Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 24329 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Radhia Urfa; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Puput Oktamianti, Yulia Fitria
Abstrak: Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis, sebagai kuman TB yang menyerang paru tetapi dapat mengenai organ tubuh lainnya. Kuman ini mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA). Perencanaan program penanggulangan tuberkulosis adalah proses perencanaan yang bersifat multidisiplin, lintas sektor dan lintas program untuk memberantas penyakit tuberkulosis dengan menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) karena penyakit tuberkulosis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Secara umum belum tercapainya angka penemuan penderita baru BTA positif dan angka kesembuhan lebih disebabkan karena sumber daya manusia yang belum optimal baik dari segi jumlah, kemampuan dan kualifikasinya, sarana pendukung untuk proses perencanaan program yang masih kurang yaitu data yang masih kurang lengkap dan dana program untuk penanggulangan program yang masih tebatas. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan agar dalam melakukan tahapan perencanaan program penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas Singkil Utara perlu dilakukan lebih maksimal sehingga dalam masing-masing tahapan perencanaan tersebut memang benar-benar dilakukan dengan teratur dan terencana, diharapkan pula koordinasi dan keterpaduan antar program dan sektor lebih ditingkatkan lagi sehingga efektifitas dan efisiensi dalam penanggulangan Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Singkil Utara dapat tercapai
Read More
S-10137
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Donna Frediska Pandiangan; Pembimbing: Suprijanto Rijadi; Penguji: Anhari Achadi, Dedi Hermawan, Zaeni Dahlan
Abstrak:

ABSTRAK Kesembuhan penderita tuberkuosis paru merupakan salah satu keberhasilan program penanggulangan TB paru. Persentase kesembuhan di wilayah kerja Puskesmas Pakkat tahun 2009 sebesar 86,7%, sedangkan target keberhasilan Nasional sebesar 85%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pasien yang berhubungan dengan keberhasilan program penanggulangan tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Pakkat tahun 2007-2010. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah penderita TB paru yang  tercatat pada TB 01 dan telah menjalani pengobatan selama 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pakkat terhitung dari Januari 2007 sampai Desember 2010. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa penderita TB yang menjalani pengobatan selama enam bulan sebagian besar adalah laki-laki, penghasilan rendah, umur produktif, jumlah anggota keluarga besar, tradisi berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan rendah, pengetahuan baik, tindakan yang baik, dan persepsi yang baik, serta kategori I. Pada analisis bivarait, tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan keberhasilan program penanggulangan TB paru di Puskesmas Pakkat. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara faktor-faktor pasien dengan keberhasilan program penanggulangan tuberkulosis paru di Puskesmas Pakkat. Kata Kunci : Tuberkulosis paru, keberhasilan program penanggulangan, faktorfaktor pasien


 ABSTRACT The healing patients with pulmonary tuberculosis is one of the success of pulmonary TB control program. The persentage of healing in the work area for Public Health Center Pakkat in 2009 for 86.7%, whereas the national target success of 85%. This research aimed to know these factors related with successful patient of pulmonary control programs in the region of Public Health Center Pakkat year 2007-2010. This research used cross-sectional approach to see the relationship of independent variables with the dependent variable in a moment. The research sample was patients with pulmonary tuberculosis recorded on the TB 01 and had undergone treatment for 6 months in the region of the Public Health Center Pakkat as of in January 2007 until Desember 2010. The results of univariate analysis showed that TB patiens who had treatment for six months largely male, low income, productive age, a large number of household,  traditional of treatment to the health care facility, low education levels, good knowlwgde,  good action, good perceptions,  and patients with category I. The results of bivariate analysis there were no significant relationship between independent variables with the success of pulmonary TB control programs in the Public Health Center Pakkat. The conclusion of this research, that factors patients unrelated with success of pulmonary tuberculosis control programs in the Public Health Center Pakkat tahun 2007-2010. Keywords: Pulmonary tuberculosis, the success of control programs, patient factors.

Read More
T-3435
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Laksmi, Ida Ayu Kadek Ratih Prisma; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Puput Oktamianti, Elfia
Abstrak: Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, DKI Jakarta memiliki prevelensi Tuberkulosis Paru tertinggi diantara provinsi di Indonesia yaitu sebesar 0.06%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran proses pelaksanaan kegiatan program pengendalian Tuberkulosis di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode wawancara mendalam kepada informan yang terkait dalam program pengendalian Tuberkulosis di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan Tahun 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan kegiatan penemuan pasien TB dilakukan oleh petugas TB secara pasif maupun aktif, diantaranya kegiatan penyuluhan, penjaringan pasien dengan investigasi kontak serumah, skrinning pasien yang memiliki gejala-gejala Tuberkulosis. Kegiatan pengobatan Tuberkulosis dilakukan setelah pemeriksaan dahak, penegakkan diagnose dan pemberian OAT dengan dosis yang sesuai kebutuhan pasien serta pengawasan selama pengobatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan dalam program pengendalian TB sudah dilakukan dengan berbagai cara dan sumber daya yang sudah cukup memadai. Kesadaran dan stigma yang ada pada masyarakat menjadi tantangan dalam melakukan kegiatan penemuan pasien TB dan pengobatan Tuberkulosis.
Read More
S-10136
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Satria Adjie Nugraha; Pembimbing: Vetty Yulianti Permanasari; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Witanta Karina Theresia
Abstrak: Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penangulangan Tuberkulosis (KOPI TB) adalah gabungan dari beberapa organisasi profesi yang mempunyai komitmen dalam upaya penanggulangan TB. Skripsi ini membahas analisis tugas dan fungsi Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penanggulangan Tuberkulosis (KOPI TB) terhadap tatalaksana pelayanan Tuberkulosis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa RSU Cinta Kasih Tzu Chi merupakan salah satu rumah sakit swasta yang mempunyai pelayanan TB yang sudah cukup baik dan fasilitas yang sudah lengkap. Peneliti mengetahui bahwa tenaga yang tergabung dalam tim DOTS kecuali penanggung jawab poli di RSU Cinta Kasih Tzu Chi belum mengetahui apa itu KOPI TB serta tugas dan fungsi dari KOPI TB. Untuk tingkat DKI Jakarta sudah terbentuk KOPI TB tingkat provinsi. Namun untuk tingkat Kota administrasi belum terbentuk di seluruh DKI Jakarta salah satunya di Jakarta Barat. Selama hampir 2 tahun ini KOPI TB masih pada tahap pengembangan dan belajar untuk mencoba membangun terlebih dahulu struktur KOPI TB di seluruh daerah. Serta masih akan terus melakukan advokasi ke pihak-pihak terkait dan mengoptimalkan peran masing-masing organisasi profesi.
Read More
S-10128
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kristina R.L. Nadear; Pembimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji: Anhari Achadi, Prastuti Soewondo, Dezi Syukrawati, Nurjamil
Abstrak: Target program penanggulangan TB nasional adalah eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia bebas dari TB tahun 2050. Salah satu strategi yang dilakukan adalah regulasi dan peningkatan pembiayaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pembiayan kesehatan dan kesenjangan realisasi anggaran program penanggulangan tuberkulosis di Kota Bekasi tahun 2014-2016. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif didukung dengan data/dokumen keuangan, dengan rancangan penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber biaya dari anggaran program penanggulangan TB di Kota Bekasi terdiri dari APBD Kota Bekasi, APBN, dan Donor/Global Fund (GF). Sebagian besar anggaran dipergunakan untuk kegiatan tatalaksana TB paripurna dalam hal ini kegiatan pengobatan pasien TB. Terdapat kesenjangan antara total kebutuhan biaya sesuai SPM dengan total realisasi anggaran. Trend kesenjangan setiap tahunnya menunjukkan penurunan, tahun 2016 total realisasi anggaran lebih besar daripada total kebutuhan biaya. Berdasarkan hasil wawancara mendalam komitmen para pemangku kebijakan sudah ada, namun belum tergambar dalam besarnya alokasi maupun realisasi anggaran program penanggulangan TB terlebih untuk biaya operasional. Pemerintah Kota Bekasi perlu mewujudkan komitmennya dalam perbaikan perencanan dan peningkatkan anggaran. Kata Kunci: Kecukupan; Tuberkulosis (TB); Kota Bekasi The national target of TB control program is TB elimination in 2035 and Indonesia TB free in 2050. One of the implemented strategies is regulation and financial improvement . This study aims to acquire a description of financial health care and a budget gap of realisation of tuberculosis prevention programs in Bekasi city in 2014 to 2016. This study was a qualitative study supported by financial data/document with case study design. The results showed that the financial source of TB program budget in Bekasi City consisted of APBD Bekasi city, APBN, and Donor/Global Fund (GF). Most of the budget was used for TB management activities regarding TB treatment activities. There was a gap between the total cost requirements under the medical standard procedure and total budget realization. The trend of the gap declined each year. Total budget realization in 2016 was greater than the total cost requirement. Based on the results of in-depth interviews, commitment of stakeholders have already existed, but have not been reflected in amount of budget allocations and realisation in TB prevention programs especially for operational costs. The government of Bekasi needs to actualise its commitment in accordance with planning improvement as well as increasing budget . Keywords: Adequacy; Tuberculosis (TB); Bekasi City.
Read More
T-4977
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Karmellia Nikke Darnesti; Pembimbing: Prastuti Soewondo; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Masyitoh, Indra Rachmad Dharmawan, Rosalien, Robbykha
Abstrak:

ABSTRAK
Nama : Karmellia Nikke Darnesti
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul : Analisis Kinerja Unit Pelayanan Gigi Puskesmas Kelurahan di
Wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara Tahun 2018
Pembimbing : Prastuti Soewondo, S.E., MPH., Ph.D
Lebih dari 50% penduduk di Indonesia memiliki permasalahan gigi dan mulut, ironisnya
berdasarkan Riskesdas 2018, hanya sekitar 10% yang mampu mendapat akses ke layanan
kesehatan gigi. Rifaskes 2011 mengindikasikan cakupan program usaha kesehatan gigi
berbasis masyarakat di puskesmas masih sangat rendah, termasuk di wilayah DKI Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian atas kinerja unit pelayanan gigi
puskesmas kelurahan di wilayah Kecamatan Koja. Pendekatan wawancara mendalam,
observasi, dan telaah dokumen dilakukan pada dua jenis unit pelayanan gigi yang ada di
puskesmas kelurahan wilayah Kecamatan Koja. Terdapat dua skema, yaitu Pola I yang
memiliki dokter gigi saja dan Pola III memiliki dokter gigi dan terapis gigi. Hasil
penelitian menyatakan bahwa unit pelayanan gigi pola III memiliki kinerja pelayanan gigi
yang lebih baik karena dapat menangani lebih banyak pasien dan tindakan, serta dapat
memenuhi program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan Upaya Kesehatan Gigi
Masyarakat (UKGM). Sebaliknya, unit pelayanan gigi pola I hanya dapat memenuhi
program UKGS dan menangani jumlah pasien yang lebih sedikit. Adanya kompetisi
waktu antara program kesehatan gigi masyarakat dan poli gigi membuat dokter gigi
kesulitan memenuhi semua pelayanan gigi. Pelaksanaan program UKGS maupun UKGM
yang dipenuhi hanya terbatas pada penyuluhan singkat dan pemeriksaan sederhana yang
dilaksanakan sekedar memenuhi target. Akibatnya, permasalahan gigi dapat terus
berkembang menjadi penyakit yang semakin parah dan membutuhkan perawatan lebih
kompleks. Hasil kajian juga menguak bahwa tindakan mayoritas, yaitu mumifikasi,
kurang sesuai dengan standar perawatan yang dibutuhkan karena keterbatasan sumber
daya. Disamping itu, tugas manajemen puskesmas ternyata menambah beban kerja dokter
gigi dan mempengaruhi kinerja unit pelayanan gigi. Kolaborasi dokter gigi dengan terapis
gigi akan meningkatkan kinerja unit pelayanan gigi karena dapat mengakomodasi
kenaikan permintaan pelayanan, membantu melaksanakan semua upaya kesehatan gigi,
dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Kata kunci: kinerja, pelayanan gigi, puskesmas, dokter gigi, terapis gigi


ABSTRACT
Name : Karmellia Nikke Darnesti
Study Program : Public Health Science
Title : Analysis of Dental Medical Unit Performance in Puskesmas
Kelurahan at Koja District North Jakarta 2018
Counsellor : Prastuti Soewondo, S.E., MPH., Ph.D
More than 50% of the population in Indonesia were reported to have dental problems,
ironically based on Riskesdas 2018, only around 10% are able to get access to dental
services. Rifaskes 2011 has indicated the coverage of the community-based oral health
program at the Puskesmas is quietly low, even in the DKI Jakarta. This study aims to
analyze the performance of the dental medical unit at the puskesmas kelurahan in Koja
District area. The approach is through in-depth interviews, observations, and document
studies were carried out on two types of dental medical units that mostly be divided into
Pattern I with only dentist and Pattern III which have dentist and dental therapist. The
results of the study indicated that Pattern III had higher dental service performance
primarily because it could handle more patients and type of treatments also could carry
out School-based Oral Health (UKGS) and Community-based Oral Health (UKGM)
programs. In contrast, Pattern I only fulfill the UKGS program and handle fewer patients.
Clash of time between community-based program and dental poly makes it difficult for
dentists to fulfill all dental services. The implementation of the UKGS and UKGM
programs which only brief counseling and screening tended merely meet the targets so
that dental problems become more severe then require more complex treatments. The
study also revealed that the mummification, which were among the most frequent
treatment, were not in accordance with the standard of care due to limited resources. In
addition, management duties within puskesmas adds further workload of dentists and
influenced the performance of dental service. Dentist collaboration with dental therapist
will improve the performance of the dental service, allowing them to accommodate the
increase in demand, support implementation of all dental health efforts, and improve
dental service quality in the era of National Health Insurance (JKN).
Keywords : dental services; performance; puskesmas; dentist; dental therapist

Read More
T-5517
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dini Widya Herlinda; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Intan Widayati, Lydia Marturia
Abstrak: Kabupaten Bogor daerah endemis filariasis, microfilaria-rate 1,92. Diadakan POPM Filariasis setahun sekali, minimal 5 tahun untuk eliminasi filariasis 2020. Tujuan penelitian mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program di 3 kecamatan. Jenis penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian, jumlah obat berlebih, kerja sama lintas sektor baik, ada dana 4 miliar. Hambatannya beredar rumor efek samping obat, dan kurangnya sosialisasi program, jumlah tenaga kesehatan, kader, obat pendamping, serta pendanaan. Sebaiknya dilakukan peningkatan cakupan minum obat dengan sosialisasi audiovisual, testimoni, role model, meredam rumor, sweeping di hari libur, dan mengadakan duta filariasis.
Kata Kunci: POPM Filariasis, faktor pendukung, faktor penghambat

Bogor District is filariasis endemic area, microfilaria-rate 1.92. MDA Filariasis is held once a year, at least 5 years for elimination of filariasis in 2020. The purpose of research to know the supporting factors and inhibiting the implementation of the program in 3 districts. Type of qualitative research with case study design. The results of the study, the number of drugs is over, good cross-sectoral cooperation, there are 4 billion funds. Constraints circulated rumors of drug side effects, and lack of socialization programs, the number of health workers, cadres, and funding. Should be increased drug coverage with audiovisual socialization, testimonials, role models, muffled rumors, sweeping on holidays, and filariasis ambassadors.
Keywords: POPM Filariasis, supporting factors, inhibiting factors.
Read More
T-4845
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nuri Anggreini; Pembimbing : Pujiyanto; Penguji: kurnia Sari, Michael Wijaya
Abstrak: Skripsi ini membahas analisis manajemen program TB paru di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis input dan proses berdasarkan analisis sistem. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, telaah dokumen dan daftar tilik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis input diketahui jumlah petugas TB sudah cukup, terdapat laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan diagnostik yang sesuai, ketersediaan obat TB sudah lengkap dan cukup, tata laksana progamsudah tepat, pelaksanaan kegiatan berdasarkan kebijakan, tetapi anggaran belumd apat dinilai kecukupannya karena diperlukan analisis terhadap manfaat yangdidapat, dan sasaran suspek TB paru tidak dapat diketahui karena tidak ada pencatatan dan pelaporan. Pada analisis proses diketahui bahwa kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanan yang dibuat, tugas pokok dan fungsi tetapkan secara jelas, petugas diikut sertakan dalam pelatihan sebagai upaya pengembangan keterampilan, promosi kesehatan yang efektif adalah dengan penyuluhan kepada pasien, adanya kemitraan membantu dalam penanganan program TB paru, kegiatan pengawasan dilakukan 1 kali setahun melaluisupervisi oleh tingkat Kabupaten/kota, sedangkan evaluasi didasarkan dari hasil pencatatan dan pelaporan namun terdapat pencatatan dan pelaporan yang belum lengkap. Guna meningkatkan kegiatan program TB paru di Puskesmas Kecamatan Kemayoran maka perlu ada pelatihan bagi petugas TB yang belum terlatih,melakukan analisis biaya guna mengetahui kecukupan anggaran kegiatan,meningkatkan penyuluhan sebagai bagian dari promosi kesehatan, dan melakukan pencatatan dan pelaporan pada setiap kegiatan program TB paru.Kata kunci : Analisis, Manajemen, TB Paru
In the research showed that the analysis input of TB officer in sufficient, hasapproriate laboratory with diagnostic equipment, availability medicine, effectivemanaging program, implemetation of activities based on policies, but the budgetcan not be assessed for adequacy because there are no record keeping andreporting. On the analysis process is known as the activities carried out by theplanning made, duties and clearly defined function. The officer participate in thetraining as skills development effort, effective health promotion counseling, theexistent of partnership program help in pulmonary TB. Surveillance activitiescarried out once a year through supervision by any country or city level. While theevaluation is based on the keeping and reporting result, but the are keeping andreporting no yet completed. In order to increase the activity of pulmonary TB inPuskesmas Kecamatan Kemayoran, it is necessary to hold training for officer whohave not been trained. Check cost analysis to determine the adequacy of budgetactivities, improvement counseling as a part of health promotion and keeping andreporting on any pulmonary TB progam activities.Key words : Analysis, Pulmonary TB, Management
Read More
S-8254
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tujito Iswahyudi; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Darmawan, Ede Surya ; Wibisono ; Bahar, Rina Fitri Anni
T-4829
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive