Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32577 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Syamsul Ma`arif; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Evi Fatimah, Adang Mulyana
Abstrak: Stunting merupakan masalah serius, dampak nyata adalah menurunnya kualitas generasi muda di masa datang baik secara fisik maupun motorik yang mana akan berpengaruh pada perekonomian negara. Program stunting di Indonesia masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dengan target penurunan dari (30,8%) 2018 menjadi (14%) 2024. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor determinan stunting pada batita usia 12-36 bulan di kecamatan tamansari, kabupaten Bogor, Indonesia. Desain studi cross-sectional dari data primer dengan jumlah sampel 500 batita usia 12-36 bulan. Analisis faktor determinan stunting pada penelitian ini menggunakan analisis multivariat cox regresi dan besar pengaruh dinyatakan dalam prevalensi rasio (PR) dengan confident interval (CI) 95%. Penelitian kami menunjukkan prevalensi stunting pada batita usia 12- 36 bulan di Tamansari sebesar 39.2%. Hasil uji Multivariat menunjukkan faktor determinan stunting di Tamansari yaitu riwayat pemberian ASI (PR=1.32), diare (PR= 1.40), asupan energi (PR=1.35), pendidikan ibu (PR=1.54) dan usia ibu (PR=1.44). Hasil penelitian menyarankan bahwa pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan dapat mencegah stunting dengan meningkatkan cakupan asi eksklusif, pola hidup bersih dan sehat serta meningkatkan asupan energi dan protein seperti telur, tahu dan tempe. Bagi Dinas Pendidikan, meningkatkan pendidikan ibu dengan kejar paket A-C, dan bagi BKKBN bersama Kantor Urusan Agama setempat meningkatkan usia pernikahan sesuai UU perkawinan yaitu 19 tahun.

Stunting is a serious problem, the real impact is the decline in the quality of young people in the future both physically and motorically which potentially affect the country's economy. The purpose of this study is to assess the determinant factor of stunting in toddlers aged 12-36 months in Tamansari, Bogor District, Indonesia. A cross-sectional study design was employed, with primary data from a total sample of 500 toddlers in the District and applied multivariate Cox Regression analysis. Our study shows that the prevalence of stunting in toddlers aged 12-36 months in Tamansari is 39.2%. The Multivariat analysis test results show factors determinant of stunting in Tamansari such as the history of breast feeding (PR=1.32), diarrhoeal disease (PR=1.40), energi intake (PR=1.35), mother’s education (PR=1.54) and mother’s age (PR=1.44). The researcher suggest that The Health Center and the Department of Health prevent stunting by apply exclusive breast feeding, healthy lifestyles and increase energy and protein intake such as eggs, tofu and tempe. Department of Education increasing the minimum of mother’s education with “kejar paket A-C”. National Family Planning Coordinating Agency and Religious Affairs Office increasing the minimum marriage age in accordance with Indonesian marriage law limitations at age of 19 years.
Read More
T-5844
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agus Nawan; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Evi Fatimah, Adang Mulyana
Abstrak: Tesis ini membahas hubungan frekuensi episode diare dengan kejadian stunting pada batita usia 12-36 bulan di kecamatan Tamansari kabupaten Bogor tahun 2019. Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross sectional dari menganalisis data primer dari 441 batita berusia 12-36 bulan. Hasil penelitian menunjukkan proporsi stunting pada balita usia 12-36 bulan sebesar 36,96%. Sedangkan proporsi stunting pada batita dengan frekuensi episode diare >1 kali dalam 6 bulan sebesar 54,55% lebih tinggi dibandingkan proporsi stunting pada batita dengan frekuensi episode diare ≤ 1 kali yaitu 30,31%. Analisis multivariat dengan uji cox regression menunjukkan hubungan yang signifikan antara frekuensi episode diare dengan kejadian stunting memiliki PR= 1,71 (95% CI: 1,24-2,34; p-value: 0,001), artinya peluang kejadian stunting pada batita dengan frekuensi episode diare > 1 kali dalam enam bulan sebesar 1,71 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan batita yang frekuensi episode diare ≤ 1 kali setelah dikontrol ASI eksklusif dan sanitasi. Peningkatan program promotof dan preventif guna pencegahan penyakit diare yaitu mengaktifkan kembali kegiatan penyuluahn meja 4 posyandu, peningkatan surveilans penyakit diare, asupan gizi yang seimbang, berkoordinasi dengan lintas sektor dalam peningatan higiene dan sanitasi, misalnya: penyediaan sarana air bersih, penyediaan saran BAB, dan media sarana edukasi dan sarana cuci tangan menggunakan sabun.

This study analyzes the relationship between the frequency of diarrhea episodes and stunting in toddlers aged 12-36 months in Tamansari sub-district, Bogor district in 2019. Stunting or often called dwarf or short is a condition of growth failure in children under five years due to chronic malnutrition and recurrent infections especially in the period of the First 1,000 days of life, from fetuses to children aged 23 months. The child is classified as stunting if the length or height is below minus two standard deviations. The prevalence of stunting in Tamansari subdistrict in 2019 is 23.01%. Cross sectional research method with cox regression analysis, primary data were taken in July 2019 in Tamansari sub-district, Bogor district from 50 active posyandu with a total sample of 441 toddlers, proportional random sampling technique. The results of the study were 163 (36.96%) stunting toddlers, there were 121 (27.44%) toddlers with diarrhea episode frequencies >1 time, the final cox regression analysis model showed a significant relationship between the frequency of diarrhea episodes with
stunting with a PR = 1 , 71 (95% CI: 1.24-2.34; p-value: 0.001) which means that toddlers with a frequency of diarrhea episodes >1 time have a chance of experiencing stunting 1.71 times higher when compared with toddlers whose frequency of diarrhea episodes ≤ 1 time after sanitation control and a history of exclusive breastfeeding.
Read More
T-5828
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ari Wijayanti; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Evi Fatimah, Hikmah Kurniasari
Abstrak:
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditangani baik di Indonesia maupun Dunia. Dampak nyata dari masalah ini adalah terhambatnya perkembangan motorik, pertumbuhan mental dan meningkatnya risiko kesakitan dan kematian. Faktor risiko stunting pada anak salah satunya adalah kurangnya asupan gizi balita, terutama pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan stunting pada batita 12-36 bulan di kecamatan Tamansari, kabupaten Bogor, tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data primer. Sampel pada penelitian ini berjumlah 500 batita yang didapat dengan cara Proportional Random Sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2019. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tinggi badan, panjang badan, wawancara dengan kuesioner dan food recall. Status stunting dinilai berdasarkan indikator TB/U < -2 z-score. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis multivariat cox regresi dan besar pengaruh dinyatakan dalam Prevalensi Rasio (PR) dengan Confident Interval (CI) 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada batita usia 12-36 bulan di kecamatan Tamansari, kabupaten Bogor tahun 2019 sebesar 39.2%. Hasil analisis multivariat menunjukkan batita yang tidak diberikan ASI eksklusif memiliki peluang sebesar 1,37 (95%CI: 1,03-1,83) kali mengalami stunting dibandingkan dengan batita yang diberikan ASI eksklusif setelah dikontrol oleh pendidikan ibu dan asupan kalori batita. Perlu dilakukannya peningkatan pendidikan ibu minimal SMA dan pemberian asupan makanan batita yang tinggi energi serta protein dan terjangkau harganya oleh masyarakat.

Stunting is a public health problem that needs to be addressed both in Indonesia and the World. The real impact of this problem is hampered motor development, mental growth and increased risk of morbidity and death. One of the risk factors for stunting in children is the lack of nutritional intake of infants, especially exclusive breastfeeding. This study aims to determine the relationship between exclusive breastfeeding with stunting in toddlers aged 12-36 months in Tamansari sub-district, Bogor district, 2019. The research design used was cross-sectional using primary data. The sample in this study amounted to 500 toddlers obtained by Proportional Random Sampling. This research was conducted in July 2019. Data collection was carried out by measuring height, body length, interviews with questionnaires and food recall. Stunting status was assessed based on the TB / U indicator <-2 z-score. The analysis used in this study uses multivariate cox regression analysis and the magnitude of the effect is expressed in the prevalence ratio (PR) with a 95% confident interval (CI). The results showed that the prevalence of stunting in toddlers aged 12-36 months in Tamansari sub-district, Bogor district in 2019 was 39.2%. The results of multivariate analysis showed that toddlers who were not given exclusive breastfeeding had a chance of 1.37 (95% CI: 1.03-1.83)  times stunting compared to toddlers who were given exclusive breastfeeding after being controlled by maternal education and toddler calorie intake. It is necessary to improve maternal education at least high school and to provide toddlers food intake that is high in energy and protein and affordable by the community.

Read More
T-5845
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sakina Makatita; Pembimbing: Ratna Djuwita, Nurhayati Adnanl Penguji: Anies Irawati, Juzi Deliana
Abstrak:
Tesis ini membahas hubungan pola asuh dan pendidikan ibu dengan stunting pada batita Stunting merupakan suatu keadaan dimana anak dibawah lima tahun mengalami gagal tumbuh yang di akibatkan karena kekurangan asupan gizi kronis yang disebabkan oleh malnutrisi jangka panjang sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umur anak tersebut atau bisa dikatakan anak terlalu pendek jika dibandingkan dengan usianya

Stunting is a public health problem that needs to be addressed both in Indonesia and the World. The real impact of this problem is hampered motor development, mental growth and increased risk of morbidity  and death. One of the risk factors for stunting in children is the lack of nutritional intake of infants, especially exclusive breastfeeding. This study aims to determine the relationship between exclusive breastfeeding with stunting in toddlers aged 12-36 months in Tamansari sub-district, Bogor district, 2019. The research design used was cross-sectional using primary data. The sample in this study amounted to 500 toddlers obtained by Proportional Random Sampling. This research was conducted in July 2019. Data collection was carried out by measuring height, body length, interviews with questionnaires and food recall. Stunting status was assessed based on the TB / U indicator <-2 z-score. The analysis used in this study uses multivariate cox regression analysis and the magnitude of the effect is expressed in the prevalence ratio (PR) with a 95% confident interval (CI). The results showed that the prevalence of stunting in toddlers aged 12-36 months in Tamansari sub-district, Bogor district in 2019 was 39.2%. The results of multivariate analysis showed that toddlers who were not given exclusive breastfeeding had a chance of 1.37 (95% CI: 1.03-1.83) times stunting compared to toddlers who were given exclusive breastfeeding after being controlled by maternal education and toddler calorie intake. It is necessary to improve maternal education at least high school and to provide toddlers food intake that is high in energy and protein and affordable by the community.

Read More
T-5957
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Assyifa Restu Puteri; Pembimbing: Assyifa Restu Puteri; Penguji: Renti Mahkota, Suparmi
Abstrak:
ABSTRAK Nama : Assyifa Restu Puteri Program Studi : Kesehatan Masyarakat Judul : Faktor Determinan yang Berhubungan terhadap Kejadian Stunting pada Baduta Usia 6-23 Bulan di Kabupaten Tangerang Tahun 2022 Pembimbing : Prof. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo, SKM, M.Sc Stunting atau pendek merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada balita yang ditandai dengan pengukuran tinggi badan menurut umur (TB/U) berada di bawah (-2) standar deviasi menurut standar antropometri gizi. Tren stunting sejak tahun ke tahun selalu menjadi urutan paling tinggi dibandingkan masalah status gizi lainnya seperti wasting dan underweight. Prevalensi stunting balita di Indonesia sebesar 21,6 % dan lebih tinggi pada usia 12-23 bulan yaitu sebesar 22,4 %. Stunting masih menjadi fokus perhatian penurunan permasalahan di Kabupaten Tangerang dengan prevalensi sebesar 21,1 % pada tahun 2022. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi stunting dan faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-23 bulan berdasarkan survei faktor determinan baduta malnutrisi di Kabupaten Tangerang tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah 2320 baduta. Data dianalisis secara univariate dan bivariate dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Tangerang berdasarkan survei faktor determinan baduta malnutrisi tahun 2022 adalah sebesar 35,3 %. Faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian stunting antara lain pendidikan ibu (PR = 1,412; 95% Cl: 1,262-1,580), penghasilan ayah (PR = 1,300; 95% Cl: 1,166-1,451), ASI eksklusif (PR = 0,085; 95% Cl: 0,731-0,986), dan sanitasi (PR = 1,242; 95% Cl: 1,048-1,472). Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya intervensi baik kepada pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat di Kabupaten Tangerang dengan faktor determinan tersebut sehingga dapat mempercepat angka penurunan stunting. Kata kunci: Stunting, Prevalensi Stunting, Faktor Determinan, Pendidikan, Penghasilan, ASI, Sanitasi. 

ABSTRACT Name : Assyifa Restu Puteri Study Program : Kesehatan Masyarakat Title : Determinant Factors Related to The Incidence of Stunting in Toddlers Aged 6-23 Months in Tangerang Regency in 2022 Counsellor : Prof. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo, SKM, M.Sc Stunting or short stature is a condition of growth and development disruption in toddlers characterized by height measurements for age (HAZ) falling below (-2) standard deviations according to nutritional anthropometry standards. The trend of stunting has consistently ranked highest over the years compared to other nutritional status issues such as wasting and underweight. The prevalence of stunting in Indonesian toddlers is 21.6%, with a higher rate at the age of 12-23 months, reaching 22.4%. Stunting continues to be a focal point for addressing nutritional challenges in Kabupaten Tangerang, with a prevalence of 21.1% in 2022. This research aims to determine the prevalence of stunting and determinant factors associated with stunting in toddlers aged 6-23 months based on a survey of determinant factors for malnutrition in Kabupaten Tangerang in 2022. The study utilizes a cross-sectional design with a sample size of 2320 toddlers. Data is analyzed through univariate and bivariate analyses using the chi-square test. The research findings reveal that the prevalence of stunting in Kabupaten Tangerang, based on the survey of determinant factors for toddler malnutrition in 2022, is 35.3%. Determinant factors associated with stunting include mother education (PR = 1,412; 95% Cl: 1,262-1,580), paternal income (PR = 1,300; 95% Cl: 1,166-1,451), exclusive breastfeeding (PR = 0,085; 95% Cl: 0,731-0,986), and sanitation (PR = 1,242; 95% Cl: 1,048-1,472) Therefore, concerted intervention efforts are needed involving the government, healthcare professionals, and the community in Kabupaten Tangerang to accelerate the reduction of stunting rates. Keywords : Stunting, Stunting Prevalence, Determinan Factors, Education, Income, Breastfeeding, Sanitation 
 
Read More
S-11511
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bakhtiar; Pemb. Renti Mahkota; Penguji: Ratna Djuwita, Mondastri Korib Sudaryo, Sjamsul Arifin, Firman Rahmatulloh
T-3888
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Junaedi; Pemb. Ratna Djuwita; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Yovsyah, Eulis Wulantari, M. Sugeng Hidayat
T-3921
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayu Herawati; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Yovsyah, Endang Sri Wahyuni
S-10423
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lalu Moh Anshori; Pembimbing: Bambang Sutrisna; Penguji: Sandra Fikawati, Lucy Widasari, Salimar
T-5660
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khoirina Nur Fadhilah; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah, Dwi Sutanto
Abstrak: Permasalahan kesehatan gigi dan mulut khususnya pada anak merupakan faktor yang harus diperhatikan sedini mungkin karena jika kerusakan gigi pada usia anak tidak segera dilakukan pemeliharan maka akan menimbulkan rasa sakit pada gigi. Faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi anak adalah kurangnya perhatian ibu sebagai orang tua terhadap kesehatan gigi anak karena orang tua dianggap memiliki pengetahuan untuk mengajarkan anaknya berbagai hal dasar mengenai menjaga kesehatan gigi dan mulut determinan yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak prasekolah (usia 3-6 tahun). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 162 ibu yang diambil melalui kuesioner online di bulan Juli 2020. Analisa hubungan menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan faktor presdiposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan dan sikap), faktor pemungkin (sumber informasi) dan faktor penguat (dukungan anggota keluarga) dengan perilaku ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Namun tetap perlu meningkatkan upaya preventif dan promotif mengenai kesehatan gigi dan mulut agar ibu atau orang tua yang sudah memiliki perilaku positif tetap dipertahankan dengan memberikan informasi-informasi yang positif. Untuk ibu atau orang tua dengan perilaku negatif agar berubah menjadi lebih baik. Kata kunci: Kesehatan, gigi dan mulut, perilaku ibu, determinan perilaku. Dental and oral health problems, especially in children, are a factor that must be considered as early as possible because if the tooth decay at the age of the child is not done immediately, it will cause pain in the teeth. The factor that affects children's dental health is the lack of attention of mothers as parents to children's dental health because parents are considered to have the knowledge to teach their children basic things about maintaining determinant dental and oral health related to maternal behavior in maintaining dental and oral health in preschool children. (ages 3-6 years). This research is quantitative with a cross sectional design, the total sample is 162 mothers who were taken through an online questionnaire in July 2020. Analysis of the relationship using the chi square test with a confidence level of 95%. The results of statistical tests show that there is no significant relationship between the predictive factors (age, education, occupation, income, knowledge and attitudes), enabling factors (sources of information) and reinforcing factors (family member support) with maternal behavior in maintaining children's oral and dental health. However, it is still necessary to increase preventive and promotive efforts regarding oral health so that mothers or parents who already have positive behavior are maintained by providing positive information. For mothers or parents with negative behavior to change for the better. Keyword: Health, teeth and mouth, mother's behavior, behavioral determinants.
Read More
S-10414
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive