million deaths annually. This study  aims to identify the distribution of drinking water quality by region, assess the level of  drinking water quality, and evaluate its impact on public health in Depok City, West Java.  The research was conducted using a quantitative approach with a cross-sectional design.  Data were obtained from field surveys previously carried out by the Depok City Health  Office through structured interviews and laboratory testing of water samples. Drinking  water quality data from 570 households were analyzed using correlation and spatial  analysis. The results showed that approximately 97.5% of household water samples in  Depok did not meet drinking water quality standards during the study period. About  94.1% of the water samples used for drinking had the potential to cause waterborne  diseases. The factor significantly associated with waterborne diseases was types of  occupation (p-value = 0.003). These results highlight the need for the local government  of Depok City to implement routine water quality monitoring and enhance public  awareness campaigns regarding safe drinking water management practices, as part of  broader efforts to improve community health outcomes.

Read More
S-11999
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marhamah Dwi Anjani; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Zakianis, Olik Abdul Holik
Abstrak: Air tanah berperan penting sebagai sumber pemenuhan air bersih dan air minum sehari-hari di Kota Depok. Air tanah dianggap memiliki kualitas alami yang baik, namun tidak berarti semua air tanah berkualitas baik. Besi dan mangan merupakan logam esensial dan juga toksik yang sering ditemukan pada air tanah. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang bertujuan untuk mengestimasi tingkat risiko pajanan besi dan mangan pada air tanah sebagai air minum. Pengumpulan data konsentrasi besi dan mangan didapatkan dari data hasil survei kualitas air tanah oleh BPP PDAM Tirta Asasta Kota Depok tahun 2018 sebanyak 63 sampel. Data lainnya, antropometri, laju aktivitas, dan pola konsumsi air minum didapatkan dari wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran berat badan secara langsung di rumah 63 responden. Hasil analisis konsentrasi besi dan mangan menunjukkan hanya terdapat 18 sampel yang melebihi baku mutu konsentrasi mangan menurut Permenkes 492/2010. Jumlah estimasi asupan besi dan mangan masing-masing 5,02059 x 10-4 mg/kg/hari dan 5,52265 x 10-3 mg/kg/hari. Sedangkan RQ non karsinogenik besi dan mangan masing-masing 0,00072 dan 0,03945 yang menunjukkan bahwa tidak berisiko atau aman. Hasil analisa lebih lanjut menemukan bahwa asupan harian besi dan mangan menurut umur dan jenis kelamin dikategorikan defisiensi (Asupan besi dan mangan<AKG dan <DRI).
Read More
S-10145
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Julia Afni; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ririn ArminsihWulandari, Yunaenah
S-6857
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novem Arie Wahyudi; Pembimbing: Agustin Kusumayati
S-2733
Depok : FKM-UI, 2002
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alfitra Firizkia Luthfiana Dewi; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Dian Ayubi, Arie Fernando
Abstrak:
Perilaku kesehatan merupakan aspek penting dalam upaya pemeliharaan kesehatan rumah. Dalam teori Health Belief Model, faktor pendorong perilaku kesehatan seseorang yang berasal dari faktor pengubah yakni status sosial ekonomi dan pengetahuan menjadi penting untuk diteliti khususnya pada kondisi penghuni rumah susun. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pemeliharaan rumah sehat di Rusunawa Jatinegara Barat. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan pengambilan data primer melalui wawancara kepada ibu rumah tangga pada bulan Mei hingga Juni tahun 2023. Sebanyak 137 ibu rumah tangga terpilih secara simple random sampling. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan pada variabel tingkat pendidikan ibu rumah tangga (OR= 2,883; 95% CI= 1,339−6,209), tingkat pendidikan kepala keluarga (OR= 3,856; 95% CI= 1,711−8,690), dan pengetahuan kesehatan lingkungan ibu rumah tangga (OR= 2,687; 95% CI= 1,304−5,294) dengan perilaku ibu rumah tangga. Sedangkan pada analisis multivariat, variabel tingkat pendidikan kepala keluarga (OR= 3,390; 95% CI= 1,478−7,776) dan pengetahuan kesehatan lingkungan ibu rumah tangga (OR= 2,253; 95% CI= 1,088−4,666) merupakan faktor-faktor dominan memengaruhi perilaku ibu rumah tangga dalam pemeliharaan rumah sehat di Rusunawa Jatinegara Barat. Maka dari itu, Unit Pengelola Rumah Susun Jatinegara Barat diharapkan dapat mengadakan penyuluhan terkait pengetahuan kesehatan di rumah susun guna meningkatkan pengetahuan ibu rumah tangga dalam pemeliharaan rumah sehat di Rusunawa Jatinegara Barat.

Health behavior is an important aspect in efforts to maintain home health. In the theory of the Health Belief Model, the driving factors for a person's health behavior come from modifying factors, namely socioeconomic status and knowledge, which are important to study, especially in the conditions of apartment dwellers. The purpose of this study was to analyze the relationship between socioeconomic status and knowledge of environmental health with the behavior of housewives in maintaining healthy homes in Rusunawa Jatinegara Barat. This study used a cross-sectional study with primary data collection through interviews with housewives from May to June 2023. A total of 137 housewives were selected by simple random sampling. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between the education level of housewives (OR= 2.883; 95% CI=1.339−6.209), the education level of the head of the family (OR= 3.856; 95% CI=1.711−8.690), and environmental health knowledge housewives (OR= 2.687; 95% CI=1.304−5.294) with housewife behavior. Meanwhile, in the multivariate analysis, the variable level of education of the head of the family (OR= 3,390; 95% CI= 1,478−7,776) and knowledge of environmental health of housewives (OR= 2,253; 95% CI= 1,088−4,666) were the dominant factors influencing the behavior of housewives in maintaining healthy homes in Rusunawa Jatinegara Barat. Therefore, the Rusunawa Jatinegara Barat Management Unit is expected to be able to conduct counseling related to health knowledge in flats to increase the knowledge of housewives in maintaining healthy homes in Rusunawa Jatinegara Barat.
Read More
S-11407
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Elnesa Fitma S; Pembimbing: A Rahman; Penguji: Budi Hartono, Muslina Handayani
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang rancangan perlengkapan rekam medis berdasarkan value analysis di RSIA SamMarie Basra. Berdasarkan hasil observasi didapatkan ukuran rekam medis rawat jalan yang terlalu kecil dan terpisahnya rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap yang berdampak pada dokter yang sulit untuk menetapkan/merencakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien. Oleh karena itu diperlukan suatu rancangan perlengkapan penyimpanan dokumen rekam medis berdasarkan value analysis di RSIA SamMarie Basra. Perancangan ini bertujuan untuk mendapatkan suatu rancangan perlengkapan yang sesuai dengan fungsinya dalam menampung serta menjaga isi/formulir rekam medis di RSIA SamMarie Basra, sehingga tercipta suatu penyimpanan rekam medis yang memudahkan untuk pengelolaan rekam medis. Perancangan ini juga bertujuan agar rekam medis di RSIA SamMarie Basra terintegrasi menjadi satu dokumen yang berisikan catatan medis pasien baik di rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, dan pelayanan lainnya. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah operational research (riset operasi) dengan objek pada penelitian adalah perlengkapan penyimpanan rekam medis terutama map/file folder. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan kajian literatur, observasi, telaah dokumen, penyebaran form isian dan wawancara mendalam, dengan analisis data yang menggunakan enam fase/tahapan dalam Value Analysis. Hasil akhir dari penelitian ini, bahwa rancangan perlengkapan penyimpanan dokumen rekam medis (map/file folder) belum dapat meningkatkan daya tampung ruang penyimpanan rekam medis, akan tetapi rancangan perlengkapan ini telah memenuhi fungsi ideal yang harus dimiliki oleh sebuah rancangan map/file folder dalam menampung serta menjaga isi/formulir rekam medis. Kata kunci: Rekam Medis, Peralatan Penyimpanan, Perlengkapan Penyimpanan, Map/File Folder, Value Analysis.
Read More
S-9015
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rinda Tri Nugraheni; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Tutut Indra Wahyuni
Abstrak: Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian anak balita terbanyak di Indonesia. Prevalensi pneumonia pada balita di Indonesia lima tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu 1,6% pada tahun 2013 menjadi 2% pada tahun 2018. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan prevalensi pneumonia pada balita tertinggi keempat di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pneumonia pada balita usia 12-59 bulan. Sedangkan, variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan rumah, faktor karakteristik balita dan faktor ekonomi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara indeks kepemilikan rendah (OR = 4,23; 95% CI: 1,72-10,41), tempat tinggal (OR = 3,70; 95% CI: 1,71-8,02) dan jenis dinding (OR = 4,84; 95% CI: 1,55-15,14) dengan pneumonia pada balita. Kata kunci: pneumonia balita, faktor lingkungan rumah, SDKI
Read More
S-10032
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eram Tunggul Pawenang; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Sri Tjahyani Budi Utami, Bambang Wispriyono, Togi Asman Sinaga, C. Yekti Praptiningsih
Abstrak:
Semarang merupakan salah satu kota yang berpotensi mengalami pencemaran udara, karena mempunyai beberapa kawasan industri yang semakin berkembang pesat seperti kawasan industri Kaligawe, Mangkang, Mranggen dan Simongan. Saat ini di Kota Semarang sudah ada pemantau kualitas udara dan faktor meteorologi harian. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Semarang diketahui bahwa penyakit yang menempati urutan pertama jumlah kunjungan ke Puskesmas tahun 2000 dan dialami semua kelompok umur adalah gangguan saluran pernafasan 148.975 kasus. Untuk wilayah Kecamatan Pedurungan gangguan saluran pernafasan jumlahnya 13.301 kasus. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gangguan saluran pernafasan ada bermacam-macam, salah satunya adalah pencemaran udara. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas udara ambien dengan faktor meteorologi, kualitas udara ambien dan kejadian gangguan saluran pernafasan di Kecamatan Pedurungan Semarang. Penelitian ini merupakan studi korelasi yang menganalisis data sekunder kualitas udara ambien dan faktor meteorologi dari stasiun pengamatan Pedurungan dan data kejadian gangguan saluran pernafasan dari Puskesmas Tlogosari Kulon dan Puskesmas Tlogosari Wetan Semarang. Hasil penelitian menunjukan rata-rata mingguan suhu 27,37°C, kelembaban 75,08%, arah angin 165,72°, kecepatan angin 4,49 m/s, radiasi global 192,48 W/m2. Rata-rata kualitas udara untuk PM10 61,71 gg/m3, SO2 10,15 p.glm3, CO 1,20 mglm3, O3 33,37p.g/m3, NO218,75µg/m3. Jumlah gangguan saluran pernafasan rata rata-rata 246,84 kasus. Hasil korelasi menunjukan suhu udara bermakna dengan NO2, kelembaban bermakna dengan CO PM10, NO2, O3, arah angin bermakna dengan SO2 dan O3. Kesepatan angin bermakna dengan PM10, CO dan O3, Radisi global bermakna dengan PM10 dan O3. Uji korelasi kualitas udara dengan gangguan saluran pernafasan menunjukan hubungan dengan PM10, SO2 dan O3. Berdasarkan uji regresi kurva estimasi maka dapat disimpulkan model yang mempunyai hubungan persamaan paling kuat adalah PM10 dengan kejadian penyakit gangguan saluran pernafasan (R2=19%). Melihat kecenderungan peningkatan pencemaran udara berhubungan dengan gangguan saluran pernafasan maka perlu ditingkatkan kerjasama lintas sektor Dinas Kesehatan Semarang dengan pihak terkait, penanaman pohon, uji emisi, serta penelitian dengan waktu pengamatan lebih panjang.
Read More
T-1469
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadhilah Zhafirah; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: I Made Djaja, Ardhiantie
Abstrak: Permasalahan kebersihan menjadi salah satu masalah yang sulit untuk diatasi di Desa Sedari, khususnya sanitasi pada rumah tangga. Karena sanitasi rumah yang buruk adalah mencerminkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang buruk juga. Jika kualitas sanitasi buruk maka akan meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit, salah satunya adalah gangguan pernapasan. Penelitian ini dilakukan dengan desain crosssectional dengan system proportionate stratified random sampling pada 90 sampel di 6 dusun. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 5 poin PHBS yang diteliti (perilaku merokok orang tua, status gizi dan imunisasi dasar, ASI eksklusif, mencuci tangan, mengonsumsi sayur dan buah), didapatkan bahwa hanya imunisasi dasar yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian gangguan pernapasan pada balita di Desa Sedari (p = 0,013), sedangkan dari faktor lingkungannya (Kepadatan hunian, pencahayaan dan ventilasi rumah), yang memiliki hubungan bermakna adalah kepadatan hunian (p = 0,002). Dari hasil uji regresi logistik, didapatkan bahwa kepadatan hunian (OR = 7,858) dan Imunisasi dasar (OR = 2,685) adalah faktor risiko yang paling dominan terhadap gangguan pernapasan pada balita di Desa Sedari. Sebaiknya dilakukan intervensi mengenai pentingnya pemberian imunisasi dasar dan sosialisasi mengenai kegiatan pemberian imunisasi, serta melakukan perluasan ventilasi rumah dan mengurangi penumpukan orang pada satu ruangan.
Kata Kunci: Gangguan Pernapasan, PHBS, Balita

Hygiene issues are one of the most difficult issues to solve in Desa Sedari, especially sanitation on households. Poor home sanitation is a reflection of how Healthy and Clean Living on Household (PHBS) implementation on their life. If the quality of sanitation is poor, then it will affect and increase the risk of disease transmission, one of which is respiratory distress especially in toddlers. This study was conducted using a cross-sectional design with proportionate stratified random sampling with 90 samples to take on 6 hamlets. The results of this study conclude that 5 indicators of Healthy and Clean Lifestyle (parental smoking behavior, nutritional status and basic immunization, exclusive breastfeeding, hand washing behavior, healthy eating), resulting with only basic immunization had significant association with respiratory distress in toddler in Deas Sedari (p = 0,013), while from the environmental factors (density of occupancy, lighting and house ventilation), the only one that has a significant relationship is the density of occupancy (p = 0,002). From the result of the logistic regression test was found that the density of occupancy (OR = 7,858) and basic immunization (OR = 2,685) is the most dominant risk factors for respiratory distress in toddlers in Desa Sedari. Intervention must be held due to promoting the importance of basic immunization and to socialize the vaccine administration among mothers and pregnant woman, as well as expansion of house ventilation and reduce the accumulation of people in one room.
Key Words: Respiratory distress, Healthy and Clean Lifestyle, Toddlers
Read More
S-9653
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive