Ditemukan 34222 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Deby Eka Supadma; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Chandra Satrya, Triyani, Tri Riana Lestari
Abstrak:
Tujuan penelitian Tingginya potensi kecelakaan kerja di bidang pelayanan prostetik ortotik menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan dan perlu diteliti, terkait faktor apa saja yang berperan penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berkontribusi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada pelayanan prostetik ortotik, sehingga dapat dibuat rekomendasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja untuk meminimalisir kecelakaan dan meningkatkan safety dalam pelayanan prostetik ortotik. Metode Penelitian ini menggunakan input berupa potensi risiko pada pelayanan prostetik ortotik, kemudian menggunakan metode systematical review sebagai acuan faktor risiko yang paling berkontribusi pada keselamatan dan kecelakaan kerja dalam pelayanan prostetik ortotik. Dari hasil pencarian yang dilakukan terhadap database (Google Scholar, Pubmed, Science Direct, Sage, dan Springer Link) diperoleh 442.793 literatur. Melalui evaluasi kriteria inklusi dan eksklusi, terdapat 15 literatur yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi tersebut. Hasil Dari hasil penilaian terhadap 15 literatur, ditemukan 8 faktor yang berkontribusi terhadap pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada pelayanan prostetik ortotik. Kedelapan faktor tersebut adalah faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alat dan bahan, faktor teknologi, faktor pengelolaan hazard, faktor dukungan pemerintah, faktor dukungan dari manajemen, faktor pengetahuan/ pendidikan, serta faktor regulasi dan standar. Simpulan Hasil analisis terhadap faktor-faktor tersebut, terdapat tiga faktor yang paling berkontribusi berdasarkan presentase tertinggi, yaitu: (1) faktor pengelolaan hazard (38%), (2) faktor dukungan dari manajemen (14%), dan (3) faktor sumber daya manusia (12%)
Objectives High potential number of occupational accidents in the prosthetic orthotic services needs special attention. Investigation regarding the most contributing factors behind occupational accidents will improve occupational health and safety in the field. The purpose of this study is to determine most contributing risk factors in occupational health and safety in prosthetic orthotic services. Occupational health and safety management systems recommendations were made to minimize accidents and improve safety in prosthetic orthotic services. Method This study used input of the potential risks data in prosthetic orthotic services, and systematical review method as a reference to find the most contributing risk factors affecting occupational health and safety in prosthetic orthotic services. From the data base result (Google Scholar, Pubmed, Science Direct, Sage, dan Springer Link), obtained 442.793 literatures. Through the evaluation of inclusion and exclusion criteria, 15 literatures were selected. Results From 15 literatures, there were 8 factors contribute implementation of occupational health and safety management systems in prosthetic orthotic services. Those are; human resource factor, tools and materials resources factor, technology factor, hazard management factor, government support factor, management support factor, knowledge/ education factor, and regulatory and standard factor. Conclusions Here are the top three of the most contributing factors based on risk-based and literature review; (1) hazard management factor (38%), (2) management support factor (14%), and (3) human resource factor (12%).
Read More
Objectives High potential number of occupational accidents in the prosthetic orthotic services needs special attention. Investigation regarding the most contributing factors behind occupational accidents will improve occupational health and safety in the field. The purpose of this study is to determine most contributing risk factors in occupational health and safety in prosthetic orthotic services. Occupational health and safety management systems recommendations were made to minimize accidents and improve safety in prosthetic orthotic services. Method This study used input of the potential risks data in prosthetic orthotic services, and systematical review method as a reference to find the most contributing risk factors affecting occupational health and safety in prosthetic orthotic services. From the data base result (Google Scholar, Pubmed, Science Direct, Sage, dan Springer Link), obtained 442.793 literatures. Through the evaluation of inclusion and exclusion criteria, 15 literatures were selected. Results From 15 literatures, there were 8 factors contribute implementation of occupational health and safety management systems in prosthetic orthotic services. Those are; human resource factor, tools and materials resources factor, technology factor, hazard management factor, government support factor, management support factor, knowledge/ education factor, and regulatory and standard factor. Conclusions Here are the top three of the most contributing factors based on risk-based and literature review; (1) hazard management factor (38%), (2) management support factor (14%), and (3) human resource factor (12%).
T-5985
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Neng Melyani Nursa'adah; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Ridwan Zahdi Syaaf, Dadan Erwandi, Widura Imam Mustopo, Muhamad Dawaman
T-4437
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Linchon Hasiholan Simorangkir; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Bayu Suryo
S-8212
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Achmad Farid Baidjuri; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf; Penguji: Tata Soemitra, Johanes Sudarsono
T-2146
Depok : FKM UI, 2005
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Wishnu Uzma A. Puspoprodjo; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Indri Hapsari Susilowati, Arif Susanto, Yuni Kusminanti
Abstrak:
ABSTRAK Jumlah UMKM dan pekerja UMKM di Indonesia terus mengalami peningkatan. Namun, perlindungan terhadap aspek K3 pada pekerja UMKM belum optimal. Dalam rangka menyusun model SMK3 yang efektif untuk UMKM, penelitian ini mengekplorasi tentang faktor-faktor penting yang terkait dengan penerapan SMK3 di UMKM melalui review terhadap hasil penelitian yang ada. Dari pencarian yang dilakukan terhadap database full open access dari library UI (meliputi Google Scholar. Jstor, Science Direct, SpringerLink, Taylor and Francis, proQuest) diperoleh 709.103 artikel. Melalui evaluasi uji inklusi dan ekplusi, dipilih 34 literatur. Dari 34 literatur tersebut diperoleh bahwa faktor-faktor penting yang diperlukan dalam implementasi SMK3 di UMKM adalah faktor komitmen, manajemen risiko, regulasi dan standar, keterlibatan pihak ketiga, faktor training dan sumber daya manusia, faktor ekonomi, informasi dan komunikasi, dukungan manajemen, faktor keterlibatan pengusaha dan karyawan, faktor lingkungan kerja dan karakter bisnis UMKM, dan faktor administrasi, konsultasi dan inspeksi dan intervensi. Kata kunci : Faktor Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Systematic Review, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah The number of SMEs and SMEs workers in Indonesia continues to increase. However, the frequency of aspects of OHS on SMEs workers has not been optimal. In order to develop an effective OHSMS model for SMEs, this research explores important faktors related to OHSMS implementation in UMKM through a review of existing research results. From the searches conducted on the full open access database of UI libraries (including Google Scholar Jstor, Science Direct, SpringerLink, Taylor and Francis, proQuest) obtained 709,103 articles. Through inclusion and exploration evaluation, 34 literatures were selected. From 34 literatures it is found that the important faktors needed in the implementation of SMK3 in SMEs are faktors of commitment, management, regulations and standards, risk faktors, training and human resources faktors, economic faktors, information dan communication, management, communication faktors and responsibilities, occupational faktors and business characteristics, and faktors of administration, consultation and inspection dan intervention. Keywords : Faktors of Occupational Safety and Health Management System, Systematic Review, Micro, Small and Medium Enterprises
Read More
T-5221
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yulia Sulasmi; Pembimbing: Izhar M. Fihir; Penguji: Tata Soemitra, J. Rudi Karijanto
T-2248
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhammad Rizawahyu; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Suzanna Daulay
S-6342
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Iqbalus Zaman; Pembimbing: Baiduri; Penguji: Ridwan Z. Sjaaf, Chandra Satrya, Roslinurmansyah, Agus Budihadi
Abstrak:
Penerapan management kesclamatan dan kesehatan ke1ja bagi organisasi yang mempekedakan 100 orang atau lebih di indonesia, menjadikan sistem management kcselamatan dan kesehatan kelja belsifat mandatory, tidak demikian dengan di luar Indonesia penerapan sistem management bersifat voluntary. Walaupun bersifat voluntary kesepakatan bisnis global setidalmya merubah Sesuatu yang bcrsifat voluntary menjadi sesuatu keharusan untuk di terapkan bila ingin tetap kompetiti£ GATT (General Agreement on taridk and trade) I994 menyatakan : "Negara anggota tidak boleh membuat ketentuan teknis yang menghambat masulcnya barang-barang di Negara anggota kecuali bagi hal yang menyangkut kepada masalah keselamatan kerja".
Penerapan sistem management keselamatan dan kesehatan kelja di [ndonesia belum di imbangi dengan pemahaman yang baik mengenai esensi sistem management keselamatan dan kesehatan kelja itu sendiri. Sehingga perkembangannya sangat lambat bahkan tetap ditempat. Sistem management keselamatan dan kesehatan kelja sebagai suatu siklus haruslah dipahami oleh setiap organisasi, siklus yang berjalan kearah perbaikan terus menenls hams tetap dliaga, untuk menjalankan, mengembangkan dan menjaga performa haruslah mengetahui jenis dan karakter sistem management keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan. Ada pengertian yang berbeda antara sistem management dan OHSAS 18001, SMK3 DEPNAKER merupakan jenis tipe atau model sistem management keselamatan dan kesehatan ketja, tentu saja hal ini menyebabkan pengembangan keaxarah perbaikan terus menems mcnjadi bias, dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter sistem management yang diterapkan. Dengan mengetahui bagaimana karakter dan tipe sistem management yang ditetapkan di organisasi tentu akan menjadi lebih mudah bagi pemegang tanggung jawab untuk melakukan tindakan tindakan kearah perbaikan.
Melihat banyaknya standar standar sistem management yang harus dipenuhi oleh organisasi, Serta kulangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter suatu sistem management yang diterapkan oleh perusahaann , mendorong penulis untuk melakuknn kajian terhadap sistem management yang ada khususnya SMK3 yang diterapkan di PT X, dcngan harapan dapat memperoleh gambaran mengenai karakter dan tipe sistem management keselamatan kctja yang ada di PT X. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam penelitiannya, dcngan mcmanfaatkan pengctahuan , pemahan serta penerapan para karyawan dilapangan sebanyak 80 orang sebagai sample, ditanyakan berbagai pertanyaan melalui kuesioner yang disusun kedalam empat kelompok.
Dari hasil pengolahan jawaban yang diperoleh dengan melakukan dua tahap perhitungan, yaitu pertama menjumlahkan nilai hasil survey, kemudian memberikan peringkat sehingga dapat diperoleh distribusi kecenderungan dari matrik yang ada dengan bantuan SPSS dan uji statistik anova dua arah serla uji signifikasi test freadman diperoleh nilai yang significant saling berhubungan. Dengan framework Gallagher tentang tipology system tipenya diperoleh gambaran keeendenlngan karakter dan system type yang diterapkan di PT X dimana diperoleh kesimpulan bahwa Struktur dan tipe Sistem management keselamatan dan kesehatan ketja di PT X adalah campuran traclisional innovative managementS Strategi pengendalian adalah .nge person, sehingga pendekatan yang dilakukan adalah mclalui mix antara Sophisticated Behavioral approach dan Ummm: act minimtser. Pelaksanaan element program khusus di PT X menggunakan gaya traditional Unsajiz act minimiser dan Traditional engineering and design.
Implementation of Occupational Health and Safety (OHS) for organization that employed 100 people or more in Indonesia, makes the OHS management system mandatory, on the contrary in the foreign country its management system Implementation is voluntary. Even though it is voluntary, the global business agreement at least changed the voluntary to be a compulsion to applied if wants to keep the competitiveness. The GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) 1994 stated: "The member state cannot make technical rules which obstruct incoming goods in the member state unless if concerning about occupational safety problems" OHS safety management implementation in Indonesia haven’t yet completed with good understanding of its OHS management system essence, it caused the improvement arc walk slowly and in fact static.
OHS management system as a cycle should be comprehended by all organization, the continuous improvement should preserve, to run, enlarge and keep the performance, organization should known the adequate type and characteristic of applied OHS management system. There are different understandings between OHS management system of Labour Department (SMK3 DEPNAKER) and OI-[SAS 18001. SMK3 DEPNAKER is type and model of OHS management system, of course this is caused the expansion of continuous improvement becomes difli-action, caused by lack of understanding about type and character of implemented management system. By known how the character and type of applied management system it will be easy for thc stakeholder to do improvement actions.
A large amount standard of management system which should followed by organization and lack of understanding about type and character of the applied management system by the company, encourages the researcher to study management system especially SMK3 which applied by PT. X, to obtain the description about character and management system type of occupational safety in PT. X. The researcher are using descriptive qualitative method in his research, using the knowledge, understanding, and implementation bythe field employee, as 80 persons as sample, asked by various question trough questionnaire which consist in four groups.
The answers are processed with two stage of calculation; first is sums up the value of survey result, then giving rank to obtain trend of distribution fiom the existence matrix with SPSS program and two way ANOVA statistic test and also friedman significant test, the result is interaction or interrelated significant value. From Gallagher’s ii-amework about typology of its type system obtained the descriptive of character trend and applied system type by PT. X. conclude that structure and type of OHS management system in PT. X. is combination of traditional innovative management system. The control strategy is safe person, so the approach used is the mix between sophisticated behavioral approach and unsajé act minimizer. The implementation of special element program in PT.X used traditional style of unsafe ac! minimrlfer and traditional engineering and design.
Read More
Penerapan sistem management keselamatan dan kesehatan kelja di [ndonesia belum di imbangi dengan pemahaman yang baik mengenai esensi sistem management keselamatan dan kesehatan kelja itu sendiri. Sehingga perkembangannya sangat lambat bahkan tetap ditempat. Sistem management keselamatan dan kesehatan kelja sebagai suatu siklus haruslah dipahami oleh setiap organisasi, siklus yang berjalan kearah perbaikan terus menenls hams tetap dliaga, untuk menjalankan, mengembangkan dan menjaga performa haruslah mengetahui jenis dan karakter sistem management keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan. Ada pengertian yang berbeda antara sistem management dan OHSAS 18001, SMK3 DEPNAKER merupakan jenis tipe atau model sistem management keselamatan dan kesehatan ketja, tentu saja hal ini menyebabkan pengembangan keaxarah perbaikan terus menems mcnjadi bias, dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter sistem management yang diterapkan. Dengan mengetahui bagaimana karakter dan tipe sistem management yang ditetapkan di organisasi tentu akan menjadi lebih mudah bagi pemegang tanggung jawab untuk melakukan tindakan tindakan kearah perbaikan.
Melihat banyaknya standar standar sistem management yang harus dipenuhi oleh organisasi, Serta kulangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter suatu sistem management yang diterapkan oleh perusahaann , mendorong penulis untuk melakuknn kajian terhadap sistem management yang ada khususnya SMK3 yang diterapkan di PT X, dcngan harapan dapat memperoleh gambaran mengenai karakter dan tipe sistem management keselamatan kctja yang ada di PT X. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam penelitiannya, dcngan mcmanfaatkan pengctahuan , pemahan serta penerapan para karyawan dilapangan sebanyak 80 orang sebagai sample, ditanyakan berbagai pertanyaan melalui kuesioner yang disusun kedalam empat kelompok.
Dari hasil pengolahan jawaban yang diperoleh dengan melakukan dua tahap perhitungan, yaitu pertama menjumlahkan nilai hasil survey, kemudian memberikan peringkat sehingga dapat diperoleh distribusi kecenderungan dari matrik yang ada dengan bantuan SPSS dan uji statistik anova dua arah serla uji signifikasi test freadman diperoleh nilai yang significant saling berhubungan. Dengan framework Gallagher tentang tipology system tipenya diperoleh gambaran keeendenlngan karakter dan system type yang diterapkan di PT X dimana diperoleh kesimpulan bahwa Struktur dan tipe Sistem management keselamatan dan kesehatan ketja di PT X adalah campuran traclisional innovative managementS Strategi pengendalian adalah .nge person, sehingga pendekatan yang dilakukan adalah mclalui mix antara Sophisticated Behavioral approach dan Ummm: act minimtser. Pelaksanaan element program khusus di PT X menggunakan gaya traditional Unsajiz act minimiser dan Traditional engineering and design.
Implementation of Occupational Health and Safety (OHS) for organization that employed 100 people or more in Indonesia, makes the OHS management system mandatory, on the contrary in the foreign country its management system Implementation is voluntary. Even though it is voluntary, the global business agreement at least changed the voluntary to be a compulsion to applied if wants to keep the competitiveness. The GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) 1994 stated: "The member state cannot make technical rules which obstruct incoming goods in the member state unless if concerning about occupational safety problems" OHS safety management implementation in Indonesia haven’t yet completed with good understanding of its OHS management system essence, it caused the improvement arc walk slowly and in fact static.
OHS management system as a cycle should be comprehended by all organization, the continuous improvement should preserve, to run, enlarge and keep the performance, organization should known the adequate type and characteristic of applied OHS management system. There are different understandings between OHS management system of Labour Department (SMK3 DEPNAKER) and OI-[SAS 18001. SMK3 DEPNAKER is type and model of OHS management system, of course this is caused the expansion of continuous improvement becomes difli-action, caused by lack of understanding about type and character of implemented management system. By known how the character and type of applied management system it will be easy for thc stakeholder to do improvement actions.
A large amount standard of management system which should followed by organization and lack of understanding about type and character of the applied management system by the company, encourages the researcher to study management system especially SMK3 which applied by PT. X, to obtain the description about character and management system type of occupational safety in PT. X. The researcher are using descriptive qualitative method in his research, using the knowledge, understanding, and implementation bythe field employee, as 80 persons as sample, asked by various question trough questionnaire which consist in four groups.
The answers are processed with two stage of calculation; first is sums up the value of survey result, then giving rank to obtain trend of distribution fiom the existence matrix with SPSS program and two way ANOVA statistic test and also friedman significant test, the result is interaction or interrelated significant value. From Gallagher’s ii-amework about typology of its type system obtained the descriptive of character trend and applied system type by PT. X. conclude that structure and type of OHS management system in PT. X. is combination of traditional innovative management system. The control strategy is safe person, so the approach used is the mix between sophisticated behavioral approach and unsajé act minimizer. The implementation of special element program in PT.X used traditional style of unsafe ac! minimrlfer and traditional engineering and design.
T-2980
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Danang Kurniawan Anggoro; Pembimbing: Indri Hapsari; Penguji: Dadan Erwandi, Mila Tejamaya, Irma Setiawaty Wulandari, Yuni Kusminti
Abstrak:
Industri tambang merupakan salah satu industri yang mempunyai potensi bahayatinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, dimana menempati urutanjumlah kecelakaan tertinggi bila dibandingkan dengan sektor lain. PT. Smerupakan kontraktor tambang permukaan yang telah menerapkan SistemManajemen Integrasi, namun hasil observasi menunjukkan banyaknyapelanggaran dan ketidakpedulian terhadap permasalahan keselamatan dankesehatan kerja. Perlu dilakukan kajian persepsi risiko pada pekerja sektortambang permukaan sebagai upaya pengendalian risiko kecelakaan kerja. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi risiko keselamatan dankesehatan kerja menggunakan pendekatan psikometri. Desain penelitian crosssectional, menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan univariat danbivariat. Hasil penelitian menunjukkan gambaran persepsi risiko keselamatan dankesehatan kerja pada kategori seimbang antara persepsi risiko baik dan persepsirisiko buruk. Persepsi risiko baik terdapat pada dimensi kesegeraan dampak,keparahan konsekuensi dan pengendalian risiko. Sedangkan persepsi burukterdapat pada dimensi kesukarelaan terhadap risiko, pemahaman risikoberdasarkan pengalaman, potensi dampak, reaksi yang ditimbulkan, pengetahuanterhadap risiko dan kebaruan risiko. Disarankan bagi PT. S untuk melakukanupaya promotif melalui pelatihan yang terencana, memaksimalkan forumm safetytalk dan toolbox meeeting, meningkatkan pengawasan kerja melalui inspeksi,pembuatan rencana kerja yang sistematis dan terperinci serta menerapkan sistemhadiah dan hukuman.
Kata kunci : Persepsi Risiko, Psikometri, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Read More
Kata kunci : Persepsi Risiko, Psikometri, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
T-4552
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gustanti Listyani; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Sri Haryani
Abstrak:
Fasilitas kesehatan dasar seperti puskesmas dengan unit - unit kerja yang terdapat di puskesmas mekarmukti mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit akibat kerja (PAK). Pada tiga unit kerja yang dilakukan penelitian di temukan beberapa risiko yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum saat melakukan tindakan, terjatuh, terbakar maupun kebakaran dan bahaya radiasi dikarenakan apron atau pelindung diri bagi radiographer saat melakukan tindakan kurang cukup untuk memberikan perlindungan maksimal dari bahaya radiasi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan penilaian metode pendekatan AS/NZS 4360:2004. Untuk mengurangi risiko K3 pada Unit Kerja yang ada di Puskesmas Mekarmukti bukan hanya dengan tersedianya SOP setiap tindakan namun di perlukan pengawasan dan dukungan selain dari pihak Puskesmas juga dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Karena program K3 yang ada di Puskesmas hanya fokus kepada kesehatan dan perlindungan pekerja di luar tenaga kesehatan yaitu pekerja sector industry namun untuk pekerja atau petugas kesehatan belum menjadi prioritas utama sehingga di perlukan peningkatan pelatihan dalam melakukan setiap kegiatan di Puskesmas yang berisiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
Basic health facilities such as Puskesmas with the unit - unit of work contained in Puskesmas Mekarmukti have a high risk of occupational diseases ( PAK ). In three units of work done research found some risks that can lead to workplace accidents such as needle stick while doing the action , falls, fires and burns and radiation hazards due to the protective apron or radiographer currently insufficient action to provide maximum protection from radiation hazards. This study used a cross-sectional study design with assessment approach AS / NZS 4360:2004. To reduce the risk of K3 at the work unit in Puskesmas Mekarmukti not only by the availability of SOPs any action yet in need of supervision and support as well apart from Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Because K3 program in Puskesmas only focus on the health and protection of workers outside the health workers which industry sector workers , but for workers or health workers will not be a top priority so in need of increased training in conducting any activity in high-risk in Puskesmas on safety and health employment.
Read More
Basic health facilities such as Puskesmas with the unit - unit of work contained in Puskesmas Mekarmukti have a high risk of occupational diseases ( PAK ). In three units of work done research found some risks that can lead to workplace accidents such as needle stick while doing the action , falls, fires and burns and radiation hazards due to the protective apron or radiographer currently insufficient action to provide maximum protection from radiation hazards.
S-8175
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
