Ditemukan 39673 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Inas Fadhilah; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Budi Hartono, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Latar belakang. Sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir dapat mengakibatkan tercemarnya lingkungan dan berisiko terhadap kesehatan penduduk setempat. Salah satu penyebab tercemarnya adalah air lindi. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang terletak di Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. TPST Bantar Gebang mengolah air lindi di Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS). Metode. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui efisiensi pengolahan air lindi serta mengetahui kadar kadmium dan beberapa parameter lainnya. Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel pada inlet, outlet dan air permukaan pada hari berbeda. Penelitian ini juga ditambah data pengukuran yang dilakukan TPST Bantar Gebang. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan baku mutu PerMenLH nomor 5 tahun 2014 dan PerMenLHK nomor 59 tahun 2016 untuk air lindi sedangkan air permukaan dengan baku mutu PP nomor 82 tahun 2001. Baku mutu air bersih mengacu pada PerMenKes nomor 416 tahun 1990. Hasil. Pada penelitian menunjukkan kadar kadmium, suhu, pH, TSS, TDS, BOD dan COD pada outlet tidak melebihi baku mutu. Namun pada air permukaan kadar BOD dan COD tinggi, hal tersebut dapat disebabkan adanya limbah industri dan rumah tangga. Tingkat efektivitas pada hari senin, TDS 87,76%; TSS 82,58%; BOD 98,28%; COD 98,24%. Pada hari rabu, TDS 77,84%; TSS 78,02%; BOD 95,61%; COD 95,92%. Pada hari jumat, TDS 85,47%; TSS 78,7%; BOD 97,43%; COD 97,58%. Hasil pengukuran oleh TPST Bantar Gebang pada September 2017 pada IPAS 1, IPAS 2 dan IPAS 3, menunjukkan ada beberapa parameter yang kadar outletnya lebih tinggi dibandingkan inlet. Hasil pengukuran oleh TPST Bantar Gebang pada Oktober 2017 pada hulu, tengah dan hilir sungai Asem dan sungai Ciketing, menunjukkan pada hulu dan hilir, parameter yang diukur kadarnya tinggi. Hasil pengukuran Bantar Gebang pada September 2017 pada air sumur masyarakat, pada beberapa titik sampel, kadar TDS dan coliform tinggi. Kesimpulan. Pengolahan air lindi dilakukan menggunakan bak ekualisasi, bak fakultatif, bak aerasi, polishing pond, bak pengendap, bak pengolahan kimia dan biologi, kolam lumpur dan sand filter. Kata kunci: Air lindi, TPST Bantar Gebang, Kadmium, Air Permukaan Background. Waste which accumulates in landfills can lead to contamination of the environment and risk to the health of the local population. One cause of contamination is leachate. Integrated Waste Treatment Plant (TPST) Bantar Gebang is located in Bantar Gebang District, Bekasi, West Java. Bantargebang TPST treated leachate water in Waste Water Management Site (IPAS). Method. This research was conducted to know leachate water treatment efficiency and to know cadmium content and some key parameters. This study was conducted by sampling on inlet, outlet and surface water on different days. This study also added measurement data conducted by TPST Bantar Gebang. The results were analyzed and compared to the regulatory standards of the Minister of Environment No. 5 of 2014 and No. 59 of 2016 for leachate water, while the surface water with the quality standard of PP number 82 of 2001. The standard of clean water quality refers to the regulatory of the Minister of Health No. 416 of 1990. Result. The results showed cadmium, temperature, pH, TSS, TDS, BOD and COD at outlets do not exceed the quality standard. However, in surface water whose high of BOD and COD, it can be caused by industrial and household waste. The effectiveness level on Monday, TDS 87.76%; TSS 82.58%; BOD 98.28%; COD 98.24%. Effectiveness level on Wednesday, TDS 77.84%; TSS 78.02%; BOD 95.61%; COD 95.92%. Effectiveness level on Friday, TDS 85.47%; TSS 78.7%; BOD 97.43%; COD 97.58%. The results of Bantar Gebang measurement in September 2017 on IPAS 1, IPAS 2 and IPAS 3, indicate that there are some parameters whose outlet content is higher than inlet. The results of Bantar Gebang measurement in October 2017 on upstream, middle and downstream of Asem and Ciketing rivers show upstream and downstream, measured parameters are high. The results of Bantar Gebang measurement in September 2017 on community clean water, at some sample points, TDS and coliform levels are high. Conclusion. Leachate treatment is using equalization basin, facultative basin, aeration basin, polishing pond, sedimentation basin, chemical and biological treatment basin, mud pool and sand filter. Keywords: Leachate, TPST Bantar Gebang, Cadmium, Surface Water
Read More
S-9663
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sonika Rouli; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Abdur Rahman, Budi Hartono
S-6353
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hana Huwaida Athifa; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Roy Marthin Sihombing
S-12074
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hardito Nugroho; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Ema Hermawati, Yulia Fitria Nungrum
Abstrak:
Sampah masih menjadi sumber masalah kesehatan dan lingkungan di Indonesia,meskipun sudah dikelola di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Salahsatunya masalah penyakit kulit yang banyak diderita oleh pemulung. Pemulungmerupakan salah satu pekerjaan yang berisiko terkena gangguan kulit akibatkontak langsung dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat. Data PuskesmasKecamatan Bantargebang tahun 2014 menunjukan bahwa terdapat 1.961kunjungan ke puskesmas dengan keluhan penyakit kulit diantaranya pemulungTPST Bantargebang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif denganpendekatan cross sectional yang dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2016.Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 300 responden. Tujuannya adalahmenganalisis hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengankejadian penyakit kulit. Metode dalam pengambilan data menggunakan kuesionerdan lembar observasi. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji statistikdengan rumus chi square dan t independent. Hasil penelitian menunjukan bahwa62,3% pemulung menderita sakit kulit dan 37,7% pemulung tidak sakit kulit.Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit kulit pada penelitianini adalah waktu kerja (9,98;4,374-22,774), kebersihan pakaian (9,49;4,693-19,205), dan penggunaan alat pelindung diri (4,32;2,248-8,284). Disarankankepada pemulung TPST Bantargebang untuk menghindari intensitas waktu kerjapada siang hari, lebih memperhatikan perilaku hidup bersih, serta menggunakanalat pelindung diri sesuai standar. Pihak pengelola TPTS Bantargebang yangbekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Bantargebang harus lebihmeningkatkan pengawasan dan penyuluhan tentang kesehatan kulit kepadapemulung.
Waste is still a source of health and environmental problems in Indonesiaalthough they have been managed in the Integrated Waste Management (TPST).One of them is dermal illness effecting many scavengers. Scavenger is one of jobswhich is at risk of skin irritation from direct contact with unhealthy environmentalconditions. Data from Public Health Centre of Bantargebang subdistrict in 2014showed that there were 1,961 visits to the clinics with complaints of skin diseases,among them are scavengers in TPST Bantargebang. This research is a quantitativeresearch with cross sectional approach conducted from February to July 2016.There are research sample of 300 respondents. The goal is to analyze therelationship of personal hygiene and individual characteristics with the incidenceof skin diseases. The method in collecting data is by using questionnaires andobservation sheets. The data obtained was then performed statistical tests by usingformula of chi square and t independent. The results show that 62.3% ofscavengers were suffering dermal illness while the other 37.7% were not. Factorsassociated with the incidence of dermal illness in this research are working time(9.98; 4.374 to 22.774), cleanliness of clothing (9.49; 4.693 to 19.205), and theuse of personal protective equipment (4.32; 2.248 to 8.284). Furthermore, It issuggested to scavengers in TPST Bantargebang to avoid the intensity of workingtime during the midday, give more attention to hygienic behavior, as well as touse appropriate personal protective equipment standards. The management ofTPTS Bantargebang in collaboration with Public Health Centre of Bantargebangsubdistrict should further improve the supervision and counseling about the healthof the skin to the scavengers.Key words : Waste, Dermal Ilness, Personal Hygiene, Individual Characteristics.
Read More
Waste is still a source of health and environmental problems in Indonesiaalthough they have been managed in the Integrated Waste Management (TPST).One of them is dermal illness effecting many scavengers. Scavenger is one of jobswhich is at risk of skin irritation from direct contact with unhealthy environmentalconditions. Data from Public Health Centre of Bantargebang subdistrict in 2014showed that there were 1,961 visits to the clinics with complaints of skin diseases,among them are scavengers in TPST Bantargebang. This research is a quantitativeresearch with cross sectional approach conducted from February to July 2016.There are research sample of 300 respondents. The goal is to analyze therelationship of personal hygiene and individual characteristics with the incidenceof skin diseases. The method in collecting data is by using questionnaires andobservation sheets. The data obtained was then performed statistical tests by usingformula of chi square and t independent. The results show that 62.3% ofscavengers were suffering dermal illness while the other 37.7% were not. Factorsassociated with the incidence of dermal illness in this research are working time(9.98; 4.374 to 22.774), cleanliness of clothing (9.49; 4.693 to 19.205), and theuse of personal protective equipment (4.32; 2.248 to 8.284). Furthermore, It issuggested to scavengers in TPST Bantargebang to avoid the intensity of workingtime during the midday, give more attention to hygienic behavior, as well as touse appropriate personal protective equipment standards. The management ofTPTS Bantargebang in collaboration with Public Health Centre of Bantargebangsubdistrict should further improve the supervision and counseling about the healthof the skin to the scavengers.Key words : Waste, Dermal Ilness, Personal Hygiene, Individual Characteristics.
S-9092
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yulia Khairina Ashar; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ririn Arminsih, Laila Fitria, Miko Hananto, Didi Purnama
Abstrak:
Kadmium adalah unsur toksik yang terdapat di lingkungan dan tidakdibutuhkan oleh tubuh manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan konsumsi air sumur yang terpajan kadmium dengan kandungankadmium di dalam urin. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional yangdilakukan di sekitar TPA Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu KabupatenDeli Serdang. Populasi adalah seluruh laki-laki dan perempuan dewasa, dengansampel berjumlah 96 orang yang diambil dengan metode stratified randomsampling. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi logistik.Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 63 orang (65,6%) terpajan pada airsumur dengan kandungan kadmium yang telah melebihi baku mutu dan seluruhsampel masyarakat (100%) terdapat kadmium di dalam urin yang telah melewatinilai ambang batas. Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi airsumur yang terpajan kadmium dengan kadmium di dalam urin. Pada analsiismultivariat menunjukkan bahwa masyarakat yang mengkonsumsi air sumur yangterpajan Cd lebih dari 0,005 mg/l memiliki risiko 2,657 kali terdapat kadmiumdalam urinnya setelah dikontrol dengan variabel umur, jenis kelamin, pekerjaan,kebiasaan merokok, durasi pajanan, dan jarak dari TPA. Oleh karena itu,masyarakat dianjurkan untuk tidak menggunakan air sumur sebagai sumber airminum dan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten DeliSerdang sebagai dasar untuk membuat perencanaan daerah bidang air minum dansanitasi di wilayah studi.Kata kunci : Kadmium, Kadmium Urin, Tempat Pembuangan AkhirSampah
Cadmium (Cd) is a toxic element ubiquitous in the environment and notneeded by the human body. The aim of this study was to determine relationship ofconsumption of well water exposed to cadmium with cadmium in urine.The study was performed with cross sectional design in the communityresidence around Namo Bintang Dumpsite. The population were adult males andfemales with a sample of 96 people taken by stratified random sampling. Dataanalyzed by logistic regression.Study result showed that Cd levels from the dug wells revealed that 63respondents (65,6%) had exposed to Cd higher than normal levels, 96 urinesamples (100%) had high Cd levels above the normal limits. There were notsignificant correlations between the Cd levels from the wells and Cd in urine.Multivariate analysis showed that community who consume well water exposedCd more than 0,005 mg/l have 2,657 times higher risk cadmium in urine afteradjusted by age, sex, occupation, smoking, duration of exposure, and the distancefrom dumpsite area. Therefore, Residents was suggested to not use wells water asa primary resource to drinking water and expected to be utilized by thegovernment of Deli Serdang regency as a basis for regional planning areas waterand sanitation in the study area.Key words : Cadmium, Cadmium in Urine, Dumpsite Area
Read More
Cadmium (Cd) is a toxic element ubiquitous in the environment and notneeded by the human body. The aim of this study was to determine relationship ofconsumption of well water exposed to cadmium with cadmium in urine.The study was performed with cross sectional design in the communityresidence around Namo Bintang Dumpsite. The population were adult males andfemales with a sample of 96 people taken by stratified random sampling. Dataanalyzed by logistic regression.Study result showed that Cd levels from the dug wells revealed that 63respondents (65,6%) had exposed to Cd higher than normal levels, 96 urinesamples (100%) had high Cd levels above the normal limits. There were notsignificant correlations between the Cd levels from the wells and Cd in urine.Multivariate analysis showed that community who consume well water exposedCd more than 0,005 mg/l have 2,657 times higher risk cadmium in urine afteradjusted by age, sex, occupation, smoking, duration of exposure, and the distancefrom dumpsite area. Therefore, Residents was suggested to not use wells water asa primary resource to drinking water and expected to be utilized by thegovernment of Deli Serdang regency as a basis for regional planning areas waterand sanitation in the study area.Key words : Cadmium, Cadmium in Urine, Dumpsite Area
T-4691
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Delyana Agustia Ning Tias; Pembimbing: Agustin Kesumayati; Penguji: Hartono, Budi ; Akib, Carolina Rusydi
Abstrak:
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang menggunakan teknik open dumping dalam pengelolaan sampahnya dinilai sangat berisiko terhadap lingkungan di sekitarnya karena adanya proses perlindian yang dapat mencemari tanah. Masyarakat yang menggunakan air tanah sebagai sumber air minumnya berisiko untuk terkena dampak kesehatan dari kandungan logam berat yang berasal dari cemaran air lindi. Kadmium dan timbal merupakan logam yang dapat bersifat toksik apabila dikonsumsi secara berlebihan. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan untuk mengestimasi risiko kesehatan akibat pajanan logam kadmium dan timbal yang terdapat pada air minum masyarakat di sekitar TPA sampah Namo Bintang. Terdapat 96 sampel individu dewasa yang diperoleh melalui data sekunder dalam penelitian ini yang berasal dari dusun IV dan V Desa Namo Bintang. Sampel lingkungan adalah sampel air sumur masyarakat yang telah diambil pada penelitian sebelumnya oleh Ashar (2013) untuk kandungan timbal dan Ashar (2013) untuk kandungan kadmium. Dari hasil perhitungan analisis risiko menunjukkan bahwa tingkat risiko pajanan kadmium dan timbal melalui air minum pada masyarakat dengan skenario intake minimal dan rata-rata tidak berisiko atau aman untuk pajanan realtime maupun lifespan (RQ < 1) sedangkan untuk skenario maksimal, pajanan kadmium dan timbal untuk pajanan realtime dan pajanan lifespan dinyatakan berisiko (RQ > 1) sehingga diperlukan manajemen risiko yaitu dengan mengurangi konsentrasi asupan dan laju asupan. Selain itu, masyarakat juga harus menjaga TPA dengan tidak membuang sampah kembali disana dikarenakan TPA tersebut sudah ditutup, dan pemerintah juga dapat membantu dengan menyuplai air, baik itu air minum maupun air bersih dari sumber lain yang aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kata kunci: kadmium, timbal, analisis risiko, TPA, air minum, air sumur Landfill using open dumping method has potential risk to contaminate groundwater of the surrounding environment because of leaching process. Population that use groundwater as their drinking water source has health risk from heavy metal exposure. Cadmium and lead are toxic if they consumed in exessive ammount. This study use health environment risk analysis to estimate health risk from cadmium and lead exposure through drinking water at population around landfill Namo Bintang. There are 96 samples of secondary data from Dusun IV and V Namo Bintang village. Environment samples is well water from population households from Ashar (2013) for lead and Ashar (2016) for cadmium contains. From the calculation of risk analysis showed that risk level of cadmium and lead exposure through drinking water with minimum and mean scenario are not risky or safe for realtime and lifespan exposure (RQ < 1). For maximum intake scenario, cadmium and lead exposure are risky (RQ > 1) and need risk management with reduce consuming rate and agent concentration. Since the landfill was closed, the population also have to keep the landfill clean and do not throwing the waste into the landfill. The governance also can helping the population to fulfill their need of water with supplying water from safe and clean source. Keywords: cadmium, lead, risk analysis, landfill, well water, drinking water
Read More
S-9459
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Putri Dianing Wijayant; Pembimbing: Rachmadi Purwana; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Arihni Supriati
S-5858
Depok : FKM-UI, 2009
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Intan Nurhadyana; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Evi Martha, Ahmad Yani
S-7266
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ardya Garini; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ririn Arminsih, Didik Supriyono
S-7161
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Petra Laurensia BR. Ginting; Pembimbibng: Agustin Kusumayati, Laila Fitria; Penguji: Budi Hartono, Miko Hananto, Cucu Cakrawati
T-4849
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
