Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37063 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Halimatussa'diah; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Sandi Iljanto, Johny Sulitio
Abstrak:

Kekhawatran global tentang terjadinya pandemi influenza menempatkan Asia, termasuk Asia Teggara menjadi wilayah yang harus dicermati. Beberapa upaya pengendaliannya telah banyak dilakukan oleh pemerintah Indonesia, melalui koordinasi Komite Nasional Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI). Beberapa kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah diantaranya adalah Rencana Penyiapan dan Kontingensi Nasional Pandemi Influenza (Indonesia National Pandemi Preparedness and Contigency Plan) serta Respon Nasional Menghadapi Pandemi Influenza di Indonesia. Sehubungan dengan dampak pandemi influenza terhadap bisnis/usaha, maka pemerintah mendorong perusahaan untuk memulai perencanaan dari sekarang, untuk meyakinkan bahwa bisnis/usaha tetap berlangsung pada saat pandemi tersebut terjadi Untuk mengantisipasi dampak pandemi pada sektor usaha tersebut, diperlukan penyusunan rencana keberlangsungan usaha. Rencana keberlangsungan usaha merupakan suatu perencanaan yang dibuat oleh lembaga usaha dalam rangka mengurangi penyebaran virus pandemi influena di masyarakat dengan tetap mempertahankan keberlangsungan usaha Beberapa peraturan dan kebijakan yang telah dikeluarkan tidak menjadi jaminan dalam pengendalian pandemi influenza. Indonesia memerlukan SDM yang andal, alokasi dana cukup dan komitmen perusahaan yang kuat serta koordinasi yang prima. Kata kunci: Pandemi Influenza, Kebijakan, Business Continuity Plan


 

Global concerns pertaining the occurrence of influenza pandemic has put Asia continent including south east asia become the region which has to be observed. Several efforts to control the pandemic has been conducted by Indonesian government, through its organization called Komite Nasional Flu Bururng dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Konmas FBPI). Some policies has been enacted by the government, such as Indonesia National Pandemi Preparedness and Contingency Plan and also National Response in Facing Influenza Pandemic in Indonesia. In connection with the effect of influenza pandemic to business world, the government encouraged companies from now to start planning in taking steps to avoid it happen, and to make sure that business operational will keep running when the pandemic is really occurred. To anticipate the effect of pandemic in business sector, preparation of business continuity plan is needed. Business continuity plan is a planning which is prepared by a business entity in reducing the spread of influenza pandemic virus in society and at the same time maintaining the continuity of business operational. Several regulations and policies enacted by the government are not a guarantee in avoiding the occurrence of influenza pandemic. Indonesia needs qualified human resources, enough allocation of funding, strong commitment from companies, and good coordination. Keywords: Influenza Pandemic, Policy, Business Continuity Plan

Read More
T-6359
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anas Ma`aruf; pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Wiku Bakti Adisasmito, Martahan Sitorus, Ace Kurniawan
T-3386
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arda Yunita Subardi; Pembimbing: Wiku Bakti B. Adisasmito; Penguji: Adang Bachtiar, Puput Oktamianti, Sri Enny Mainiarti, Ida Hariyanti
Abstrak: Pada awal bencana pandemi COVID-19 menyebabkan banyak Rumah Sakit tidak siap, terutama saat terjadi lonjakan kapasitas. Adanya kebijakan Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Rumah Sakit dalam menghadapi pandemi dan penetapan sebagai RS Rujukan COVID-19 membuat RSUD Kabupaten Bekasi harus mengimplementasikan kebijakan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapan RSUD Kabupaten Bekasi dalam menghadapi pandemi COVID-19, faktor-faktor apa yang berperan dalam keberhasilan implementasi kebijakan, bagaimana peran pimpinan dan pelaksananya, bagaimana kebijakan dan strategi yang dilaksanakan. Metode: penelitian ini adalah desain deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan validitas dengan Triangulasi sumber melalui observasi, telaah dokumen dan cross-check dengan penilaian terhadap 12 komponen kunci menggunakan checklist Monev Kesiapan RS yang diadaptasi dari WHO. Penelitian dilakukan pada Februari-Mei 2022. Hasil: penelitian ini adalah RSUD Kabupaten Bekasi mendapatkan hasil skor 96% pada saat penilaian kondisi triwulan 4 Tahun 2021. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan adalah Faktor Lingkungan, Sumber Daya, Hubungan antar organisasi terkait, serta Karakteristik dan kapabilitas pimpinan dan pelaksana. Kesimpulan penelitian bahwa RSUD Kabupaten Bekasi siap dalam menghadapi pandemi COVID-19. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan adalah Lingkungan, Sumber Daya, Hubungan antar organisasi, serta karakteristik dan kapabilitas para pelaksana. Kepemimpinan merupakan faktor kunci dalam menjalankan strategi.
Read More
T-6399
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sonia Ariyanti Sareng; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Mira Miranti Puspitasari, Adang Bachtiar
Abstrak: Meningkatnya jumlah kasus COVID-19 dan ketidakpastian berakhirnya penyebaran dari COVID-19 memberikan dampak di berbagai sektor salah satunya pada tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Secara global, menunjukkan bahwa stres adalah perasaan yang paling sering dilaporkan oleh tenaga kesehatan, dengan 93% dari mereka secara teratur mengalami stres dalam 3 bulan terakhir, hal ini diikuti oleh kecemasan sebanyak 86%, frustasi 77%, kelelahan 76%, dan perasaan kewalahan 75%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik tenaga kesehatan, gambaran tingkat stres pada tenaga kesehatan dan penyebab dari terjadi tingkat stres pada tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19 di UPTD Puskesmas Tanah Baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional dilakukan kepada 25 responden tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Tanah Baru berupa pengisian kuisioner DASS-21 serta pendekatan kualittatif berupa wawancara mendalam kepada 4 narasumber. Hasil pada penelitian ini, tenaga kesehatan yang bertugas selama masa pandemi COVID-19 sebanyak 72% tidak mengalami stres, 24% mengalami stres ringan, dan 4% mengalami stres sedang dengan berbagai macam ternjadinya faktor penyebab terjadinya resiko seperti presepsi reiko pada peningkatan kasus COVID-19, kelengkapan sarana berupa APD, peningkatan durasi kerja yang terjadi selama masa pandemi COVID-19, dan stigmatisasi terhadap tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19.
Read More
S-11090
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Galih Putri Y U; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Amila Megraini, Mira Fatmawati
S-5304
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evrilia Bayu Fista Saraswati; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Evi Martha, Caroline Endah Wuryaningsin, Astrid Saraswaty Dewi, Hasnerita
Abstrak: Salah satu faktor yang berperan dalam kesuksesan ibu memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikososial atau efikasi diri. Pendekatan kualitatif memberikan gambaran yang lengkap terkait analisis efikasi diri pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di PT. Indonesia Epson Industry Tahun 2017. Dalam studi ini terdapat 4 faktor yang berperan dalam efikasi diri pada ibu bekerja yang terdiri dari pengalaman penguasaan, pengalaman orang lain, persuasi lisan dan kondisi emosional. Hasil menunjukkan sebagian besar ibu bekerja memiliki efikasi diri tinggi. Hal ini dilihat dari usaha dan kesiapan ibu memberikan ASI eksklusif serta dapat mengatasi kesulitan maupun masalah menyusui yang dihadapi. Faktor pengalaman penguasaan lebih berperan terhadap efikasi diri. Sebagian besar ibu multipara dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya sehingga termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif kembali pada anak berikutnya. Selain itu lingkungan kerja dan tempat tinggal berperan dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Oleh karena itu diperlukan adanya motivasi menyusui dari efikasi diri serta lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan kesadaran ibu bekerja dalam pemberian ASI eksklusif.

The most important factors that influence mother's success in giving exclusive breastfeeding is psychosocial factor. Qualitative approach provides a more complecated which describes self-efficacy analysis of breastfeeding at working mothers in PT. Indonesia Epson Industry in 2017. In this study there are 4 factors that influence self efficacy in working mother which consist of experience of mastery, experience of others, verbal persuasion and emotional condition. Factor of mastery experience more a role to self efficacy. The results show that most working mothers have high self-efficacy. This is seen from the efforts and readiness of mothers to give exclusive breastfeeding and can overcome the problems and problems of breastfeeding is. Factor of experience over mastery of self efficacy. Most mothers are multiparous by previous experience to be motivated to exclusively breastfeed back to the next child. Moreover the achievements are given not only by the self-efficacy behind workplace environment and mother's residence. It is therefore necessary to have a factor of self-efficacy as well as a supportive environment for raising mother awareness in the exclusive breastfeeding method of working mothers. 
Read More
T-5047
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Witri Mukti Aji; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Mieke Savitri, Farida Camallia Z
S-5581
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ina Agustina Isturini; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Sandi Iljanto, Rina Adeina, Penina Regina B.
T-3456
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitria Kusuma Ratih; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Dumilah Ayuningtyas, Setyadi Nugroho, Amroussy Marsis
Abstrak: Tesis ini melakukan tinjauan terhadap Ketentuan AFAS (ASEANFramework Agrrement On Service) Mode ke-4 dengan melihat gambaran kepadaKesiapan Implementasi Kebijakan Tenaga Kesehatan Indonesia MenghadapiLiberalisasi Jasa Dalam Kerangka AFAS dengan melakukan tinjauan terhadapMNP untuk menyiapkan mutu dan kualifikasi tenaga kesehatan yang ada diIndonesia, dengan menguraikan, mengidentifikasikan serta mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam menyiapkan ImplementasiKebijakan Tenaga Kesehatan Indonesia Menghadapi Liberalisasi Jasa DalamKerangka AFAS dengan melakukan tinjauan terhadap MNP. Dari Hasil penelitiandisimpulkan bahwa pelaksanaan Mode ke 4 dalam kerangka AFAS merupakansalah satu isu strategis, namun saat ini proses penyiapan kebijakan yang mengarahkesana belum berjalan optimal, karena kurangnya koordinasi antar pemangkukebijakan.
Kata Kunci:Implementasi Kebijakan, ASEAN, AEC, AFAS Mode ke 4, Liberalisasi JasaKesehatan
This thesis conducted a review of the provisions of AFAS mode 4 toperceive the readiness conception of health workers policy implementation inIndonesia at the contend of services liberalization, with looking for seeting up thequality and qualified health workers in Indonesia by describing, identifying anddetermine measures to be has been done by the government in setteing policyimplementation Indonesia Health workers within the framework of serviceliberalization to AFAS with a review of MNP. The result of the study cocludedthat the implementation of AFAS mode 4 is the one of the strategic issues, but thecurrent policy preparation process that leads unoptimal, because of the lack ofcoordination among stakeholders.
Keywords:Policy implementation, ASEAN, AEC, AFAS Mode 4, health workerliberalization.
Read More
T-4172
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fery Rahman; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Purnwan Junadi, Syahrizal Syarif, Daeng Muhammad Sundoyo Faqih
Abstrak: Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 dilaporkan sebanyak 88,1 juta, 75 juta diantaranya adalah pengguna smart-phone. Adanya fitur aplikasi memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Perkembangan yang sangat pesat dibidang teknologi informasi tentu saja berdampak terhadap dunia kesehatan, Telemedis merupakan metode baru dalam pelayanan kesehatan. Telemedis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang digabungkan dengan kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan, mulai dari konsultasi, diagnosa sementara dan perencanaan tindakan medis, tanpa terbatas ruang atau dilaksanakan dari jarak jauh, sistem ini membutuhkan teknologi komunikasi yang memungkinkan transfer data berupa video, suara, dan gambar secara interaktif yang dilakukan secara real time. Telemedis sangat bermanfaat bagi masyarakat, diantaranya selain dapat langsung berkonsultasi secara online juga menghemat waktu, efisiensi biaya transportasi dan operasional. Manfaat telemedis sangat dirasakan bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil yang jauh dari fasilitas kesehatan. Telemedis juga bermanfaat dakam mengurangi angka rujukan maupun penanganan langsung oleh dokter spesialis, sehingga penanganan pertama bisa dilakukan oleh dokter umum sebagai gate-keeper pelayanan kesehatan. Namun ada permasalahan hukum dari telemedis ini, yakni belum adanya regulasi permenkes yang mengatur pelayanan serta standarisasi pelaksanaannya. Informed consent, kerahasiaan data pasien, dan rekam medis menjadi hal yang sangat serius diperhatikan dalam pelayanan Telemedis sesuai acuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dengan adanya telemedis, harapannya mutu pelayanan kesehatan lebih baik dikarenakan telemedis bukanlah upaya kuratif yang menegakkan diagnosa maupun sebagai upaya pemberian resep (tele-prescription) namun Telemedis memperkuat upaya konsultasi, edukatif, promotif dan preventif kesehatan seseorang, sehingga seseorang akan mendapatkan umpan balik self-care dan follow up-care. Kata kunci: Telemedis, Peraturan Menkes, konsultasi online, promotif & preventif Internet users in Indonesia in 2014 was reported as 88.1 million, 75 million of them are smart-phone users. Their application feature allows people to access information and the fulfillment of their daily needs. The rapid development of information technology in the field of course affect the health of the world, Telemedicine method is new in health care. Telemedicine is the use of information and communication technologies combined with the expertise of medical staff to provide health services, start from consultation, suspect diagnosis and how to planning of medical action, without being confined space or conducted remotely, the system requires a communication technology that enables the transfer of data such as video, voice and images interactively performed in real time. Telemedicine may have beneficial for the community, including in addition to directly online consultation and also saves much time, transportation costs are cheaper and the operational being more efficiency. Telemedicine have many benefits, such as for the people who live at remote areas which so far from health facilities. Telemedicine is also very useful in reducing the number of reference and handling of directly by specialist doctors, so the first treatment can be performed by a general practitioner as the gate-keeper of health services. However, there are legal issues of this telemedicine, that telemedicine does not have any regulations and standardized implementation services. Informed consent, confidentiality of patient data and medical records into a very serious thing to be considered in accordance reference Telemedicine service regulations and legislation in force. With the telemedicine, hopefully more better quality of health care, because it is not curative that can give the absolutely diagnosis and attempt prescribing (tele-prescription). But Telemedicine can be strengthen the efforts of consultation, education for patients, promotive and preventive health, that person will get feedback like self- care and follow-up care. Keywords: Telemedicine, Regulation of the Minister of Health, online consultation, promotive and preventive.
Read More
T-4834
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive