Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32425 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ranti Safa Marwa; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Sumarti
Abstrak:
ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi. WHO dan UNICEF merekomendasikan agar bayi diberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan. ASI eksklusif berperan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh serta mendukung proses perkembangan otak dan fisik bayi. Namun, menurut data SDKI 2017, hanya sebagian (52%) anak di bawah enam bulan mendapatkan ASI eksklusif. Pemeriksaan kehamilan menjadi titik masuk yang ideal bagi tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi terkait praktik pemberian ASI eksklusif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan praktik pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan desain studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah ibu berumur 15-49 tahun di Indonesia yang memiliki anak terakhir umur 0-5 bulan pada saat wawancara SDKI 2017 dilakukan, masih tinggal bersama anaknya, serta memiliki data yang lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase praktik pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebesar 51,9% dan persentase pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali sebesar 88,4%. Terdapat hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan praktik pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Ibu yang melaksanakan pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali memiliki peluang 1,67 kali lebih tinggi untuk melakukan praktik pemberian ASI eksklusif dibandingkan ibu yang melaksanakan pemeriksaan kehamilan < 4 kali (PR = 1,67; 95% CI 1,24–2,26). Pendidikan ibu, pekerjaan ibu, serta status ekonomi berpotensi menjadi confounding pada hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan cakupan praktik pemberian ASI eksklusif dan pemeriksaan kehamilan di Indonesia seperti meningkatkan pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi kesehatan, mengoptimalkan konseling laktasi pada pemeriksaan kehamilan, mengoptimalkan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui, mengadakan program kelas ibu hamil secara rutin, pelatihan dan pemberdayaan kader mengenai pemberian ASI eksklusif, memberikan apresiasi kepada ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan konseling laktasi saat pemeriksaan kehamilan.

Breast milk is the best source of nutrition for infants. WHO and UNICEF recommend that infants should be exclusively breastfed for the first six months of life. Exclusive breastfeeding plays an important role in increasing the body's immune system and supporting infants' brain and physical development. However, according to the 2017 IDHS data, only half (52%) of children under six months are exclusively breastfed. Antenatal care is an ideal entry point for health workers to provide education regarding the practice of exclusive breastfeeding. Therefore, this study aims to determine the association between antenatal care and the practice of exclusive breastfeeding in Indonesia. This study used IDHS 2017 data with a cross-sectional study design. The sample of the study were mothers aged 15-49 years in Indonesia who had their last child aged 0-5 months at the time of the 2017 IDHS interview, still lived with their children, and had complete data. The results showed that the percentage of exclusive breastfeeding practices in Indonesia is 51.9% and the percentage of antenatal care ≥ 4 times is 88.4%. There is an association between antenatal care and the practice of exclusive breastfeeding in Indonesia. Mothers who attended antenatal care ≥ 4 times were 1.67 times more likely to practice exclusive breastfeeding than mothers who attended antenatal care < 4 times (PR = 1,67; 95% CI 1,24–2,26). Mother’s education, occupation, and economic status is the potential confounding in the association between antenatal care and exclusive breastfeeding practices. Various efforts need to be made to increase the scope of the practice of exclusive breastfeeding and antenatal care in Indonesia, such as increasing the use of social media as a media of health promotion, optimizing lactation counselling during antenatal care, optimizing counselling for pregnant women and breastfeeding mothers, conducting routine classes for pregnant women, training and empowering cadres about exclusive breastfeeding practices, giving appreciation to mothers who have succeeded in exclusive breastfeeding, and monitoring and evaluating the implementation of lactation counselling during antenatal care.
Read More
S-11339
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ika Fitri Alfiani; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Rahmadewi
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan terhadap pemberian makanan prelakteal pada bayi usia 0-23 bula di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan rancangan studi potong lintang. sampel penelitian yaitu ibu yang memiliki bayi usia 0-23 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah 6.425. Data dianalisis secara univariat dan bivariat.
Read More
S-10543
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Salsabila Putri Lamiday; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Ratna Djuwita, Mugia Bayu Rahardja
S-9941
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nugrahani Meika Narvianti; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Helda, Asti Praborini, Dian Kristiani Irawaty
Abstrak: Rendahnya angka ASI eksklusif merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat. Di Indonesia, angka cakupan ASI Eksklusif adalah 52,5%. Angka tersebut masih dibawah target renstra Kemenkes 2020-2024 untuk cakupan ASI Eksklusif yaitu 69%. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data SDKI 2017. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak terakhir kurang dari 6 bulan, memiliki data lengkap dan tidak memiliki data inkonsisten berjumlah 1.494 responden. Data dianalisis menggunakan cox regresi untuk mengetahui prevalen rasio penggunaan botol susu dengan dot dan status ASI Eksklusif. Crude dan adjusted prevalen rasio akan dinilai pada penelitian ini. Signifikansi dinilai dengan melihat rentang kepercayaan 95%. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa penggunaan botol susu dengan dot meningkatkan resiko untuk tidak ASI Eksklusif. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya penggunaan dot agar bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif dapat ditekan.
The low rate of exclusive breastfeeding is a public health problem in Indonesia. The rate of exclusive breastfeeding coverage in Indonesia is 52.5%. This rate is below the Ministry of Health's target at 2020-2024 aims for the exclusive breastfeeding rate as much as 69%. The sample comes from the "Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)" in 2017, including mothers of infants less than six months whose data was complete and consistent. The sample was 1,494 respondents. Data were analyzed using Cox regression to determine the prevalence of bottle-feeding and exclusive breastfeeding status. The author analyzed the crude and adjusted prevalence ratios. The analysis of significance is using confidence range at 95% This study found that using bottle-feeding increases the risk of not exclusively breastfed among infants aged less than six months in Indonesia
Read More
T-5979
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andi Rispah Sulistianingsih; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Putri Bungsu, Siti Kulsum, Mugia Bayu Raharja
Abstrak: Dari 14.646 WUS, 3,9% memeriksakan kehamilan pada dukun, 30,7% pada dokter ahli kandungan dan 65,7% oleh bidan/dokterumum/perawat. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya interaksi antara tenaga pemeriksa kehamilan dengan komplikasi persalinan. Jika dibandingkan dengan wanita yang memeriksakan kehamilan pada bidan/dokter umum/perawat dan tidak mengalami komplikasi persalinan maka, Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dokter ahli kandungan dan mengalami komplikasi persalinan berpeluang 0,73 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dokter ahli kandungan dan tidak mengalami komplikasi persalinan berpeluang 2,95 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dukun dan mengalami komplikasi persalinan berpeluang 1,84 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dukun dan tidak mengalami komplikasi persalinan berpeluang 0,58 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada bidan/dokter umum/perawat dan mengalami komplikasi persalinan berpeluang 1,48 kali untuk menggunakan metode sesar
Read More
T-5640
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aisyah Syahrani Syafri; Pembimbing: Lhuri Dwianti Rahmartani; Penguji: Rizka Maulida, Nadia Shafira
Abstrak:
Latar Belakang: Periode neonatal merupakan waktu yang rentan bagi bayi pada awal kehidupannya dan komplikasi perdarahan selama kehamilan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup ibu dan bayi. Saat ini, terdapat perbedaan pendapat terkait pengaruh komplikasi perdarahan selama kehamilan dengan kematian neonatal serta belum ditemukannya publikasi terkait komplikasi perdarahan selama kehamilan terhadap kematian neonatal di skala nasional Indonesia dengan data terbaru. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan perdarahan selama kehamilan dengan kematian neonatal di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan studi kuantitatif menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dengan desain studi cross-sectional. Analisis data dilakukan pada wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun yang melahirkan bayi lahir hidup pada rentang tahun 2012-2017 dan merupakan anak terakhir tunggal yang terdata dalam SDKI 2017. Sebanyak 14.848 sampel didapatkan untuk dianalisis menggunakan complex survey dengan chi-square dan regresi logistik untuk memeriksa hubungan antara perdarahan selama kehamilan dengan kejadian kematian neonatal Hasil: Prevalensi kematian neonatal pada wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun yang melahirkan dalam rentang waktu 2012-2017 di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017 sebesar 0,7%. Selain itu, 48,4% dari total 14.848 responden mengalami perdarahan selama kehamilan. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan mengontrol ukuran lahir bayi, jenis kelamin bayi, dan paritas ibu, tidak ditemukan asosiasi yang bermakna secara statistik antara perdarahan selama kehamilan dengan kejadian kematian neonatal (adjusted odds ratio 0,67; CI 95% 0,45-1,01). Kesimpulan: Perdarahan selama kehamilan tidak terbukti berasosiasi dengan kematian neonatal. Hal ini mungkin terjadi akibat keterbatasan metode penelitian yang digunakan, tidak diketahui lebih lanjut kapan dan seberapa banyak perdarahan yang terjadi, dan cakupan ANC yang baik. Dari sisi klinis, terdapat perdarahan yang cukup sulit untuk dideteksi oleh tenaga kesehatan sehingga memungkinkan tidak terdatanya kasus. Selain itu, pada perdarahan yang berisiko, penanganan cepat akan dilakukan sehingga kesehatan bayi tidak akan berdampak pada masa neonatal.

Background: Neonatal period is a vulnerable time for infants and bleeding during pregnancy can affect the survival of the mother and baby. Research regarding association between bleeding during pregnancy and neonatal deaths using the Indonesia is still rarely carried out at this time and there’s a variety of opinion regarding this matter. Therefore, researchers conducted a study to determine the association between bleeding during pregnancy and neonatal mortality in Indonesia. Method: This research is a quantitative study using secondary data from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) with a cross-sectional study design. Data analysis was conducted on women of reproductive age (WRA) aged 15-49 years who gave birth to live infants between 2012 and 2017 and whose most recent singleton births were recorded in the 2017 IDHS. A total of 14,848 samples were obtained for analysis using complex survey methods with chi-square and logistic regression to examine the relationship between bleeding during pregnancy and neonatal mortality. Results: The prevalence of neonatal mortality among women of reproductive age (WRA) aged 15-49 years who gave birth between 2012 and 2017 in Indonesia, based on the 2017 IDHS data, was 0.7%. Additionally, 48.4% of the total 14,848 respondents experienced bleeding during pregnancy. After conducting multivariate analysis while controlling with its confounders (perceived birth weight, sex of the baby, and maternal parity) no statistically significant association was found between bleeding during pregnancy and neonatal mortality (adjusted odds ratio 0.67; 95% CI 0.45-1.01). Conclusion: Bleeding during pregnancy was not found to be associated with neonatal mortality. This may be due to limitations in the research methods used, the lack of detailed information on the timing and amount of bleeding, and good ANC coverage. Clinically, some bleeding may be difficult to detect, leading to potential underreporting of cases. Furthermore, in cases of high-risk bleeding, emergency management is likely to be implemented, preventing any impact on neonatal health.
Read More
S-11682
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ade Kartika Harahap; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Ratna Djuwita, Helda, Anies Irawati, Dina Bisara Lolong
T-2442
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Saila Hadayna;cPembimbing: Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Iram Barida, Suparmi
Abstrak:
Tren cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih belum optimal. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara frekuensi kunjungan antenatal care (ANC) sesuai standar dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu dengan bayi usia 0–23 bulan berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Desain penelitian adalah cross sectional dengan analisis regresi Cox untuk menghitung prevalence ratio (PR) dan mengontrol variabel kovariat. Hasil menunjukkan proporsi ASI eksklusif pada bayi usia 0–5 bulan sebesar 47,10%, dan pada kelompok usia 6–23 bulan sebesar 64,90%, dengan 2,52% di antaranya mengalami keterlambatan pemberian MPASI. Kunjungan ANC ≥6 kali berhubungan signifikan dengan praktik ASI eksklusif pada bayi usia 0–5 bulan (PR adj: 3,01; 95% CI: 2,12–4,27), namun tidak signifikan pada usia 6–23 bulan. Temuan ini menekankan pentingnya edukasi menyusui berkelanjutan sejak kehamilan dan perlunya penguatan indikator pengukuran waktu pemberian MPASI dalam surveilans nasional. 

The exclusive breastfeeding coverage trend in Indonesia remains suboptimal. The objective of this study was to examine the relationship between the frequency of standardized antenatal care (ANC) visits and the practices of exclusive breastfeeding among mothers with infants aged 0–23 months. This investigation utilized the 2023 Indonesia Health Survey (SKI) to conduct its analysis. This cross-sectional study employed modified Cox regression to estimate prevalence ratios (PR) and adjusted for covariates. The results indicated that 47.10% of infants aged 0–5 months were exclusively breastfed, and 64.90% of those aged 6–23 months had a history of exclusive breastfeeding, with 2.52% experiencing delayed complementary feeding. A significant association was identified between ANC visits with a p-value of at least 6 and exclusive breastfeeding in the 0–5 months group (PR adj: 3.01; 95% CI: 2.12–4.27). However, no such association was observed in the 6–23 months group. These findings underscore the necessity for the incorporation of sustained breastfeeding education initiatives beginning in pregnancy, along with the integration of MPASI timing into national monitoring indicators.

Read More
T-7377
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadhila Beladina; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Helda, Riznawaty Imma Aryanti
Abstrak: Kematian neonatal memiliki rata-rata penurunan yang lebih lambat dibandingkan kematian bayi berusia 1-59 bulan dengan annual rate reduction sebesar 2.6% dari tahun 1990 hingga 2018. Salah satu faktor risiko kematian neonatal adalah anemia defisiensi besi pada ibu hamil. Indonesia memiliki angka prevalensi anemia pada ibu hamil yang tinggi, yakni sebesar 41.98% pada 2016. Studi ini dilakukan untuk mengetahui efek suplementasi zat besi terhadap tingkat kelangsungan hidup neonatal di Indonesia. Analisis kelangsungan hidup neonatal menggunakan cox regression dilakukan terhadap data kelahiran hidup pada tahun 2012-2017 yang tercatat pada SDKI 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mengonsumsi kurang dari 180 tablet besi selama masa kehamilan berisiko 1,54 lebih besar untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu yang mengonsumsi minimal 180 tablet zat besi selama masa kehamilan (95% CI 0,8082,946; nilai-p 0,189). Analisis mneunjukkan bahwa 13,77% kematian neonatal dapat dicegah dengan melakukan suplementasi zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan pada seluruh populasi ibu hamil. Hasil penelitian dipengaruhi oleh banyaknya missing data, bias dalam mengingat, serta isu compliance pada konsumsi suplemen zat besi di Indonesia. Walaupun dipengaruhi bias yang kuat, hasil penelitian mengarah pada adanya efek suplementasi zat besi terhadap kelangsungan hidup neonatal
Compared to death of infants aged 1-59 months, neonatal death has slower rate reduction, with annual rate reduction only 2.6% during the last 18 years. One of risk factors causing neonatal death is iron deficiency anemia on pregnant women. Indonesia has high number of anemia among pregnant women, as much as 41,98% in 2016. This study was conducted to examine the effect of iron supplementation during pregnancy towards neonatal survival in Indonesia. Survival analysis using cox regression test was performed towards live birth data in the period of 20122017 recorded on Demographic and Health Survey 2017. Result showed that women consumed less than 180 tablets of iron supplements are having 1,542 times higher risk of neonatal death compared to those consumed 180 tablets of iron or more (95% CI 0,808-2,946; p-value 0,189). Subsequent analysis also showed that implementation of minimum 90 iron tablets consumption during pregnancy program could prevent 13,77% neonatal death in population. The result of this study is strongly affected by selection bias, recall bias, and compliance issue on iron supplementation in Indonesia. Despite of the strong bias, this study points to the present of iron supplementation effect towards neonatal survival.
Read More
T-6095
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Miftakhuddiniyah; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Anies Irawati, Sudiharto
T-3999
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive