Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31298 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Indah Prihatin; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Puput Oktamianti, Yulisar Khiat
Abstrak:
Rumah Sakit merupakan komponen penting dari sistem kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu untuk masyarakat, namun menjadi sistem dengan biaya kesehatan yang paling mahal. Peningkatan populasi usia lanjut, kemajuan teknologi, prevalensi kesalahan pengobatan, dan peningkatan pengeluaran untuk pengobatan dari tahun ke tahun menjadi alasan biaya kesehatan meningkat di seluruh dunia. Apoteker memiliki peran utama dalam menurunkan biaya melalui peninjauan aspek farmakoterapi pada pasien. Instalasi Farmasi merupakan salah satu penyumbang pendapatan terbesar di Rumah Sakit namun juga menghabiskan anggaran yang lebih tinggi dari pada biaya lain di Rumah Sakit melalui biaya obat. Sehingga kinerja Instalasi Farmasi menjadi salah satu kinerja yang harus diperhatikan, salah satunya melalui persentase Rasio Biaya Obat. Rasio Biaya Obat merupakan nilai persentase perbandingan antara total biaya obat dan BMHP Rumah Sakit dibandingkan dengan nilai pendapatan Rumah Sakit. Penelitian bertujuan untuk menganalisa pengendalian biaya obat di Rumah Sakit Hermina yang merupakan bagian dari perpektif keuangan dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian kualitatif jenis deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dengan wawancara mendalam berdasarkan pemetaan strategis yang timbul dari tiga perspektif lain yaitu perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif bisnis internal, dan perspektif pelangggan serta menggunakan data sekunder dari laporan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Hermina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata RS Hermina di tahun 2022 nilai rasio biaya obatnya masih belum mencapai standar yang ditentukan oleh korporasi. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berkontribusi pada ketercapaian rasio biaya obat RS Hermina tahun 2022 secara tidak langsung. Perspektif proses bisnis internal berkontribusi pada ketercapaian rasio biaya obat RS Hermina tahun 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa parameter menunjukkan hasil yang baik, seperti kepatuhan penggunaan formularium, persentase biaya obat kadaluwarsa dan rusak, dan kejadian medication error terkait obat. Perspektif pelanggan kurang berkontribusi pada ketercapaian rasio biaya obat. Peningkatan pertumbuhan pelanggan lebih berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan pendapatan. Semua rumah sakit yang diteliti memiliki kinerja yang sesuai standar pada ketercapaian rata-rata diskon obat dan pendapatan farmasi, namun tidak ada yang mencapai target rasio biaya obat dan target profit margin. Sehingga diketahui bahwa standar rasio biaya obat yang ditetapkan saat ini belum menyesuaikan kemampuan dan beban rumah sakit.

Hospitals are an important component of the health system to provide quality health services to the community, yet they are the most costly health system. The increase in the elderly population, technological advances, prevalence of medication errors, and year-on-year increase in expenditure on medication are the reasons why healthcare costs are increasing worldwide. Pharmacists have a major role to play in reducing costs through reviewing pharmacotherapy aspects in patients. The Pharmacy Department is one of the largest contributors to the hospital's revenue but also spends more than any other department in the hospital through drug costs. So that the performance of the Pharmaceutical Installation is one of the performances that must be considered, one of which is through the percentage of the Drug Cost Ratio. Drug Cost Ratio is the percentage value of the ratio between the total cost of drugs and BMHP of the Hospital compared to the value of Hospital revenue. The study aims to analyze drug cost control at Hermina Hospital which is part of the financial perspective with the Balanced Scorecard (BSC) approach. This research was conducted using descriptive qualitative research with a case study approach. The data collection technique used primary data with in-depth interviews based on strategic mapping arising from three other perspectives, namely the growth and learning perspective, internal business perspective, and customer perspective and using secondary data from reports in the Hermina Hospital Pharmacy Installation. The results showed that on average Hermina Hospital in 2022 the value of its drug cost ratio still did not reach the standards set by the corporation. The growth and learning perspective contributes to the achievement of Hermina Hospital's drug cost ratio in 2022 indirectly. The internal business process perspective contributes to the achievement of the medicine cost ratio of Hermina Hospital in 2022. The results showed that several parameters showed good results, such as compliance with the use of formularies, the percentage of expired and damaged drug costs, and the incidence of drug-related medication errors. The customer perspective contributed less to the achievement of the drug cost ratio. Increased customer growth contributed more to increased revenue growth. All the hospitals studied performed within the standard on the achievement of average drug discount and pharmacy revenue, but none achieved the drug cost ratio target and profit margin target. Thus, it is known that the current drug cost ratio standard has not adjusted the ability and burden of the hospital.
Read More
B-2363
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Saza Fitria; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Adik Wibowo, Iing Ichsan Hanafi, Reny Puspita
Abstrak: Sebagai respons terhadap pandemi COVID-19, Grup Rumah Sakit Hermina pada tahun 2020 telah menerapkan pelayanan telemedicine Halo Hermina, namun efektivitas dari layanan ini masih belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pelayanan telemedicine di Grup Rumah Sakit Hermina. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi metode potong lintang yang dilakukan pada tahun 2022, terhadap total 680 sampel yang terdiri 212 pasien, 239 karyawan dan 229 manajemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan telemedicine dengan aplikasi Halo Hermina dipandang efektif oleh 94% pasien, 88% karyawan, dan 91% manajemen. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa yang berhubungan dengan efektivitas pelayanan telemedicine adalah perspektif proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, dan keuangan, pelanggan, persepsi manfaat yang didapatkan, kemudahan, sikap terhadap penggunaan, kecenderungan perilaku. Hasil uji multiple regresi menunjukkan bahwa variabel sikap terhadap penggunaan, kecenderungan perilaku, pertumbuhan dan pembelajaran, pelanggan memiliki hubungan yang bermakna terhadap efektifitas pelayanan telemedicine. Variabel terkait balanced scorecard (BSC) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 32,9 % untuk pihak manajemen dan variabel terkait technology acceptance model (TAM) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 58,4% untuk pasien dan 49,8% untuk karyawan, dengan nilai p<0,05. Rumah sakit dapat menggunakan pendekatan berbasis TAM dan BSC dalam meningkatkan layanan telemedicine Halo Hermina agar dapat menjadi lebih efektif. Untuk meningkatkan capaian penggunaan layanan Halo Hermina, grup rumah sakit Hermina dapat mengembangkan aplikasi halo hermina menjadi lebih mudah digunakan, selain itu secara bertahap memperbaiki sistem digitalisasi rumah sakit termasuk pencatatan pendapatan telemedicine sehingga telemedicine lebih terlihat perananya dalam meningkatkan kinerja rumah sakit.
As a response to the COVID-19 pandemic, Hermina Hospital Group in 2020 had implemented a telemedicine service known as Halo Hermina; however, the effectiveness of this service remains unknown. The aim of this study is to analyze the effectiveness of telemedicine services in Hermina Hospital Group. This study is conducted in 2022 on 680 subjects consist of 212 patient, 239 staff and 229 management, using a quantitative approach and a cross-sectional design. The results of this study shows that the telemedicine services using Halo Hermina application was deemed effective by 94% of patients, 88% of hospital employees, and 91% of management staffs. Bivariate analysis showed that variables significantly associated with effectiveness were internal business process, learning and growth, customer as well as finance, perceived usefulness, attitude toward using, and behavioral intention to use. Multiple regression model showed that attitude toward using, behavioral intention to use, learning and growth, as well as customer had significant association with effectiveness of telemedicine. Variables related to balanced scorecard (BSC) in the form of internal processes learning & growth, and finance have a determination coefficient of 32,9 % for hospital management, all with p values of <0.05. Variables related to technology acceptance model (TAM) in the forms of attitude towards using and behavioral intent to use have determination coefficient of 58,4 % and 49.8% for patients and employees, respectively. The hospital may use a TAM- and BSC-based approach to increase the effectiveness of telemedicine service with the Halo Hermina application. To increase the use of the Halo Hermina application, Hermina Hospital Group should improve the application in order to make it more user-friendly, in addition to gradually improve the digitalization of healthcare services including the recording of revenues from telemedicine, in order to more prominently view the impact of telemedicine services to the hospital?s performance.
Read More
B-2298
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Intan Nurhayati; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujiyanto, WFP Kaunang, Yudianto Budi Saroyo
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa hubungan penerapan operasi sesar metode ERACS (Enhanced Recovery After Sectio Surgery) dengan efisiensi biaya dan mutu layanan di RS Hermina Galaxy tahun 2022. Rancangan penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa dengan menggunakan metode ERACS pada pasien tindakan operasi bedah sesar didapatkan efektivitas biaya dengan mutu layanan yang baik. Mutu layanan yang dinilai pada penelitian ini adalah mobilisasi yang lebih cepat, lama hari rawat yang lebih singkat, dan infeksi daerah operasi tidak ditemukan. Disarankan pada RS Hermina Galaxy untuk menggunakan metode ERACS pada pasien tindakan operasi bedah sesar agar mutu layanan meningkat dan menyebabkan pasien menjadi lebih nyaman pasca operasi SC dan biaya layanan menjadi lebih rendah daripada SC metode konvensional.

This study aims to analyze the relationship between the implementation of the ERACS (Enhanced Recovery After Sectio Surgery) method and the cost efficiency and quality of service at Hermina Galaxy Hospital in 2022. The research design used was a retrospective cohort with a quantitative and qualitative approach. The conclusion in this study is that by using the ERACS method in patients with cesarean section surgery, cost effectiveness with good service quality is obtained. The quality of service assessed in this study was faster mobilization, shorter length of stay, and no surgical site infections were found. It is recommended for Hermina Galaxy Hospital to use the ERACS method for cesarean section patients so that the quality of service increases and causes patients to be more comfortable after SC surgery and service costs are lower than conventional SC methods.
Read More
B-2346
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raymond Surya Tan; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Prastuti Soewondo, Dian Ekawati, Iing Ichsan Hanafi
Abstrak:
Latar Belakang:. Rekam medis elektronik (RME) merupakan teknologi informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengakses data dalam sistem informasi manajemen RS. Grup RS Hermina mulai menerapkan RME paling pertama pada November 2022. Untuk menjaga keberlangsungan serta meningkatkan pengembangan RME, grup RS Hermina perlu melakukan analisis implementasi RME. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk menganalisis implementasi penggunaan RME di grup RS Hermina. Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang di grup RS Hermina selama bulan April hingga Mei 2024 dengan melibatkan 49 RS di Indonesia. Terdapat 12.429 karyawan tenaga medis yang terdiri dari bidan/ perawat, dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis, 149 karyawan direksi/ manajemen RS, dan 277 karyawan rekam medis. Penelitian dilakukan melalui penyebaran kuesioner Human Organization Technology net benefit (HOT-fit) digital sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Responden pengguna diambil dengan proportional sampling. Sampel responden pengguna terdiri dari bidan/ perawat, dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis sebanyak 200 orang. Sampel responden manajemen diambil dengan total sampling yaitu sebesar 149 orang. Sementara itu, seluruh perwakilan responden rekam medis dari masing-masing RS Hermina diambil untuk mengetahui widget mana yang masih dikerjakan secara manual. Data yang diperoleh dilakukan analisis univariat, bivariat, hingga multivariat dengan kemaknaan p<0,05. Penelitian ini telah lolos dari komite etik riset FKM UI. Hasil: Kuesioner HOT-fit modifikasi dilakukan uji validitas dengan hasil seluruh pernyataan valid dan reliabel. Setelah dilakukan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan responden yang berpartisipasi dalam penelitian ialah 392 responden. Dari sisi pengguna, sebagian besar memberikan respon positif (>50% setuju atau sangat setuju) pada pernyataan yang ada di faktor manusia, organisasi, teknologi, dan manfaat dari implementasi RME. Hasil analisis multivariat menunjukkan ketiga faktor memiliki hubungan bermakna dengan manfaat efektivitas RME. Pada manajemen, terdapat 34 responden yang melakukan pengisian kuesioner. Hasil jawaban manajemen menunjukkan respon positif (>50% setuju atau sangat setuju) pada pernyataan yang ada di faktor organisasi, teknologi, dan manfaat dari implementasi RME). Diskusi: Implementasi RME di grup RS Hermina dapat dikatakan efektif dilihat dari cara mendapatkan informasi lebih cepat dan efisien, mengurangi angka kesalahan penulisan diagnosis, kemudahan konsultasi, alat legal untuk klaim BPJS, serta meningkatkan keamanan data pasien. Dari hasil penelitian, hal yang dapat ditingkatkan meliputi RME dikurangi tingkat error melalui alokasi dana untuk peningkatan jaringan dan perlu standar prosedur operasional jika terjadi kendala RME. Selain itu, tampilan menarik, sederhana, dan mudah digunakan dapat diperbaiki melalui adanya focused group discussion antara pengguna dengan vendor penyedia RME. Kesimpulan: Implementasi RME di grup RS Hermina sudah efektif dan ketiga faktor baik faktor manusia, organisasi, maupun terknologi memiliki hubungan dengan efektivitas RME. Kuesioner HOT-fit modifikasi ini dapat digunakan untuk menilai analisis implementasi RME di masing-masing grup RS Hermina.

Background: Electronic medical record (EMR) is an information technology for collecting, saving, processing, and accessing data in hospital management information system. The Hermina Hospital Group began implementing EMR firstly in November 2022. To maintain sustainability and enhance the EMR development, the Hermina Hospital Group needs to conduct an analysis of EMR implementation. Objective: This study aims to analyze the implementation of EMR usage in the Hermina Hospital Group. Methods: This study used a a cross-sectional method in the Hermina Hospital Group from April to May 2024 involving 49 hospitals around Indonesia. There were approximately 12,429 medical staffs consisting of midwives/nurses, general practitioners, dentists, and specialists, 149 hospital management/ director staffs, and 277 medical record staffs.. The study was carried out through the distribution of the modified Human Organization Technology Net Benefit (HOT-fit) digital questionnaire according to inclusion and exclusion criteria. User respondent samples were taken using proportional sampling. User respondent samples consisted of 200 midwives/nurses, general practitioners, dentists, and specialists. Management respondent samples were taken with a total sampling of 149 people. Meanwhile, all representative respondents of medical records from each Hermina Hospital were taken to determine which widgets were still being manually processed. Data obtained were analyzed univariately, bivariately, and multivariately with significance p50% agree or strongly agree) to the statements in the human, organizational, technological, and benefits factors of EMR implementation. Multivariate analysis showed that these three factors had a significant relationship with the effectiveness benefits of EMR implementation. In management, there were 34 respondents who completed the questionnaire. The management response results showed positive responses (>50% agree or strongly agree) to the statements in the organizational, technological, and benefits factors of EMR implementation. Discussion: The implementation of EMR at Hermina Hospital Group can be considered effective based on quicker and more efficient information retrieval, reduced diagnostic error rates, ease of consultation, legal compliance for BPJS claims, and enhanced patient data security. Areas for improvement identified from the study include reducing EMR error rates through increased network funding and establishing standard operational procedures for EHR challenges. Additionally, improving user interface attractiveness, simplicity, and usability could be achieved through focused group discussions between users and EHR vendors. Conclusion: EMR implementation at Hermina Hospital Group has been effective with all three factors—human, organizational, and technological—demonstrating a relationship with EHR effectiveness. This modified HOT-fit questionnaire can be used to reproduce for analysis of EMR implementation in each Hermina Hospital group.
Read More
B-2453
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Laksmi Jaya; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Purnawan Junadi, Bambang Hermanto, Arismen
Abstrak:
Kinerja manajemen penyimpanan dan pengendalian persediaan obat dipengaruhi oleh berbagai faktor input serta dapat dilihat dari proses penyimpanan dan pengendalian persediaan obat beserta nilai output-nya. Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib Quswain Sarolangun (RSCQ), pada bulan Mei-Juni 2023. Tujuan penelitian secara umum ialah untuk mengetahui gambaran manajemen logistik obat di Instalasi Farmasi RSCQ, secara khusus manajemen penyimpanan dan pengendalian persediaan obat, sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada, serta dapat memberi usulan perbaikan dalam layanan kefarmasian di RSCQ. Pada penelitian ini dikaji faktor SDM Gudang Farmasi RSCQ, anggaran belanja yang tersedia, dokumen regulasi yang dipakai, sarana prasarana yang ada, serta daftar obat dan formularium RS yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal SDM, Gudang Farmasi RSCQ masih kekurangan tenaga TTK dan pelatihan belum optimal. Ditemukan adanya keterbatasan anggaran belanja yang tersedia, sarana dan prasarana gudang farmasi kurang memadai, SIM Farmasi yang tidak bisa digunakan dan formularium RSCQ serta SPO yang tidak diperbaharui secara berkala. Proses penyimpanan sudah dilakukan sesuai dengan Permenkes No.72 Tahun 2016, sementara dalam proses pengendalian, dilakukan melalui stok opnam, namun belum melakukan analisa dan evaluasi persediaan slow moving dan death stock (stok mati) dan juga belum melakukan analisis untuk menentukan tingkat prioritas obat. Hasil penelitian terhadap kinerja manajemen penyimpanan dan pengendalian persediaan obat di RSCQ, ditemukan masih belum sesuai standar. Dari hasil analisis ABC-VEN-FSN yang dilakukan terhadap persediaan di Gudang Farmasi RSCQ, menunjukkan ada 130 item obat yang masuk dalam Kategori I, sebagai kelompok prioritas, dimana setelah perhitungan EOQ, didapatkan efisiensi nilai belanja sebesar 95% dan efektivitas nilai ITOR dari 2,8 menjadi 106,3 kali per-tahun. Peneliti menyarankan agar RSCQ melakukan perbaikan pada berbagai faktor input, proses peyimpanan serta pengendalian persediaan obat dan mulai menerapkan analisis ABC-VEN-FSN dalam menentukan prioritas obat dan periode pembelian, menghitung safety stock dan ROP untuk mencegah kekosongan obat dan mencegah obat kedaluwarsa, serta menghitung EOQ dan ITOR untuk mengendalikan nilai belanja dan nilai persediaan obat agar tercapai efisiensi dan efektifitas dalam manajemen logistik farmasi di RSCQ

The performance of storage and inventory control management is influenced by various input factors and can be seen from the process of storing and controlling drug inventory and its output value. This research is a descriptive analysis research with a qualitative approach, conducted at the Pharmacy Installation of Prof. Dr. H. M. Chatib Quswain Sarolangun Hospital (RSCQ), in May-June 2023. The purpose of the study in general is to determine the description of drug logistics management in the RSCQ Pharmacy Installation, specifically the management of drug storage and inventory control, so that it can identify existing problems, and can provide suggestions for improvement in pharmaceutical services at RSCQ. In this study, the human resources factors of the RSCQ Pharmacy Warehouse, the available budget, the regulatory documents used, the existing infrastructure, as well as the list of drugs and the hospital formulary used were studied. The results showed that in terms of human resources, the RSCQ Pharmacy Warehouse still lacks TTK personnel and the training received is still not optimal. It was found that there was a limited budget available, the pharmacy warehouse and facilities such as inadequate air conditioning and the RSCQ formulary and SPO were not updated regularly. The storage process has been carried out in accordance with Permenkes No.72 of 2016, while in the control process, it is carried out through opnam stock, but has not analyzed and evaluated slow moving inventory and death stock and has also not analyzed to determine the priority level of drugs. The results of research on the performance of storage management and control of drug supplies at RSCQ were found to be still not in accordance with standards. From the results of the ABC-VEN-FSN analysis conducted on inventory in the RSCQ Pharmacy Warehouse, it shows that there are 130 drug items included in Category I, as a priority group, where after the EOQ calculation, the efficiency of the expenditure value is 95% and the effectiveness of the ITOR value with an increase of 50 times from before. The researcher suggested that RSCQ make improvements to various input factors, storage processes and drug inventory control and start applying ABC-VEN-FSN analysis in determining drug priorities and purchase periods, calculating safety stock and ROP to prevent drug vacancies and prevent drug expiration, and calculating EOQ and ITOR to control the value of spending and the value of drug inventory in order to achieve efficiency and effectiveness in pharmaceutical logistics management at RSCQ
Read More
B-2438
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dionisius Indri Priyobodo; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Pujiyanto, Mochamamad Ridwan Indivana, Amila Megraini
Abstrak:
Dalam era JKN ini, unit cost diperlukan untuk membantu dalam mengelola keuangan rumah sakit dan bisa menambah atau mempertahankan pendapatan rumah sakit. Tonsilektomi merupakan salah satu tindakan tersering di bagian THT di banyak rumah sakit di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh biaya satuan pasien tonsilektomi di RS Aisyiyah Bojonegoro dan perbandingannya dengan tarif INA-CBGs. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan variabel yaitu direct cost, indirect cost, dan biaya total pada pasien yang mendapatkan tindakan tonsilektomi di RS Aisyiyah Bojonegoro. Metode perhitungan biaya ini menggunakan sistem ABC. Biaya satuan pasien yang mendapatkan tonsilektomi ringan pada kelas 1 sebesar Rp 5.585.881,24 dibandingkan dengan tarif INA-CBGs sebesar Rp 5.118.600,00, kelas 2 sebesar Rp 5.361.090,46 dibandingkan dengan tarif INA-CBGs sebesar Rp 4.483.600,00, dan kelas 3 sebesar Rp 5.198.101,09 dibandingkan dengan tarif INA-CBGs sebesar Rp 3.848.600,00. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa secara keseluruhan biaya satuan pada tonsilektomi ringan di RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2022 lebih besar dibandingkan dengan tarif INA-CBGs.

In this JKN era, unit costs are needed to help manage hospital finances and can increase or maintain hospital income. Tonsillectomy is one of the most common procedures in the ENT department in many hospitals in the world. The purpose of this study was to obtain unit costs for tonsillectomy patients at Aisyiyah Bojonegoro Hospital and compare them with INA-CBGs rates. This study uses a descriptive method with variables namely direct cost, indirect cost, and total cost in patients who get tonsillectomy at Aisyiyah Bojonegoro Hospital. This cost calculation method uses the ABC system. The unit cost of patients who received mild tonsillectomy in class 1 amounted to Rp 5.585.881,24 compared to the INA-CBGs rate of Rp 5,118,600.00, class 2 amounted to Rp 5.361.090,46 compared to the INA-CBGs rate of Rp 4,483,600.00, and class 3 amounted to Rp 5.198.101,09 compared to the INA-CBGs rate of Rp 3,848,600.00. Based on the results of this study, it was found that the overall unit cost of mild tonsillectomy at Aisyiyah Bojonegoro Hospital in 2022 was greater than the INA-CBGs tariff
Read More
B-2446
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Heri Priatna; Pembimbing: Prastuti C. Soewondo; Penguji: Purnawan Junadi, Amal C. Sjaaf, Budi Hartono
B-1251
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Etik Wuryanti; Pembimbing : Prastuti Soewondo; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Puput Oktamianti, Yos E Susanto, Elizabeth
Abstrak: Reformasi cara pembayaran dari fee for service ke arah prospective payment di era JKN menjadi fokus perhatian di rumah sakit, khususnya untuk pengendalian biaya. Instalasi Farmasi Rumah Sakit sebagai bagian utama dari layanan kesehatan dijadikan sebagai revenue center sekaligus cost center, untuk itu perlu dikelola dengan baik agar rumah sakit mampu bertahan dan berkembang di era JKN. Dengan demikian pengendalian persediaan obat yang efektif dan efisien menjadi sesuatu hal yang prioritas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui fungsi pengendalian persediaan obat dengan metode analisa ABC Pemakaian, ABC Investasi dan ABC Indeks Kritis. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi perencanaan dan pengendalian persediaan obat di Instalasi Farmasi RS XYZ belum berjalan dengan optimal dikarenakan belum adanya metode yang cukup tepat dan berbasis bukti. Perencanaan pengadaan obat dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan 3-4 hari kedepan dengan melihat tren pemakaian 14 hari terakhir. Analisa ABC yang dilakukan pada penggunaan obat di Instalasi Farmasi RS XYZ menunjukkan bahwa terdapat 2108 jenis obat yang digunakan, dimana hasil pada analisa ABC pemakaian, 84% atau sejumlah 1769 item obat masuk ke dalam kelompok C yang merupakan item slow moving. Hasil analisa ABC investasi kelompok A memiliki jumlah investasi paling besar dengan nominal Rp. 27.563.544.473,-. Hasil analisa ABC indeks kritis terhadap obat yang dijadikan sampel pada penelitian didapatkan ada 163 item obat yang masuk kelompok A ABC Indeks Kritis. Selanjutnya dilakukan penghitungan EOQ, SS dan ROP terhadap kelompok A ABC Indeks Kritis sebagai metode pengendalian persediaan obat sehingga diketahui berapa jumlah ekonomis yang akan dipesan, berapa stok aman selama masa tunggu dan pada jumlah berapa obat harus dipesan kembali.
Read More
B-2079
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Frita Nadia; Pembimbing: Ronnie Rivany; Penguji: Kurnia Sari, Sukeksi Dwi Kahesti
S-7374
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yunita Andriani; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Ede Surya Darmawan, Wahyu Sulistiadi, Kemal Imran, Endang Adriyani
Abstrak: Pengelolaan obat adalah salah satu aspek manajemen rumah sakit yang sangat penting dalam usaha pelayanan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan obat di instalasi farmasi Rumah Sakit Stroke Nasional Bukitinggi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan proses pengelolaan dan pengendalian yang dilakukan selama ini belum berjalan dengan baik terlihat dari masih tingginya angka kekosongan obat pada tahun 2017 yaitu 7,6% dari 421 jenis obat setiap bulannya dan jumlah obat kadaluwarsa yaitu sebesar 10,45% yang seharusnya 0%. Perencanaan dengan memprioritaskan pembelian kelompok VA, EA dan NA perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kekosongan obat. Untuk mencegah tingginya jumlah obat kadaluwarsa adalah dengan penghitungan jumlah obat yang dipesan berdasarkan penghitungan ROP dan Safety Stock. Kelompok VA merupakan kelompok dengan prioritas utama dalam pengadaan terdiri dari 10 macam obat dengan NS 500cc infus sebagai obat terpenting dalam kelompok. NS 500 cc infus membutuhkan Safety Stock 23.400 sebesar dengan nilai ROP 34.860.
Kata Kunci : Penglolaan, pengendalian, farmasi, obat

Drug management is one important aspect of hospital management. This study is aiming at analysing drug management in pharmacy unit National Stroke Hospital Bukittinggi. This case study was using qualitative approach. The study revealed that drug management and monitoring controlling were not well performed. A high percentage of drug stock out in 2017 was found 7,6% out of 421 drugs item each month, while number of expired drugs was high, reaching 10,45% compared to 0% as target.. Planning to prioritize purchasing of drugs using VA, EA and NA drug need to implement in order to prevent stock out. To avoid expired drug, hospital need to purchased based on ROP and Safety Stock. VA group is the highest priority that include 10 drug item where NS 500 cc infusion fluid is the top one in the group. NS 500 cc infusion fluid would need Safety Stock as much as 23.400 number as Safety Stock and ROP 34.860.
Keywords : Management, control, pharmacy, drug
Read More
B-2036
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive