Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37336 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Chintya Elittasari; Pembimbing: Sudijanto Kamso, Kemal N. Siregar; Penguji: Artha Prabawa, Nida Rohmawati, Ning Sulistyowati
Abstrak: Ketuban pecah dini (KPD) merupakan komplikasipersalinantertinggi (5,6%) menurut Riskesdas 2018 dan menjadi komplikasi persalinan urutan ketiga (16,1%) berdasarkan data SDKI 2017. Provinsi KalimantanBarat, Banten, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara merupakan 2 provinsi di masing-masing regional dengan prevalensi KPD tertinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh infeksi saluran reproduksi terhadap ketuban pecah dini di Provinsi Kalimantan Barat, Banten, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara dengan menggunakan data SDKI tahun 2017. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectionaldengan jumlah sampel 1816 yang diambil berdasarakan total sampel dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan 22,7 responden mengalami KPD, dan 13,2 % responden mengalami infeksi saluran reproduksi. Hasil analisis multivariat pengaruh infeksi saluran reproduksi terhadap ketuban pecah dini memiliki p-value 0,0005 dengan OR 5,685, CI 95% (3,734-8,565). Kesimpulan penelitian ini adalah ibu dengan infeksi saluran reproduksi 5,6 kali berisiko mengalami ketuban pecah dini.
Premature rupture of membranes (PRoM) is the biggest delivery complication (5,6%) based on Riskesdas Data 2018 and be the third biggest complication during labour (16,1%) based on IDHS data 2017. West Kalimantan, Banten, South Kalimantan, Gorontalo, Maluku and Maluku Utara are two provinces with the highest ProM prevalence in each region. The purpose of this study is to understand how the effect of Reproductive Tract Infection on Premature Rupture of Membranes in West Kalimantan, Banten, South Kalimantan, Gorontalo, Maluku and Maluku Utara Provinces by using IDHS data 2017. This study design is cross-sectional with 1816 sample which is appropriate with inclusion and exclusion criteria. The results is 22,7% respondent are experiencing (PRoM) and 13,2% of respondents are experiencing reproductive tract infection. Based on the multivariate analysis found that the effect of reproductive tract infection on ProM have p-value 0,0005 and OR 5,685, CI 95% (3,734-8,565). The conclusion of this study is women with reproductive tract infection 5,6 times more likely risk of PRoM experiencing.
Read More
T-5973
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Kurniasih; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Iwan Ariawan, Tri Yunis Miko Wahyono, Amnur R Kayo, Gunawan Wahyu Nugroho
T-4754
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jilan Salshabilla Mutaqin; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Tiopan Sipahutar
Abstrak:
Provinsi Bangka Belitung, Gorontalo, dan Papua Barat memiliki angka kematian balita tertinggi berdasarkan wilayah Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Timur. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki determinan kematian balita pada lokasi tersebut. Untuk meneliti hal tersebut, data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017 digunakan. Analisis dilakukan pada 1056 sampel dengan uji chi-square dan regresi logistik untuk melihat faktor kematian balita yang signifikan dan besar risiko masing-masing faktor pada determinan sosioekonomi dan proksi. Hasil nya, jumlah kelahiran lebih dari dua anak, jenis kelamin laki-laki, ibu yang tidak memberikan ASI, pendidikan ibu yang rendah, dan umur ibu saat melahirkan kurang dari 25 tahun menjadi faktor risiko kematian balita. Dengan begitu, faktor-faktor pada kedua determinan tersebut, baik determinan sosioekonomi maupun proksi merupakan faktor penting terhadap kematian balita di Provinsi Bangka Belitung, Gorontalo, dan Papua Barat.

Under five mortality rate in Bangka Belitung, Gorontalo, and West Papua still high and respectively describe child survival in three region of Indonesia (west, center, and east). Therefore, this study aim to examine determinant of under five mortality. Data from Indonesian Demographic and Health Survey 2017 used in this study. Then, this study analyses 1056 samples using chi-square and logistic regression test to investigate the significant factors and measure the risk on each factor according to determinant socioeconomic and proximate. Result show number of children more than two, male child, give not breastfeeding, mother with low education, age at childbirth low than 25 years old are the risk factors of under five mortality. In conclusion, determinant socioeconomic and proximate are important factors which influence under five mortality in Bangka Belitung, Gorontalo, and West Papua.
Read More
S-11243
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Purniawaty; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Besral, Vivi Setiawaty
S-6372
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizky Amalia; Pembimbing: R Budi Utomo; Penguji: Besral, Sudibyo Alimoeso
Abstrak: Persentase wanita pernah melahirkan atau sedang hamil anak pertama naik dari 8,5% pada SDKI 2007, menjadi 9,5% pada SDKI 2012. Umur kawin pertama yang terlalu muda dan tidak adanya penundaan kelahiran anak pertama menuju pada kehamilan yang berisiko. Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan tingkat pendidikan rendah berkontribusi pada terjadinya kehamilan remaja. Penelitian ini menguji hubungan pendidikan dan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kehamilan remaja di Indonesia. Sumber data penelitian adalah SDKI 2017 dengan sampel wanita usia subur 15-49 tahun dan 15-24 tahun yang memenuhi kriteria penelitian. Desain studi penelitian adalah cross sectional, dengan analisis regresi logistik multinomial. Hasil penelitian mendapatkan persentase kehamilan remaja sebesar 33.5% pada wanita usia 15-49 tahun, sementara pada wanita usia 15-24 tahun sebesar 57,6%. Wanita yang tidak sekolah & SD dan tidak tahu masa subur berhubungan pada hamil remaja pada wanita usia 15-49 tahun dan usia 15-24 tahun. Wanita yang kurang mengetahui penularan HIV/AIDS dan kurang mengetahui metode kontrasepsi berhubungan dengan kehamilan remaja pada wanita usia 15-49 tahun. Temuan ini menyarankan perlunya berkolaborasi dalam penguatan kebijakan terkait batas penundaan usia melahirkan pada mereka yang menikah muda, memastikan akses pendidikan yang berisi informasi kesehatan reproduksi yang komprehensif, dan sosialisasi kepada orang tua dan remaja terkait bahaya kehamilan remaja.
Read More
S-10921
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anna Yulianti; Pembimbing: Meiwita Paulina Budiharsana; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Maria Gayatri
Abstrak:
Berdasarkan hasil laporan SDKI, angka unmet need KB di Indonesia pada tahun 2012 berada pada angka 11,4% menjadi 10,6% di tahun 2017. Berdasarkan SDKI 2017, angka unmet need Jawa Barat adalah 11% dan angka unmet need KB Sulawesi Selatan berada angka 14.4%. Tingginya angka unmet need menimbulkan berbagai macam permasalahan diantaranya adalah kehamilan yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan aborsi yang tidak aman dan berkontribusi pada tingginya angka kematian ibu dan bayi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui determinan kejadian unmet need KB pada wanita kawin di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel wanita usia 15-49 tahun berstatus kawin/tinggal bersama pasangan. Penelitian ini meggunakan uji chi-square dan regresi logistik untuk menggambarkan kekuatan hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini yaitu angka unmet need KB Jawa Barat adalah 10.3% dan angka unmet need KB Sulawesi Selatan adalah 14%. Hasil analisis multivariabel menunjukkan variabel yang memiliki odds ratio terbesar untuk unmet need KB di kedua provinsi adalah dukungan pasangan [AOR=5]. Wanita yang tidak mendapat persetujuan dari pasangan untuk menggunakan kontrasepsi memiliki kemungkinan lima kali lebih tinggi untuk mengalami unmet need KB. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat harus diprioritaskan lewat pendekatan pasangan/ peran pria dalam program KB.

Based on the Indonesian Demographic and Health Survey, the percentage of unmet need for family planning in Indonesia namely at 11.4% in 2012 to 10.6% in 2017. Meanwhile, based on IDHS 2017, the unmet need for West Java is 11% and the unmet need for family planning in South Sulawesi is 14.4%. The high rate of unmet need raises various kinds of problems including unwanted pregnancies, causing unsafe abortions and contributing to high maternal and infant mortality rates. This research was conducted with the aim of knowing the determinants of the incidence of unmet need for family planning among married women in West Java and South Sulawesi. The study design that is used in this study is cross-sectional with a sample of women aged 15-49 years who were currently married/living with a partner. This study uses the chi-square test and logistic regression to describe the strength of the relationship between variables. The results of this study are the unmet need for family planning in West Java is 10.3% and the unmet need for family planning in South Sulawesi is 14%. The results of the multivariable analysis showed that the variable that had the greatest odds ratio for unmet family planning needs in the two provinces was spousal support [AOR=5]. Women who do not receive consent from their partners to use contraception are five times more likely to experience unmet need for family planning. The family as the smallest unit of society must be prioritized through the male partner/role approach in family planning programs.
Read More
S-11249
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fakhrunnisa Ahmad; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Makful Makful, Sandra Fikawati, Rahmadewi, Mularsih Restianingrum
Abstrak: Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah meletakkan bayi di dada ibu segera setelah bayi lahir dan dibersihkan untuk melakukan kontak kulit antara dada ibu dan bayi, membiarkan bayi menemukan puting ibu untuk menyusu. Proporsi IMD di Dunia sebesar 42% ; ASIA Timur 32% ; ASIA Selatan 40%; dan di Indonesia 56,5%. Penundaan IMD biasanya disebabkan karena bayi lahir dengan dengan sectio cesarea (SC) karena perawatan pasca operasi yang lama sehingga menunda kontak ibu-bayi dan kemungkinan dilakukannya IMD menjadi kecil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persalinan Caesar terhadap upaya pelaksanaan IMD, menggunakan data individu Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 dengan desain cross-sectional. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu ibu dengan bayi yang melakukan IMD (n=8418) dan ibu dengan bayi yang tidak melakukan IMD (n=4238). Data bersifat kategorik dan dianalisis dengan uji regresi logistik ganda. Persalinan dengan SC berisiko 2,7 kali untuk tidak melakukan IMD setelah dikontrol oleh variabel paritas; kunjungan ANC; berat lahir; interaksi antara persalinan Caesar dengan pekerjaan suami; interaksi antara persalinan Caesar dengan pendidikan ibu; dan interaksi antara persalinan Caesar dengan kunjungan ANC. Diharapkan agar dilakukan penapisan secara ketat agar persalinan tanpa indikasi tidak dilakukan tindakan SC, sehingga menurukan angka persalinan SC. Dibuatnya undang-undang mengenai upaya pelaksanaan IMD segera setelah bayi lahir baik bayi yang lahir dengan pervaginam maupun SC
Early initiation of breastfeeding (EIBF) is placing the baby on the mother's chest as soon as the baby is born and clean to make sure skin-to-skin contact between the mother's chest and the baby, letting the baby find the mother's nipple. The proportion of EIBF in the world was 42%; East ASIA 32%; South ASIA 40%; and in Indonesia 56.5%. Delayed of initiation of breastfeeding was usually caused by the baby was born by cesarean section (CS) because prolonged postoperative care, delaying mother-infant contact, making EIBF less likely. This study was conducted to determine the effect of the CS delivery on the implementation of early initiation of breastfeeding using the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data with a cross-sectional design. The sample of this study were grouped into two groups, baby-mothers who did EIBF (n=8418) and babymothers who did not EIBF (n=4238). Data were categorical and analyzed by multiple logistic regression tests. Delivery with c-section had a 2.7 times risk of not getting EIBF after being controlled by the parity variable; ANC visit; birth weight; the interaction between the type of delivery and the work of the husband; the interaction between the type of delivery and the mother's education; and the interaction between the type of delivery and the ANC visit. It is hoped that a strict screening will be carried out so that deliveries without indications will not be performed by c-section, thereby reducing the number of CS deliveries. The drafting of a law regarding the implementation of EIBF immediately after the baby is born, either babies born with vaginal or CS
Read More
T-6057
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
E Marlinawati Gurning; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Sudijanto Kamso, Siti Arifah Pujonarti, Yosnelli; Ribka Ivana Sebayang
T-5714
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Puji Winarta; Pembimbing: Pandu Riono, Indang Trihandini
T-1592
Depok : FKM UI, 2003
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nafa Shahira Anglila Syaharani; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Sudibyo Alimoeso
Abstrak:
Komplikasi kehamilan adalah salah satu penyebab kematian ibu yang dapat berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu tetapi juga pada bayi baru lahir. Usia yang terlalu muda (35 tahun) merupakan usia ibu hamil yang berisiko tinggi terhadap komplikasi kehamilan. Banten dan Jawa Barat berkontribusi terhadap tingginya angka wanita yang hamil pada usia risiko tinggi sekaligus juga menduduki peringkat lima tertinggi provinsi dengan persentase komplikasi kehamilan se-Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan berdasarkan usia ibu hamil risiko tinggi di Provinsi Banten dan Jawa Barat. Desain penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data sekunder dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian ini adalah 777 wanita yang melahirkan anak terakhir lahir hidup dalam kurun waktu lima tahun terakhir yang berusia muda dan tua saat hamil dan bertempat tinggal di Provinsi Banten dan Jawa Barat. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik ganda model prediksi yang distratifikasi berdasarkan usia ibu hamil risiko tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komplikasi kehamilan lebih banyak terjadi pada ibu hamil usia tua di kedua provinsi. Di Provinsi Banten, variabel yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan pada ibu hamil usia muda adalah status kehamilan, umur kandungan saat pemeriksaan kehamilan pertama, jumlah pemeriksaan kehamilan, masalah akses perawatan kesehatan ibu, pengambilan keputusan perawatan kesehatan ibu, tingkat pendidikan ibu, dan indeks kekayaan dengan umur kandungan saat pemeriksaan kehamilan pertama dan masalah akses perawatan kesehatan ibu sebagai variabel yang paling berhubungan. Pada ibu hamil usia tua, variabel yang berhubungan secara signifikan adalah status kehamilan dan jumlah pemeriksaan kehamilan dengan jumlah pemeriksaan kehamilan sebagai variabel yang paling berhubungan. Di Provinsi Jawa Barat, variabel yang berhubungan secara signifikan pada ibu hamil usia muda adalah tingkat pendidikan ibu dengan status pekerjaan ibu sebagai variabel yang paling berhubungan. Untuk mencegah komplikasi kehamilan pada ibu hamil usia risiko tinggi, institusi kesehatan terkait perlu meningkatkan promosi edukasi terkait komplikasi kehamilan dan “4 Terlalu dan 3 Terlambat”; akses layanan kesehatan reproduksi; cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil; serta deteksi komplikasi kehamilan berdasarkan faktor risiko yang berpengaruh signifikan.

Pregnancy complications are one of the causes of maternal death which can affect not only on mother’s health but also on the newborn. Ages that are too young (35 years) are the ages of pregnant women who are at high risk of pregnancy complications. Banten and West Java Province contribute to the high number of women who pregnant at a high-risk maternal age and are also ranked as the fifth highest province with the percentage of pregnancy complications in Indonesia. This study aims to determine the factors associated with pregnancy complications according to high-risk maternal age in the Provinces of Banten and West Java. The research design was cross-sectional using secondary data from 2017 Indonesia Demographic Health Survey (IDHS). The sample of this study was 777 women who gave birth to their last live birth within the last five years who were at young and advanced ages during pregnancy and lived in Banten and West Java Province. Data was analyzed using the chi-square test and multiple logistic regression stratified by high-risk maternal age. The results showed that pregnancy complications were more common in older pregnant women in both provinces. In Banten Province, the variables associated with pregnancy complications in young age pregnant women are pregnancy status, months pregnant at first received antenatal care, number of received antenatal care, problems accessing maternal health care, maternal health care decision-making, maternal education level, and wealth index with months pregnant at first received antenatal care and problems accessing maternal health care as the most related variables. In advanced age pregnant women, the variables that were significantly related were pregnancy status and number of received antenatal care with number of received antenatal care being the most related variable. In West Java Province, the variable that is significantly related to in young age pregnant women is maternal education level with maternal employment status as the most related variable. To prevent pregnancy complications in pregnant women of high risk age, health institutions need to increase promotion of education related to pregnancy complications and “4 Terlalu dan 3 Terlambat”; access to reproductive health services; coverage of health services for pregnant women; and detection of pregnancy complications based on risk factors that have a significant effect.
Read More
S-11415
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive