Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34085 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Elvira Damayanti; Pembimbing: Hendra; Penguji: Mila Tejamaya, Ade Kurdiman
Abstrak: Industri pertambangan menerapkan sistem shift kerja untuk meningkatkan produktivitasnya. Salah satu masalah yang tidak dapat dihindari dari shift kerja adalah kelelahan. Kelelahan merupakan perasaan subjektif dari aktivitas secara mental maupun fisik yang mengarah pada penurunan konsentrasi, kewaspadaan, meningkatkan kesalahan hingga kecelakaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelelahan pada operator tambang di PT Harmoni Panca Utama dan PT Hasta Panca Mandiri Utama tahun 2021. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan data sekunder penelitian Dr. Hendra S.K.M., M.K.K.K. dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 101 responden. Variabel penelitian meliputi kelelahan dan faktor risiko yang terdiri dari faktor terkait pekerjaan (masa kerja, shift kerja, tingkat stres kerja, lingkungan kabin) dan faktor tidak terkait pekerjaan (usia, status gizi, status kesehatan, tempat tinggal, kuantitas dan kualitas tidur). Beberapa variabel pada penelitian ini diukur menggunakan instrumen standar, seperti kuesioner checklist individual strength-20 untuk mengukur kelelahan, kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kuantitas dan kualitas tidur, dan kuesioner perceived stress scale (PSS) untuk mengukur tingkat stres kerja. Analisis hubungan faktor risiko kelelahan dengan kelelahan operator menggunakan uji chi-square. Analisis faktor risiko yang dominan berhubungan dengan kelelahan didapatkan melalui uji regresi logistik berganda. Hasil analisis didapatkan 13,9% operator mengalami kelelahan. Faktor risiko yang berhubungan secara signifikan dengan kelelahan pada operator hanya faktor terkait pekerjaan, yaitu shift kerja (p=0,01; OR=7,38; CI 95%: 1,55-7,38) dan tingkat stres kerja (p=0,02; OR=10,08; CI 95%: 1,26- 80,5). Faktor dominan yang berhubungan dengan kelelahan adalah tingkat stres kerja. Operator yang memiliki tingkat stres sedang-berat berisiko 8,7 kali mengalami kelelahan dibandingkan operator yang memiliki tingkat stres ringan. Saran bagi perusahaan diantaranya melakukan pelatihan fatigue awareness kepada pekerja, meningkatkan program manajemen stres, dan pengawasan pada pekerja shift malam. Bagi pekerja diharapkan untuk melakukan tidur siang sebelum bekerja pada shift malam dan melakukan relaksasi, peregangan, serta rekreasi di waktu luang atau libur.
The mining industry applies a work shift system to increase its productivity. One of the unavoidable issue of shift work is fatigue. Fatigue is a subjective feeling of mental and physical activity that leads to decreased concentration, alertness, increased errors and accidents. The purpose of this study is to analyze fatigue on mining operators at PT Harmoni Panca Utama and PT Hasta Panca Mandiri Utama in 2021. This research is quantitative using secondary data from Dr. Hendra S.K.M., M.K.K.K. with a cross sectional approach. The sample in this study are 101 respondents. Research variables include fatigue and risk factors consisting of work-related factors (work period, work shifts, work stress levels, cabin environment) and non-work-related factors (age, nutritional status, health status, place of residence, sleep quantity and quality). Several variables in this study were measured using standard instruments, such as Cheklist Individual Strength-20 Questionnaire to measure fatigue, the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) Questionnaire to measure sleep quantity and quality, and Perceived Stress Scale (PSS) Questionnaire to measure work stress levels. Analysis of the relationship between fatigue risk factors and operator fatigue using the chi-square test. The analysis of the dominant risk factors associated with fatigue is obtained through multiple logistic regression tests. The results of the analysis showed that 13.9% of operators experienced fatigue. The only risk factors associated with operator fatigue were work-related factors, namely work shifts (p=0.01; OR=7.38; 95% CI: 1.55-7.38) and work stress levels (p= 0.02; OR=10.08; 95% CI: 1.26-80.5). The dominant factor related to fatigue is the level of work stress. Operators who have moderate-to-severe stress have 8.7 times the risk of experiencing fatigue compared to operators who have low stress levels. Suggestions for companies include conducting fatigue awareness training for workers, increasing stress management programs, and supervising night shift workers. Workers are expected to take a nap before working on the night shift and do relaxation, stretching, and recreation in their spare time or holiday
Read More
S-10979
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Ariscasari; Pembimbing: Ridwan Zahdi Sjaaf; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Chandra Satrya, Neneng Churaeroh, Deny Rianto
Abstrak: PT. Harmoni Panca Utama (HPU) dan PT. Hasta Panca Mandiri Utama (HPMU)merupakan perusahaan penyedia jasa pertambangan batu bara dan mineral, keduaperusahaan tersebut telah mengembangkan upaya pencegahan insiden melaluipelatihan Safety Mandatory Training (SMART) kepada seluruh foreman,supervisor dan superintendent, namun pelaksanaan program pelatihan ini masihbelum sesuai dengan yang diharapkan pelaksana program, oleh karena itudisamping melakukan evaluasi terhadap pencapaian program pelatihan, perludilakukan evaluasi proses untuk mengkaji hambatan dan faktor kontekstual yangmempengaruhi pelaksanaan program pelatihan. Kajian dilakukan menggunakankonsep evaluasi proses dan dengan metode kualitatif, pengumpulan informasidilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi dokumen pelaksanaanpelatihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pemberian reward dilakukanuntuk menarik minat pekerja dalam mengikuti program pelatihan, didalam standarpelatihan perusahaan belum mengatur mengenai kewajiban pekerja untukmengikuti pelatihan SMART. Kualitas pelaksanaan program belum cukup baikkarena pencapaian pelatihan belum sesuai dengan perencanaan, namun untukpelaksanaan pelatihan sendiri sudah memenuhi harapan penerima program. Kajianpada komponen dose delivered menunjukkan bahwa materi pelatihan sudahdisampaikan secara menyeluruh, dan penerima program dilibatkan secara aktifdalam penyampaian materi (dose received). Kajian context menunjukkan faktorutama yang menghambat pelaksanaan pelatihan adalah kurangnya alokasi sumberdaya dan tingginya beban kerja.Kata kunci: evaluasi proses, tambang batu bara, fidelity, dose delivered, dosereceived, reach, satisfaction dan context.
Read More
T-5205
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Frans Andreas Sagala; Pembimbing: Doni Hikmat Ramadhan; Penguji: Baiduri Widanarko, Dian Tianora Mustafa
Abstrak: Operator hauling adalah salah satu pekerjaan yang berisiko tinggi untuk mengalami kelelahan kerja (fatigue) yang disebabkan karena jam kerja yang panjang, shift kerja, irama sirkadian dan sleep hyegene, dan berbagai faktor lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan fatigue pada operator hauling. Desain studi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuisioner Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) diantara 72 responden laki-laki yang bekerja sebagai operator hauling. Istirahat kerja yang tidak memadai memiliki korelasi yang signifikan dengan keluhan kelelahan (OR = 7,429, p = 0,031) dibandingkan dengan faktor risiko lainnya. Selain itu, 75% dari operator hauling mengalami kelelahan ringan, dan hanya 25% dari operator mengalami kelelahan sedang. Kesimpulannya, istirahat kerja yang tidak memadai merupakan faktor utama kelelahan pada operator hauling di PT Harmoni Panca Utama Indonesia. Kata Kunci: IFRC; Kelelahan; Kesehatan kerja; Operator hauling Hauling operator is one of the high-risk occupations in experiencing fatigue caused by the long working hours, shift work, circadian rhythms, sleep hygiene, and the other factors. The objective of this study was to determine the factors associated with complaints of fatigue on the hauling operator. A cross-sectional study was conducted using questionnaires Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) among 72 male respondents who worked as a hauling operator. Inadequate rest of work has a significant correlation with fatigue complaint (OR = 7.429, p = 0.031) compared to other risk factors. In addition, 75% of hauling operators were experiencing mild fatigue, and only 25% of the operators were experiencing medium fatigue. In conclusion, inadequate rest of work were the main factors of fatigue on the hauling operator at PT Harmoni Panca Utama Indonesia. Keywords: Fatigue; Hauling operator; IFRC; Occupational health
Read More
S-9321
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diniyah Indah Fahmi Putri; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Zulkifli Junaidi, Ade Kurdiman
Abstrak: Indonesia merupakan negara penghasil batu bara terbsesar kedua di Asia Pasifik. Industribatu bara merupakan salah satu industri penopang utama ekonomi Indonesia. Aktivitasindutri batu bara cukup banyak di Indonesia. Industri batu bara merupakan industridengan tingkat risiko tingi (high risk). Data internasional dan nasional menunjukan angkakematian dan kecelakaan di industri batu bara cukup tinggi. Beberapa hasil penelitianmenemukan bahwa salah satu penyebab terjadinya kecelakaan tersebut yaitu prosespenilaian risiko yang tidak efektif dan effisien. Penelitian ini merupakan studi deskriptifdengan pendekatan studi kasus (kajian) terhadap implementasi penilaian risiko padaaktivitas hauling batu bara PT.HPU jobsite MGA dan melakukan analisis bandingterhadap hasil tinjauan literatur penilaian risiko yang ideal. Tujuan dari penelitian ini yaitumengetahui proses penilaian risiko yang ideal berdasarkan literatur dan melakukananalisis banding dengan salah satu contoh pelaksanaannya di lapangan guna mengetahuiperbedaan dan persamaan antara konsep yang ideal dengan praktek di lapangan. Hasilpenelitian menunjukan terdapat beberapa perbedaan pada pelaksanaan penilaian risikopada literatur dan kasus. Dalam literatur identifikasi bahaya & risiko dapat menggunakanmetode tertentu yang sudah dilengkapi dengan form penilaian sementara kasus hanyamenggunakan brainstorming dan form yang dikembangkan sendiri. Selain itu, terdapatbeberapa komponen yang belum teridentifikasi dengan lengkap di dalam kasus namundisebutkan di dalam literatur. Pada tahap analisis, perbedaan terdapat pada prosespenentuan nilai probabilitas kejadian dimana literatur menggunakan analisis FTA atauETA sementara kasus masih melibatkan professional judgment semata. Namun secarakeseluruhan, hasil analisis banding terhadap pelaksanaan penilaian risiko pada kasus danproses penilaian risiko yang ideal berdasarkan literatur tidak menunjukan perbedaan yangbesar dan signifikan.Kata kunci: penilaian risiko; studi kasus; tinjauan literatur; analisis banding (komparasi);pertambangan batu bara.
Read More
S-10286
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ardian Yoga Bharata; Pembimbing: Ridwan Zahdi Syaaf; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Doni Hikmat Ramdhan, Warid Nurdiansyah, Wien Goerindro
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Ardian Yoga Bharata Program Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja Judul : Kajian Panca Nirbhaya (HSE Management System PT. Harmoni Panca Utama) Terhadap OHS Management System Theories Berbasis Prinsip Resilience Pembimbing : Drs. (Psi) Ridwan Zahdi Sjaaf, MPH Tesis ini melakukan kajian mendalam Panca Nirbhaya yaitu sistem manajemen keselamatan pertambangan di PT HPU yang merupakan salah satu perusahaan jasa pertambangan di Indonesia. Kajian yang dilakukan dengan menggunakan metode analisa kualitatif dengan melakukan analisa gap dan Kajian Panca Nirbhaya terhadap OHS Management System Theories berbasis resilience. Pada penelitian ini metode kualitatif digunakan untuk menilai keefetifan dan kehandalan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT HPU (Panca Nirbhaya). Dalam OHS Management System dikena suatu konsep Sistem Manajemen K3 yang ber prinsip resilience yang dikenal dengan Safety I dan Safety II. Kajian yang dilakukan adalah melihat secara mendalam konten dalam standar di Panca Nirbhaya berada dalam Safety I atau Safety II. Konsep Safety Management Sistem berbasis resilience memberikan pandangan tentang Safety I dan Safety II, yaitu Safety I sangat berkonsentrasi pada “hal yang buruk”, maka ketiadaan hal yang buruk dianggap sebagai sebuah prestasi sedangkan Safety II berfokus memastikan hal yang sudah baik terus menjadi baik. Selain itu juga mengkaji Panca Nirbhaya secara prinsip resilience apakah standar mampu merespon setiap kondisi/aktivitas baik yang bersifat rutin  dan tidak rutin dengan cara yang efektif, sistem mampu mengambil pelajaran/mampu belajar dari peristiwa yang telah terjadi, mengerti benar apa yang terjadi dan mengapa hal tersebut terjadi, sistem mampu memantau perkembangan jangka pendek dan ancaman yang mungkin terjadi serta mampu  mengantisipasi ancaman jangka panjang dan melihat peluang untuk perbaikan. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagain besar sub elemen dalam Panca Nirbhaya sudah berada di Safety II yaitu sebanyak 37 sub elemen, serta 18 elemen masih berada di Safety I. Sub elemen yang masih berada di Safety I tersebut masih belum mengakomodir kriteria – kriteria yang dalam konsep resilience safety II terutama dalam hal antisipasi yang harus dilakukan organisasi kedepan/jangka panjang serta mengakomodir hal-hal lain yang bersifat inisiatif dan improvement yang bisa dilakukan organisasi. Semua sub elemen yang masih berada di Safety I tersebut, perlu dirubah dan ditambahkan  agar sub elemen tersebut bisa memperkuat sistem pertahanan yang telah ada diperusahaan, sehingga sistem Panca Nirbhaya menjadi suatu sistem yang telah berbasis prinsip resilience. Kata kunci: Sistem Manajemen K3, resilience safety , Safety I dan Safety II


ABSTRACT Name : Ardian Yoga Bharata Study Program : Master of Occupational Health & Safety : Study Of Panca Nirbhaya (HSE Management System PT Harmoni Panca Utama) against OHS Management System with Resilience Principle based theory Counsellor Title : Drs. (Psi) Ridwan Zahdi Sjaaf, MPH Key words: Occupational Health & Safety, resilience safety , Safety I dan Safety II, information This thesis conducts in-depth study Panca Nirbhaya mining safety management systems namely PT HPU which is one of the mining service companies in Indonesia. Studies conducted using qualitative analysis method with Study and gap analysis Panca Nirbhaya against OHS Management System resilience-based Theories. In the current study qualitative methods were used to assess the effectiveness and reliability of safety and health management systems Work PT HPU (Panca Nirbhaya). In the OHS Management System management system, a concept of systems known K3 with resilience, known as the principle of Safety I and Safety II. The study does is look deeply content in standard in Panca Nirbhaya are in Safety I or II Safety. The concept of Safety Management Systems-based resilience gives the view of Safety I and Safety II, namely Safety I was very concentrated on the "bad thing", then the absence of a bad thing is considered an achievement while Safety II focuses ensure good things continue to be good. It also examines the Panca Nirbhaya resilience in principle whether standard able to respond any condition good/activities which are routine and not routine in a way that is effective, the system is able to take the lessons/capable of learning from the event has happened, understand correctly what happened and why it happened, the system is able to monitor short-term developments and threats that may occur as well as being able to anticipate a long-term threat and see opportunities for improvement. Results of the study show that filmed the sub element in Panca Nirbhaya already are in Safety II as much as 37 sub elements, as well as 18 elements are still in Safety i. Sub elements that remain in Safety I still have yet to accommodate the criteria – the criteria in the concept of resilience safety II especially in anticipation of the future organization should do/long term as well as accommodate the other things which are initiatives and improvement that could be made of the organization. All sub elements that remain in Safety, I need to change it and added so that the sub elements can reinforce existing defence systems inside, so the system Senses Nirbhaya became a principle-based system that has resilience.

Read More
T-5228
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ade Kurdiman; Pembimbing: ridwan Zahdi Syaaf; Penguji: Baiduri, Chandra Satrya, Eddy Suprianto, Wien Goerindro
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Ade Kurdiman Program Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja Judul Tesis : Kajian Indikator Faktor Pembentuk Safety Culture Model Berbasis Prinsip Resilience di PT Harmoni Panca Utama Kegiatan industri tidak terlepas dari adanya bahaya dan pajanan risiko yang berpotensi kecelakaan, termasuk pertambangan. Perkembangan resilience secara teoritis dan praktis dalam pengelolaan risiko. Adanya bahaya berisiko tinggi di berbagai industri dan tuntutan efisiensi biaya diperlukan sebuah pendekatan baru dalam pengelolaan keselamatan, termasuk program safety culture. Sebuah pendekatan pengelolaan keselamatan baru tersebut adalah pendekatan Safety-I (safety culture) menjadi Safety-II (culture of resilience) (Hollnagel, 2013; 2015). Pendekatan yang memasukkan prinsip resilience pada safety culture. Perkembangan safety culture model secara teori dan praktis. PT Harmoni Panca Utama (HPU) telah mengembangkan program budaya keselamatan dan berpandangan bahwa safety culture model terdiri dari 3 (tiga) faktor pembentuk utama, yaitu: attitude, management infrastructure & technology; dan HSE Management System beserta belum mempertimbangkan aspek pendekatan baru berbasis prinsip resilience. Kajian faktor permbentuk utama terhadap safety culture model yang berindikator berbasis prinsip resilience merupakan tujuan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan mix methode, analisa kualitatif dan principal component analysis (PCA). Hasilnya bahwa safety culture model di HPU masih sesuai dengan perkembangan ilmiah saat ini dengan beberapa penyederhanaan. Dari PCA diperoleh 3 komponen yang indikator faktor pembentuknya sebanyak 29 variable telah ditambahkan 4 prinsip resilience, yaitu: respon, monitor, learn, dan anticipate. Hanya komponen 1 yang reliable, sementara Komponen 2 & 3 tidak. Hal ini dimungkinkan karena indikator faktor pada komponen satu dan lainnya saling berkaitan atau karena Komponen 2 & 3 berindikator faktor sedikit (3 – 4 variabel). Dari 397 responden, hasil uji reliabilitas untuk total indikator faktor pembentuk, nilai alpha cronbach 0,798 (reliable) dan uji validitas (r) dibawah nilai kritis pada masing2 pertanyaan/variable. Kata kunci: resilience, safety culture, safety culture model, Safety-I dan Safety-II


ABSTRACT Name : Ade Kurdiman Majoring : Magister of Occupational Health and Safety Thesis’ Title : Study on contributing factor’s indicators of resilience principle-based safety culture model at PT Harmoni Panca Utama Industrial activities are inseparable from potential hazards and risk exposures, including mining. Today, the study of the development of resilience is theoretically and practically in risk management. The presence of high-risk hazards in various industries and cost-efficiency demands required a new approach to safety management, including safety culture programs. A new approach to safety management is the Safety-I approach (safety culture) to SafetyII (culture of resilience) (Hollnagel, 2013, 2015) which is an approach that incorporates the principle of resistance to safety culture. Today also the development of security culture model in theoretically and practically. PT Harmoni Panca Utama (HPU) has developed a safety culture program and believes that the safety culture model consists of 3 (three) dominant form factors, including: attitude, management infrastructure & technology; and HSE management system. That model has not considered a new aspect of resilience principle based approach. The study of the major factor in the form of safety culture model founded on the resilience principle is the purpose of this study. This research uses mix methods, qualitative analysis and principal component analysis (PCA). The result that the safety culture model in HPU is still following current scientific development with some simplification. Adding four principles of resilience, namely: respond, monitor, learn and anticipate from the PCA that obtained three components that the fundamental factors of 29 variables. Only Component 1 is reliable, while Components 2 & 3 do not. Otherwise, the researcher will still use 3 components or main factors based on literature review. This result is possible because the factor indicators on one component and the other are interrelated or because Components 2 & 3 are slightly indicator factors (3 - 4 variables). From 397 respondents, reliability test results for total indicators of the factor, alpha’s Cronbach value 0.798 (reliable) and validity test (r) below the critical value of each question/variable. Keywords: resilience, safety culture, safety culture model, Safety-I and Safety-II

Read More
T-5042
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fanny Agoestin Anugrah Falah; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Diana Tianora Mustafa
Abstrak: Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Tahun 2008 sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan penyakit kardiovaskular. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun. Di PT Harmoni Panca Utama, dalam medical check up tahun 2016 menunjukkan tingkat overweight sebesar 38,75%, obesitas 7,50%, hipertensi stadium 1 3,75%, kolesterol 32,50%, gula darah puasa terganggu 10%, diabetes 7,5%, kelainan pada pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) 2,86% yang termasuk dalam faktor risiko penyakit kardiovaskular. Tujuan dari penelitian ini menjelaskan faktor risiko penyakit kardiovaskular pada karyawan head office di PT Harmoni Panca Utama tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif untuk mendapatkan tingkat risiko dan distribusi penyakit kardiovaskular dari medical check up tahun 2016 menggunakan Skor Kardiovaskular Jakarta dan Framingham Risk Score. Pendekatan kualitatif untuk mengetahui kesadaran dan pengetahuan mengenai penyakit kardiovaskular, pola hidup sehat untuk mengurangi penyakit tersebut, dan upaya preventif perusahaan melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko penyakit kardiovaskular menggunakan Skor Kardiovaskular Jakarta adalah 49 orang risiko rendah, 21 orang risiko sedang, dan 10 orang risiko tinggi serta dengan menggunakan Framingham risk score adalah 26 orang kategori low risk dan 8 orang kategori intermediate risk. Sebagian besar karyawan mengetahui apa itu penyakit kardiovaskular, tetapi sebagian kecil karyawan tidak mencegah faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular tersebut. Sebagian besar karyawan sudah mengetahui bagaimana pola hidup sehat, tetapi sebagian kecil karyawan masih mengabaikan pola hidup sehat. Upaya perusahaan yang telah dilakukan diantaranya program Medical Check Up, weekly sharing, BMI challenge, dan pemberian makan pada saat makan siang. Kata kunci: Penyakit Kardiovaskular, Faktor Risiko, Skor Kardiovaskular Jakarta, Framingham Risk Score
Read More
S-9364
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eko Yudhi Prasetya; Pembimbing: Syahrul Meizar Nasri; Penguji: Dadan Erwandi, Devie Fitri Octaviani
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang penilaian risiko K3 pada aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama project site Sekayan, Kalimantan Utara tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai risiko K3 pada setiap aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama. Penelitian ini mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dengan menggunakan analisis risiko semikuantitatif dan perhitungan nilai risiko dengan metode dari W.T. Fine.
 
Penelitian ini menggunakan Job Hazard Analysis (JHA) untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko. Nilai risiko merupakan hasil perkalian dari nilai consequences, probability, dan exposure. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama memiliki 133 risiko K3.
 

 
This study describe risk assessment of occupational health and safety in PT Harita Panca Utama project site Sekayan, North Kalimantan 2014. The objective of this study is to get health and safety level of risk in every production activity in PT harita Panca Utama. This study referred to AS/NZS 4360:2004 standard with semi-quantitative analysis, and mathematics method from W.T. Fine.
 
This study used Job Hazard Analysis (JHA) for hazard and risk identification. Risk score is determined by multiplication of consequences, probability, and exposure. This result of this study showed that production activity in PT Harita Panca Utama has 133 occupational health and safety risk
Read More
S-8328
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rika Nurhayati; Pembimbing: Sjahrul M. Nasri; Penguji: Ridwan Z. Sjaaf, Neneng Churaeroh
S-6503
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sesmeri Haryani; Pembimbing: Hendra; Penguji: Robiana Modjo, Sjahrul Meizar Nasri, Muthia Ashifa, Devie Fitri Octaviani
Abstrak: Faktor kelelahan merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui gambaran potensi kelelahan akut berdasarkanskala OFER dan jenis alat berat, menganalisa hubungan faktor work-relatedfatigue(durasi kerja, beban kerja dan shift kerja),faktor non-work-relatedfatigue(usia, status gizi, commuting time, jumlah jam tidur) dengan potensikelelahan akut pada operator alat berat. Penelitian ini dilakukan bulan Aprilhingga Juli 2016 pada operator alat berat di area 1 tambang Bukit Karang Putih.Jumlah responden penelitian 50 orang. penelitian kuantitatif observasional,metode cross-sectional. Pengukuran kelelahan menggunakan kuesioner skalaOccupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) dan hasilnya menunjukkanbahwa 48% responden mempunyai potensi kelelahan akut sedang, 44% potensikelelahan akut pada operator dump truck, shift kerja mempunyai hubungan yangsignifikan terhadap potensi kelelahan akut tinggi dan sedang (p value = 0.027).diharapkan PT Semen Padang memberikan edukasi tentang faktor risiko kelelahanpada operator alat berat.Kata Kunci:Potensi Kelelahan Akut, Kelelahan Operator Alat Berat, Skala OFER, Shift
Fatigue is one of the cause of accidents. The objective of this study is to examineacute fatigue potential based on a Occupational Fatigue Exhaustion Recovery(OFER) scale and types of heavy equipment, analyze the relationship betweenwork-related fatigue (duration, workload and shift work), response to non-work-related fatigue (age, nutritional status, commuting time, the number of hours ofsleep) with the occurrence of fatigue on heavy equipment operator. This researchwas conducted from April until July 2016 at heavy equipment operator in themine area 1 Bukit Karang Putih. Number of study respondents 50 people. Thestudy is observational quantitative research with cross-sectional method.Measurement of fatigue using a OFER scale and the results show that 48% ofrespondents experiencing moderate acute fatigue, 44% of dump truckexperiencing high acute fatigue, shift has significant correlation with high andmoderate acute fatigue potential (p value = 0.027). recomendation to company PTSemen Padang to provide education or training about risk factor fatigue to heavyequipment operator.Keywords:Acute fatigue, Heavy Equipment Operator Fatigue, OFER Scale, Shift
Read More
T-4755
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive