Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 30018 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Asanti Astari; Pembimbing: Sjahrul M. Nasri
S-3075
Depok : FKM UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmadatul Isna; Pembimbing: Suharnyoto M
S-1885
Depok : FKM UI, 2000
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Taman Prasi; Pembimbing: Ridwan Zahdi Sjaaf
T-1346
Depok : FKM UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Nurhayatiningsih; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Heidy Agustin, Irna Lidiawati
Abstrak: Rumah sakit sebagai suatu organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dituntut untuk selalu meningkatkan mutu pelayanannya. Salah satu parameter untuk menilai mutu rumah sakit adalah penilaian akreditasi oleh lembaga yang telah tersertifikasi nasional maupun internasional. Fokus penilaian pada proses akreditasi adalah peningkatan mutu berkelanjutan yang mengutamakan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa gambaran perilaku tenaga kesehatan dalam mematuhi standar pelayanan yang mengutamakan keselamatan pasien sehingga risiko insiden yang dapat membahayakan keselamatan pasien menjadi berkurang dan berdampak terhadap mutu pelayanan yang lebih baik. Penelitian ini dilakukan dengan mix method observasi lapangan dan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 161 responden. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui observasi lapangan dan telaah dokumen sedangkan data primer dilakukan melalui pengisian kuesioner. Hasil penelitian diketahui perilaku petugas yang mendukung keselamatan pasien pada tingkat kepatuhan 90% sebanyak 64%. Faktor yang mempunyai hubungan dengan perilaku petugas mendukung keselamatan pasien adalah pendidikan (p value 0,001), profesi (p value 0,047), pengetahuan (p value 0,029), sikap (p value 0,001), supervise (p value 0,001) dan kerjasama tim (p value 0,001) dengan variabel dominan dari hasil analisis multivariate adalah sikap (OR 12,382) dan confounding factor umur, pendidikan, profesi pengetahuan, supervise dan kerjasama tim, namun tidak didapatkan adanya interaksi antar variabel tersebut. Butir permasalahan yang masih rendah pada perilaku adalah terkait beban kerja dimana masih ada yang memaksakan bekerja saat kondisi lelah dan konsentrasi berkurang serta mengerjakan yang diluar kewenangannya. Upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki perilaku terkait keselamatan pasien adalah dengan melakukan pemetaan dan penghitungan beban kerja pegawai khususnya unit pelayanan pasien, membuat materi edukasi terkait keselamatan pasien melalui media audio visual, memasukan perilaku terkait keselamatan pasien ke dalam penilaian kinerja pegawai, membuat program yang dapat memacu pegawai untuk berupaya menjadikan perilaku keselamatan menjadi budaya kerja. Upaya perbaikan keselamatan pasien harus dikelola dengan pendekatan sistemik. Sistem ini dapat dilihat sebagai suatu sistem terbuka, di mana sistem terkecil akan dipengaruhi, bahkan tergantung pada sistem yang lebih besar
The hospital as an organization engaged in the field of health services is required to always improve the quality of the services. A parameter for assessing the quality of hospitals is the assessment of accreditation by institutions that have been national and international certified. The focus of assessment on the accreditation process is continuous quality improvement that prioritizes patient safety. This study aims to analysis description of the behavior of health workers to adhere the service standards that prioritize patient safety so that the risk of patient safety incidents had been reduced and have impact on better service quality. This research was conducted with a mix method study of field observation and quantitative study with a cross sectional design. The study sample used simple random sampling with a total sample of 161 respondents. Secondary data collection was carried out through field observations and document studies while the primary data was carried out through filling in questionnaires. The results of the study revealed that the behavior of officers who supported patient safety at 90% compliance that amount of 64%. Factors that have a relationship with the behavior of supporting patient safety are education (p value 0.001), profession (p value 0.047), knowledge (p value 0.029), attitude (p value 0.001), supervision (p value 0.001) and teamwork (p value 0.001) with the dominant variable from the results of multivariate analysis is attitude (OR 12,382) and confounding factor are age, education, profession, knowledege, supervision and team work, in the otherside not found interaction of that varaible. The problems that are still low on behavior are related to workloads there are still who force work when conditions are tired and the concentration is reduced, the other who work that is beyond their authority. To improve behavior related to patient safety is to mapping and calculate employee workload, especially the unit of patient services, make educational materials related to patient safety through audio visual media, incorporate behaviors related to patient safety into employee performance indicator, create programs that can support employees to try make safety behavior to be a work culture
Read More
T-5772
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
R. Sudijono Partodidjojo; Pemb. A.J.A. Papilaja
A-273
Jakarta : FKM UI, 1978
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lia Sitawati; Pembimbing: Farida Mutiarawati Tri Agustina
S-4034
Depok : FKM UI, 2005
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurulia Rachmat; pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Achmad Syafiq, Eko Handayani
S-7330
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Traviata Prakarti; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Hanifah Rogayah
Abstrak: Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan, terutama di wilayah perdesaan Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari hasil Riskesdas 2013 dimana prevalensi malaria di wilayah perdesaan Indonesia masih mencapai 7,1% lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional sebesar 6,0%. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah perdesaan Indonesia. Penelitian dengan studi kuantitatif melibatkan 382.231 subjek penelitian yang diambil dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang berusia ≥15 tahun, berdomisili di wilayah perdesaan Indonesia, dan memiliki data yang lengkap (tidak missing). Hasil menunjukkan prevalensi malaria berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan pada penduduk usia ≥15 tahun sebesar 3,3%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna (nilai p<0,05) antara faktor karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi), faktor lingkungan tempat tinggal (plafon, dinding rumah, jenis sumber air, tempat pembuangan akhir tinja, lingkungan kumuh), faktor perilaku pencegahan (kelambu, pemakaian kawat kasa pada ventilasi, pemakaian obat anti nyamuk bakar/elektrik, repellent, dan minum obat kemoprofilaksis). Untuk itu diperlukan peningkatan upaya pengendalian fisik untuk memutus rantai penularan vektor nyamuk Anopheles yang didukung oleh modifikasi perilaku hidup sehat oleh masyarakat. Kata Kunci: Malaria, Usia ≥15 tahun, Perdesaan Indonesia, Riskesdas 2013
Read More
S-8970
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Soerjaningsih; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Ridwan Z. Sjaaf, Soehatman Ramli
T-2333
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
M Irwansyah; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Fatma Lestari, Wahyudin Lihawa, Heny Mayawati
Abstrak:
Data ILO 2 juta pekerja meninggal per tahun. 2021 ada 234 ribu kecelakaan kerja di Indonesia. Industri kimia 12% dari2 019-2021 kecelakaan kerja 80.607 kasus.Program Behavior-based safety (BBS) yaitu pendekatan keselamatan berdasarkan perilaku manusia. Pendekatan untuk meningkatkan kesadaran, keterlibatan, tanggung jawab karyawan menciptakan lingkungan kerja aman. program BBS di perusahaan apakah mampu meningkatkan tingkat kepatuhan karyawan, serta merubah perilaku keselamatan kerja. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif jenis studi cross sectional. Data yang dikumpulkan memberikan gambaran hubungan antara variabel. Desain penelitian cross-sectional digunakan untuk mengumpulkan data mengenai program Behavior Based Safety (BBS), tingkat kepatuhan terhadap perilaku keselamatan kerja, dan perilaku keselamatan kerja di PT. X pada satu titik waktu tertentu. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh respondenVariasi nilai tingkat kepatuhan mampu dijelaskan oleh variasi nilai program BBS sebesar 14,3%,sedangkan sisanya 85.7% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitian. Variasi nilai Perilaku keselamatan kerja karyawan mampu dijelaskan oleh variasi nilai Program BBS dan Tingkat kepatuhan sebesar 49.6%, sedangkan sisanya 50.4% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitian terdapat hubungan positif dan signifikan Program BBS terhadap Tingkat Kepatuhan. Ada hubungan positif dan signifikan antara Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja. Ada hubungan positif dan signifikan antara Tingkat Kepatuhan terhadap Perilaku Keselamatan. Hubungan Program BBS terhadap Perilaku keselamatan kerja bersifat pengaruh langsung. Oleh karena itu, variabel intervening Tingkat Kepatuhan tidak memediasi hubungan Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja.

According to ILO data, 2 million workers die per year. In 2021 there will be 234 thousand work accidents in Indonesia. Chemical industry 12% from 2019-2021 work accidents 80,607 cases. Behavior-based safety (BBS) program, namely a safety approach based on human behavior. An approach to increasing employee awareness, involvement, and responsibility creates a safe work environment. Whether the BBS program in the company is able to increase employee compliance levels and change work safety behavior. The research was carried out using quantitative research methods, a type of cross sectional study. The data collected provides an overview of the relationship between variables. A cross-sectional research design was used to collect data regarding the Behavior Based Safety (BBS) program, the level of compliance with work safety behavior, and work safety behavior at PT. X at a certain point in time. Data were collected through questionnaires filled out by respondents. Variations in compliance level values were able to be explained by variations in BBS program values of 14.3%, while the remaining 85.7% were explained by variations in other variables outside the research model. Variations in employee safety behavior values can be explained by variations in BBS Program values and compliance levels of 49.6%, while the remaining 50.4% are explained by variations in other variables outside the research model. There is a positive and significant relationship between the BBS Program and Compliance Levels. There is a positive and significant relationship between the BBS Program and Work Safety Behavior. There is a positive and significant relationship between the level of compliance and safety behavior. The relationship between the BBS Program and work safety behavior has a direct influence. Therefore, the intervening variable Compliance Level does not mediate the relationship between the BBS Program and Work Safety Behavior
Read More
T-6877
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive