Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 40650 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Bagus Pramudito; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, M. Olik Abdul Holik
S-9711
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yosi Purnama Sari; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Hartono, Desy Mery Dorsanti
Abstrak: Pada tahun 2018, KLB diare di DKI Jakarta sebanyak 124 kasus yang tersebar di beberapa Kecamatan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan menganalisis secara statistik faktor lingkungan, permukiman kumuh dan bantaran sungai, kepadatan penduduk dengan kasus KLB diare di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan yakni studi ekologi dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari data Potensi Desa Tahun 2018 dan data Kependudukan yang berasal dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dan menampilkan hasil dengan analisis spasial, meliputi variabel-variabel kasus KLB diare, pembuangan sampah, tempat pembuangan sampah sementara (TPS), jamban keluarga, tempat pembuangan akhir tinja, pembuangan limbah cair, sumber air bersih, sumber air minum, permukiman kumuh, permukiman bantaran sungai, dan kepadatan penduduk. Hasil penelitian ini ditemukan hubungan signifikan antara permukiman kumuh dengan kasus KLB diare tahun 2018 di DKI Jakarta. Secara spasial mengindikasikan adanya hubungan antara keberadaan TPS, sumber air minum, permukiman kumuh, permukiman bantaran sungai dan kepadatan penduduk dengan kejadian KLB diare. Kesimpulan dari penelitian ini yakni kondisi sanitasi secara umum di DKI Jakarta memiliki kondisi yang lebih baik dari angka nasional, namun tingkat kepadatan peduduk di DKI Jakarta melebihi tingkat kepadatan nasional. Daerah tingkat kerawanan terjadi KLB diare yang tinggi terdapat pada 5 kecamatan. Upaya pencegahan peningkatan jumlah kasus KLB diare yang memiliki hubungan dengan sanitasi lingkungan sebaiknya dilakukan kerjasama dengan lintas sektor guna memenuhi cakupan sarana sumber air minum, pengelolaan tinja, pengelolaan limbah cair, relokasi permukiman, dan persebaran penduduk. Kata kunci: KLB diare, sanitasi, permukiman kumuh, kepadatan penduduk In 2018, outbreaks of diarrhea in DKI Jakarta were 124 cases spread across several districts. This research aims to provide an overview and statistically analyze environmental factors, slums and riverbanks, population density with the case of diarrhea outbreaks in DKI Jakarta in 2018. The design of the study uses an ecological study using secondary data from Potensi Desa 2018 data and Population data and presented the result with spatial analysis, including case variables Outbreaks of diarrhea, waste management, temporary landfills (TPS), family latrines, fecal landfills, disposal waste water, clean water, drinking water, slums, riverbank settlements, and population density. The results from this research found a significant association between slums and diarrhea outbreaks in 2018 in DKI Jakarta. Spatially indicate a relationship between the existence of temporary landfills, drinking water sources, slums, riverbank settlements and population density with the occurrence of diarrhea outbreaks. The conclusion from this research is that sanitation conditions in DKI Jakarta have better conditions than the national rate, but the population density in DKI Jakarta exceeds the national density level. Areas with high levels of vulnerability occur outbreaks of diarrhea that are high in 5 districts. To prevent the increasing number of cases of diarrhea outbreaks associated with environmental sanitation should be cooperation across the sector to meet the scope of drinking water, family latrines, disposal wastewater, settlement relocation, and population distribution. Keywords: diarrhea outbreak, sanitation, slums, population density
Read More
S-10499
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Julia Afni; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ririn ArminsihWulandari, Yunaenah
S-6857
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurcahaya Sihombing; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Laila Fitria, Tariswan
Abstrak: Tuberkulosis (TB) Paru adalah penyakit infeksi yang menular melalui udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keberadaan penderita serumah dengan riwayat terkena TB Paru (≤ 9 bulan) terhadap kejadian kasus sekunder TB Paru di rumah tangga permukiman kumuh Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Kota Administrasi Jakarta Barat tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain studi potonglintang dengan variabel independen adalah keberadaan penderita serumah dengan riwayat terkena TB Paru (≤ 9 bulan) dan variabel perancu mencakup perilaku penggunaan ventilasi buatan, frekuensi membuka jendela, frekuensi mengganti sprei dan sarung bantal, frekuensi menjemur kasur dan bantal, etika batuk, kepadatan hunian rumah, dan persentase ventilasi permanen dan ventilasi insidentil. Analisis dilakukan dengan uji Chi-square hingga analisis > 2 variabel. Analisis statistik memberikan hasil proporsi kejadian kasus sekunder TB Paru sebanyak 1%. Variabel yang berhubungan secara signifikan dan sekaligus menjadi variabel dominan secara statistik adalah keberdaan penderita serumah dengan riwayat terkena TB Paru (≤ 9 bulan) (23,7 (95% CI = 2,1-270,5).
Kata kunci: kasus sekunder, permukiman kumuh, TB Paru

Pulmonary tuberculosis is an infectious disease transmitted through the air. This study aims to determine the relationship between the existence of household members with history of pulmonary TB (≤9 months) with the incidence of secondary cases of pulmonary TB in slum household of Sub-district of Kapuk, District Cengkareng, West Jakarta in 2018. This study uses a cross-sectional study design with independent variable is the existence of household member with a history of pulmonary TB (≤ 9 months) and confounding variabels included the using of artificial ventilation, opening window frequency, changing of bed sheets and pillowcase frequency, drying mattress and pillow, cough ethics, house density, and the percentage of permanent and incidental ventilation. The analysis was done by Chi-square test until analysis > 2 variables. Statistical analysis show that secondary cases of pulmonary TB proportion is 1%. Variable of the existence of household member with a history of pulmonary TB (≤ 9 months) is the only statistically significant variable and being statistically influential variable (23,7 (95% CI = 2,1-270,5).
Key words: secondary case, slum household, pulmonary TB
Read More
S-9872
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhadi; Pembimbing: Laila Fitria, Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Sri Tjahjani Budi Utami, Endang Syarifuddin, John S. Marbun
Abstrak:

Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di kota Jakarta khususnya Kecamatan Koja Kota Jakarta Utara. Laporan penyakit diare di Kecamatan Koja selama tahun 2007 sebanyak 1.844 dengan Prevalen Rate (PR) sebesar 756 per 100.000 penduduk dan angka kematian (CFR) sebesar 0,9 %. Berdasarkan kelompok umur, angka kejadian diare untuk kelompok umur < 1 tahun sebesar 612, umur 1-4 tahun sebesar 708, umur 5 - 14 tahun sebesar 119, umur 15 - 44 tahun sebesar 222 dan umur ≥ 45 tahun sebesar 183. Data penyakit lain yang berhubungan dengan diare seperti campak ada 9 kasus, gizi buruk (malnutrisi) 201 kasus dan tiphus ada 393 kasus. Hasil pemeriksaan kualitas air secara bakteriologis pada bulan Februari 2007, dari 30 sampel air minum isi ulang diperiksa, 18 sampel (60%) tidak memenuhi syarat. Pada bulan November 2007, dari 7 sampel air minum isi ulang diperiksa semuanya dinyatakan memenuhi syarat, dari 12 sampel air PAM diperiksa, 4 sampel (33,33 %) tidak memenuhi syarat dan dari 11 sampel air hidrant diperiksa, 1 sampel (9,09 %) tidak memenuhi syarat. Ada kecurigaan bahwa penyebab terjadinya diare di Kecamatan Koja adalah kuantitas dan kualitas penyediaan air bersih dan air minum tidak memenuhi syarat. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara kandungan E. coli pada air minum dengan diare pada balita sebagai bahan informasi perencanaan program penanggulangan dan antisipasi Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di Kecamatan Koja. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan melakukan observasional melalui pengukuran sesaat atau satu kali pada bulan April sampai dengan Mei 2008 terhadap variable independen yaitu kandungan E. Coli pada air minum dan variabel dependen yaitu kejadian diare pada balita dengan mengikutsertakan variabel perancu meliputi jenis kelamin, kelompok umur, status gizi, status imunisasi, ada tidaknya penyakit infeksi selain diare, minum pakai botol, kebiasaan cuci tangan, status ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sumber air minum, sumber air bersih, tingkat risiko pencemaran dan kualitas jamban keluarga. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kandungan E.coli pada air minum dengan kejadian diare pada balita. Variabel yang ada hubungan bermakna dengan kejadian diare pada balita adalah penyakit infeksi selain diare dengan p value 0,001 dan odd rasio (OR) sebesar 5,241 (95 % CI: 2,146 - 12,800). Sedangkan variabel kelompok umur, status gizi, status imunisasi, minum pakai botol, kebiasaan cuci tangan, status ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuanm, sumber air minum, sumber air bersih, tingkat risiko pencemaran dan kualitas jamban keluarga tidak ada hubungan bermakna dengan kejadian diare pada balita. Diharapkan adanya peningkatan frekuensi kegiatan promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan cakupan kegiatan surveillans kasus diare dan penyakit lain seperti campak, malnutrisi, disentry, kecacingan dan tiphus serta surveillans faktor risiko. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penyakit infeksi selain diare yang ada kaitannya dengan kejadian diare pada balita.


Diarrhea has become problem of public health in Jakarta, especially in Koja Sub District, North Jakarta. The report of diarrhea in North Jakarta in 2007 were 1.844 cases with PR 765 per 100.000 people and CFR 0.9%. The highest case of diarrhea happened in February and November 2007. By age group, the number of people suffering from diarrhea are : age group < 1 year : 612, age group 1 - 4 year : 708, age group 5 - 14 : 119, age group 15 - 44 year old : 222 and age group > 45 : 183. Any infectious diseases other than diarrhea such as measles or morbilli were 9 cases, malnutrition 201 cases and typhoid 393 cases. The result of bacteriological assessment of the water in 2007 indicated that 18 (60%) out of 30 samples of refilled drinking water didn`t meet requirement, 4 (33,4%) out of 12 samples of drinking water produced by drinking water enterprises didn`t meet requirement and 1 (9,09%) out of 11 samples of drinking water sampled through reservoir (hydrant) didn`t meet requirement. There`s assumption that the cause of diarrhea in Koja Sub district is related to the quality of clean water which doesn`t meet requirement bacteriologically and it is not sufficiently available. The aim of the research is to get to know the correlation between E.Coli in drinking water and diarrhea occurrence on toddlers as an information for planning of prevention and anticipation of diarrhea outbreak program in Koja Sub district. This research is Cross sectional study by observation through temporary measurement from April up to May 2008 on independent variable which is E.Coli in drinking water and dependent variable which is diarrhea occurrence by considering other variables which are : age group, nutrition status, any infectious diseases other than diarrhea, using bottle to drink, mother`s washing hand habit, economic status, education level of mother, knowledge level of mother, drinking water sources, clean water facilities, the risk level of pollution and the quality of water latrine. The result of study indicates that there`s no significant correlation between E. Coli in drinking water and diarrhea occurrence on toddlers. Variable having significant correlation with diarrhea occurrence is infectious disease other than diarrhea with p value 0,001 and Odd ratio (OR) 5,241 (95 % CI : 2,146 - 12,800) variables such as age group, nutrition status, immunization status, using bottle to drink, mother`s washing hand habit, economic status, education level of mother, knowledge level of mother, drinking water sources, clean water facilities, the risk level of pollution and the quality of water latrine have no significant correlation with diarrhea occurrence on toddlers. It is advisable that there should be the increase of health promotion about healthy life style, surveillance of diarrhea and other diseases, such as measles or morbilli, malnutrition, disentry, soil infection and typhoid as well as surveillance of the risk factor. There should be in dept research about infectious disease other than diarrhea suspected as the cause of diarrhea on toddlers.

Read More
T-2947
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Najah Siar Aqida; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Zakianis, Dian Novianti
Abstrak: Saat ini, masih ditemukan air PAM yang tidak memenuhi persyaratan khususnya syarat mikrobiologi. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran faktor risiko kesehatan masyarakat pengguna air PAM di Kecamatan Cengkareng dan Kembangan. Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder dari BBTKL PP Jakarta dan juga data primer berupa sebaran risiko. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengguna air PAM yang tinggal di lima wilayah Kecamatan Cengkareng dan Kembangan sebanyak 31.584 KK. Sampel merupakan pengguna air PAM dan sampel lingkungan berupa air PAM yang digunakan sebanyak 40 sampel. Berdasarkan hasil sebaran diketahui bahwa wilayah yang berisiko karena air mengandung Escherichia coli terdapat di wilayah Kelurahan Kembangan Utara dan wilayah Kelurahan Cengkareng Barat. Tingkat pendidikan rendah serta perilaku mencuci peralatan yang tidak sesuai dapat menjadi faktor risiko penyakit bawaan air. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya promosi kesehatan pada masyarakat terkait air minum serta dilakukan pengawasan secara rutin terhadap kualitas air yang diperoleh.
 

 
Up until now, it is still found that the quality of PAM water does not meet the requirements especially microbiological requirements. This condition could compromised public health. The objective of this study is to understand the public health risk factor of the PAM customers in Kecamatan Cengkareng and Kembangan. The study was conducted in Kecamatan Cengkareng dan Kembangan. The data sources are the secondary data obtained by BBTKL PP Jakarta and the premier data which is the distribution of risk. The populations are all PAM customers lived in the above regions as much as 31.584 KK. The samples are the users of PAM water and the environmental samples are the PAM water used as many as 40 samples. According to the risk distribution obtained, the regions which are at risk because of the water containing Escherichia coli are Kelurahan Kembangan Utara and Kelurahan Cengkareng Barat. The poor level of education and the inappropriate behavior of utensils washing might be the risk factor of water borne disease.
Read More
S-8162
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reza Ginanjar; Pembimbing: Rachmadi Purwana; Penguji: Laila Fitria, Bety Setyorini
S-5473
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizky Indriyani; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Renti Mahkota, Endah Kusumawardhani
Abstrak: Kasus diare di Kabupaten Pandeglang masih cukup tinggi terutama diwilayah kerja Puskesmas Cibaliung, Labuan, dan Pagelaran dimana setengahnyaterjadi pada balita. Kasus diare pada tahun 2012 di Puskesmas Cibaliung, Labuan,dan Pagelaran masing-masing yaitu 244, 1.440, dan 686. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontaminasi Escherichia coli dalam air minum dan faktor sanitasi lingkungan dengan kejadiandiare akut pada balita di wilayah kerja Puskesmas Cibaliung, Labuan, dan Pagelaran Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2013. Disain penelitian yang digunakan adalah case control. Pengumpulan data dilakukan melaluiwawancara langsung mengenai faktor risiko lingkungan dengan menggunakan kuesioner serta pengambilan sampel air minum dan usap alat minum balita.Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kontaminasi Escherichia coli dalam air minum dan faktor sanitasi lingkungan dengan kejadian diare akut pada balita. Variabel yang memiliki hubungan dengandiare akut pada balita adalah status gizi, pengetahuan ibu/pengasuh, serta hygienesanitasi makanan dan minuman. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian diare akut pada balita adalah pengetahuan ibu/pengasuh sertahygiene sanitasi makanan dan minuman. Kata kunci: Escherichia coli, faktor sanitasi lingkungan, diare akut, balita
Cases of diarrhea in Pandeglang district is still high especially in Regionof Puskesmas Cibaliung, Labuan, and Pagelaran which is half of the caseshappened to underfive years children. Cases of diarrhea (2012) in PuskesmasCibaliung, Labuan, and Pagelaran are 244, 1.440, and 686.This study aims to analyze association between contamination ofEscherichia coli in drinking water and factor of environmental sanitation withunderfive years children acute diarrhea in region of Puskesmas Cibaliung,Labuan, and Pagelaran, Regency of Pandeglang Province of Banten in 2013. Thisstudy used case control design. The information collected by interview aboutenvironmental risk factor and laboratorium analyze of drinking water sample andtumbler swab.Conclusion of this study is contamination of Escherichia coli in drinkingwater and factor of environmental sanitation have not association with underfiveyears children acute diarrhea. Whereas nutrition, knowledge of mother, andhygiene sanitation of food and water have association with underfive yearschildren acute diarrhea. Main risk factor which causes underfive years childrenacute diarrhea are knowledge of mother and hygiene sanitation of food and water.Keyword: Escherichia coli, factor of environmental sanitation, acute diarrhea,underfive years children
Read More
S-8069
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fransiska Gultom; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Yusdayani Aisya Aprilia
Abstrak: JUMLAH PENDERITA DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN MAKASAR MENGALAMI KENAIKAN DARI TAHUN 2014 SAMPAI 2016. KELURAHAN KEBON PALA MENJADI PENYUMBANG TERBANYAK DARI KESELURUHAN KASUS DIARE. JUMLAH PENDERITA DIARE BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN KEBON PALA TAHUN 2014 SEBESAR 182 KASUS KEMUDIAN NAIK TAHUN 2015 SEBESAR 251 KASUS DAN MENGALAMI PENURUNAN PADA TAHUN 2016 SEBESAR 238 KASUS. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN KEBON PALA. DISAIN PENELITIAN YAITU CASE CONTROL, KASUS ADALAH PENDERITA DIARE YANG TERCATAT DALAM REGISTER PUSKESMAS SELAMA 14 HARI TERAKHIR WAKTU PENELITIAN BERLANGSUNG DAN KONTROL ADALAH TETANGGA KASUS. JUMLAH SAMPEL MASING-MASING KONTROL DAN KASUS 60 RESPONDEN. PENGUMPULAN DATA DENGAN WAWANCARA LANGSUNG DAN OBSERVASI MENGGUNAKAN KUESIONER. KUESIONER BERISIKAN PERTANYAAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN, PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, SUMBER AIR BERSIH, SARANA JAMBAN DAN SARANA PEMBUANGAN SAMPAH. PENELITIAN INI DIDAPATKAN HASIL ADANYA HUBUNGAN YANG SIGNIFIKAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (NILAI P 0.005; OR 5,107), PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (NILAI P 0,005; OR 4,030), SARANA JAMBAN (NILAI P 0,022; OR 2,993) DAN SARANA PEMBUANGAN SAMPAH (NIALI P 0,003; OR 3,406) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA.

KATA KUNCI : DIARE, FAKTOR RISIKO, KASUS KONTROL

THE NUMBER OF DIARRHEA SUFFERERS IN UNDER-FIVE CHILDREN IN THE WORKING AREA OF PUSKESMAS KECAMATAN MAKASAR INCREASED FROM 2014 TO 2016. KEBON PALA VILLAGE BECAME THE BIGGEST CONTRIBUTOR OF ALL DIARRHEA CASES. THE NUMBER OF DIARRHEA SUFFERERS IN THE WORK AREA OF KEBON PALA PUBLIC HEALTH CENTER IN 2014 AMOUNTED TO 182 CASES AND THEN INCREASED IN 2015 BY 251 CASES AND DECREASED IN 2016 BY 238 CASES. THIS STUDY AIMS TO DETERMINE THE RISK FACTORS OF DIARRHEA OCCURRENCE IN INFANTS IN THE WORKING AREA OF KEBON PALA PUBLIC HEALTH CENTER. THE CASE STUDY DESIGN WAS CASE CONTROL. THE CASE WAS DIARRHEA SUFFERER RECORDED IN THE PUSKESMAS REGISTER FOR THE LAST 14 DAYS WHILE THE STUDY TOOK PLACE AND THE CONTROL WAS NEIGHBORING CASE. THE NUMBER OF SAMPLES OF EACH CONTROL AND CASE ARE 60 RESPONDENTS. DATA WAS COLLECTED BY DIRECT INTERVIEW AND OBSERVATION USING QUESTIONNAIRE. THE QUESTIONNAIRE CONTAINS QUESTIONS ON HANDWASHING BEHAVIOR WITH SOAP, EXCLUSIVE BREASTFEEDING, CLEAN WATER SOURCES, TOILET FACILITIES AND GARBAGE DISPOSAL FACILITIES. THE RESULTS OF THIS STUDY SHOWED THAT THERE WAS A SIGNIFICANT RELATIONSHIP BETWEEN HANDWASHING WITH SOAP (P 0.005, OR 5,107), EXCLUSIVE BREASTFEEDING (P VALUE 0.005, OR 4.030), TOILET FACILITIES (P VALUE 0.022, OR 2,993) AND GARBAGE DISPOSAL FACILITIES NIALI P 0,003; OR 3,406) WITH THE INCIDENCE OF DIARRHEA IN INFANTS

KEY WORDS: DIARRHEA, RISK FACTORS, CASE CONTROL
Read More
S-9357
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ajeng Sewelas Ekapermatasari; Pembimbing: Ririn Arminsih; Penguji: Budi Haryanto, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sumber air minum dengan kejadian diare pada balita di Banten menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel 467 balita. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan chi-square. Prevalensi diare pada balita sebesar 10,7%.
Read More
S-10544
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive