Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35791 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Edwin Rohadi; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Punto Dewo
Abstrak: Salah satu Penyakit Tidak Menular yang terus mengalami peningkatan adalah hipertensi. Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia karena hipertensi paling sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Hasil Riskesdas Tahun 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, penderita hipertensi yang terdiagnosis hanya 36,8%, sedangkan yang tidak terdiagnosis sebanyak 63,2 %. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah pola makan. Pola makan tinggi lemak, tinggi natrium, kurang serat dan rendah kalium dapat berisiko menyebakan terjadinya hipertensi. Menjaga pola makan dari kebiasaan makan berisiko dapat mencegah terjadinya hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola makan berisiko dengan kejadian hipertensi grade 1 di posbindu ptm pada 5 Puskesmas di Kota Banjarmasin Desain penelitian ini adalah cross sectional ,menggunakan data primer dengan jumlah sampel sebanyak 326 orang. Subjek penelitian ini peserta posbindu ptm pada 5 Puskesmas di Kota Banjarmasin berusia ≥ 20 tahun keatas
Read More
T-5493
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Laila Mufita; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Fiska Maylisa
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Ikur Koto kota Padang tahun 2019. Tujuan yang ingin didapatkan adalah mengetahui gambaran dan hubungan antara variabel dependen (hipertensi) dengan variabel independen (usia, riwayat keluarga, jenis kelamin, obesitas, merokok, pola makan, dan aktivitas fisik). Sampel pada penelitian ini sebanyak 558 orang yang merupakan peserta skrining Posbindu PTM Puskesmas Ikur Koto tahun 2019. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat dengan uji chi-square, dimana didapatkan hasil bahwa variabel-variabel yang berhubungan dengan kejadian hipertensi diantaranya adalah variabel usia, variabel Riwayat keluarga, variabel jenis kelamin, dan variabel obesitas.
Read More
S-10568
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Teguh Dhika Rohkuswara; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Nurhayati Adnan, Putri Bungsu, Wartoni
Abstrak: Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia, cukup tinggi yaitu sebesar 25,8% (Riskesdas, 2013). Sebagian besar penderita hipertensi termasuk dalam kelompok hipertensi derajat 1 dan separuhnya tidak menyadari sebagai penderita. Hipertensi bukan penyakit kausal tunggal, ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap munculnya hipertensi, salah satunya yang sering ditemukan adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi derajat 1 di Posbindu PTM Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandung. Desain penelitian adalah cross sectional, menggunakan data sekunder kegiatan Posbindu PTM KKP Bandung tahun 2016. Subjek penelitian adalah pegawai dari instansi Pemerintah dan BUMN di lingkungan Bandara Husein Sastranegara Bandung dan Pelabuhan Cirebon yang melakukan pemeriksaan kesehatan di Posbindu PTM KKP Bandung pada tahun 2016 yaitu sebanyak 206 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi hipertensi derajat 1 di Posbindu PTM KKP Bandung tahun 2016 yaitu sebesar 41,7% dan obesitas sebesar 54,9%. Responden yang obesitas (IMT ≥25) memiliki risiko sebesar 1,681 kali untuk menderita hipertensi derajat 1 dibandingkan yang tidak obesitas setelah dikontrol variabel umur, riwayat hipertensi keluarga dan aktivitas fisik. Pengoptimalan Posbindu PTM, meningkatkan peran serta masyarakat dan mengaplikasikan perilaku GERMAS diharapkan dapat mengendalikan obesitas dan hipertensi. Kata Kunci: Hipertensi derajat 1, Obesitas, Posbindu PTM Hypertension is still a health problem in the world including Indonesia. The prevalence of hypertension in Indonesia is quite high at 25.8% (Riskesdas, 2013). Most people with hypertension are included in the 1st stage hypertension group and half were unaware as a sufferer. Hypertension is not a single causal disease, there are various factors that contribute to the emergence of hypertension, one of which is often found is obesity. This study aims to determine the magnitude of the relationship between obesity with incidence of hypertension stage 1 in Posbindu PTM Port Health Office (PHO) of Bandung. The research design is cross sectional, using secondary data of Posbindu PTM PHO of Bandung, activities in 2016. The Research subjects are employees of Government agencies and stateowned enterprises in the Husein Sastranegara Bandung Airport and Cirebon Port which conducted health checks at Posbindu PTM PHO of Bandung in 2016, which were 206 people. The results showed that the proportion of stage 1 hypertension at Posbindu PTM PHO of Bandung in 2016, that is 41.7% and obesity of 54.9%. People with obesity (BMI ≥25) had a risk of 1,681 times for hypertension stage 1 compared to non-obese individuals after controlling for age, family history of hypertension and physical activity variables. Optimization of Posbindu PTM, increasing public participation and applying GERMAS behavior is expected to control obesity and hypertension. Keywords: Hypertension Stage 1, Obesity, Posbindu PTM
Read More
T-4846
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulia Anggraeni Hidayat Putri; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Krisnawati Bantas, Tri Yunis Miko Wahyono, Mulyadi
Abstrak: Hipertensi merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia maupun di dunia. Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastolik ≥90 mmHg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan hipertensi di Jawa Barat tahun 2016. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder Surveilens Posbindu PTM di Jawa Barat tahun 2016. Dengan menggunakan jumlah minimal sampel dua populasi sebesar 238 sampel. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil analisis multivariat menunjukkan hubungan antara aktivitas fisik dengan hipertensi (POR=0,803, 95% CI: 0,661-0.977). Adanya interaksi antara aktivitas fisik dengan umur (POR=1,284, 95%CI: 1,050-1,570). Adanya interaksi aktivitas fisik dengan obesitas (POR= 0,818,95%CI:0,690-0,970). Kata kunci: Aktivitas Fisik,cross sectional, Hipertensi, Jawa Barat Hypertension is one of the non-commicable disease which became part of public health problem in Indonesia and in the world. Hypertension is defined as a systolic blood pressure ≥140 mmHg and/or diastolic blood pressure ≥90 mmHg. This study aims to knows the relation of psychical activity and hypertension in West Java in 2016. This analysis used Surveilens Posbindu PTM data in West Java in 2016 with cross sectional study desaign. Use sample 238 respondens. The data was analizes using logistic regression. The study result of multivariate shows that relation between pshycal activity and hypertension (POR=0,803, 95% CI: 0,661-0.977). Interaction between psychal activity with age (POR=1,284, 95%CI: 1,050- 1,570). Interaction between psychal activity with obesity (POR= 0,818,95%CI:0,690-0,970). Keywords: cross sectional;Hypertension;Physical Activity;West java
Read More
T-5112
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Nurjanah; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Rizka Maulida, Ananda
Abstrak: Menurut WHO, sampai saat ini penyakit tidak menular merupakan penyakit penyebab kematian utama karena menyumbang 71% kematian dari seluruh kematian secara global. Di Indonesia, angka PTM kian meningkat diiringi oleh hipertensi. Menurut riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan jenis kelamin, lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki. Salah satu faktor yang berkontribusi dalam hal ini yaitu defisiensi hormon esterogen pada wanita terutama di usia menopause. Selain itu, kejadian hipertensi pun lebih sering terjadi di wilayah perkotaan dibanding pedesaan. Hipertensi sendiri merupakan silent killer yang dapat meningkatkan risiko penyakit stroke, ginjal kronis, penyakit jantung, dan retinopati. Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko hipertensi antara lain usia, riwayat hipertensi keluarga, status hiperkolesterolemia, status hiperglikemia, indeks masa tubuh, perilaku merokok, konsumsi alkohol, konsumsi sayur dan buah, dan perilaku aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui proporsi dan hubungan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi pada perempuan usia menopause di DKI Jakarta tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square pada nilai α=0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia, riwayat hipertensi keluarga, hiperkolesterolemia, hiperglikemia, indeks masa tubuh, konsumsi alkohol, dan konsumsi sayur dan buah pada kejadian hipertensi. Diperlukan adanya upaya pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit ini mengingat banyaknya penelitian yang mengkaitkan faktor risiko di atas dengan kejadian hipertensi.
Kata Kunci : Hipertensi, Faktor Risiko, Perempuan Usia Menopause
Read More
S-9905
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Laura Handryani; Pembimbing: Tri Yunis Wahyono; Penguji: Helda, Uswatun Hasanah
Abstrak: Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus diperhatikan karena merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler dan prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan hubungan antara faktor risiko hipertensi dengan hipertensi pada penduduk usia produktif di Jakarta Timur pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 314 orang berumur 15-64 tahun. Hasil penelitian ini ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Jakarta Timur berdasarkan data Posbindu Jakarta Timur adalah sebesar 47,1%. Faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan hipertensi adalah usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, dan obesitas. Kata kunci: hipertensi, usia produktif, jakarta timur Hypertension is a public health problem that must be considered because it is the major risk factor for cardiovascular disease and its prevalence is increasing year by year. This study aims to determine the prevalence of hypertension and the relationship between risk factors for hypertension and hypertension in the productive age population in East Jakarta in 2017. The study used a cross sectional study design with a total sample of 314 people aged 15-64 years. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in East Jakarta based on East Jakarta Posbindu data is 47.1%. Risk factors that have a significant relationship with hypertension are age, sex, family history of hypertension, and obesity. Keywords: hypertension, productive age, east jakarta
Read More
S-9914
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Devi Suhailin; Pembimbing: Bambang Sutrisna; Penguji: Yovsyah, Punto Dewo, Mulyadi
Abstrak: Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya. Pola dan gaya hidup yang tidak sehat sering berkaitan denganhipertensi, sehingga munculnya beberapa faktor risiko. Obesitas sentral adalah salah satu faktor risiko hipertensi yang banyak ditemukan pada wanita usia pertengahan dibandingkan laki-laki. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi pada wanita. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasinya adalah seluruh wanita umur > 18 tahun yang terdaftar dalam database Surveilans Posbindu PTM tahun 2015 dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 29,1%. Kasus hipertensi terjadi lebih dari separuh pada kelompok umur > 45 tahun yaitu sebesar 51,71%, dengan rata-rata umur 46 tahun. Prevalensi obesitas sentral dengan cutt off point 85 cm sebesar 53% sedangkan dengan cut off point 80 cm sebesar 72%. Pada analisis multivariat : efek obesitas sentral menjadi hipertensi dipengaruhi oleh kadar aktfitas fisik setelah dikontrol umur. Efek obesitas sentral menjadi hipertensi pada seseorang yang kurang aktifitas fisik adalah 2,21 kali lebih besar dibanding tidak obesitas sentral yang cukup aktifitas fisik pada cut off point 85 cm, sedangkan efek obesitas sentral menjadi hipertensi pada seseorang yang cukup aktifitas fisik adalah 1,34 kali lebih besar dibanding yang cukup aktifitas fisik. Rekomendasi dari penelitian ini adalah menjaga ukuran lingkar perut maksimal 85cm, lakukan aktifitas fisik 30 menit/hari sebanyak 3 kali seminggu atau 150 menit dalam seminggu, periksa kesehatan 1 kali sebulan di Posbindu PTM, Puskesmas, tempat praktek dokter ataupun bidan.
Kata Kunci : Posbindu, PTM, Hipertensi, Obesitas Sentral, Wanita

Hypertension affected mortality at least 8 millions for every years. Pattern and life style not health related with hypertension, so there are risk factors. In comparated, most of central obesity is one of risk factors of hypertension founded at women on middle ages than men. Output of this research is to know about relationship between central obesity with hypertension case in women. Research design is crossectional. The population are all women with > 18 years old registered in Posbindu PTM Surveilance database at 2015. Result showed that prevalance of hypertension 29,1%. Hypertension case more than half on >45 years old are 51,71% with everage of ages 46 years. Prevalance of central obesity with cut off point 85 cm is 53,30%. In multivariable : central obesity effect become hypertension influenced by physical activity after controlled by age. Central obesity affect to be hypertension with less of physical activity is 2,21 more than central obesity affect with high of physical activity on cut off point 85 cm. while central obesity affect to be hypertension with high physical activity is 1,34 times. The recomendation are keep of abdominal circumference size maximum 85 cm, doing the physical activity 30 minutes/day with 3 times a week or 150 minutes every week, check of blood pressure once a month in Posbindu PTM, practice of doctor or midwife.
Keywords: Posbindu, Uncomunicable PTM, Hypertension, Central Obesity, Women
Read More
T-5114
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hapizatul Mardhiah; Pembimbing: Bungsu Putri; Penguji: Helda, Ananda
Abstrak: Diabetes melitus merupakan penyakit kronik serius yang menyebabkan masalah kesehatan masyarakat. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah diatas nilai normal. Prevalensi global diabetes meningkat 2 kali lipat sejak tahun 1980 dari 4.7% menjadi 8.5%. Kejadian diabetes melitus di DKI Jakarta dari tahun ke tahun terus meningkat, bahkan pada tahun 2018 DKI Jakarta merupakan provinsi tertinggi dengan kejadian diabetes melitus di Indonesia yaitu sebesar 3.4%, dimana kejadian diabetes melitus di DKI Jakarta melebihi angka nasional yaitu 2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, uji statistik menggunakan chi square untuk meihat prediktif faktor yang berhubunagn dengan diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari program skirining Faktor Risiko PTM berbasis Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinas Kesehatan DKI Jakarta tahun 2018. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara umur (POR 6.6 95%CI 6.125-7.151), jenis kelamin (POR 1.5 95%CI 1.411-1.614), tingkat pendidikan (POR 1.6 95%CI 1.549-1.770), riwayat keluarga (POR 18.6 95%CI 17.393-19.954), indeks massa tubuh (POR 2.1 95%CI 2.046-2.356), tekanan darah (POR 5.5 95%CI 5.219-5.942) dan obesitas sentral (POR 2.04 95%CI 1.914-2.188) dengan diabetes melitus. Status merokok bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan diabetes melitus
Read More
S-10180
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Prihandriyo Sri Hijranti; Pembimbing: Helda; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Yovsyah, Pukovisa Prawiroharjo, Tristiyenny Pubianturi
T-4907
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kartika Pratiwi; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Nasrin Kodim, Uswatun Hasanah
Abstrak: Penyakit kardiovaskular adalah penyebab nomor satu kematian akibat PTM, menurut WHO pada tahun 2015 kematian akibat penyakit kardiovaskular mewakili 31 17 juta dari total semua kematian secara global dan 7,4 juta diantaranya disebabkan oleh PJK. Di Indonesia, peningkatan angka kesakitan dan kematian akibat PTM mendapat sumbangsih terbesar dari penyakit kardiovaskular, dimana PJK adalah penyakit kardiovaskular yang memiliki angka kejadian tertinggi. PJK disebabkan oleh faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Angka kejadian PJK dapat dikendalikan apabila faktor risiko dapat terkendali, mengingat terdapat faktor risiko dari PJK yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan kondisinya. DKI Jakarta menjadi daerah kedua tertinggi dengan kejadian PJK di Indonesia. Namun, hubungan antara faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan kejadian PJK serta faktor risiko yang paling dominan diantaranya masih belum diketahui di DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara beberapa faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan kejadian PJK di DKI Jakarta serta menelusuri faktor risiko yang paling berhubungan dominan dari kejadian PJK tersebut dengan melakukan analisa lanjutan data Posbindu PTM tahun 2015-2018. Desain penelitian menggunakan desain cross sectional dan analisa dilakukan sampai tahap analisa multivariat menggunakan uji regresi logistik. Dari 30.459 responden usia ge;15 tahun diperoleh prevalensi PJK sebesar 3,4 . Perilaku merokok p value= 0,000; OR= 6,53 95 CI 4,826 ndash; 8,838, kurang aktivitas fisik p value= 0,045; OR= 0,745 95 CI 0,558 ndash; 0,993, konsumsi alkohol p value= 0,000; OR= 3057,076 95 CI 1786,92 ndash; 5230,06, diabetes melitus p value= 0,000; OR= 0,161 95 CI 0,161-0,508, dan hipertensi p value= 0,000; OR= 0,284 95 CI 0,284-0,526 menjadi faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian PJK. Faktor risiko dominan dari kejadian PJK di DKI Jakarta adalah konsumsi alkohol. Upaya promotif dan preventif diharapkan lebih digencarkan guna menekan angka kejadian PJK serta perlu adanya survey lebih lanjut terkait konsumsi alkohol masyarakat mengingat konsumsi alkohol menjadi faktor dominan pada penelitian ini dan menurut literatur pengaruhnya memang besar terhadap kerusakan fungsi jantung.
 

Cardiovascular disease is the number one cause of death from NCD, according to WHO in 2015 deaths from cardiovascular disease represent 31 17 million of total all deaths globally and 7.4 million are caused by CHD. In Indonesia, the increase in morbidity and mortality due to NCD has the greatest contribution from cardiovascular disease, where CHD is the highest prevalence of cardiovascular disease. CHD is caused by modifiable risk factors and unmodifiable risk factors. The prevalence of CHD can be controlled if risk factors can be controlled, considering there are risk factors from CHD that can be modified. DKI Jakarta becomes the second highest area with the prevalence of CHD in Indonesia. However, the relation between modifiable risk factors and CHD and the most dominant risk factors among them remains unknown in DKI Jakarta. The aim of this study is to know how the relation between some risk factors that can be modified with CHD in DKI Jakarta and find the most dominant risk factor associated with PJK by doing further analysis of data Posbindu PTM 2015 2018. This study used cross sectional design and the analysis was done until multivariate analysis stage using logistic regression test. From 30.459 respondents aged ge 15 years, the prevalence of CHD was 3.4. Smoking behavior p value 0,000 OR 6,53 95 CI 4,826 ndash 8,838 , physical inactivity p value 0,045 OR 0,745 95 CI 0,558 ndash 0,993, alcohol consumption p value 0,000 OR 3057,076 95 CI 1786,92-5230,06, diabetes mellitus, value 0,000 OR 0,161 95 CI 0,161 ndash 0,508, and hypertension p value 0,000 OR 0,284 95 CI 0,284 ndash 0,526 are factors that have significant relations with CHD. The dominant risk factor of CHD in DKI Jakarta is alcohol consumption. Promotive and preventive efforts are expected to be intensified in order to reduce the incidence of CHD and the need for further surveys related to alcohol consumption because alcohol consumption is the dominant factor in this study and according to the literature it has great effect on heart function damage.
Read More
S-9644
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive