Ditemukan 40218 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Tiara Mairani; Pembimbing: Bambang Wispriyono, Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Satria Pratama, Diah Wati Soetojo
Abstrak:
ABSTRAK Polusi udara dikaitkan dengan jutaan kematian prematur di seluruh dunia dan 20% di antaranya bersifat pernafasan berasal dari polusi udara outdoor dan indoor dalam bentuk partikel serta gas. Pajanan PM2,5 dan formaldehid yang berasal dari dalam ruang memiliki efek kesehatan sejak dini pada anak-anak, karena anak-anak merupakan kelompok rentan dan selama anak dalam proses pengembangan paru-paru dapat menyebabkan dampak jangka panjang pada fungsi paru. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi hubungan pajanan Particulate Matter 2,5 (PM2,5) dan formaldehid terhadap gangguan fungsi paru pada siswa Sekolah Menegah Pertama Kota Depok. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang dilaksanakan pada Maret-Mei 2018. Jumlah sampel sebanyak 160 siswa dengan metode simpel random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa berumur 13-15 tahun berisiko mengalami gangguan fungsi paru 2,9 kali dengan IMT tidak normal dan mayoritas perokok pasif serta dengan aktifitas fisik yang kurang atau jarang dilakukan siswa. Pajanan PM2,5 >NAB 35μg/m3 berisiko 7.2 kali mengalami gangguan fungsi paru pada siswa di sekolah yang berada dekat jalan raya dan konsentrasi formaldehid tinggi berisiko 1,6 kali mengalami gangguan fungsi paru pada siswa di sekolah dekat jalan raya dengan kondisi ventilasi yang tidak memenuhi syarat, suhu dan kelembaban tidak normal di sekolah. Perlu dilakukan pengendalian risiko pencemaran udara dilingkungan sekolah dengan menjauhi atau membatasi diri dari sumber polusi udara. Kata kunci: PM2,5, Formaldehid, Gangguan fungsi paru Air pollution is associated with millions of premature deaths worldwide and 20% of them are respiratory from outdoor and indoor air pollution in the form of particles and gases. Exposure to PM2.5 and formaldehyde derived from space has an early health effect on children, as children are a vulnerable group and during childhood in the lung development process can cause long-term effects on lung function. This study aims to identify the exposure relationship of Particulate Matter 2.5 (PM2,5) and formaldehyde to lung function impairment in Depok State Junior High School students. This study uses a cross-sectional study conducted in March-May 2018. The number of samples as many as 160 students with a simple random sampling method. The results showed that students aged 13-15 years are at risk of impaired lung function 2.9 times with abnormal BMI and the majority of passive smokers and with less physical activity or rarely do students. Exposure of PM2.5> NAB 35μg / m3 at risk 7.2 times impaired lung function in students at schools located near the highway and high formaldehyde concentrations at risk of 1.6 times impaired lung function in students at schools near highway with no ventilation conditions Eligible, temperature and humidity are not normal at school. It is necessary to control the risks of air pollution within the school environment by avoiding or restricting themselves from sources of air pollution. Key words: Particulate Matter2,5, Formaldehyde, Lung Function
Read More
T-5243
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Elia Yulaeva; Pembimbing: Bambang Wispriyono, Budi Hartono; Penguji: Laila, Fitria, Satria Pratama, Diah Wati Soetojo
Abstrak:
ABSTRAK Kualitas udara dalam ruangan yang baik di lingkungan sekolah merupakan hal penting untuk kesehatan dan produktivitas siswa. Pencemaran udara dalam ruangan menjadi perhatian karena seseorang dapat menghabiskan 90% waktunya di dalam ruangan. Pencemaran udara dalam ruangan merupakan masalah utama bagi kesehatan masyarakat secara global. Karbon Dioksida (CO2) dan Total Volatile Organic Compound (VOC) merupakan polutan dalam ruangan yang berdampak pada gangguan fungsi paru. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pajanan konsentrasi CO2, total VOC dalam ruangan dan gangguan fungsi paru pada siswa Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2018. Sampel yang diambil berjumlah sebanyak 139 siswa dengan menggunakan metoda simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi CO2 dalam kelas di Sekolah Menengah Pertama di Depok sebesar 478,70 ppm, rata-rata konsentrasi total VOC sekitar 6,4 x 10-3 ppm, rata- rata %KVP = 72,66, %VEP1 = 74,52 dan VEP1/KVP = 93,97, proporsi siswa yang mengalami gangguan fungsi paru sebesar 3,6%. Tidak ditemukan hubungan antara pajanan konsentrasi CO2 dan total VOC dalam ruangan dengan gangguan fungsi paru VEP1/KVP (CO2, p =1,000 dan total VOC p =0,374) karena jumlah yang mengalami gangguan fungsi paru kecil dan konsentrasi CO2, total VOC masih di bawah ambang batas yang diijinkan. Perlu peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih di sekolah serta dilakukan penelitian lebih lanjut dengan parameter pencemar udara lain di dalam ruangan dan gangguan pernafasan atau penyakit degeratif dengan metoda yang berbeda. Kata kunci : Karbon dioksida, total volatile organic compound, fungsi paru, sekolah Good indoor air quality in school environments is important for student health and productivity. Indoor air pollution is a concern because people can spend 90% of their time indoors. Indoor air pollution is a major problems to public health globally. Carbon Dioxide (CO2) and Total Volatile Organic Compound (VOC) are indoor pollutants that affect pulmonary function disorders. The purpose of this research was to know the relationship between exposure of CO2 concentration, total VOC indoor and pulmonary function disorder of students in Junior High School. This research used cross-sectional design which conducted in March-May 2018. The sample was 139 students using simple random sampling method. The results showed that the average concentration of CO2 in the class room at Junior High School in Depok was 478,70 ppm, mean total VOC concentration was about 5.4 x 10-3 ppm, mean %FVC = 72.66, %, FEV1 = 74.52 and %FEV1/FVC = 93.97, the proportion of student with lung function disorder 3.6%. No association was found between exposure to CO2 concentrations and total indoor VOCs with pulmonary function impairment of VEP1/KVP (CO2, p = 1,000 and total VOC p = 0.374) due to the number of impaired small pulmonary function and CO2 concentrations, total VOC was still below the threshold of the allowable limit. It needs to improve healthy and clean life behavior in school and do further research with another parameter of air pollution indoors and respiratory disorder or degenerative disease with a different method. Keywords: Carbon dioxide, total volatile organic compound, lung function, school
Read More
T-5457
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Leviani Kristiana; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Budi Hartono, Satria Pratama
Abstrak:
Latar Belakang: Salah satu polutan indoor yang menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah formaldehid. Pemajanan formaldehid dalam ruang dapat menyebabkan gangguan fungsi paru. Anak-anak dan remaja menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan indoor terutama di sekolah.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara konsentrasi formaldehid dalam ruang dengan gangguan fungsi paru obstruktif pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Depok tahun 2018.
Metode: Studi cross-sectional (potong lintang) dilakukan di tiga SMP Depok. Sampel penelitian adalah 150 siswa yang diambil dengan multistage sampling. Pengukuran konsentrasi formaldehid menggunakan alat direct reading yaitu FormaldemeterTM htv dan kondisi fungsi paru diperoleh melalui pemeriksaan dengan alat spirometer. Analisis secara bivariat dengan metode chi square.
Hasil: Nilai rata-rata konsentrasi formaldehid adalah 0,038 ppm dan fungsi paru (FEV1/FVC) siswa SMP di Depok yaitu 94,31%. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara konsentrasi formaldehid dalam ruang dengan gangguan fungsi paru obstruktif. Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor risiko lain (status gizi, aktivitas fisik, perilaku merokok, perokok dalam rumah, dan penggunaan obat nyamuk) dengan gangguan fungsi paru obstruktif. Siswa dengan aktivitas fisik yang rendah berisiko 1,253 kali mengalami gangguan fungsi paru obstruktif dibandingkan siswa yang aktivitas fisiknya cukup (CI: 0,203-7,725). Siswa yang menggunakan obat nyamuk berisiko 1,898 kali mengalami gangguan fungsi paru obstruktif dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan obat nyamuk (CI: 0,308-11,705).
Kesimpulan: Konsentrasi formaldehid pada SMP di Depok masih berada di bawah Nilai Ambang Batas dan tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan gangguan fungsi paru obstruktif. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan gejala kesehatan lain yang disebabkan oleh pajanan formaldehid dan uji fungsi paru jenis lainnya.
Kata Kunci: gangguan fungsi paru obstruktif, formaldehid, kualitas udara sekolah
Read More
Tujuan: Mengetahui hubungan antara konsentrasi formaldehid dalam ruang dengan gangguan fungsi paru obstruktif pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Depok tahun 2018.
Metode: Studi cross-sectional (potong lintang) dilakukan di tiga SMP Depok. Sampel penelitian adalah 150 siswa yang diambil dengan multistage sampling. Pengukuran konsentrasi formaldehid menggunakan alat direct reading yaitu FormaldemeterTM htv dan kondisi fungsi paru diperoleh melalui pemeriksaan dengan alat spirometer. Analisis secara bivariat dengan metode chi square.
Hasil: Nilai rata-rata konsentrasi formaldehid adalah 0,038 ppm dan fungsi paru (FEV1/FVC) siswa SMP di Depok yaitu 94,31%. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara konsentrasi formaldehid dalam ruang dengan gangguan fungsi paru obstruktif. Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor risiko lain (status gizi, aktivitas fisik, perilaku merokok, perokok dalam rumah, dan penggunaan obat nyamuk) dengan gangguan fungsi paru obstruktif. Siswa dengan aktivitas fisik yang rendah berisiko 1,253 kali mengalami gangguan fungsi paru obstruktif dibandingkan siswa yang aktivitas fisiknya cukup (CI: 0,203-7,725). Siswa yang menggunakan obat nyamuk berisiko 1,898 kali mengalami gangguan fungsi paru obstruktif dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan obat nyamuk (CI: 0,308-11,705).
Kesimpulan: Konsentrasi formaldehid pada SMP di Depok masih berada di bawah Nilai Ambang Batas dan tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan gangguan fungsi paru obstruktif. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan gejala kesehatan lain yang disebabkan oleh pajanan formaldehid dan uji fungsi paru jenis lainnya.
Kata Kunci: gangguan fungsi paru obstruktif, formaldehid, kualitas udara sekolah
S-9878
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Amiati Silitonga; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Budi Hartono, Mifta Rohim
S-9737
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gelora Jelang Takbira Mulia; Pembimbing: Bambang Wispriyono, Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Anna Rozaliani, Meliana Sari
Abstrak:
Tesis ini membahas hubungan antara pajanan polusi udara yakni particulate matter (PM)2,5 dan jumlah koloni bakteri udara dalam ruang kelas terhadap gangguan fungsi paru pada siswa tiga sekolah dasar yang ada di Jakarta Barat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang berdesain cross-sectional, dengan variabel lainnya yakni umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, status gizi, kepadatan siswa, ventilasi, suhu dan kelembaban ruang kelas. Metode penelitian menggunakan alat ukur Haz-Dust EPAM 5000 untuk pengukuran PM2,5, MAS 100 NT untuk pengukuran total koloni bakteri, dan spirometri untuk pengukuran fungsi paru, serta kuesioner untuk pengukuran variabel lainnya . Hasil penelitian yakni ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5 terhadap gangguan fungsi paru namun tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah koloni bakteri udara dalam ruang dengan gangguan fungsi paru. Berdasarkan hasil dari penelitian menyarankan kepada sekolah agar dapat memperbaiki kualitas kesehatan siswa dengan cara memantau dan mengimplementasikan gerakan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah, kemudian diharapkan agar program sekolah sehat dapat ditingkatkan dengan memberikan promosi kesehatan kepada siswa di lingkungan sekolah, dapat bekerja sama dengan badan lingkungan hidup terkait pengendalian pencemaran udara di sekolah dengan cara melakukan pengukuran polusi udara di sekolah untuk mengetahui tingkat risiko dari pajanan yang dihasilkan di area sekolah
Read More
T-5687
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Firda Rachmadianty; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Bambang Sutoyo
Abstrak:
BANYAKNYA WAKTU YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK BERAKTIVITAS DI DALAM RUANGAN DAPAT MENIMBULKAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN, SEPERTI SICK BUILDING SYNDROME (SBS). TIDAK HANYA PADA PEKERJA DI PERKANTORAN, SISWA SEKOLAH JUGA BERISIKO TERHADAP SBS. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KOLONI BAKTERI DI UDARA DALAM RUANG KELAS DENGAN KEJADIAN SBS PADA SISWA DI SMAN 2 KOTA TANGERANG SELATAN. DIGUNAKAN DESAIN STUDI CROSS-SECTIONAL DENGAN VARIABEL INDEPENDEN ADALAH JUMLAH KOLONI BAKTERI; VARIABEL INDEPENDEN ADALAH KEJADIAN SBS; DAN SUHU, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, JENIS KELAMIN, STATUS GIZI, RIWAYAT ALERGI, RIWAYAT ASTHMA, HEWAN PELIHARAAN, KEBIASAAN MELEWATKAN SARAPAN, KEBIASAAN BEROLAHRAGA, KEBIASAAN MENGONSUMSI CAMILAN, SERTA KEBIASAAN MEROKOK ADALAH VARIABEL KOVARIAT. ANALISIS STATISTIK MENUNJUKKAN PROPORSI KEJADIAN SBS SEBESAR 59,8% DAN JUMLAH KOLONI BAKTERI TIDAK BERHUBUNGAN SIGNIFIKAN DENGAN KEJADIAN SBS. RIWAYAT ASTHMA, KEBIASAAN MELEWATKAN SARAPAN, DAN KEBIASAAN BEROLAHRAGA BERHUBUNGAN SIGNIFIKAN DENGAN KEJADIAN SBS. SISWA YANG BERADA DI KELAS DENGAN JUMLAH KOLONI BAKTERI DI UDARA< 135 KOLONI BERISIKO MENGALAMI KEJADIAN SBS 1,677 KALI LEBIH TINGGI, SETELAH DIKONTROL OLEH VARIABEL KEBIASAAN SARAPAN, KEBIASAAN BEROLAHRAGA, DAN PENCAHAYAAN. KATA KUNCI: SICK BUILDING SYNDROME, JUMLAH KOLONI BAKTERI, KUALITAS UDARA DALAM KELAS, SISWA SEKOLAH T HAS BEEN ESTIMATED THAT PEOPLE SPEND ALMOST 90% OF THEIR TIME INDOORS, MAINLY IN URBAN AREAS. THIS COULD LEAD TO HEALTH PROBLEMS CAUSED BY THE INDOOR AIR QUALITY, SUCH AS SICK BUILDING SYNDROME (SBS). BESIDES THE OFFICE WORKERS POPULATION, THERE IS ALSO INCREASING CONCERN ABOUT SBS PROBLEM IN SCHOOL STUDENT. USING CROSS-SECTIONAL STUDY DESIGN, THE ASSOCIATIONS BETWEEN TOTAL INDOOR AIR BACTERIAL COUNT IN THE CLASSROOM AND SBS IN STUDENTS OF 2 TANGERANG SELATAN HIGH SCHOOL WAS INVESTIGATED. WE DETERMINED THE TOTAL BACTERIAL COUNT AS DEPENDENT VARIABLE; SBS INCIDENCE AS INDEPENDENT VARIABEL; CLASSROOM TEMPERATURE, HUMIDITY, AND LIGHTING INTENSITY AS ENVIRONMENTAL COVARIATE VARIABLES; AND GENDER, NUTRITIONAL STATUS, HISTORY OF ALLERGY AND ASTHMA; PET OWNERSHIP; SKIPPING BREAKFAST; SNACKING HABIT; EXERCISING HABIT; AND SMOKING HABIT AS INDIVIDUAL COVARIATE VARIABLES. STATISTICAL ANALYSIS RESULTS SHOWED A HIGH PROPORTION OF SBS (59,8%) AND THE TOTAL INDOOR AIR BACTERIAL COUNT IS NOT SIGNIFICANTLY ASSOCIATED WITH SBS. HISTORY OF ASTHMA, SKIPPING BREAKFAST, AND EXERCISING HABIT ARE SIGNIFICANTLY ASSOCIATED WITH SBS. STUDENTS WHO ARE STUDYING IN CLASSROOM WITH TOTAL BACTERIAL COUNT < 135 COLONY HAVE 1,677 TIMES HIGHER RISK OF EXPERIENCING SBS THAN THE NON- RISK GROUP. KEYWORDS: SICK BUILDING SYNDROME, TOTAL INDOOR AIR BACTERIAL COUNT, CLASSROOM AIR QUALITY, SCHOOL STUDENTS
Read More
S-9502
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Marisa Harfiani; Pembimbing: Sri Tjahjani Budi Utami; Penguji: Budi Hartono, Susilo
Abstrak:
PM2,5 merupakan indikator penting untuk mengetahui risiko kesehatan akibat partikulat. Pajanan PM2,5 di udara dalam ruang telah banyak dikaitkan dengan kejadian gangguan fungsi paru Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi PM2,5 di udara dalam ruang lingkungan kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pabrik katup baja X Kabupaten Serang Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional untuk melihat berapa tinggi atau berapa banyak exposure dan juga outcome serta melihat hubungan antara besarnya exposure dan juga outcome. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei sampai dengan juni 2016. Total sampel udara pada penelitian ini adalah sebanyak 7 titik yang mewakili keseluruhan area kerja dan total sampel pekerja pada penelitian ini adalah 60 pekerja. Konsentrasi PM2,5 diukur menggunakan alat Haz-Dust EPAM-5000 menggunakan bantuan operator balai HIPERKES Jakarta. Pengukuran fungsi paru pekerja dilakukan menggunakan spirometri chest-graph HI-101. Analisis data dilukan dengan menggunakan uji kai kuadrat untuk melihat hubungan konsentrasi PM2,5 di udara dalam ruang lingkungan kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja. Prevalensi gangguan fungsi paru pada pekerja pabrik katup baja X adalah sebesar 53.3%. Hasil analisis menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5 di udara dalam ruang lingkungan kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja (OR = 2,8; p-value = 0.121).
Kata kunci : Fungsi Paru; PM2,5; Polusi Udara Dalam Ruang; Katup Baja
Read More
Kata kunci : Fungsi Paru; PM2,5; Polusi Udara Dalam Ruang; Katup Baja
S-9116
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hondli Putra; Pembimbing: Bambang Wispriyono, Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Budi Hartono, Inswiasri, Cucu Cakrawati
Abstrak:
Benzena adalah salah satu zat yang bersifat toksik dan mudah menguap yangdikenal dengan Volatile Organic Compounds (VOCs). Benzena dapatmenyebabkan kanker dan leukemia. Salah satu biomarker benzena dalamtubuh untuk lingkungan udara ambien adalah S-Phenylmercapturic Acid (S-PMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi benzena di udaradan konsentrasi S-PMA dalam urin serta hubungan antara keduanya. Perlu juga diketahuinya kekuatan hubungan antara konsentrasi S-PMA dengan variabel umur,lama pajanan, status merokok, transportasi sekolah, garasi kendaraan danpenggunaan masker. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengandesain studi potong lintang (cross sectional). Penelitian dilaksanakan di SekolahMenengah Pertama Negeri 16 Kota Bandung pada bulan Mei 2017. Jumlahsampel sebesar 33 sampel murid kelas VIII dengan pemilihan sampel adalah acaksederhana.
Read More
T-4897
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gita Permata Aryati; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Ema Hermawati, Satria Pratama
Abstrak:
[;, ]
Read More
S-9887
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dany Widiyo Putro; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Budi Hartono, Satria Pratama
Abstrak:
PM 2.5 adalah salah satu zat pencemar yang ada di udara dan dapat menurunkankualitas fungsi paru manusia. Greenpeace menyatakan bahwa Jakarta dengan pajanan PM2.5 sebesar 45,3 μm/m3 melebihi batas WHO sebesar 10 μm/m3 setahun. Penelitian iniditujukan untuk mengetahui konsentrasi PM 2.5 dan kejadian gangguan fungsi paru padasiswa di SMA Negeri 73 Jakarta tahun 2019, serta hubungan antara kedua variabeltersebut dan konfoundingnya. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2019 denganmengambil data konsentrasi PM 2.5 menggunakan DustTrak II, data gangguan fungsiparu dengan menggunakan spirometer, dan kuesioner yang memuat usia, jenis kelamin,status merokok, kondisi paru selama hidup, dan jenjang kelas. Hasil analisis menunjukkanbahwa rata-rata konsentrasi PM 2.5 adalah sebesar 96,47 μg/m3 dan melebihi baku mutuPP No. 41 Tahun 1999 sebesar 65 μg/m3 per 24 jam dan 15 μg/m3 per 1 tahun, serta olehWHO sebesar 10 μg/m3 per 1 tahun. Terdapat 20,4% siswa yang mengalami gangguanobstruksi fungsi paru berdasarkan pengukuran spirometer. Tidak terdapat hubungansignifikan antara konsentrasi PM 2.5 dan gangguan fungsi paru, dan tidak ada kandidatkonfounding yang memenuhi signifikansi hubungan konsentrasi PM 2.5 dan gangguanfungsi paru.Kata kunci:pm 2.5, gangguan fungsi paru, siswa, jakarta,, obstruksi.
Read More
S-10230
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
