Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 11992 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Adenan; Promotor: Zulkifli Djunaidi; Kopromotor: Fatma Lestari, Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Budi Hartono, L. Meily Kurniawidjaja, Herlina J. EL- Matury, Kusnendi Soehardjo, Suparni
Abstrak:

Keselamatan kerja pada jalur hauling di industri pertambangan batubara merupakan aspek penting yang memerlukan perhatian serius, mengingat tingginya risiko kecelakaan kerja pada aktivitas pengangkutan material. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kecelakaan kerja dan menyusun model pencegahan berbasis Human Factor Analysis and Classification System for Mining Industry (HFACS-MI) serta metode investigasi Australian Transport Safety Bureau (ATSB). Pendekatan campuran digunakan dalam penelitian ini, dengan data kuantitatif diperoleh melalui survei terhadap 420 operator dump truck di tiga perusahaan tambang terbuka di Kalimantan, serta data kualitatif dari wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), dan observasi langsung di lapangan. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh enam variabel independen faktor eksternal, pengaruh organisasi, kepemimpinan tidak berkeselamatan, pengendalian risiko, kondisi lingkungan, dan tindakan individu terhadap kecelakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki pengaruh signifikan, dengan kepemimpinan tidak berkeselamatan dan kondisi lingkungan sebagai faktor dominan penyebab kecelakaan. Temuan ini mengindikasikan perlunya penguatan pengawasan, perbaikan perilaku kerja operator, serta peningkatan kualitas jalur hauling. Model pencegahan yang diusulkan menitikberatkan pada penguatan kepemimpinan, pengendalian risiko, dan perawatan infrastruktur hauling secara berkelanjutan untuk menurunkan angka kecelakaan kerja di sektor pertambangan.


 

Occupational safety in hauling roads within the coal mining industry is a critical aspect that requires serious attention, considering the high risk of work accidents during material transportation activities. This study aims to analyze the factors influencing occupational accidents and to develop a preventive model based on the Human Factor Analysis and Classification System for Mining Industry (HFACS-MI) and the Australian Transport Safety Bureau (ATSB) investigation method. A mixed-method approach was used, with quantitative data collected through a survey of 420 dump truck operators across three open-pit mining companies in Kalimantan, and qualitative data gathered from in-depth interviews, focus group discussions (FGDs), and direct field observations. Multiple linear regression analysis was employed to assess the influence of six independent variables external factors, organizational influence, unsafe leadership, risk control, environmental conditions, and individual actions on work accidents. The results indicated that all variables had a significant effect, with unsafe leadership and environmental conditions emerging as the dominant contributing factors. These findings highlight the need to strengthen supervision, improve operator behavior, and enhance the quality of hauling road infrastructure. The proposed accident prevention model emphasizes the reinforcement of leadership roles, risk control management, and continuous improvement of hauling infrastructure to reduce the incidence of occupational accidents in the mining sector.

Read More
D-589
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Martya Rahmaniati Makful; Promotor: Sudijanto Kamso; Kopromotor: Tris Eryando, Purnawan Junadi, Ratna Djuwita, Purwantyastuti, Raldi H. Koestoer, Artha Budi Duarsa, Suwarta Kosen
Abstrak: Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia, termasuk di Indonesia. Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB, dengan menerapkan strategi DOTS. Sejalan dengan kebijakan pembangunan nasional, pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional diprioritaskan pada daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan terutama yang belum memenuhi target penemuan kasus dan keberhasilan pengobatan. Terdapat lima provinsi dengan TB paru tertinggi dan dua tertinggi yaitu Provinsi Jawa Barat (0.7%), Papua (0.6%). Akses pelayanan kesehatan pasien TB menunjukan ketidakmerataan, dimana hanya ada di wilayah perkotaan dan berada pada ekonomi tinggi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih ditemukan pasien TB yang tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Keterbatasan akses pelayanan kesehatan pasien TB dapat disebabkan oleh kondisi individu yang berbeda-beda serta adanya perbedaan kondisi fisik (geografis). Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan model spasial akses pelayanan kesehatan di provinsi Jawa Barat dan Papua.
 
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan menggunakan data yang berasal dari Riset Kesehatan Dasar 2013. Lokasi penelitian di 2 provinsi yaitu di provinsi Jawa Barat dan provinsi Papua. Analisis penelitian dengan menggunakan regresi logistik untuk melihat pengaruh karakteristik individu terhadap akses pelayanan kesehatan dan analisis spasial statistik menggunakan Geographically Weighted Regression (GWR) untuk melihat spasial akses pelayanan kesehatan. Akses pelayanan kesehatan adalah pasien TB yang melakukan pemeriksaan dahak, foto rontgen dan mendapatkan obat anti TB.
 
Akses pelayanan kesehatan pasien TB di provinsi Papua masih rendah. Karakteristik individu yang mempengaruhi akses pelayanan kesehatan adalah asuransi kesehatan, pekerjaan, menikah, mengetahui ketersediaan fasilitas kesehatan. Model spasial akses pelayanan kesehatan menghasilkan dua jenis variabel pembentuknya, yaitu adanya variabel lokal dan variabel global. Variabel lokal adalah variabel yang mempunyai pengaruh unsur kewilayahannya terhadap akses pelayanan kesehatan, sedangkan variabel global merupakan variabel yang berpengaruh di tingkat provinsi.
 
Masih rendahnya pasien TB yang melakukan akses pelayanan dapat disebabkan oleh sulitnya pasien TB dalam mencapai fasilitas kesehatan, terutama di wilayah dengan perbedaan geografis. Sehingga perlunya ada kebijakan dalam menyiapkan sarana dan prasarana kesehatan pasien TB, yaitu dengan mulai memasukan tenaga kesehatan terlatih di bidang tuberkulosis pada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan.
 

Tuberculosis is a major public health problem in the world, including in Indonesia. Finding and curing the patients are the best way of preventing transmission of TB by implementing the DOTS strategy. Implementation of the national TB control strategy prioritized in remote, border and island especially TB patients who do not meet the target case detection and treatment success. There are two of provinces with the highest and second highest TB namely west Java province (0.7%) and Papua (0.6%). Accessibility to health services of TB patients showed inequality, which only exist in urban areas and at high economic status. The problem in this research is find the of TB patients who do not get accessibility to health services. Limited accessibility to health services of TB patients could be caused by conditions different individuals as well as differences in physical conditions (geographic). The purpose of this study is to setup a spatial model of accessibility to health services in the province of West Java and Papua.
 
This study used a cross-sectional design and data derived from the Basic Health Research in 2013 (RISKESDAS). Research sites in the provinces of West Java and Papua. Research analysis applied logistic regression to determine the effect of individual characteristics of accessibility to health services and statistical spatial analysis using the Geographically Weighted Regression (GWR) for a model of spatial accessibility to health services.
 
Accessibility to health care is the patient of TB sputum examination, x-rays and getting anti-TB. Accessibility to health services of TB patients in the province of Papua remains low. Individual characteristics that affect accessibility to health care are health insurance, employment, marriage, the availability of health facilities. Spatial models of accessibility to health services generate two types of constituent variables, the local variables and global variables. Local variables are variables that influence the spatial element of accessibility to health services, while global variables are variables that influence at the provincial level.
 
The low TB patients who do accessibility services may be caused by the difficulty in the of TB patients to health facilities, especially in the areas with geographical differences. Thus the need for a policy in preparing health facilities TB patients, i.e. to start entering trained health personnel in the field of tuberculosis in the entire health care facility.
Read More
D-389
Depok : FKM-UI, 2018
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lili Musnelina; Ppromotor: Hasbullah Thabrany; Kopromotor: Mardiati Najib, Pradana Soewondo, Ratu Ayu Dewi Sartika, Teti Indrawati, Asri C. Adisasmita, Pujiyanto, Ahmad Fuad, Delina Hasan
D-358
Depok : FKM-UI, 2017
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evi Martha; Promotor: Hadi Pratom; KoPromotor: Kemal Nazaruddin Siregar, Meutia F. Swasono; Sudarti Kresno, Rulina Suradi, Anna Alisyahbana, Dwi Susilowati, Endang L. Achadi, Agustin Kusumayati
D-258
Depok : FKM-UI, 2012
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nova Riyanti Yusuf; Promotor: Hasbullah Thabrany; Kopromotor: Sabarinah B Prasetyo, Suzy Yusnah Dewi; Penguji: Rita Damayanti, Dumilah Ayuningtyas, Sasanto Wibisono, Firdiansjah, Bryon Joseph Good
D-398
Depok : FKM-UI, 2019
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Husnan; Pembimbing: Soekidjo Notoatmodjo, Endang Sri Murtiningsih Basuki; Penguji: Ella Nurlaela Hadi, M Hasan AD, Siti Hayati
Abstrak:

Prestasi belajar mahasiswa selama menjalani proses pendidikan akan berdampak pada daya saing mahasiswa tersebut saat memasuki dunia kerja. Seseorang dengan prestasi belajar yang rendah akan kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya bahkan akan sulit mendapatkan pekerjaan. Motivasi, minat dan dukungan lingkungan diduga berperan besar dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dan kuat hubungan antara motivasi belajar, minat memilih jenis pendidikan tenaga kesehatan dan dukungan lingkungan baik secara Sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap prestasi belajazr mahasiswa Politeknik Kesehatan Pekanbaru. Disain penelitian ini adalah cross sectional, dengan populasi semua mahasiswa kelas regular Politeknik Kesehatan Pekanbaru pada program Studi kebidanan, keperawatan dan gizi sebanyak 326 mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik regresi sederhana dan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifkan antara motivasi belajar dan minat lerhadap prestasi belajar mahasiswa dengan koefisien determinan 0,445. Artinya variabel motivasi dan minat secara bersama-sama dapat memprediksi prestasi belajar mahasiswa sebesar 44,S%. Sementara itu dukungan Iingkungan tidak terbukti berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa Politeknik Kesehatan Pekanbaru. Setelah dikontrol dengan dua variabel konfending yaitu jurusan asal sekolah dan uang saku, ternyata kedua variabel konfonding tersebut turut pula menambah kekuatan determinan terhadap prestasi belajar mahasiswa Politeknik Kesehatan Peknnbaru menjadi 45,4 % dengan model persamaan regresi* Prestnsi Belajar = -1,288 + 0,04746 * Motivasi + 0,0281 * Minat + 0,014664* Asal Sekolah + 0,007228* Uang Saku. Dengan demikian yang menjadi model determinan prestasi belajar mahasiswa Politeknik Kesehalan Pekanbaru adalah, motivasi belajar, minat memilih pendidikan tenaga kesehatan,jurusan asal sekolah, dan uang saku. Politeknik Kesehatan Pekanbaru perlu melakukan upaya-upaya peningkatan motivasi dan penyesuaian minat pada diri mahasiswa sehingga prestasi belajar dapat meningkat. Perlu melakukan penelitian lanjutan terhadap faktor-faktor Lainnya yang mungkin pengaruhnya sangat besar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Read More
T-2396
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syahrial; Pembimbing: Meiwita Budiharsana, Artha Prabawa; Penguji: Tris Eryando, Akemat
Abstrak:

Kabupaten Pidie dengan jumlah Puskesmas sebanyak ( 26 Euskesmas telah memiliki jumlah perawat puskesmas yang telah mengikuti pelatihan BC dan IC CMHN sebanyak 46 perawat dengan jumlah pasien gangguan jiwa 808 orang (0,16%) dari jumlah penduduk Kabupaten Pidie. Jumlah pasien yang telah dirawat oleh perawat CMHN di Puskesmas sebanyak 285 orang (35,3 %} dari jumlah pasien di Kabupaten Pidie. Masalah keperawatan pada pasien gangguan jiwa yang telah dirawat oleh Perawat CMHN di Kabupaten Pidie adaHl alusinasi Q2,6 %), Isolasi Sosial (12,3 %), Harga Diri Rendah (10,5 %), Waham (§,5 %' Defisit Perawatan Diri (17,9 %) dan Prilaku Kekerasan (17, 2 %). Adapun Diagnosa Medis ¥ang sering muncul pada pasien gangguan jiwa di puskesmas adalah gangguan mental organik (demensia, delirium), gangguan penggunaan napza (gangguan penggunaan zat, gangguan penggunaan pengetahuan masyarakat tentang masalah gangguan jiwa, masih adanya stigma masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa dan tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Pidie. Metodologi yang digunakan dalam tesis ini adalah metode incremental dan iterative melalui tahapan perencananalisis, perancangan, pengkodean dan uji coba sistem. Identifikasi dan analisis masalah sistem dilakukan dengan wawancara rnendalam, telaah dokumen dan observasi pafla unit kerja dinas kesehatan dan puskesmas serta beberapa informan yang terkait. Perancangan prototype dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data mysql yang bersifat open source. Uji coba prototfpe dilakukan menggunakan data sampel di Laboratorium Komputer Fakultas Kesehatan Masayarakat Departemen Biostatistika: Universitas Indonesia. Sistem informasi kesehatan jiwa masyarakat yang dikembangkan ini akan memberikan informasi yang berkualitas yang dapat dapat digunakan sebagai pendukung keputusan bagi pengambil kebijakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie dalam pelaksanaan program penanggulangan masalah kesehatan jiwa masyafakat. Sebagai suatu decision support system, system infonnasi kesehatan jiwa masyarakat dapat memberikan dukungan sampai level empat yaitu estimate ded sion c nsequences. Pada level ini informasi yang dihasilkan memungkinkan.jajaran pimpinan dinas kesehatan melihat dampak-dampak yang timbul dari program yang telab. dilaksanakan. Hasil analisis ini juga da:P-at dipergusnebagai umpan balik. pada puskesmas. Hasil dari pengembangan sistem infonnasi ini adalah dihasilkan prototype.


Pidie regency, whith has 26 health centre, have 46 nurses who have been accompanied in BC and IC CMHN training this regen y has 808 mental illness people or 0.16% of the poJ?ulation there. The patients who has been care by CMHN nurses are 285 patient (35.3%} of all patient there The problems of these patient are hallucination (32.6%), social isolation (12.3%) low self esteem (10.5%), delusion (9,5%), self care deficit (17,9%) and violence (17.2%). Therefote medical diagnosis which often happened on mentally iUness patients re eranic mental (desorder, delirium), drugs abused, skizofrenia, psychotic cronic, psychotic acute, depresif, neurotic (fobic, panic and anxiety), anxiety and epression, adaptation disruption, mental retardation, mentally sick in children and adulesiont, behayior disruptioannd epilepi). The problems that should be solved by the government are first, the functions of department and local clinic and another related sources. Prototype planning is done by PHP programming language and database My SQL which is open source. Prototype trial is done by sample data in computer laboratory of Biostatistic Department of Public health faculty. This information system development will give a good information which can be used as a support of decision for policy maker in health department of Pidie regency in preventing mental health.problem program. As dicision support systeinformation system could give support to the fourth level which is estimate decision consequences. In this level, Ute information cou d make the channan of health department top at the effects of the programs done. The analysis results also could be used as a facder or clinic. The result of thts information system devel-opment is pmduced by the prototype of public mental health information system of health departmen in Pidie regency in 2008 which could be operated onlin o offline. To makes this information system wo9cs well and continuoysly, we need the commitment and supporting policy, include a fimds, human resources, feeder mechanism, monitoring and eval uation.

Read More
T-2786
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sutaryanto; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono, Artha Prabawa; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Dedi Kuswenda
Abstrak:

Praktekk dokter swasta merupakan saiah satu upaya pelayanan kesehalan pada masyarakal yang belperan dalam menekan angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia Institusi ini menjadi Salah sam bagian panting dalarn sistem kesehatan nasional dan regional. Sistem informasi kesehatan praktik dokter swasta di Kabupatcn Cianjur belum berjalan. Olch karcna itu dipcrlukan pengembangarmya. Penelitian ini bertujuan mengidentitikasi masalah, menemukan variabei, menentukan indikator, dan menyusun prototipe sistem informasi keschatan praktik dokter swasta Metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah berdasarkan siklus hidup pcngembangan sistem yang lerdiri dari tahap perencanaan, analisis, perancangan, dan pelaksanaan sistem. Pengumpulan data melalui penyebaran angket, observasi dan wawancara mendalam. Objek pcnclitian meliputi dokter praktik swasla., puskesmas, dan Dinas Kcschatan Kabupaten Cianjur. Ruang lingkup penelitian adaiah doktcr umum, doktcr gigi dan dokter spesialis yang praktik di klinik, balai pengobatan, da.n praktik sendiri. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi permasalahan sistem yang ada saat ini, menemukan variabel yaitu identitas pasien, riwayat alergi, anamnese, hasil pemcriksaan, diagnosis, dan pengobatan. Indikator yang dihasilkan adalah jumlah kunjungan pasien, proporsi pcnyakit berdasarkan jenis kclamin, proporsi penyakit berdasarkan kelompok umur, dan 10 besar penyakit terbanyak. Pengujian sistem dilakukan di laboratorium komputcr FKM UI. Sistem infommasi ini dapat menggambarkan alur sistcm yang jelas, pcngolahan dan pcnyajian data secara otomatis, serla penyimpanan data dalam bentuk basis data. Kondisi yang dibutuhkan dalam implementasi sistcm di lapangan adalah perlu komitmen dari Pimpinan Dinas Kesehatan dan para pmktisi dokter praktik Swasla.


Practice doctor private sector represent one ofthe health service effort at society which play a part in to depress morbidity ntunber and mortality in indonesia. This institution become one part of the important in system health of regional and national. information system Health of private sector doctor practice in Cianjur Regency not yet walked. Is therefore needed by its development. This research aim to identify problem, finding variable, determining indicator, and compile information system prototype health of private sector doctor practice. Used methodologies system development is pursuant to cycle live system development which consist of planning phase, analyses, scheme, and system execution. Data collecting through spreading of enquette, circumstantial interview and observation Research object cover private sector practice doctor, puskesmas, and Cianjur District Health Office. Scope research is medical doctor, specialist doctor and dentist which practice in clinic, clinical centre, and practice alone. This research succeed to identify problems of existing system in this time, finding variable that is patient identity, allergic history, anamnese, result of inspection, diagnosed, and medication. yielded by indicator is the amount of patient visit, disease proportion pursuant to gender, disease proportion pursuant to age group, and 10 is big of disease many. examination of System conducted in FKM UI computer laboratory. This infomation system can depict clear system path, and processing presentation of data automatically, depository and also data in the form of data bases. Condition of which is required in system implementation in field is needing commitment from Head District Health Oilice and all private sector practice doctor practitioner.

Read More
T-2556
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Junita; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Tri Krianto, Nanik Widayani, Tini Setiawan
Abstrak:

Rumah tangga sehat rnerupakan salah satu indikator Standar Pelayanzm Minimal (SPM) Promosi Kesehatan karena perilaku di rumah tangga Iebih representatiftcrhadap perilaku masyarakat dibanding tatanan yang lain. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko teqiadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit Serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Masalah program PHBS di Kota Bogor dari sisi infonnasi yang ada saat ini adalah belum adanya data base dan informasi yang dihasilkan belum meyajikan infonnasi yang spesifik untuk pcngambilan keputusan dalam rangka perencanaan dan evaluasi PI IBS. Dari hasil analisis terhadap kebutuhan sistem informasi, maka sistem yang dibutuhkan adalah sistem yang dapat menyajikan informasi yang spesifik tentang masalah perilaku di masyarakat sehingga dapat diambil langkah upaya penccgahan dan penanggulangan masalah kesehatan, Untuk itu diperlukan pengcmbangan sistem infommasi yang discsuaikan dengan kebutuhan. Sistem Informasi PHBS yang dihasilkan, dibangun dari pengkajian masajah sistem dengan mengacu pada kebutuhan informasi untuk pengambilan keputusan dalam rnenanggulangi masalah kesehatan di Kota Bogor. Dari kajian kebutuhan infonnasi ini kemudian dibangun kebutuhan sistem meliputi kebutuhan input dan kebutuhan proses serta kebutuhan output berupa tampilan output yang informatif dan akurat sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Sistem informasi PHBS Tatanan Rumah Tangga yang dikembangkan mempunyai beberapa kelebihan diantaranya output yang dihasilkan, interpretasi hasil dengan bantuan gratik dan peta yang mcnggambarkan perilaku menurut kelurahan dan kecamatan, kemudahan akses infonnasi dan kelebihan lain seperti efisensi waktu dan tenaga juga pengelolaan data dan informasi dengan memanfaatkan manajemen basis data sedangkan informasi yang dihasilkan dan sistem sebelumnya hanya berupa klasifikasi Kelurahan Sehal. Diharapkan pengembangan sistem informasi PHBS Talanan Rumah Tangga dapat menjadi solusi permasalahan sistcm informasi yang ada sehingga inlormasi yang dihasilkan dapat mcnjadi dasar pengambilan keputusan untuk mcmccahkan masalah kesehatan. Diperlukan beberapa tahapan yaitu uji coba, sosialisasi dan advokasi, pelatihan, monitoring dan evaluasi secara tems mcnerus agar sistem dapat diterapkan di lapangan.


Healthy household is one of the indicators of Health Promotion Minimal Service Standard because household behavior is more representative toward public behavior compared to other sequences. Hygiene and Healthy Life Behavior in Household is effort to aware household member would and could conduct Hygiene and Healthy Life Behavior to maintain and increasing their health, prevent risk of disease and protecting self from disease threat and actively responsible in health association in public. Hygiene and Healthy Life Behavior program problems in Bogor City from available information recently is unavailability of database and infomation output not yet produced specific information to make a decision in order to plan and evaluating Hygiene and Healthy Life Behavior. From result analysis toward information system needs, needed system is system that presenting specific information toward behavior problems in public so that decided preventing and overcoming action of health problems. Therefore, require information system development that is appropriate with needs. Hygiene and Healthy Life Behavior Infornation System resulted, developed from system problem study by referred from infomation needs for decision-making in overcoming health problems in Bogor City. From this information needs study then developed system needs including input needs and process needs and output needs in the form of informative and accurate output appearance so that become decision-making basis. Hygiene and Healthy Life Behavior Information System of Household Sequences that developed has several excess such as output resulted, result interpretation with graphic assistance and map that describe behavior. According to sub-district and chief of village, ease information access and other excess such as time and force efficient; and data and infomation management by using data basis management while information resulted fiom previous system only in the form of I-lealth Sub-district classilication. Suggested that Hygiene and Healthy Life Behavior information system development of Household Consequence is become problems solution of infomation system so that information outputs become decision-making basis to solve health problems. Need several stages, which are test, socialization and advocate, training, monitoring and evaluation continually so that system implemented in field.

Read More
T-2561
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muryanto; Pembimbing: Tris Eryando, Artha Prabawa; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, A.Y.G Wibisono, Rina Fithri Anni Bahar
Abstrak:

Tujuan pengcmbangan Sistem Informasi Program Kesehatan lbu dan Anak di Kabupaten Sanggau adalah dikembangkannya Sistem Informasi Program Kesehatan Ibu dan Anak yang adekuat untuk menghasilkan informasi yang berkualitas dalarn mendukung pelaksanaan progmm Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Sanggau. Pengembangan Sistem lnformasi Program Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Sanggau ini mengacu pada sistem yang sudah ada yaitu Sistem Pelaporan Program Kcschatan Ibu dan Anak (KIA) dan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SPZTP). Namun pelaksanaan sistem ini masih terdapat masalah diantaranya pemanfaatan komputer behun optimal, ketepatan waktu pengiriman laporan rendah dan kelengkapan laporan rendah. Pemmasalahan ini menyebabkan sistem infom1asi beium adekuat dalam menyediakan data yang berkualitas dalam penguatan manajemen program Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Sanggau. Metodologi yang digunakan adalah berdasarkan siklus hidup pengembangan sistem yang terdiri dari tahap perencanaan, analisis, perancangan dan pelaksanaan. Untuk tahap pelalcsanaan hanya sampai pada kegiatan dokumentasi sistem. Pengujian sistem hanya dilakukan di laboratorium menggunakan data tahun 2005 dan tahun 2006. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi di lapangan. Unit kerja yang menjadi obyek penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau dan dua Puskesmas di wilayah kerjanya. Dalam penelitian ini telah dihasilkan prototipe Sistem Informasi Program Keschatan lbu dan Anak di Kabupaten. Pelaksanaan sistem informasi ini agar berjalan dengan baik dan berkelanjutan membutuhkan komitmen dan kebijakan yang kuat dari pcnentu kebUakan, aturan yang jelas tentang organisasi pelaksana, motivasi yang kuat dari pelaksana dan dukungan dana yang berkwinambungan. Diharapkan dapat membantu dalam menyediakan data dan infonnasi Kesehatan Ibu dan Anak berkualitas yang dapat digunakan untuk penguatan manajemen progam Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Sanggau.


The purpose of Maternal and Child Health infomation system development is to develop an application of Matemal and Child Health Program information System is adequately that provided good quality of infomation to support Matemal and Child health programs in Sanggau District. The development for Matemal and Child Health infomation system in Sanggau District had been conducted according to Matemal and Child Health was reporting system and Health Center Integrated Recording and Reporting System was called SPZTP. There are many problems in the implementation of this system such as too using computer on data management was not optimal, lack of timely reporting, and incompleteness of reporting. These problems make the data quality is low and not adequately support the management of Matemal and Child Health program in Sanggau District. The method for this research was using system development life cycle approach that consist of planning, analysis, design and implementation stages. Implementation stage limited to documentation process. System testing have been conducted at laboratory and using data at 2005 and 2006 year. Data needed were collecting by indepth interview, and document observation. The object of research was the Health Office of Sanggau District and two selected public health centers. This research had been created a prototype of Maternal and Child Health Program Management Infomation System is Good and continuity of system implementation need the policy and commitment of decision maker, clear regulation of system organization, good motivation of the system operator and continuity of tinancial support. Hoping to help on providing good quality of Matemal and Child Health data and information which support matemal and Child health program management in Sanggau District.

Read More
T-2592
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive