Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35275 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Johanes Eko Kristiyadi; Pembimbing: Sri Tjahjani Budi Utami
S-1582
Depok : FKM UI, 1999
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Djoko Hadi Rahyono; Pembimbing: Dewi Susanna
T-564
Depok : FKM UI, 1997
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adelina Zulkifli; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari
S-1673
Depok : FKM UI, 1999
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Titik Widyaningsih; Pembimbing: Zakianis
S-2685
Depok : FKM-UI, 2002
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitri Amalia; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Mila Tejamaya, Eko Pudjadi
S-5800
Depok : FKM UI, 2009
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kanoko Poerno; Pembimbing: Sri Anggarini
T-76
Jakarta : FKM UI, 1984
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ketut Sukresno; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Laila Fitria, Ishiko Herianto
S-6218
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hendra Gunawan; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto
S-2453
Depok : FKM UI, 2001
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khairani Fatmah; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Tubagus Dwika Yuantoko, Laksita Ri Hastiti
Abstrak:
Paparan partikel halus (PM2.5) di dalam ruangan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, sehingga diperlukan solusi yang efektif dan terjangkau. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas penggunaan air purifier sederhana dengan filter HEPA berbahan meltblown nonwoven polypropylene dalam menurunkan konsentrasi PM2.5 di ruang tertutup. Eksperimen dilakukan di Laboratorium K3 FKM UI pada Januari–April 2025, dengan dua skenario utama: satu dan dua unit air purifier. Pengukuran dilakukan secara real-time menggunakan air particle counter CEM DT-9883M, serta didukung data suhu, kelembaban, kecepatan aliran udara, dan putaran kipas. Hasil menunjukkan bahwa dua air purifier lebih efektif dibanding satu unit, terutama jika ditempatkan di posisi depan dan belakang ruangan, dengan rata-rata penurunan konsentrasi PM2.5 mencapai 98,8%. Efektivitas konfigurasi ini sekitar 5% lebih tinggi dibandingkan penggunaan satu alat. Selain itu, penggantian turbin pada air purifier tunggal juga memberikan hasil lebih baik, menurunkan konsentrasi dari 56,67 µg/m³ menjadi 46 µg/m³. Hasil ini menegaskan bahwa peningkatan jumlah dan penataan posisi air purifier dapat menjadi strategi sederhana namun signifikan dalam memperbaiki kualitas udara dalam ruangan.

Indoor fine particle exposure (PM2.5) can have a negative impact on health, so an effective and affordable solution is needed. This study aims to prove the effectiveness of using a simple air purifier with a HEPA filter made of Meltblown Nonwoven Polypropylene in reducing PM2.5 concentrations in closed spaces. The experiment was conducted at the FKM UI K3 Laboratory in January–April 2025, with two main scenarios: one and two air purifier units. Measurements were carried out in real time using a CEM DT-9883M air particle counter, and supported by data on temperature, humidity, air flow speed, and fan rotation. The results showed that two air purifiers were more effective than one unit, especially when placed at the front and back of the room, with an average reduction in PM2.5 concentration reaching 98.8%. The effectiveness of this configuration is about 5% higher than using one device. In addition, the placement of the turbine on a single air purifier also gave better results, reducing the concentration from 56.67 µg/m³ to 46 µg/m³. These results confirm that increasing the number and positioning of air purifiers can be a simple yet significant strategy in improving indoor air quality.
Read More
S-11881
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Aditya Kamallah; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan/; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Tubagus Dwika Yuantoko
Abstrak:

Polutan udara dalam ruangan, khususnya PM2.5 memberikan dampak buruk bagi kesehatan penghuni ruangan. Salah satu pengendalian untuk menurunkan konsentrasi PM2.5 adalah dengan menggunakan filter HEPA. Filter HEPA memiliki desain bahan filter yang dilipat-lipat untuk memperbesar luas permukaan filter. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh jumlah lipatan pada filter HEPA berbahan meltblown nonwoven polypropylene terhadap efektivitas filter dalam menurunkan konsentrasi PM2.5 di dalam ruangan. Penelitian dilakukan dalam bentuk eksperimen yang dilakukan di laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Larutan KCl 5% disebarkan dalam bentuk partikulat ke dalam ruang uji dan digunakan berbagai variasi filter HEPA dengan jumlah lipatan berbeda untuk dilihat efektivitasnya menurunkan konsentrasi PM2.5. Variasi jumlah lipatan pada filter HEPA yang dilakukan pengujian adalah kepadatan lipatan 1 lipatan/cm, 2 lipatan/cm, dan 3 lipatan/cm. Data PM2.5 dikumpulkan secara langsung dengan CEM Air Particle Counter DT-9881. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara tiga kelompok pengujian, tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap efektivitas filter HEPA jika dilakukan uji statistik terhadap rata-rata efektivitas filter. Sementara secara praktis, filter 2 lipatan/cm memiliki rata-rata efektivitas paling baik antara ketiga variasi jumlah lipatan, yaitu sebesar 95,28% dan memasuki kategori filter E11.


Indoor air pollution, especially PM2.5, adversely affects its occupants. One of the solutions to reduce PM2.5 concentration is using HEPA Filters. HEPA Filters are designed with pleats to broaden the filter’s surface area. This study aims to research the influence of different pleat count on melt-blown nonwoven polypropylene HEPA Filter on the effectiveness of reducing PM2.5. This research was an experimental study in the occupational and health laboratory, faculty of public health, Universitas Indonesia. A mixture of potassium chloride was dispersed in the form of particulate to the experimentation room and various HEPA filters with different pleat counts were used to see their effectivity in reducing PM2.5 concentration. Variations of pleat count that were used in these experiments were HEPA filters with pleat density of 1 pleat/cm, 2 pleats/cm, and 3 pleats/cm. Data of PM2.5 are directly read and stored with CEM Air Particle Counter DT-9881. Research finds between three variations of pleat count; there were no statistical significance between the average effectiveness percentage of each pleat count variants. Although not statistically significant, filter with pleat density of 2 pleats/cm has the highest effectiveness average between three variations, which is 95,28%, where it’s classified as E11 filter category.

Read More
S-11880
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive