Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32632 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dextra Fairuz Dzakirosin; Pembimbing: Besral; Penguji: Popy Yuniar, Julie Rostina
Abstrak:

**Abstrak**

Masa remaja merupakan fase penting dalam pembentukan identitas, di mana banyak tantangan dapat berdampak pada kesehatan mental dan sosial. Salah satu isu yang signifikan adalah adiksi bermain game online, yang semakin meningkat di era digital. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan durasi dan pola adiksi bermain game online pada remaja usia 15–19 tahun di Kampung Rawadas, Jakarta Timur, menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner tertutup dan wawancara terstruktur dari 60 responden yang dipilih secara purposive sampling, terdiri dari 20 pelajar SMP, SMA, dan remaja putus sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 15–17 tahun bermain game selama 1–2 jam (69,6%), sedangkan usia 18–19 tahun lebih banyak bermain lebih dari 2 jam (69,6%). Sebagian besar responden adalah laki-laki (82,6%), dengan mayoritas bermain lebih dari 2 jam (57,9%). Responden dengan pendidikan SMP mendominasi kategori durasi bermain, sementara remaja putus sekolah memiliki durasi bermain lebih pendek. Selain itu, terdapat hubungan signifikan antara durasi bermain dengan penghasilan orang tua (p-value = 0,028), di mana kelompok penghasilan lebih rendah cenderung bermain lebih lama.

Penelitian juga menemukan bahwa dukungan dari keluarga dan teman berhubungan signifikan dengan durasi bermain game. Dukungan ibu, bapak, saudara, teman sekolah, dan teman rumah meningkatkan peluang bermain lebih dari 2 jam, dengan Odds Ratio (OR) yang berkisar antara 6,750 hingga 16,333. Hasil ini menyoroti perlunya perhatian terhadap peran keluarga dan lingkungan sosial dalam mengatasi pola bermain game yang tidak sehat.

Penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi pola bermain game online di kalangan remaja dan menggarisbawahi pentingnya intervensi komprehensif untuk mengelola dampak negatif dari adiksi game online, khususnya di kawasan perkotaan seperti Kampung Rawadas.


**Abstract**    Adolescence is a crucial phase in identity formation, marked by various challenges that can impact mental and social well-being. One significant issue is online gaming addiction, which has been escalating in the digital era. This study aims to describe the duration and patterns of online gaming addiction among adolescents aged 15–19 in Kampung Rawadas, East Jakarta, using a descriptive quantitative approach. Data were collected through structured questionnaires and interviews with 60 purposively selected respondents, comprising 20 junior high school students, senior high school students, and school dropouts.    The findings indicate that the majority of respondents aged 15–17 played games for 1–2 hours (69.6%), while those aged 18–19 were more likely to play for over 2 hours (69.6%). Most respondents were male (82.6%), with the majority playing for more than 2 hours (57.9%). Respondents with junior high school education dominated the gaming duration categories, while school dropouts tended to have shorter gaming durations. Additionally, a significant relationship was found between gaming duration and parental income (p-value = 0.028), with lower-income groups tending to play for longer periods.    The study also revealed a significant association between gaming duration and support from family and peers. Support from mothers, fathers, siblings, school friends, and neighborhood friends significantly increased the likelihood of gaming for more than 2 hours, with Odds Ratios (OR) ranging from 6.750 to 16.333. These findings highlight the need for attention to the role of family and social environments in addressing unhealthy gaming patterns.    This research provides a deeper understanding of the factors influencing online gaming patterns among adolescents and underscores the importance of comprehensive interventions to mitigate the negative impacts of gaming addiction, particularly in urban areas like Kampung Rawadas.

Read More
S-11822
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gitalia Budhi Utami; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Mieke Savitri, Endah Caroline Wuryaningsih, Hasnerita
Abstrak:

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang Peran Kelas Ibu Hamil Terhadap Praktik Inisiasi Menyusu Dini Pada Ibu Bayi Usia 0-12 Bulan, di Wilayah Kelurahan Tengah, Kramatjati, Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Rapid Assesment Procedures. Total informan dalam penelitian adalah 26 orang dengan jumlah informan kunci sebanyak 4 orang. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa Kelas Ibu Hamil kurang cukup berperan Terhadap Praktik Inisiasi Menyusu Dini. Praktik IMD yang berhasil dilakukan oleh informan lebih besar disebabkan oleh adanya kebijakan penyedia layanan bersalin serta kondisi pasca bersalin baik ibu maupun bayinya. Hampir seluruh informan telah memiliki niat, telah mendapat dukungan sosial, dan telah menerima informasi mengenai IMD. Namun hampir semua informan belum memiliki otonomi pribadi dan situasi yang paling mendukung melakukan IMD adalah adanya kebijakan penyedia layanan bersalin serta kondisi pasca persalinan. Hampir semua informan tidak memiliki pengetahuan yang baik mengenai IMD, namun telah memiliki sikap yang positif terhadap IMD. Perlu upaya untuk meningkatkan peran Kelas Ibu Hamil agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai IMD.


 

Abstract This study aims to gain an in-depth information on the role of antenatal class and its correlation with mother?s infant behavior of immediate breastfeeding at Kelurahan Tengah, Kramatjati, East Jakarta. This study used qualitative methods with Rapid Assessment Procedures. Total informants in the study were 26 people with a number of key informants as many as 4 people. In this study obtained results that the antenatal class is not enough against Immediate Breastfeeding Practices. Immediate Breastfeeding Practice that successfully carried out by the informant is greater due to the policy of the maternity service providers as well as post-partum condition of both mother and baby. Almost all the informants had had the intention, has received social support, and has received information on the Immediate Breastfeeding. But almost all the informants do not have personal autonomy and the situation most favorable to the Immediate Breastfeeding is the policy of the maternity service providers and postpartum conditions. Almost all the informants had no knowledge of the Immediate Breastfeeding, but have had a positive attitude to it. Necessary efforts to enhance the role of class in order pregnant mothers can increase their knowledge about Immediate Breastfeeding.

Read More
T-3666
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Apsyah Davina Gunawan; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Popy Yuniar, Julie Rostina
Abstrak:
Depresi merupakan salah satu gangguan mental yang umum terjadi secara global dan memberikan dampak signifikan terhadap kualitas hidup. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi depresi di Indonesia adalah 1,4%, dengan remaja menjadi kelompok yang paling rentan mengalami depresi. Namun, hanya 10,4% remaja dengan depresi yang mendapatkan pengobatan. Rendahnya angka ini dapat disebabkan oleh adanya stigma di masyarakat serta kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, yang menyebabkan remaja tidak mengungkapkan kondisi psikologis yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikan determinan kejadian depresi pada remaja usia 15 – 24 tahun di Indonesia. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan uji statistik chi-square untuk bivariat dan regresi logistik untuk multivariat menggunakan complex sample analysis. Data diambil dari SKI 2023 dengan jumlah sampel yang digunakan sebesar 94.545 sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi depresi pada remaja usia 15 – 24 tahun di Indonesia adalah sebesar 2%. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian depresi adalah konsumsi alkohol, diikuti oleh riwayat PTM, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, status pekerjaan, dan usia. Variabel-variabel tersebut memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian depresi (p-value < 0,05), kecuali variabel status pekerjaan. Faktor perilaku dan kondisi kesehatan memiliki kontribusi besar terhadap depresi pada remaja. Diperlukan intervensi yang relevan, terutama terhadap konsumsi alkohol, serta penguatan dukungan bagi remaja dengan penyakit tidak menular.

Depression is one of the most common mental disorders globally and has a significant impact on quality of life. According to the 2023 Indonesia Health Survey (SKI), the prevalence of depression in Indonesia is 1.4%, with adolescents being the most vulnerable group to depression. However, only 10.4% of adolescents with depression receive treatment. This low figure may be attributed to the stigma in society and the lack of awareness regarding mental health, which causes adolescents to refrain from expressing their psychological conditions. This study aims to identify the determinants of depression among adolescents aged 15 – 24 years in Indonesia. The study design used was cross-sectional with chi-square statistical tests for bivariate and logistic regression for multivariate using complex sample analysis. The data were obtained from the 2023 SKI, with 94,545 samples. The results of this study indicate that the prevalence of depression among adolescents aged 15-24 years in Indonesia is 2%. The most influential factors associated with depression were alcohol consumption, followed by the history of non-communicable diseases, gender, area of residence, employment status, and age. All variables were statistically associated with depression (p-value < 0.05), except for employment status. Behavioral factors and health conditions have a major contribution to depression in adolescents. Relevant interventions are needed particularly regarding alcohol use and strengthening support for adolescents with non-communicable diseases.
Read More
S-11877
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Musafaah; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono
S-3218
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ita Rosita; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Nurhayati Adnan, Fiena Fithriah
Abstrak: ABSTRAK Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu ancaman kesehatan yang mematikan, Pasien TB yang tidak mendapat pengobatan tepat dapat menjadi sumber infeksi di komunitas. Metode deteksi yang efektif sangat diperlukan dalam penanganan TB. Pemeriksaan biakan dahak merupakan metode baku emas (gold standard) namun memerlukan waktu relatif lama dan mahal. Pemeriksaan mikroskopik merupakan pemeriksaan yang banyak digunakan di negara endemik TB. Namun demikian metode tersebut memiliki sensitivitas yang rendah, tidak mampu dalam menentukan kepekaan obat dan memiliki kualitas yang berbeda karena dipengaruhi oleh tingkat keterampilan petugas laboratorium. Hal tersebut diharapkan dapat diatasi dengan penggunaan pemeriksaan Tes Cepat Molekular (TCM) yang lebih cepat dibandingkan uji kepekaan dan dapat mengidentifikasi keberadaan kuman TB yang resistens terhadap rifampisin. Metode pemeriksaan TCM yang saat ini digunakan di Indonesia dengan menggunakan Xpert MTB/Rif. Penggunaan Xpert MTB/Rif telah direkomendasikan oleh WHO sejak tahun 2010. Sampai akhir 2017, telah terpasang 51 mesin TCM di Provinsi DKI Jakarta. Sehingga dilakukan penelitian untuk megetahui pemanfaatannya dengan melihat utlisasi TCM dan faktor yang mempengaruhi utilisasinya. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer didapat dengan wawancara terhadap petugas laboratorium di 13 fasilitas kesehatan yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta, sedangkan data sekunder didapat dari laporan utilisasi TCM tahun 2017. Data primer dianalisis untuk mendapatkan informasi hal-hal yang mungkin mempengaruhi utilisasi TCM di suatu fasilitas kesehatan. Sedangkan data sekunder dianalisis untuk mendapatkan infromasi utilisasi TCM, tipe terduga yang diperiksa dengan TCM dan hasil pemeriksaan TB dengan TCM. Dari hasil peneltian didapatkan bahwa utlisasi TCM tahun 2017 sebesar 23,28%. Faktor yang mempengaruhinya yaitu masih ada fasilitas kesehatan yang belum memiliki jejaring pemeriksaan untuk pemeriksaan TCM serta masih adanya permintaan pemeriksaan mikroskopik BTA untuk diagnosis walaupun telah tersedia alat TCM di fasilitas kesehatan tersebut. Terkait dengan hal itu, maka jejaring untuk pemeriksaan TCM harus tersedia untuk seluruh fasilitas kesehatan yang telah terpasang alat TCM serta sosialisasi kepada klinisi atau dokter peminta pemeriksaan TB mengenai teknologi pemeriksaan TCM, alur pemeriksaan dan perawatan terduga TB, permintaan dan interpretasi hasil pemeriksaan TCM penting untuk dilakukan. Kata kunci: Tes Cepat Molekuler; Tuberkulosis; Utilisasi; Xpert MTB/Rif ABSTRACT Tuberculosis (TB) is one of the deadliest health threats, TB patients who do not receive proper treatment can be a source of infection in the community. Effective detection methods are needed in handling TB. Sputum culture is a gold standard method but takes a long time and costs are quite expensive. Microscopic examination is an examination that is widely used in endemic TB countries. However, this method has a low sensitivity, is unable to determine drug sensitivity and has different qualities because it is influenced by the level of skill of laboratory technician. This is expected to be overcome by the use of Rapid Molecular Test which is faster than sensitivity testing and can identify the presence of M. tuberculosis that are resistant to rifampicin. Until the end of 2017, 51 machines have been installed in DKI Jakarta Province. So research is conducted to find out its utilization by looking at the utilization value of Rapid Molecular Test and the factors that influence its utilization. The study was conducted by collecting primary data and secondary data. Primary data was obtained by interviewing laboratory officers in 13 health facilities in the DKI Jakarta Province, while secondary data was obtained from the 2017 TCM utilization report. Primary data were analyzed to obtain information on matters that might affect TCM utilization in a health facility. While secondary data were analyzed to obtain information on TCM utilization, the type of TB suspect examined by TCM and the results of TB testing with TCM. From the results of the research, it was found that the utilization of Rapid Molecular Test in 2017 was 21.74%. The factors that influence it are that there are still laboratory that do not have a laboratory network for Rapid Molecular examination and there is still a demand for AFB examination for diagnosis even though rapid molecular equipment is available at the laboratory. Related to this, the laboratory network for rapid molecular examinations must be available for all laboratories that have installed Rapid Molecular machine. Socialization to clinicians who requesting TB examination regarding Rapid Molecular examination technology, TB diagnostic alghorithms, requests and interpretation of Rapid Molecular examination results must be done. Keywords: Rapid Molecular Tests; Tuberculosis; Utilization; Xpert MTB/Rif
Read More
S-9920
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmi Andini Syamsuddin; Pembimbing. Artha Prabawa; Penguji: Tris Eryando, Hasnawati
S-5449
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vanda Roza; Pembimbing: Toha Muhaimin; Penguji: R. Sutiawan, M. Royan, Edy S. Purba
Abstrak:

Bencana merupakan suatu rangkaian kejadian yang terjadi  mengancam Kehidupan manusia. Bencana tidak terukur dan tidak dapat diprediksi datangnya. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan untuk menghadapi keadaan darurat. Perencanaan Kontinjensi merupakan suatu proses perencanaan ke depan, dalam keadaan tidak menentu. Tujuan dari perancangan sistem ini adalah untuk membangun suatu sistem informasi rencana kontinjensi dalam upaya  kesiapsiagaan  dalam menghadapi bencana banjir bidang kesehatan secara terintegrasi antar lintas program dan lintas sektor di tingkat Wilayah Jakarta Timur. Metodologi untuk perancangan sistem yang digunakan adalah sistem pengambilan keputusan (SPK). SPK adalah suatu sistem interaktif berbasis komputer yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk memecahkan persoalan yang bersifat tidak berstruktur. Perancangan sistem ini dilakukan untuk mengidentifikasi peluang pengembangan sistem berdasarkan hasil analisis aspek sumberdaya manusia, aspek keuangan, aspek metode, aspek teknis dan aspek organisasi. Aspek-aspek tersebut memungkinkan untuk menyusun suatu sistem informasi perencanaan kontinjensi dengan mempergunakan rancangan basis data dengan rancangan luar berupa tabel dan rancangan masukan berupa formulir laporan. Sistem yang dikembangkan ini menggunakan cara otomatis, berstruktur. Dalam prosesnya cepat dalam hal pengolahan data, informasi yang dihasilkan dapat disimulasikan untuk menganalisis kebutuhan berdasarkan indikator yang ditetapkan. Sedangkan kekurangan dari sistem ini adalah belum semua modul yang ada terbangun, masih memerlukan pengembangan lebih lanjut serta belum terujinya sistem pada tahap implementasi di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. Dalam menyusun perencanaan kontinjensi harus dilakukan secara berkesinambungan dan berkala, sehingga dapat menjadi acuan bagi pemegang keputusan dalam memutuskan kebijakan yang berhubungan dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. x Kata kunci : Perencanaan Kontinjensi, Sistem Informasi.


 

ABSTRACT Disaster is kind of phenomenon which threaten human’s life.The effect of the disaster can not be predictable and often unmeasurable, therefore preventive action should be taken to cope with. Contingency Plan is a kind of process which is future-oriented planning. The aim of the system planning is to build a contingential information  system in order to be alerted and to be trans-programming and trans-sectoral integrated to face with flood’s effect for health in east of Jakarta region. Decision-Making System or Sistem Pengambilan Keputusan (SPK) is used as the methodology for the sistem planning. The system is a computer-based system enables decision makers in using model and data to solve unstructural problems. This planning system is done to identify system development chance based on human resource aspects result analysist, financial aspects, methode aspects, technical aspects and organizational aspects. Those aspects enable to make a contingential information planning system by using data base with tables and report form. This developed system is using automatic structural way which provides quick process in data processing and the information can be simulated based on the necessity by the indicators made.The lack of this system is incomplete modul that needs further development and the system has not implemented yet for Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. In case of planning contigential system should be done gradually and periodically in order to be refference for the decision makers to decide what should be taken for coping with the disaster might occur. Key word : Contigency plan, Information system

Read More
T-3667
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wina Adelia Putri; Pembimbing: Besral; Penguji: Milla Herdayati, Zakiah
Abstrak: Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu beban kesehatan masyarakat terbesar di Indonesia dan pemicu utama penyakit kardiovaskular. Keberhasilan pengendalian kondisi hipertensi sangat bergantung pada kepatuhan pasien. Berdasarkan data SKI 2023, ketidakpatuhan minum obat antihipertensi masih menjadi masalah signifikan di Indonesia. Metode: Menggunakan data sekunder dari SKI 2023 dengan desain studi cross sectional. Sampel adalah responden berusia ≥18 tahun dengan diagnosis hipertensi. Responden dengan data tidak lengkap dan wanita hamil diesklusi sehingga menghasilkan sampel akhir sebanyak 49.026 responden. Analisis data menggunakan regresi logistik multinomial. Hasil: Seluruh variabel independen yang diuji (pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, wilayah geografis, komorbiditas, waktu sejak diagnosis, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, perilaku penggunaan obat tradisional, konsumsi alkohol, akses fasilitas kesehatan, kepemilikan asuransi, dan dukungan informasi) berhubungan signifikan dengan ketidakpatuhan. Persentase ketidakpatuhan adalah sebesar 53,5%, yaitu 36,7% (95% CI:  35,9-37,4) responden tidak rutin dan 16,8% (95% CI: 16,2-17,4) tidak minum obat. AOR tertinggi ditemukan pada responden yang tidak mendapatkan dukungan informasi, baik pada kategori tidak rutin (AOR 3,76; 95% CI 3,59-3,95; p<0,001) dan pada kategori tidak minum obat (AOR 8,63; 95% CI: 8,12-9,19; p<0,001). Kesimpulan: Ketidakpatuhan minum obat antihipertensi masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Diperlukan intervensi berbasis komunitas, peningkatan edukasi, dan perbaikan akses kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan. 
Background: Hypertension is one of the largest public health burdens in Indonesia and a major trigger for cardiovascular disease. The success of controlling hypertension is highly dependent on patient compliance. Based on SKI 2023 data, non-compliance with taking antihypertensive drugs is still a significant problem in Indonesia. Methods: Using secondary data from SKI 2023 with a cross-sectional study design. The sample was respondents aged ≥18 years with a diagnosis of hypertension. Respondents with incomplete data and pregnant women were excluded, resulting in a final sample of 49,026 respondents. Data analysis used multinomial logistic regression. Results: All independent variables tested (education, occupation, economic status, geographic region, comorbidities, time since diagnosis, age, gender, place of residence, traditional medicine use behavior, alcohol consumption, access to health facilities, insurance ownership, and information support) were significantly associated with non-compliance. The percentage of non-compliance was 53.5%, specifically 36.7% (95% CI: 35.9-37.4) of respondents did not follow the routine, and 16.8% (95% CI: 16.2-17.4) did not take their medication. The highest AOR was found in respondents who did not receive information support, both in the non-routine category (AOR 3.76; 95% CI 3.59-3.95; p<0.001) and in the category of not taking medication (AOR 8.63; 95% CI: 8.12-9.19; p<0.001). Conclusion: Non-compliance with taking antihypertensive medication is still a major challenge in Indonesia. Community-based interventions, increased education, and improved access to health are needed to improve treatment adherence.
Read More
S-11968
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vivid Ivearni Patriana Leodewi Darwanto; Pembimbing: Toha Muhaimin; Penguji: Kemal Nazaruddin Siregar, Selamet Riyadi
Abstrak: Prevalensi perilaku sedentari di Indonesia pada remaja lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Perilaku sedentari merupakan perilaku berisiko menyebabkan penyakit diabetes tipe II, hipertensi, gangguan jantung, dan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan lama waktu sedentari pada remaja di Indonesia dan mengetahui faktor apa yang paling dominan. Desain studi potong lintang, dengan menggunakan data GSHS 2015. Sampel penelitian remaja (11-18 tahun) yang memiliki data variabel lengkap sebesar 9973 sampel. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji beda proporsi dan analisis multivariate dilakukan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi perilaku sedentari ≥ 3 jam per hari pada remaja sebesar 27,7% (95% CI = 24,6%-30,9%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku sedentari adalah kelompok umur remaja (OR=3,344; 95% CI=2,410-4,642), indeks massa tubuh (OR=1,324; 95% CI=1,141-1,539), konsumsi makanan berisiko (OR=1,738; 95% CI=1,127-2,678), dan konsumsi alkohol (OR=1,643; 95% CI=1,294-2,088). Faktor paling dominan yang berhubungan dengan perilaku sedentari adalah kelompok umur remaja. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan variabel dari faktor lingkungan.
Read More
S-10135
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andina Widyastuty; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Toha Muhaimin, Anggia Ermarini
S-4173
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive