Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 38091 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Farah Riyadi; Pembimbing: Kurnia Sari; Pneguji: Jaslis Ilyas, Atira Ahmad
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan perawatan ibu dan anak di Farah Mom & Baby Care tahun 2025, dengan fokus pada karakteristik pelanggan, persepsi terhadap fasilitas, serta hubungan keduanya terhadap kepuasan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional dan melibatkan 71 responden yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji univariat dan bivariat. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas pelanggan adalah perempuan berusia di atas 27 tahun, berpendidikan tinggi, dan berpenghasilan menengah ke atas. Sebanyak 54,9% responden menyatakan bahwa fasilitas di Farah Mom & Baby Care belum memadai, meskipun beberapa aspek seperti kebersihan dan kenyamanan dinilai cukup baik. Tingkat kepuasan pelanggan 49,3% merasa puas. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa hanya persepsi terhadap fasilitas yang memiliki hubungan signifikan terhadap kepuasan pelanggan (p=0,000), sementara karakteristik pelanggan seperti usia, pendidikan, pendapatan, dan jarak tempuh tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Temuan ini menunjukkan pentingnya peningkatan fasilitas sebagai strategi utama dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.

This study aims to assess customer satisfaction with maternal and child care services at Farah Mom & Baby Care in 2025, focusing on customer characteristics, perceptions of facilities, and their relationship to satisfaction levels. A quantitative approach with a cross-sectional design was used, involving 71 respondents selected through purposive sampling. Data were collected using a structured questionnaire and analyzed through univariate and bivariate methods. The results showed that most customers were women over the age of 27, with higher education levels and middle-to-upper income. A total of 54.9% of respondents considered the available facilities inadequate, despite positive evaluations of aspects such as cleanliness and comfort. Overall customer satisfaction 49.3% reporting satisfaction. Bivariate analysis revealed that only perceptions of facility quality had a significant relationship with customer satisfaction (p=0.000), while variables such as age, education, income, and travel distance showed no significant association. These findings highlight the importance of improving facility quality as a key strategy to enhance customer satisfaction.
Read More
S-12048
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adinda Aida Yasmin; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Atik Nurwahyuni, Novendra
Abstrak:
Kepuasan pasien adalah salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pasien yang merasa puas dengan layanan yang diberikan cenderung lebih patuh terhadap instruksi medis dan memiliki tingkat pemulihan yang lebih baik. Salah satu aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah kualitas layanan, termasuk durasi waktu tunggu yang harus dijalani pasien sebelum mendapatkan pelayanan. Akan tetapi, masih terdapat rumah sakit di Indonesia yang masih menjadikan durasi waktu tunggu sebagai salah fokus peningkatan kualitas layanan kesehatan, salah satunya adalah Rumah Sakit Hermina Metland Cibitung terkhusus di Poli Obgyn. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kualitas layanan, waktu tunggu, karakteristik pasien, dan kepuasan pasien BPJS di Poli Obgyn Rumah Sakit Hermina Metland Cibitung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survei. Sampel penelitian melibatkan rata-rata pasien yang berkunjung ke Poli Obgyn pada periode tertentu, yaitu sebanyak 132 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan uji Kruskall Wallis, uji Mann-Whitney, dan uji Spearman pada uji bivariat serta regresi linear berganda, uji T, uji F, dan analisis koefisien determinasi pada uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Rata-rata kepuasan pasien sebesar 3,24 dari 4, dengan nilai terendah pada aspek ketanggapan dokter dan kecepatan layanan; 2) Semua dimensi kualitas layanan (tangibles, empathy, reliability, responsiveness, assurance), dimensi empathy memiliki nilai tertinggi; 3) Sebagian besar pasien (78%) mengharapkan waktu tunggu0,05); 7) Karakteristik pasien (usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, suku, jenis pelayanan) tidak berhubungan signifikan dengan kepuasan (p>0,05); 8) Secara simultan, dimensi tangibles, dimensi assurance, dimensi empathy, PWT, dan suku bangsa berpengaruh signifikan (R²=0,874), secara parsial, hanya dimensi tangibles dan assurance yang signifikan. Keterbatasan penelitian ini hanya mencakup satu lokasi rumah sakit, keterbatasan waktu penelitian, serta metode pengumpulan data yang berisiko menimbulkan bias akibat adanya pengisian kuesioner tidak langsung. Penelitian ini hanya melibatkan pasien BPJS di satu unit layanan dan terbatas pada tiga variabel sehingga hasilnya tidak mewakili populasi dan faktor yang lebih luas. Rumah sakit perlu meningkatkan koordinasi di bagian pendaftaran, khususnya dalam pengarahan pasien dan verifikasi kunjungan bagi pasien BPJS serta penambahan beberapa fasilitas dan SDM. 

Patient satisfaction is a critical factor in improving the quality of healthcare services. Patients who are satisfied with the services provided tend to be more compliant with medical instructions and demonstrate better recovery outcomes. One aspect influencing patient satisfaction is service quality, which includes the waiting time duration prior to receiving care. However, several hospitals in Indonesia still regard waiting time as a secondary concern in service quality improvement, including Hermina Metland Cibitung Hospital, particularly in the Obstetrics and Gynecology (Obgyn) outpatient clinic. This study aims to analyze the relationship between service quality, waiting time, patient characteristics, and BPJS patient satisfaction at the Obgyn Clinic of Hermina Metland Cibitung Hospital. A cross-sectional study design was employed using a quantitative approach through survey methods. The sample comprised 132 respondents, representing the average number of patients visiting the clinic within a specific period, selected using purposive sampling. Hypothesis testing was conducted using Kruskal-Wallis, Mann-Whitney, and Spearman tests in the bivariate analysis, as well as multiple linear regression, t-test, F-test, and coefficient of determination in the multivariate analysis. The results showed that: 1) The average patient satisfaction score was 3.24 out of 4, with the lowest ratings on doctor responsiveness and service speed; 2) All dimensions of service quality (tangibles, empathy, reliability, responsiveness, assurance), empathy being the highest score; 3) The majority of patients (78%) expected a waiting time of under 60 minutes, but only 47% experienced this, with the actual average waiting time being 72.06 minutes; 4) Most respondents were aged 21–33, unemployed, had a low education level, earned below the minimum wage, and were of Javanese ethnicity; 5) All service quality dimensions had a significant relationship with patient satisfaction (p=0.001); 6) Waiting time had no significant relationship with patient satisfaction (p>0.05); 7) Patient characteristics (age, education, occupation, income, ethnicity, type of service) were not significantly related to satisfaction (p>0.05); 8) Simultaneously, the dimensions of tangibles, assurance, empathy, waiting time, and ethnicity had a significant influence on satisfaction (R²=0.874), while partially, only tangibles and assurance were significant predictors. This study is limited by its focus on a single hospital, restricted research duration, and data collection methods that may introduce bias due to indirect questionnaire responses. It exclusively involved BPJS patients in one service unit and examined only three variables, limiting the generalizability of the findings. The hospital should improve coordination at the registration counter, particularly in directing and verifying visits for BPJS patients, as well as consider adding facilities and human resources.
Read More
S-11889
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jajang Prihata; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Agustin Kusumayati, Anwar Hasan, Trisna Setiawan, Anang Yuwana
T-3073
Depok : FKM-UI, 2009
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asina Indira Indiriaty; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Ede Surya Darmawan, Widyastuti Wibisana
S-5006
Depok : FKM UI, 2007
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aliya Diandra; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Prastuti Soewondo, Novita Dwi Istanti
Abstrak: Kualitas layanan yang baik diharapkan mampu memenuhi ekspektasi dan mencapai kepuasan dari pelanggan rumah sakit yang mana dapat menjadi faktor penentu loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan menggambarkan kecenderungan pelanggan untuk memilih kembali layanan kesehatan pada rumah sakit tersebut apabila memerlukan pengobatan di masa mendatang. Loyalitas pelanggan dapat dinilai dari tingkat kemungkinan pelanggan untuk merekomendasikan layanan kepada keluarga atau teman dengan metode Net Promoter Score. Dalam penelitian ini, dari 67 orang responden, diperoleh hasil sebesar 49,3% pelanggan adalah promoters atau memiliki tingkat loyalitas yang tinggi. Rumah Sakit Universitas Indonesia pada tahun 2021 berhasil mencapai Net Promoter Score sebesar 45 dengan skala -100 sampai dengan 100 yang mana menunjukkan bahwa tingkat loyalitas pelanggan sudah pada kategori favorable.
Read More
S-10704
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mira Miranti Puspitasari; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Anhari Achadi, Pujiyanto, Enny Ekasari, Yuliandi
Abstrak: Upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) pada ibu hamil merupakan kegiatan essensial pada layanan antenatal, dengan integrasi akan lebih efektif untuk meningkatkan jangkauan ibu hamil melakukan skrining HIV yang bertujuan mencegah penularan secara vertikal dari ibu ke anak. Analisis Implementasi integrasi ditujukan untuk melihat pelaksanaan skrining HIV pada ibu hamil yang terintegrasi dalam layanan antenatal terpadu di Kota Depok Tahun 2017.

Metode pada penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengambilan data WM, FGD dan telaah dokumen dilihat dari komunikasi, sumber daya, disposisi,sikap pelaksana, struktur birokrasi dan lingkungan sosial.

Hasil dari penelitian didapatkan aspek komunikasi dalam bentuk sosialisasi mengenai program dan pedoman pelaksanaan belum optimal dijalankan hal ini berpengaruh kepada aspek lainnya yaitu ketersediaan sumber daya baik fasilitas, dana maupun SDM masih terbatas dan berfokus pada layanan di Puskesmas, struktur birokrasi berupa SOP dan fragmentasi koordinasi antar bidang yang terlibat belum terintegrasi, lingkungan sosial berupa dukungan masyarakat, dukungan layanan kesehatan swasta yang belum optimal dan adanya stigma negatif mempengaruhi implementasi integrasi PPIA ke layanan antenatal. Disisi lain disposisi berupa sikap pelaksana dan sumber daya berupa kewenangan sudah sesuai dengan pedoman.

Kesimpulan didapatkan bahwa implementasi integrasi layanan PPIA ke layanan antenatal belum optimal hal ini didukung konseling pra-tes dan pasca tes belum efektif, cakupan skrining HIV bumil masih rendah, mekanisme rujukan yang belum berjalan dengan baik dan proses pencatatan dan pelaporan serta monitoring evaluasi yang belum terintegrasi. Direkomendasikan melakukan koordinasi efektif agar dapat melakukan pemetaan tentang apa yang sudah dilakukan sehingga akan dapat dibuat road map perencanaan dan regulasi agar proses komunikasi kepada semua pelaksana dan advokasi kepada stake holder dilakukan dengan efektif yang akan berpengaruh kepada ketersediaan sumber daya, disposisi, pembentukan struktur birokrasi dan lingkungan sosial yang mendukung implementasi kebijakan.

Keyword: Implementasi, PPIA, skrining HIV ibu hamil, antenatal

Prevention of mother to child HIV transmission (PMCT) in pregnant women is an essential activity in antenatal care, so that the existence of integration would be more effective to increase coverage of pregnant women do HIV screening aimed at preventing the transmission vertically from mother to child. In areas with concentrated HIV epidemic status and expanded, mandatory HIV tests and counseling is offered and became part of antenatal care and laboratory examination time labor for all pregnant women. The analysis of integrated implementation is aimed at seeing the implementation of HIV screening of pregnant women that is integrated with antenatal care in Depok city ,2017.

Method in this research is qualitative data develop techniques with WM, FGD and review the document by using the views of communication, resources, disposition of the attitude of the implementor, the bureaucratic structure and the social environment.

Result of the research, communication aspects of the obtained in the form of socialization about the program and implementation of the guidelines have not been optimally run. it is influential to other aspects, such availability of good facility resources, funds or human resources is still limited and focuses on public health centre, bureaucratic structure in form of SOP and coordination field fragmentation involved has not yet been integrated, the social environment in the form of community support, private health service support that is not optimal and the existence of negative stigma affect the implementation of the integration of the PMTCT to antenatal care. Disposition be implementor attitude and resources in the form of authority is in compliance with the guidelines but is not supported by the availability of resources raises the indifference of the executor.

The conclusions obtained that the implementation of the Integration PMTCT to antenatal care has not been optimal. Recommended effective coordination in order to do perform the mapping of what is already done so will can be made road map planning and regulation in order to make the communication process to managing and advocating to all stake holders is done effectively that will affect the availability of resources, establishment of a bureaucratic structure, disposition and social environment which supports the implementation of the policy.

Keyword :implementation, PMTCT, HIV screening of pregnant women, antenatal care
Read More
T-5122
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Elly Irawati; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Elmy Rindang Turhayati
S-7446
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ririn Fristika Sari; Pembimbing: Alex Papilaya; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Meizi Fachrizal Achmad, Suginarti
T-2624
Depok : FKM UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Viktor Kombertonggo; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Pujiyanto: Penguji: Anhari Achadi, Lucia B. Siregar, Solichatin Y.
Abstrak:

AKI dan AKB di Papua masih tinggi, hampir dua kali lebih besar AKI dan AKB Nasional. Disisi lain Depkes menargetkan pada tahun 2009, AKI turun dari 307/100.000 kelahiran hidup menjadi 226/100.000 kelahiran hidup dan AKB turun dari 35/1000 kelahiran hidup menjadi 25/1000 kelahiran hidup. Tingginya AKI dan AKB di Papua, akibat akumulasi masalah di Puskesmas yang ada di Papua. Program KIA Puskesmas merupakan salah satu cara akselerasi menurunkan AKI dan AKB di Indonesia. penelitian ini dilakukan guna menganalisis sistem program KIA Puskesmas Desain penelitian ini adalah, kualitatif dengan pendekatan sistem. Metode pengumpulan data, dengan cara wawancara mendalam untuk data primer dan telaah dokumen untuk data sekunder. Selanjutnya data dianalisis dengan content analysis. Tempat penelitian dilakukan di Enam Puskesmas di kabupaten Mimika selama dua bulan. Hasil penelitian: Aspek Pembiayaan: Sumber dana dari retribusi Puskesmas kurang sebab masyarakat berobat gratis. Alokasi APBD tahun 2007, 80% untuk fisik dan 20% operasional. Waktu pencairan dana pada akhir tahun. Aspek SDM: ketersediaan tenaga bidan di puskesmas, bervariasi, dari 0 samapai 15 bidan. Ketercukupan tenaga bidan puskesmas dengan rasio 1:1000 penduduk, semua puskesmas belum cukup. Aspek sarana; ketersediaan bervariasi, dari belum ada sarana, ada tapi belum cukup sampai ada dan cukup. Kondisi, sebagian kecil rusak, sebagian lagi baik. Aspek peralatan: semua puskesmas tersedia, cukup dan baik kondisinya. Aspek obat-obatan: semua puskesmas tersedia, cukup dan baik kondisinya. Aspek fungsi manajemen: diterapak berdasarkan pengalaman, terfrakmentasi sebab belum ada Renstra Dinkes sebagai pedoman. Aspek cakupan pelayanan: semua cakupan program KIA seperti K1, K4, Persalinan oleh Nakes dan pertolongan neonatus oleh Nakes masih rendah. Hal ini disebabkan kompilasi masalah pada komponen input dan process dari sistem pengelolaan program KIA di Puskesmas. Rekomendasi: (1) Perlu dibuatkan Renstra Dinkes (2) Perlu upaya untuk meningkatkan biaya operasional program KIA melalui kajian tentang (a) biaya minimal untuk operasional program di Puskesmas (b) ASKES daerah. (c) Perda tentang ibu hamil dan anak Balita dipelihara Pemda dan (c) Perda Promkes masuk dalam Muatan lokal pengajaran TK, SD, SMP, SMA. (3) Terkait dengan tenaga bidan, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan Kualitas dan kuantitas tenaga bidan serta memperhatikan pendistribuasiannya. (4) Perlu ada pengadaan dan perbaikan sarana sesuai kebutuhan Puskesmas.

Read More
T-2948
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Iqbal Fadhila; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Jaslis Ilyas, Febi Hediyanto
S-10897
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive