Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35374 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yuniatun; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak: Kejadian penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara manusia dan perilakunya serta komponen lingkungan yang memiliki potensi penyakit. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan konsentrasi PM2.5 terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pedagang di Terminal Bus Senen. Hasil penelitian ini menunjukkan konsentrasi PM2.5 mencapai 219 μg/m3. Didapatkan pedagang dengan ISPA sebesar 28% dari 93 sampel. Terdapat hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan kejadian ISPA (p=0,027). Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara paparan PM2.5 , umur, status gizi, status merokok dan durasi kerja. Selanjutnya diperlukan pemantauan uji emisi kendaraan dan pemantauan kualitas udara.
Read More
S-9975
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Efi Kurniatiningsih; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Ema Hermawati, Leo Hariono
Abstrak: Konsentrasi PM2,5 dalam ruang mempengaruhi kesehatan apabila terhirup oleh manusia terutama pada kelompok rentan seperti balita. Balita yang tinggal dalam rumah dengan konsentrasi PM2.5 tidak memenuhi syarat memiliki risiko terhadap kejadian gejala ISPA. Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross sectional pada balita diwilayah kerja Puskesmas Mekarmukti yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di desa Mekarmukti, Pasirgombong dan desa Wangunharja sebanyak 130 orang. Penentuan gejala ISPA pada balita berdasarkan hasil wawancara dan observasi menggunakan kuesioner sedangkan pengukuran konsentrasi PM2,5 dalam ruang menggunakan Haz dustEPAM 5000.Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5 dengan gejala ISPA pada balita (8,47 ; 3,52-20,36). Faktor lain yang mempengaruhi adalah statusmerokok (1,38; 0,58-3,26), jenis kelamin (1,22; 0,58-2,55), status gizi (1,64; 0,56-4,84), suhu (2,48; 0,97-6,32) dan kelembaban (1,96; 0,89-4,34). Analisis multivariat menunjukkan bahwa balita yang tinggal dalam rumah dengan konsentrasi PM2,5 tidak memenuhi syarat memiliki risiko 15,71 kali mengalami gejala ISPA setelah dikontrol dengan variabel kelembaban dan pendapatan orang tua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara konsentrasi PM2.5 dengan kejadian gejala ISPA pada balita. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan pencegahan terhadap efek PM2.5 dengan konseling kesehatan lingkungan dan peningkatan promosi kesehatan terkait faktor risiko gejala ISPA pada balita
Read More
T-6447
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jerikco Lewiyonah; Pembimbing: Zakianis; Penguji: DewiSusanna, Edwin Nasli
Abstrak: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit menular penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita di dunia, khususnya di negara berkembang terutama Indonesia. Indonesia merupakan salah satu dari enam negara dengan kasus ISPA pada balita terbanyak di dunia dengan insiden yang cukup tinggi. Beberapa faktor yang berkaitan dengan ISPA pada balita diantaranya yaitu faktor sosio demografi, seperti usia Ibu, faktor sosio ekonomi seperti pendidikan orang tua dan faktor lingkungan. DKI Jakarta memiliki beberapa permasalahan yang umum terjadi di kota besar seperti masalah Kependudukan, pekerjaan, dan polusi udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2019 dan 2020, seperti usia ibu, tingkat Pendidikan ibu, tingkat Pendidikan ayah, jumlah perokok, jumlah industri, jumlah kendaraan bermotor, dan ruang terbuka hijau (RTH) secara statistic. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu desain studi ekologi berdasarkan tempat yang mencakup 44 kecamatan di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Hasil pada penelitian ini menunjukkan adanya korelasi terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita di Provinsi DKI Jakarta yaitu usia ibu (p = 0.011, r = 0.381), jumlah perokok (p = 0.007, r = 0.422), dam ruang terbuka hijau (p = 0.048, r = 0.325). sementara itu, untuk tingkat Pendidikan ibu, tingkat Pendidikan ayah, jumlah kendaraan bermotor, dan jumlah industri menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta.
Read More
S-10984
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Resyana Yunita; Pembimbing: Budi Haryanto Penguji: Sri Tjahjani Budi Utami, Diana M. Pakpahan
S-6109
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nilam Sari; Pembimbing: Sri Tjahjani Budi Utami; Penguji: Laila Fitria, Endah Kusumowardani
S-8020
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maya Kartika; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Dewi Susanna, Rahmat Suherwin
S-6828
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Allisa Pratami; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ema Hermawati, Diah Wati S.
Abstrak: Kawasan Jalan Raya Bogor yang padat dan para pedagang beraktifitas hampir setiap hari dan mulai berjualan dari subuh hingga sore hari yang menyebabkan mereka rentan mengalami gejala ISPA karena paparan PM10 terus menerus. Berdasarkan penelitian ini penulis mengangkat masalah hubungan antara pemajanan PM10 dengan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Pedagang di Kawasan Pasar Cisalak Jalan Raya Bogor. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan mengunakan rancangan Cross Sectional (potong lintang) dengan mengambil 100 responden. Hasil rata-rata pengukuran PM10 sebanyak 6 titik di Jalan Raya Bogor adalah 106.33 μg/m3.Gejala ISPA yang paling sering di alami oleh para pedagang adalah batuk sebanyak 74 orang dan pusing 73 orang. Umur pedagang di Pasar Cisalak rata-rata 38 tahun dengan umur termuda adalah 16 tahun dan yang tertua adalah 75 tahun. Pada umumnya pedagang berjualan setiap hari setiap minggunya selama 9 jam dan sudah berjualan selama 10 tahun di pasar Cisalak. Jumlah pedagang yang merokok di pasar Cisalak adalah sebanyak 62 orang merokok dengan rata-rata menghabiskan 14 batang rokok perhari dan telah merokok selama 15 tahun. Dari 38 orang yang tidak merokok ada 3 orang yang menyatakan pernah merokok. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa 73 orang menyatakan bahwa mereka jarang mengalami gejala ISPA dan lebih dari setengah sampel, yaitu 52 orang pedagang tidak pernah mengalami gejala ISPA sebelum mereka berdagang di Pasar Cisalak.
 

Jalan Raya Bogor region dense and traders activity almost every day and start selling from dawn until late afternoon that caused them susceptible to respiratory symptoms due to exposure to PM10 continuously. Based on this study the authors raise the issue of the relationship between PM10 exposure with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) in Cisalak Market Traders in the Area Highways Bogor. This research is a descriptive study using cross-sectional design (cross-sectional) by taking the 100 respondents. The average yield PM10 measurements as 6 points in Jalan Raya Bogor is 106.33 μg/m3.Gejala ISPA most often experienced by traders as many as 74 people were coughing and dizziness 73 people. Age Cisalak Market traders in an average of 38 years to the age of the youngest is 16 years old and the oldest was 75 years old. In general, traders sell every day every week for 9 hours and was selling for 10 years on the market Cisalak. The number of traders in the market who smoke Cisalak are as many as 62 people smoked on average 14 cigarettes per day and had been smoking for 15 years. Of the 38 people who do not smoke there are 3 people who said that they had smoked. From the results of the study showed that 73 people stated that they rarely have symptoms of ARI and more than half of the sample, ie 52 people have never experienced traders ARI symptoms before they trade on Cisalak Market.
Read More
S-7706
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Puji Amrih Lestari; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Budi Hartono, Bambang Wispriyono, Beben Saiful Bahri, Inggariwati
Abstrak: Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah penyebab utama dari morbiditas serta mortalitas dari penyakit menular di seluruh dunia. Provinsi DKI Jakarta merupakan ibukota Indonesia yang memiliki lima kota besar yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat serta Kepulauan Seribu. Pencemaran udara ambien dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Sebagai kota yang sedang berkembang Provinsi DKI Jakarta turut menyumbangkan emisi udara yang menyebabkan menurunnya kualitas udara melalui kegiatan penduduk, kegiatan perindustrian dan transportasi. Dampak dari konsentrasi SO2 udara ambien yang tinggi merupakan salah satu dari meningkatnya penyakit saluran pemafasan akut atau disebut juga ISPA. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi SO2 dengan kejadian ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta Menurut Musim Tahun 2018-2021. Desain penelitian menggunakan studi ekologi time series analysis dengan durasi penelitian mulai tahun 2018-2021. Data sekunder diperoleh dari institusi pemerintahan terkait, yaitu BMKG, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Analisis dilakukan menggunakan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di lima kota besar di DKI Jakarta untuk mengetahui kualitas udara selama 4 tahun terakhir berdasarkan musim hujan dan kering. Terdapat hubungan yang signifikan antara suhu udara dengan kejadian ispa pada balita di Provinsi DKI Jakarta menurut musim tahun 2018-2021, sedangkan untuk konsentrasi SO2, kelembaban udara dan curah hujan tidak memiliki hubungan yang signifikan (p>0,05). Untuk kekuatan yang rendah di variabel konsentrasi SO2 dengan arah yang negative, suhu udara memiliki kekuatan sedang dengan arah hubungan yg negatif. Sedangkan kelembaban udara dan curah hujan memiliki kekuatan yg sangat rendah dengan arah hubungan yang positif. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta agar dapat dilaksanakan tindakan kesehatan terkait dengan ISPA pada balita. Intervensi yang lebih efektif di bidang promosi dan perlindungan kesehatan serta pencegahan risiko lingkungan iklim terhadap kesehatan penduduk, khususnya pada anak- anak
Acute Respiratory Infections are a major cause of morbidity and mortality from infectious diseases worldwide. DKI Jakarta is the capital city of Indonesia which has five major cities, namely Central Jakarta, North Jakarta, South Jakarta, East Jakarta, West Jakarta and the Thousand Islands. Ambient air pollution from year to year tends to increase. As a developing city, DKI Jakarta Province contributes to air emissions that cause a decrease in air quality through population activities, industrial activities and transportation. The impact of high ambient air SO2 concentrations is one of the reasons for the increase in acute respiratory disease or also known as ARI. The purpose of this study was to determine the relationship between SO2 concentration and the incidence of ARI in children under five in DKI Jakarta according to the 2018-2021 season. The research design uses an ecological time series analysis study with the duration of the study starting from 2018-2021. Secondary data were obtained from related government institutions, namely BMKG, the Environment Agency and the DKI Jakarta Provincial Health Office. The analysis was carried out using the Air Pollutant Standard Index (ISPU) in five major cities in DKI Jakarta to determine air quality for the last 4 years based on the rainy and dry seasons. There is a significant relationship between air temperature and the incidence of ARI in children under five in DKI Jakarta Province according to the 2018-2021 season, while for SO2 concentration, air humidity and rainfall there is no significant relationship (p>0.05). For low strength in the variable SO2 concentration with a negative direction, air temperature has a moderate strength with a negative relationship direction. While air humidity and rainfall have a very low strength with a positive relationship direction. DKI Jakarta Provincial Health Office in order to carry out health actions related to ARI in toddlers. More effective interventions in the areas of promotion and protection of health and prevention of the risks of the climate environment to the health of the population, in particular to children
Read More
T-6138
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dea Assifa; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: BudiHartono, Abdullah
S-9776
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anna Khairunnisa; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Suyud Warno Utomo, Endah Kusumowardani
Abstrak: Latar Belakang: Laporan puskesmas di wilayah Lenteng Agung terdapat 51% kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Hal ini sejalan dengan peningkatkan PM10 di wilayah tersebut sebesar 26,64 μg/m3. Selain itu, konsentrasi PM10 dapat meningkat karena banyak industri mebel di sepanjang jalan, sebuah industri konstruksi serta jalan raya yang ramai kendaraan. Pekerja mebel merupakan kelompok rentan terkena gangguan ISPA di ruang kerja. Pekerja tersebut memerlukan perhatian yang besar sehingga hasil sampingan dari proses kerjanya tidak mengakibatkan kejadian ISPA.
 
Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara PM10 dengan kejadian infeksi saluran pernapasan pada pekerja industri mebel di Lenteng Agung. Selain itu, melihat pengaruh faktor karakteristik pekerja (umur, lama kerja, kebiasan merokok dan penggunaan APD) dan faktor lingkungan kerja (suhu, kelembaban, kecepatan angin dan jarak dari industri konstruksi) terhadap hubungan PM10 dengan kejadian ISPA.
 
Metode: Disain studi yang digunakan adalah cross sectional, selama satu hari pada tanggal 30 November 2013. Dari 30 industri mebel, hanya 12 titik yang dijadikan pengukuran. Pengambilan responden menggunakan teknik quota sampling, dengan kuota sebanyak 38 responden.
 
Hasil: Rata-rata konsentrasi PM10 sebesar 163,21 μg/m3, dengan ambang batas sebesar 150 μg/m3. Suhu yang tinggi mendominasi, mempengaruhi kelembaban rendah pada ruang kerja. Selain itu, kecepatan angin yang rendah dan dekatnya jarak dengan industri konstruksi meningkatkan konsentrasi PM10. Rata-rata pekerja mebel berumur produktif kerja dengan kerja yang melebihi jam kerja normal. Kebanyakan juga pekerja memiliki kebiasaan merokok dan tidak menggunakan alat pelindung diri.
 
Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara PM10 dengan kejadian ISPA pada pekerja mebel di Lenteng Agung. Konsentrasi PM10 hanya menjadi faktor resiko kejadian ISPA pada pekerja tersebut. Selain itu, faktor lingkungan kerja dan karakteristik juga hanya menjadi faktor resiko gangguan ISPA pada pekerja mebel di Lenteng Agung.
 

Background : Report from primary health care provider (Puskesmas) at South Jakarta, 51% patients suffer from acute respiratory tract infection. It is in line with the increasing of concentration of PM10 there 26.64% μg/m3. The increasing is caused by existence of many furniture industries, a cement industry, and high mobilization of transportations. Therefore, workers of furniture industry are vulnerable population to the illness because of PM10 exposure.
 
Objective : Analyzing the relationship between PM10 and acute respiratory tract infection among furniture industry workers at Lenteng Agung, South Jakarta. Researcher also relates some covariate factors such as characteristics of worker (age, work hour, smoking behavior, and wearing of personal protection equipment) and environmental factors (temperature, humidity, speed of wind, distance between cement industry and research location) to the research.
 
Method : The method is a cross sectional study in November 30th 2013. Those are 12 sampling points of air measurement. Then, researcher uses quota sampling technique with 38 workers which are in productive years.
 
Result : Mean of concentration of PM10 is 163,21 μg/m3 with TLV 150μg/m3. Temperature in the workplace is high so that it effects to humidity that becomes low. Speed of wind and cement industry factor contributes to concentration of PM10. Based on interview result, some workers stayed in workplace beyond work hour. Most of workers are also active smoker. Yet, during in the workplace, most of workers do not wear personal protection equipment. As a result, many workers suffer from acute respiratory tract infection.
 
Conclusion : Statistically, there is no relationship between PM10 and acute respiratory tract infection among furniture industry workers at Lenteng Agung. Yet, based on some references, the characteristics of worker and environmental factors are risk factor for acute respiratory tract infection among workers beside concentration of PM10.
Read More
S-8060
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive