Ditemukan 34516 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Astuti; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Elsye As Safira
S-10456
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ade Rimba Prasetia; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Mila Tejamaya, Ali Syachrul Chairuman
Abstrak:
Salah satu yang dapat memengaruhi kesehatan pekerja, hingga mengganggu produktifitaspekerja yaitu temperatur lingkungan yang ekstrim, baik ekstrim panas maupun ekstrimdingin. Tidak hanya lingkungan (suhu udara, kelembaban, radiasi, kecepatan udara) akantetapi pakaian, aktivitas fisik, hidrasi, aklimatisasi, beban kerja, dan kondisi tempat kerjaserta kondisi seseorang itu sendiri merupakan beberapa faktor yang dapat memicu heatstress yang dapat meningkatkan temperatur tubuh seseorang. Pengaruh heat stress yangtinggi pada psikologis seseorang yang dapat ditimbulkan yaitu perubahan berperilaku saatbekerja sedangkan pengaruh fisiologis akibat heat stress yang tinggi yaitu gangguanfungsi organ tertentu dalam tubuh seperti gangguan ginjal serta heat related illness.Penelitian ini dilakukan untuk mencari faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhirisiko terjadinya gangguan ginjal akibat pajanan panas. Penelitian ini merupakanpenelitan eksploratori yang dilakukan dengan metode Systematical Literature Review.Penelitian ini menggunakan 26 literatur yang sesuai dengan kriteria inklusi peneliti. Hasilpenelitian ini menemukan faktor-faktor yang dapat memengaruhi risiko terjadinyagangguan ginjal akibat pajanan panas yaitu 56,4% merupakan faktor karakteristik dariseseorang tersebut, 30,8% merupakan faktor pekerjaan dari seseorang tersebut dan 12,8%merupakan faktor dari lingkungan.Kata Kunci: Gangguan Ginjal, Pajanan Panas, Tekanan Panas, Faktor Risiko, TinjauanLiteratur Sistematis.
Read More
S-10373
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sisca Sri Utari; Pembimbing: Hendra; Penguji: Mila Tejamaya, Nur Ani
Abstrak:
Kelelahan merupakan salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan. Salah satu jenis pekerjaan yang memiliki potensi tinggi untuk mengalami kelelahan adalah operator tambang batubara. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan jenis kendaraan terhadap tingkat kelelahan pada operator tambang batubara. Variabel yang dianalisis adalah kelelahan, jenis kendaraan, umur, kuantitas tidur, shift kerja, dan masa kerja. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode systematic literature review dengan melakukan full text review pada 10 literatur. Hasil dari penelitian ini diketahui skor tingkat kelelahan operator tambang sebesar 45-56 atau 28% - 59,3%. Operator dump truck hauling cenderung mengalami kelelahan berat dibandingkan dengan operator dump truck area loading dan dumping, serta operator lainnya. Selain itu, dari keseluruhan variabel yaitu jenis kendaraan, kuantitas tidur, dan shift kerja memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat kelelahan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jenis kendaraan yang digunakan operator memiliki pengaruh terhadap tingkat kelelahan pada operator tambang batubara.
Fatigue is one of the causes of the high accident rate. One type of work that has a high potential to experience fatigue is a coal mine operator. This study aims to explain the different types of vehicles on the level of fatigue in coal mine operators. The variables analyzed were fatigue, vehicle type, age, sleep quantity, work shift, and work period. This research was conducted using a systematic literature review method by conducting a full text review of 10 literatures. The results of this study note the mine operator fatigue level score of 45-56 or 28% - 59.3%. Hauling dump truck operators tend to experience severe fatigue compared to dump truck operators of loading and dumping areas, as well as other operators. In addition, the overall variables, namely the type of vehicle, sleep quantity, and work shift have a significant relationship to the level of fatigue. The conclusion from this study is the type of vehicle used by the operator has an influence on the level of fatigue in the coal mine operator.
Read More
Fatigue is one of the causes of the high accident rate. One type of work that has a high potential to experience fatigue is a coal mine operator. This study aims to explain the different types of vehicles on the level of fatigue in coal mine operators. The variables analyzed were fatigue, vehicle type, age, sleep quantity, work shift, and work period. This research was conducted using a systematic literature review method by conducting a full text review of 10 literatures. The results of this study note the mine operator fatigue level score of 45-56 or 28% - 59.3%. Hauling dump truck operators tend to experience severe fatigue compared to dump truck operators of loading and dumping areas, as well as other operators. In addition, the overall variables, namely the type of vehicle, sleep quantity, and work shift have a significant relationship to the level of fatigue. The conclusion from this study is the type of vehicle used by the operator has an influence on the level of fatigue in the coal mine operator.
S-10474
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mirza Dwi Irianti; Pembimbing: Hendra; Penguji: Mila Tejamaya, Ike Pujiriani
Abstrak:
Read More
Gangguan fungsi paru merupakan kumpulan penyakit paru-paru yang masih menjadi permasalahan di tempat kerja. Salah satu tempat kerja dengan risiko tersebut adalah tambang batubara. Debu batubara yang merupakan objek bisnis dapat menjadi faktor risiko terjadinya gangguan fungsi paru. Tidak semua pekerja tambang batubara yang terpajan debu batubara akan mengalami penyakit gangguan fungsi paru. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor risiko individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi literatur berkaitan dengan hubungan faktor risiko individu yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit gangguan fungsi paru pada pekerja tambang batubara di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metodologi tinjauan literatur sistematis sederhana dengan menggunakan artikel jurnal yang dipublikasikan antara tahun 2012 hingga tahun 2021. Didapatkan 6 literatur yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara umur, perilaku merokok, dan penggunaan alat pelindung diri (APD) terhadap kejadian gangguan fungsi paru pada pekerja tambang batubara. Status gizi tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, tetapi dapat menjadi faktor risiko kejadian penyakit
Lung function disorders are a collection of lung diseases that workplaces have to face as health problems. Coal mining is one of the workplaces where lung diseases can occur. Coal dust is a risk factor for lung function disorders due to dust exposure. Not all coal mine workers who are exposed to coal dust suffer from lung function disorders. This condition is influenced by several factors, one of which is individual risk factors. This study aims to identify literature related to the association between individual risk factors that can influence the occurrence of lung function disorders in coal mine workers in Indonesia. This research used a simple systematic literature review methodology using journal articles published between 2012 and 2021. Six articles were found to meet the research inclusion criteria. The results of this study show that there is a significant association between age, smoking behavior, and the use of personal protective equipment (PPE) and the incidence of lung function disorders in coal mine workers. Nutritional status does not have a significant association, but it can be a risk factor for disease to develop.
S-11530
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yessie Kualasari; Pembimnbing: Syahrul Meizar Nasri; Pegnuji: Hendra, Renti Mahkota, Dewi Rahayu, Rima Melati
T-4941
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Raisha Humaira; Pembimbing: Hendra; Penguji: Mila Tejamaya, Nur Ani
Abstrak:
Operator tambang batubara merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggiuntuk mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pada operator tambang batubara denganmenggunakan metode tinjauan literatur sistematis. Faktor yang diteliti yaitu shift kerja,durasi kerja, dan beban kerja dengan covariat faktor individu (usia, kualitas tidur,kuantitas tidur, dan irama sirkadian) dan faktor pekerjaan &lingkungan kerja (waktuistirahat, waktu kerja, dan masa kerja). Desain penelitian ini merupakan penelitianeksploratori dengan metode deskriptif melalui tinjauan literatur sistematis terhadapliteratur yang sesuai dengan kriteria penilaian. Tinjauan literatur sistematis ini dilakukandengan tahapan identifikasi, ekstraksi, sintetis, dan intrepetasi data yang diperoleh dari11 literatur terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara shiftkerja, durasi kerja, dan beban kerja terhadap kelelahan pada operator tambang batubara.
Coal Mining Operator is one of the high-risk occupations in experiencing fatigue. Thisstudy aim to determine factors associated with fatigue on coal mining operators througha systematic literature review method. Factors studied were shift work, work duration,and workload with covariate of individual factors (age, sleep quantity, sleep quality, andcircadian rhythm) and factors of work & work environment (rest periods, work hours,and work period). This research is an exploratory study with a descriptive methodthrough a systematic literature review of the literature in according to the researchcriteria. This systematic literature review is conducted through the identification,extraction, synthesis, and interpretation of data obtained from 11 selected literature. Theresukt showed that there was an influence between shift work, work duration, andworkload on fatigue in coal mining operators.
Read More
Coal Mining Operator is one of the high-risk occupations in experiencing fatigue. Thisstudy aim to determine factors associated with fatigue on coal mining operators througha systematic literature review method. Factors studied were shift work, work duration,and workload with covariate of individual factors (age, sleep quantity, sleep quality, andcircadian rhythm) and factors of work & work environment (rest periods, work hours,and work period). This research is an exploratory study with a descriptive methodthrough a systematic literature review of the literature in according to the researchcriteria. This systematic literature review is conducted through the identification,extraction, synthesis, and interpretation of data obtained from 11 selected literature. Theresukt showed that there was an influence between shift work, work duration, andworkload on fatigue in coal mining operators.
S-10291
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhamad Razif Iqbal; Pembimbing: Hendra; Penguji: Dadan Erwandi, Winda Kusuma Ningrum
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan aspek-aspek psikososial yang mempengaruhi karyawan perkantoran saat bekerja dari rumah di masa pandemi COVID-19 dengan menggunakan metode tinjauan literatur sistematis. Faktor yang diteliti yaitu faktor konten pekerjaan, faktor konteks pekerjaan, faktor karakteristik individu, dan faktor lingkungan rumah. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Tinjauan literatur sistematis dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan identifikasi, ekstraksi, sintesis, dan interpretasi data yang diperoleh dari 10 literatur terpilih.
Read More
S-10609
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhammad Reyhan Ahadin Pratama; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Redo Maulana
Abstrak:
Read More
Laboratorium lubricant merupakan area kerja dengan berbagai bahaya keselamatan dan kesehatan kerja yang mengintai para pekerjanya. Pajanan bahaya kimia dapat terjadi melalui berbagai rute pajanan serta dapat memberikan risiko kesehatan kepada pekerja laboratorium, baik berupa efek kesehatan akut maupun kronis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan terkait pajanan bahaya kimia benzena, toluena, dan xilena (BTX) pada pekerja laboratorium lubricant PT X. Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Juni 2024 dengan desain penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode chemical health risk assessment dari Department of Safety and Health Malaysia (DOSH) tahun 2018. Teknik pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif melalui pengukuran pajanan personal untuk pajanan rute inhalasi dan kualitatif untuk pajanan rute dermal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat level risiko moderat – tinggi untuk pajanan benzena serta level risiko rendah untuk pajanan aditif toluena dan xilena dengan rute inhalasi. Sementara itu, terdapat level risiko tinggi untuk pajanan benzena serta level risiko moderat untuk pajanan toluena dan xilena dengan rute pajanan dermal. Tingkat pajanan benzena, toluena, dan xilena dengan nilai rata-rata tertinggi berada pada Tim Sampling. Berdasarkan hasil penelitian, dibutuhkan langkah pengendalian yang tepat, seperti penyediaan APD sesuai kebutuhan, pemeliharaan sistem ventilasi, serta pemantauan pajanan BTX pada pekerjaan rutin dan non-rutin.
Lubricant laboratory pose various occupational safety and health hazards to their workers. Exposure to chemical hazards can occur through multiple routes and can lead to both acute and chronic health risks for laboratory workers. This study aims to analyze the health risks associated with exposure to benzene, toluene, and xylene (BTX) among lubricant laboratory workers at PT X. The study was conducted from February to June 2024 using a descriptive analytical research design with the chemical health risk assessment method from the Department of Safety and Health Malaysia (DOSH) 2018. Data collection techniques were employed quantitatively through personal exposure measurements for inhalation exposure and qualitatively for dermal exposure. The study results indicated a moderate to high risk level for benzene exposure and a low risk level for toluene and xylene additive exposure via inhalation. Meanwhile, a high-risk level was found for benzene exposure and a moderate risk level for toluene and xylene exposure via dermal exposure. The highest average exposure levels for benzene, toluene, and xylene were observed in the Sampling Team. Based on the study findings, appropriate control measures are necessary, such as providing appropriate personal protective equipment (PPE), maintaining ventilation systems, and monitoring BTX exposure during routine and non-routine tasks.
S-11649
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hadiq Nur Wahid Arrifqi; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Qanita Fauzia
Abstrak:
Read More
Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan yang menyatakan bahwa setiap tempat kerja merupakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Hal tersebut merupakan pemenuhan dari amanat UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang sehat. Sayangnya, sejak ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah pada 2012, beberapa penelitian menunjukkan KTR tidak terlaksana dengan optimal. Penelitian ini disusun untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan KTR pada tempat kerja di Indonesia. Penelitian dilaksanakan menggunakan teknik kajian literatur sistematis dengan mengumpulkan literatur yang diterbitkan dalam periode sepuluh tahun terakhir terkait pelaksanaan KTR pada tempat kerja di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KTR mampu dilaksanakan dengan baik oleh 28% tempat kerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan pelaksanaan KTR di tempat kerja cukup rendah. Indikator dengan pemenuhan tertinggi ditunjukkan oleh keberadaan rambu larangan merokok. Sedangkan indikator terendah ditunjukkan oleh keberadaan ruang merokok dan indikator perilaku. Dari hasil tersebut, pengelola kebijakan mulai dari pimpinan hingga pengawas perlu menyatakan komitmen yang kuat dalam menjamin pelaksanaan KTR sebagai indikator input sehingga indikator lain dapat terpenuhi dengan baik. Pimpinan dan pengawas seharusnya menjadi teladan bagi pekerja untuk tidak merokok di lingkungan KTR.
The Indonesian government has established a policy stating that every workplace is a Smoke Free Area (KTR). This is the fulfillment of the mandate of the 1945 Constitution which states that everyone has the right to a healthy environment. Unfortunately, since it was enacted through a Government Regulation in 2012, several studies have shown that KTR has not been implemented optimally. This research was conducted to get an overview of the implementation of KTR in workplaces in Indonesia. The research was carried out using a systematic literature review technique by collecting published literature in the last ten years regarding the implementation of KTR in workplaces in Indonesia. The results of the study show that 28% of workplaces can implement KTR well. These results indicate that the level of compliance with KTR implementation in the workplace is quite low. The indicator with the highest compliance is shown by the presence of no smoking signs. While the lowest indicator is shown by the presence of a smoking room and behavioral indicators. From these results, policy managers ranging from leaders to supervisors need to state a strong commitment in ensuring the implementation of KTR as an input indicator so that other indicators can be fulfilled properly. Leaders and supervisors should be role models for workers not to smoke in the KTR environment.
S-11487
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Agra Mohamad Khaliwa; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Muthia Ashifa
S-10452
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
