Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 40632 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Khaerul Nisa; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Rita Damayanti, Rachmat Priyono
Abstrak:
Tidur merupakan kebutuhan dasar agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Remaja merupakan salah satu kelompok umur yang sering mengalami masalah kualitas tidur buruk. Remaja rentan mengalami masalah kualitas tidur yang buruk karena penyesuaian berbagai faktor dan gaya hidup. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan munculnya risiko kesehatan baik fisik dan psikis serta terganggunya perkembangan kognitif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur dan hubungannya dengan durasi tatap layar, kecemasan, aktivitas fisik, dan kebiasaan tidur pada remaja di SMA Negeri 1 Kebumen tahun 2024. Studi ini menggunakan desain cross-sectional dengan responden sebanyak 304 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,6% responden memiliki kualitas tidur yang baik. Analisis bivariat yang dilakukan memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan (p-value < 0,001) dengan nilai OR 8,971 dan kebiasaan tidur (p-value < 0,001) dengan nilai OR 3,24 dengan kualitas tidur remaja. Kemudian dari analisis bivariat juga memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara durasi tatap layar dan aktivitas fisik dengan kualitas tidur remaja (p-value>0,05). Intervensi mengenai tips mengontrol kecemasan dan edukasi terkait kebiasaan tidur yang baik diharapkan dapat diterapkan di sekolah untuk meningkat kualitas tidur remaja.

Sleep is a basic need for the body to function properly. Adolescents are one of the age groups that often experience poor sleep quality problems. Adolescents are susceptible to poor sleep quality problems due to adjustments to various factors and lifestyles. Poor sleep quality can lead to physical and psychological health risks and disrupt cognitive development. This study was conducted to determine the picture of sleep quality and its relationship with screen time, anxiety, physical activity, and sleep hygiene in adolescents at SMA Negeri 1 Kebumen in 2024. This study used a cross-sectional design with 304 students as respondents. The results showed that 53,6% of respondents had good sleep quality. The bivariate analysis showed that there was a significant relationship between anxiety (p-value <0.001) with an OR value of 8.971 and sleep hygiene (p-value <0.001) with an OR value of 3.24 with adolescent sleep quality. Then the bivariate analysis also showed that there was no significant relationship between screen time and physical activity with adolescent sleep quality (p-value>0.05). Interventions regarding tips for controlling anxiety and education regarding good sleep hygiene are expected to be implemented in schools to improve the quality of adolescent sleep.
Read More
S-11614
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Auliya Nanda Susmita; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Evi Martha, Mona Lisa
Abstrak:
Kualitas tidur dan tingkat stres merupakan aspek penting kesehatan mahasiswa, yang berpotensi dipengaruhi salah satunya oleh siklus menstruasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara tingkat stres dan kualitas tidur berdasarkan siklus menstruasi pada mahasiswa S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2024 menggunakan desain cross-sectional dengan sampel 167 mahasiswa yang dipilih secara simple random sampling dari populasi 1070 mahasiswi. Data dikumpulkan melalui kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur, Perceived Stress Scale (PSS-10) untuk tingkat stres, dan kuesioner menstruasi  secara online, kemudian dianalisis dengan uji Chi-Square dan korelasi Spearman menggunakan SPSS. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi memiliki kualitas tidur buruk (81,2%) dan tingkat stres sedang (88,6%). Dengan siklus menstruasi yang normal pada seluruh responden. Analisis Chi-square menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara tingkat stres dengan kualitas tidur (p-value = 0,347), antara tingkat stres dengan siklus menstruasi (p-value = 0,206), dan juga kualitas tidur dengan siklus menstruasi (p-value = 0,423). Namun, uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan negatif yang lemah namun signifikan secara statistik antara tingkat stres dan siklus menstruasi (korelasi = -0,170, p = 0,028), serta antara kualitas tidur dan siklus menstruasi (korelasi = -0,155, p = 0,04). Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan tingkat stres dan penurunan kualitas tidur berhubungan dengan perubahan pada siklus menstruasi, meskipun kekuatan hubungan tergolong lemah. Penelitian ini memberikan gambaran awal mengenai interaksi antara stres, kualitas tidur, dan siklus menstruasi, yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dan pola tidur untuk mendukung kesehatan reproduksi mahasiswi, meskipun keterbatasan jumlah sampel dan metode survei online dapat memengaruhi hasil.  Penelitian lanjutan dengan desain yang lebih komprehensif disarankan untuk memvalidasi temuan ini.

Sleep quality and stress levels are essential aspects of student health, potentially influenced by the menstrual cycle. This study aims to analyze the relationship between stress levels and sleep quality based on the menstrual cycle in undergraduate students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia in 2024. The study used a cross-sectional design with a sample of 167 students selected by simple random sampling from a population of 1070 female students. Data were collected through the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire for sleep quality, the Perceived Stress Scale (PSS-10) for stress levels, and an online menstrual questionnaire, then analyzed using the Chi-Square test and Spearman correlation using SPSS. The results of the descriptive analysis showed that the majority of female students had poor sleep quality (81.2%) and moderate stress levels (88.6%). With a normal menstrual cycle in all respondents. Chi-square analysis showed no significant relationship between stress levels and sleep quality (p-value = 0.347), between stress levels and the menstrual cycle (p-value = 0.206), and also sleep quality with the menstrual cycle (p-value = 0.423). However, Spearman's correlation test showed a weak but statistically significant negative relationship between stress level and menstrual cycle (correlation = -0.170, p = 0.028), and between sleep quality and menstrual cycle (correlation = -0.155, p = 0.04). These results indicate that increased stress level and decreased sleep quality are associated with changes in menstrual cycle, although the strength of the relationship is relatively weak. This study provides an initial overview of the interaction between stress, sleep quality, and menstrual cycle, emphasizing the importance of maintaining mental health and sleep patterns to support female students' reproductive health, although the limited number of samples and online survey method may affect the results. Further research with a more comprehensive design is recommended to validate these findings.
Read More
S-11851
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Ilhan Khazin; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Evi Martha, Moh Ilyas
Abstrak:
Tidur merupakan hal yang penting bagi manusia untuk bertahan hidup, bahkan tidur menghabiskan sepertiga dari hidup manusia. Kejadian kurang tidur saat ini menjadi masalah yang umum terjadi di sekolah menengah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di berbagai sekolah menengah atas di Indonesia menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kualitas tidur yang buruk lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki kualitas tidur yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan antara sikap, dukungan sosial, efikasi diri, niat, dan praktik sleep hygiene dengan kualitas tidur pada remaja di SMA Negeri 21 Kota Bekasi dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 258 responden yang terdiri dari kelas 10 dan kelas 11. Penelitian yang dilakukan menunjukkan sebagian remaja di SMA Negeri 21 Kota Bekasi memiliki sikap, dukungan sosial, efikasi diri, niat, dan praktik sleep hygiene yang baik tetapi memiliki kualitas tidur yang buruk, hal ini dikarenakan untuk memiliki kualitas tidur yang baik, diperlukan adanya kesadaran dan praktik untuk menerapkan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas tidur. Sebanyak 180 responden (69,8%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara efikasi diri dan praktik sleep hygiene dengan kualitas tidur. Sementara pada sikap, dukungan sosial, dan niat tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kualitas tidur. Oleh karena itu, diperlukan adanya edukasi maupun program kesehatan untuk meningkatkan kualitas tidur pada remaja

Sleep is essential for humans to survive, even it takes one-third of human life. Sleep deprivation is now a common problem in middle school students. Based on research conducted in various high schools in Indonesia, It shows that more students have poor sleep quality than students who have good sleep quality. This research was conducted to identify a possible relationship between attitudes, social support, self-efficacy, intentions and sleep hygiene practices with sleep quality in adolescents at SMA Negeri 21 Bekasi. This study used a cross-sectional method. The sample used in this study was 258 respondents consisting of grades 10 and grade 11. The research conducted showed that some adolescents at SMA Negeri 21 Kota Bekasi have good attitudes, social support, self-efficacy, intentions, and sleep hygiene practices but have poor sleep quality, this is because to have good sleep quality, awareness and practices both needed to implement things that can improve sleep quality. 180 respondents or 69.8% had poor sleep quality. The results showed that there was a positive association between self-efficacy and sleep hygiene practices and sleep quality, which means that students with good self-efficacy and sleep hygiene practices will have good sleep quality. Meanwhile, attitudes, social support and intentions did not show a relationship with sleep quality. Therefore, education and health programs are needed to improve the quality of sleep in adolescents.
Read More
S-11345
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Varian Almerridho; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Dien Anshari, Bonnie Medana Pahlavie
Abstrak:

Latar Belakang. DKI Jakarta memiliki tingkat ketidakaktifan tertinggi di Indonesia (55,7%). Mahasiswa rentan terhadap gaya hidup sedentari karena tekanan akademik. Intensi aktivitas fisik dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, persepsi kontrol, dan dukungan sosial di media sosial.
Tujuan. Studi ini meneliti hubungan antara dukungan sosial di Instagram dan faktor TPB dengan intensi aktivitas fisik pada mahasiswa di DKI Jakarta.
Metode. Studi cross-sectional pada November 2024 melibatkan 376 responden untuk meneliti intensi aktivitas fisik, sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan dukungan sosial di Instagram menggunakan kerangka Theory of Planned Behavior (TPB). Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square.
Hasil. Mayoritas responden memiliki intensi aktivitas fisik tinggi sikap positif, norma subjektif positif, persepsi kontrol perilaku tinggi, serta dukungan sosial di Instagram yang cukup terhadap aktivitas fisik. Sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan dukungan sosial di Instagram memiliki hubungan positif yang signifikan dengan intensi aktivitas fisik (p-value <0.001). Dukungan sosial di Instagram, serta faktor TPB, memengaruhi intensi aktivitas fisik pada mahasiswa di DKI Jakarta. Upaya promosi kesehatan dan intervensi perlu dirancang lebih spesifik melalui media sosial untuk membangun kebiasaan aktivitas fisik yang baik pada mahasiswa.


Background: Physical activity is essential for health, with WHO recommending 150 minutes of moderate to vigorous exercise per week to prevent chronic diseases. The 2023 SKI data indicates that DKI Jakarta has the highest inactivity rate (55.7%). University students are particularly prone to sedentary lifestyles due to academic pressures. Physical activity intention, influenced by attitudes, subjective norms, perceived control, and social support—especially via Instagram—plays a crucial role in predicting behavior. This study explores the relationship between Instagram social support and physical activity intention among students in DKI Jakarta. Methods: A cross-sectional study in November 2024 involving 376 respondents examined physical activity intention, attitudes, subjective norms, perceived behavioral control, and social support on Instagram using the Theory of Planned Behavior (TPB) framework. Data were analyzed univariately and bivariately using the chi-square test. Results: Most respondents showed high physical activity intention (58%). Additionally, they demonstrated positive attitudes, positive subjective norms, high perceived behavioral control, and sufficient Instagram social support regarding physical activity. Attitudes, subjective norms, perceived behavioral control, and Instagram social support had a significant positive relationship with physical activity intention (p-value <0.001). Conclusion: Social support on Instagram, along with attitudes, perceived behavioral control, and subjective norms, influences physical activity intention among students in DKI Jakarta. Health promotion efforts and interventions should be tailored through social media to foster better physical activity habits among students.

Read More
S-11874
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Atidira Dwi Hanani; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Triyanti; Heni Rudiyanti, Enny Ekasari
Abstrak: Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk pencegahan berbagaipenyakit. Namun, masih banyak pelajar di Indonesia tidak melakukan aktivitas fisiksecara rutin. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan 33,4% remaja usia 15-19 tahun di JawaBarat kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik, dan Kota Depok merupakan kotadengan proporsi penduduk kurang aktif tertinggi di Provinsi Jawa Barat (40,5%).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan aktivitas fisik pada siswa SMANegeri di Kota Depok Jawa Barat tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara mandiri oleh 358 siswayang dipilih secara acak dari lima SMA Negeri di Depok, dan dianalisis menggunakanuji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 54,2% siswaaktif dalam aktivitas fisik. Penelitian ini membuktikan pengetahuan (p=0,002OR=2,379, 95% CI 1,383-4,091), sikap (p=0,005 OR=1,888, 95% CI 1,209-2,949), danfasilitas (p=0,036 OR=1,673, 95% CI 1,035-2,704) berhubungan dengan aktivitas fisiksiswa, sedangkan dukungan keluarga sebagai variabel konfonding. Pengetahuanmerupakan faktor dominan yang berhubungan dengan aktivitas fisik, siswa yangmemiliki pengetahuan tinggi berpeluang 2 kali untuk aktif secara fisik dibandingkandengan siswa yang berpengetahuan rendah setelah dikontrol oleh sikap, fasilitas, dandukungan keluarga. Untuk itu, penyampaian informasi kesehatan mengenai aktivitasfisik, sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat di masyarakat, dan anjuran untukberaktivitas fisik di sekolah perlu dilakukan sebagai upaya untuk mendorong siswamenjadi lebih aktif.Kata kunci : aktivitas fisik, siswa, SMA
Physical activity has many health benefits, including the prevention of various diseases.However, many students in Indonesia were not physically active. The result of BasicHealth Research 2013 showed that 33.4% of adolescents aged 15-19 years in West Javawere not active in physical activity, and Depok was the city with the highest proportionof the least active population in West Java which was 40.5%. This study aimed todetermine the determinants of physical activity on senior high school students in Depok,West Java 2018. This study used cross sectional design, data was collected using self-administered questionnaire on 358 randomly selected students from five senior highschools in Depok, and analyzed using chi-square and multiple logistic regression tests.The result showed 54.2% students were sufficiently active. These findings revealed thatknowledge (p=0,002 OR=2,379, 95% CI 1,383-4,091), attitudes (p=0,005 OR=1,888,95% CI 1,209-2,949), and facilities (p=0,036 OR=1,673, 95% CI 1,035-2,704) relatedto physical activity while family support as confounding. Highly knowledgeablestudents had two-fold chance of being active in physical activity than low-knowledgestudents after being controlled by attitudes, facilities, and family support. Therefore, it isnecessary to deliver health information about physical activity, socialization of healthylifestyle in the community, and the encouragement for physical activity in schools as aneffort to encourage students to be more active.Key words : physical activity, student, senior high school.
Read More
T-5421
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yolanda Safitri; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Besral, Diah Mulyawati Utari, Frima Elda, Elfa Syoeib
Abstrak:

Latar Belakang: Distorsi citra tubuh adalah persepsi negatif terhadap bentuk dan ukuran tubuh sendiri, yang sering dialami oleh remaja putri dan dapat berdampak pada kesehatan mental dan perilaku makan. Masa remaja merupakan periode rentan terhadap pengaruh sosial dan media yang dapat memperkuat ketidakpuasan terhadap tubuh.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan yang memengaruhi distorsi citra tubuh pada remaja putri di SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 14 Kota Padang tahun. 2025. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil secara purposif sebanyak 457 responden dari dua sekolah tersebut. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah divalidasi, meliputi variabel body image, status gizi, pengetahuan gizi, perilaku makan, percaya diri, sosial ekonomi, pengaruh media sosial, orang tua, teman sebaya dan peranan sosial. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memiliki distorsi citra tubuh (68,7%), terdapat hubungan antrara status gizi, percaya diri dan teman sebaya dengan distorsi citra tubuh. Kesimpulan: Berdasarkan p-value dan nilai OR, status gizi menjadi variabel yang paling signifikan berhubungan dalam memengaruhi distorsi citra tubuh. Artinya, remaja putri yang memiliki status gizi kurang berpeluang 3.40 kali lebih tinggi untuk mengalami distorsi citra tubuh dibandingkan dengan remaja dengan status gizi baik, begitu juga remaja putri yang memiliki status gizi lebih berpeluang 39,19 kali lebih tinggi untuk mengalami distorsi citra tubuh dibandingkan dengan remaja putri yang memiliki status gizi baik. Nilai R-Square (41,6%) menunjukkan bahwa variasi dalam variabel distorsi citra tubuh dapat dijelaskan oleh variabel status gizi dan kepercayaan diri.


Background: Body image distortion is a negative perception of one's own body shape and size, which is often experienced by adolescent girls and can have an impact on mental health and eating behavior. Adolescence is a period of vulnerability to social and media influences that can reinforce body dissatisfaction. Objective: This study aims to identify the determinants influencing body image distortion among adolescent girls at State High School 3 and State High School 14 in Padang City in 2025. Method: This study used an analytical design with a cross-sectional approach. A purposive sample of 457 respondents was selected from the two schools. Data were collected through a validated questionnaire, including variables such as body image, nutritional status, nutritional knowledge, eating behavior, self-confidence, socioeconomic status, social media influence, parental influence, peer influence, and social role. Data analysis was performed using chi-square tests and logistic regression. Results: The results showed that the majority of respondents did not have body image distortion (68.7%), and there was a relationship between nutritional status, self-confidence, and peers with body image distortion. Conclusion: Based on p-values and odds ratios (OR), nutritional status was the most significant variable associated with body image distortion. This means that adolescent girls with poor nutritional status are 3.40 times more likely to experience body image distortion than those with good nutritional status, and adolescent girls with overweight nutritional status are 39.19 times more likely to experience body image distortion than those with good nutritional status. The R-Square value (41.6%) indicates that variations in the body image distortion variable can be explained by the nutritional status and self-confidence variables.

Read More
T-7334
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erika; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Zakiah
Abstrak:
Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering dialami oleh remaja putri. Data Riskesdas menunjukkan peningkatan kasus anemia pada remaja putri dari 26,40% pada 2013, menjadi 32% pada tahun 2018. Meskipun Kementerian Kesehatan telah mengupayakan penurunan angka anemia pada remaja putri dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD), tetapi Riskesdas 2018 menunjukkan hanya 2,13% remaja putri yang rutin konsumsi TTD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mendalam mengenai persepsi remaja putri di SMA X dan SMA Y terhadap perilaku konsumsi TTD melalui pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan pada siswi kelas 10, kepala sekolah, kesiswaan, orang tua siswi, serta penanggung jawab program pemberian TTD di Puskesmas Sukmajaya. Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan siswi di SMA X dan SMA Y dalam konsumsi TTD masih rendah. Sebagian besar siswi di SMA X memiliki persepsi kerentanan rendah dan persepsi keseriusan tinggi, sementara di SMA Y sebaliknya. Seluruh siswi merasa TTD bermanfaat untuk menambah zat besi pada tubuh, namun sebagian besar belum pernah merasakan manfaatnya secara langsung. Persepsi hambatan yang dialami siswi cukup bervariasi, tetapi tidak semuanya menghalangi intensi konsumsi TTD. Ditemukan cues to action eksternal seperti dukungan orang tua, guru, dan teman, serta cues to action yang banyak akan cenderung lebih mempengaruhi perilaku konsumsi TTD. Direkomendasikan bagi pihak sekolah untuk mengimplementasikan atau memperkuat kegiatan konsumsi TTD bersama, serta meningkatkan edukasi internal terkait anemia. Puskesmas juga diharapkan dapat mendorong sekolah untuk mengadakan atau memperkuat kegiatan konsumsi TTD serta rutin memantau pelaksanaannya.

Anemia is a common health issue among adolescent girls. Data from Riskesdas shows an increase in anemia cases among adolescent girls from 26.40% in 2013 to 32% in 2018. Despite efforts by the Ministry of Health to reduce anemia rates among adolescent girls through the provision of iron supplement tablets, Riskesdas 2018 indicates that only 2.13% of adolescent girls consistently consume iron supplement tablets. This study aims to provide an in-depth understanding of the perceptions of adolescent girls at SMA X dan SMA Y regarding iron supplement tablets consumption through a qualitative approach. Data collection was conducted with 10th-grade students, school principals, student affairs staff, parents, and the person in charge of the iron supplement tablets program at the Sukmajaya Health Center. The results show that adherence to iron supplement tablets consumption among students at SMA X and SMA Y is still low. Most students at SMA X have a low perceived susceptibility and a high perceived seriousness, while at SMA Y, it is the opposite. All students understand the benefits of iron supplement tablets for increasing iron levels in the body, but most have not experienced these benefits directly. The perceived barriers to iron supplement tablets consumption vary, but not all of them hinder the intention to consume iron supplement tablets . External cues to action, such as support from parents, teachers, and friends, as well as a higher number of cues, tend to have a greater influence on iron supplement tablets consumption. It is recommended that schools implement or strengthen collective iron supplement tablets consumption activities and improve internal education on anemia. Sukmajaya Health Centers are also expected to encourage schools to conduct or reinforce collective iron supplement tablets consumption programs and regularly monitor their implementation.
Read More
S-11584
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadhisa Zalfa; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Dian Ayubi, Desta Amanda Awalia
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan anemia remaja pada siswi SMA Negeri 3 Depok tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross-sectional menggunakan data primer yang diselenggarakan di SMA Negeri 3 Depok pada bulan Oktober dan November 2023 dengan sampel berjumlah 110 responden. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku pencegahan anemia dengan variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, keterlaksanaan program pencegahan anemia di sekolah, ketersediaan sarana kesehatan sekolah, dan dukungan teman sebaya. Data berupa hasil pengisian kuesioner yang diisi secara langsung oleh responden dan dianlisis dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa sebanyak 69 responden (62,7%) sudah menunjukkan perilaku pencegahan anemia yang baik. Secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pencegahan anemia (p-value = 0,006). Hasil penelitian menyarankan untuk sekolah agar meningkatkan pemantauan terhadap konsumsi TTD oleh siswi, bekerja sama dengan fasilitas kesehatan setempat untuk mengadakan skrining atau deteksi dini anemia yang menyeluruh, serta meningkatkan lagi edukasi melalui anemia dan pencegahannya melalui media informasi dan pelatihan peer education.

The purpose of this study is to explore and confirm the factors related to behaviors in anemia prevention by female students at SMA Negeri 3 Depok in 2023. This is a quantitative study with a cross-sectional method with the usage of primary data, held at SMA Negeri 3 Depok in October and November of 2023 with a sampel size of 110 respondents. The dependent variable is the behaviors in anemia prevention, with knowledge, attitude, implementation of the school’s anemia prevention programs, availability of the school’s health infrastructure and resources, and peer social support as the independent variables. The data includes results from questionnares the respondents answered themselves and analyzed with the chi-square test. Analysis shows that 69 respondents (62,7%) has shown good behaviors in anemia prevention. Statistically, there’s a significant relation between attitude and good behaviors in anemia prevention (p-value = 0,006). Study results suggest that the school escalates their monitoring on the students’ monthly consumption of iron supplements, work together with local health facilities to organize an exhaustive screening for anemia in students, and improve education of anemia and its prevention methods through informative media and peer education training.
Read More
S-11519
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zakia Nursyafiya Sidik; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Imran Agus Nurali
Abstrak:
Stres akademik merupakan masalah kesehatan mental pada remaja yang dapat dikelola melalui aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh aktivitas fisik terhadap stres akademik pada siswa perempuan dan laki-laki di SMAS Hayatan Thayyibah Kota Sukabumi tahun 2024. Pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional digunakan pada 229 sampel siswa, yang dipilih melalui stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan analisis chi-square dan korelasi Spearman. Hasil menunjukkan sebagian besar siswa memiliki stres akademik rendah ke sedang (55,9%) dan tingkat aktivitas fisik rendah (61,1%). Stres akademik lebih tinggi pada siswa perempuan (39%), sementara aktivitas fisik lebih tinggi pada siswa laki-laki (47,9%). Analisis chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan stres akademik (p-value=0,945). Korelasi sangat lemah ditemukan pada siswa laki-laki (0,038) dan perempuan (0,108). Pada siswa laki-laki, tingkat aktivitas fisik yang tinggi cenderung menurunkan stres akademik, sedangkan pada siswa perempuan justru meningkatkan stres. Penelitian ini menyimpulkan bahwa aktivitas fisik memiliki pengaruh kecil terhadap stres akademik, yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain. Peneliti selanjutnya perlu menganalisis faktor lain yang mempengaruhi pengaruh aktivitas fisik terhadap stres akademik.  Pihak sekolah diharapkan meningkatkan program pencegahan stres dan aktivitas fisik rutin.

Academic stress is a mental health issue among adolescents that can be managed through physical activity. This study aims to examine the differences in the effects of physical activity on academic stress between male and female students at SMAS Hayatan Thayyibah Kota Sukabumi in 2024. A quantitative approach with a cross-sectional design was applied to 229 student samples selected through stratified random sampling. Data were collected using questionnaires and analyzed using chi-square analysis and Spearman correlation. The results showed that most students had low to moderate academic stress levels (55.9%) and low physical activity levels (61.1%). Academic stress was higher among female students (39%), whereas physical activity was higher among male students (47.9%). Chi-square analysis indicated no significant relationship between physical activity and academic stress (p-value = 0.945). Very weak correlations were found among male (0.038) and female students (0.108). For male students, higher physical activity levels tended to reduce academic stress, while for female students, higher physical activity levels tended to increase stress. The study concludes that physical activity has a minimal effect on academic stress, which is influenced more by other factors. Further research is needed to analyze other factors affecting the impact of physical activity on academic stress. Schools are encouraged to enhance stress prevention programs and routine physical activities.
Read More
S-11854
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riza Hayati Ifroh; Pembuimbing: Dian Ayubi; Penguji: Rita Damayanti, Tri Krianto, Nana Mulyana, Husein Habsyi
Abstrak: Pemerintah Indonesia menargetkan standar pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS di Kabupaten/Kota sebesar 95%. Kalimantan Timur sebagai salah satuprovinsi di Indonesia berdasarkan data Dinas Kesehatannya tahun 2012,menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja di Kota Samarinda barumencapai 25,5%. Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Kesehatan ProvinsiKalimantan Timur melaksanakan kampanye kesehatan Aku Bangga Aku Tahu diKota Samarinda dengan menggunakan media bantu KIE. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui efektivitas kombinasi media audiovisual berupa film animasiAku Bangga Aku Tahu dan diskusi kelompok dalam meningkatkan pengetahuanHIV-AIDS pada remaja di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Samarinda. Desainpenelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen yangterdiri dari 80 subjek penelitian. Penelitian dilakukan pada Bulan Januari 2014menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh subjek penelitian. Analisis yangdilakukan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan ujiWilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelahkegiatan intervensi, kelompok intervensi dan kontrol mengalami peningkatanpengetahuan tentang HIV-AIDS. Peningkatan pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS pada kelompok intervensi adalah sebesar 22,41% dan peningkatanpengetahuan remaja tentang HIV-AIDS pada kelompok kontrol adalah sebesar21,6%. Selain itu, tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik padaperubahan nilai pengetahuan tentang HIV-AIDS antara kelompok intervensi(melalui pemutaran film dan diskusi kelompok) dan kelompok kontrol (melaluipemutaran film).Kata kunci: HIV-AIDS, media audiovisual, diskusi kelompok.
Read More
T-4074
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive