Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 38519 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Riri Indriani Nasution; Pembimbing: Laila Fitria
S-3050
Depok : FKM UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widhi Handoyo; Pembimbing: Sumengen Sutomo
S-2448
Depok : FKM UI, 2001
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eram Tunggul Pawenang; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Sri Tjahyani Budi Utami, Bambang Wispriyono, Togi Asman Sinaga, C. Yekti Praptiningsih
Abstrak:
Semarang merupakan salah satu kota yang berpotensi mengalami pencemaran udara, karena mempunyai beberapa kawasan industri yang semakin berkembang pesat seperti kawasan industri Kaligawe, Mangkang, Mranggen dan Simongan. Saat ini di Kota Semarang sudah ada pemantau kualitas udara dan faktor meteorologi harian. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Semarang diketahui bahwa penyakit yang menempati urutan pertama jumlah kunjungan ke Puskesmas tahun 2000 dan dialami semua kelompok umur adalah gangguan saluran pernafasan 148.975 kasus. Untuk wilayah Kecamatan Pedurungan gangguan saluran pernafasan jumlahnya 13.301 kasus. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gangguan saluran pernafasan ada bermacam-macam, salah satunya adalah pencemaran udara. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas udara ambien dengan faktor meteorologi, kualitas udara ambien dan kejadian gangguan saluran pernafasan di Kecamatan Pedurungan Semarang. Penelitian ini merupakan studi korelasi yang menganalisis data sekunder kualitas udara ambien dan faktor meteorologi dari stasiun pengamatan Pedurungan dan data kejadian gangguan saluran pernafasan dari Puskesmas Tlogosari Kulon dan Puskesmas Tlogosari Wetan Semarang. Hasil penelitian menunjukan rata-rata mingguan suhu 27,37°C, kelembaban 75,08%, arah angin 165,72°, kecepatan angin 4,49 m/s, radiasi global 192,48 W/m2. Rata-rata kualitas udara untuk PM10 61,71 gg/m3, SO2 10,15 p.glm3, CO 1,20 mglm3, O3 33,37p.g/m3, NO218,75µg/m3. Jumlah gangguan saluran pernafasan rata rata-rata 246,84 kasus. Hasil korelasi menunjukan suhu udara bermakna dengan NO2, kelembaban bermakna dengan CO PM10, NO2, O3, arah angin bermakna dengan SO2 dan O3. Kesepatan angin bermakna dengan PM10, CO dan O3, Radisi global bermakna dengan PM10 dan O3. Uji korelasi kualitas udara dengan gangguan saluran pernafasan menunjukan hubungan dengan PM10, SO2 dan O3. Berdasarkan uji regresi kurva estimasi maka dapat disimpulkan model yang mempunyai hubungan persamaan paling kuat adalah PM10 dengan kejadian penyakit gangguan saluran pernafasan (R2=19%). Melihat kecenderungan peningkatan pencemaran udara berhubungan dengan gangguan saluran pernafasan maka perlu ditingkatkan kerjasama lintas sektor Dinas Kesehatan Semarang dengan pihak terkait, penanaman pohon, uji emisi, serta penelitian dengan waktu pengamatan lebih panjang.
Read More
T-1469
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Edith Sorang Budina Simatupang; Pembimbing: Sri Tjahjani Budi Utami
S-1794
Depok : FKM UI, 2000
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yundri; Pembimbing: Abdur Rahman; Penguji: Sri Tjahjani Budi Utami; Kintoko Rochadi
S-4211
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Kartika Anitasari; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Wiku Adisasmito, Caroline K.
Abstrak: Penyebaran penyakit di rumah sakit dapat melalui berbagai macam media, diantaranya penyebaran melalui udara yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah istilah untuk infeksi yang berkembang di lingkungan rumah sakit. Tempat ataupun ruangan yang sangat berpotensi untuk terjadinya penularan antara lain ialah kamar operasi. Kamar operasi adalah fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan bagi pasien-pasien yang membutuhkan penanganan operasi kecil maupun operasi besar. Di kamar operasi inilah dilakukannya tindakan pembedahan yang memiliki potensi tinggi terjadinya infeksi. Dalam Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Operasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012. Ventilasi di ruang operasi harus pasti merupakan ventilasi tersaring dan terkontrol. Pertukaran udara dan sirkulasi memberikan udara segar dan mencegah pengumpulan gas-gas anestesi dalam ruangan. Sistem Instalasi tata udara pada Bangunan Rumah Sakit harus dirancang terpisah dan tidak menyebabkan terjadinya penularan penyakit (infeksi nosocomial). Melihat permasalahan tersebut di atas peneliti melihat pentingnya dilakukan pengaruh tata udara terhadap partikel pembawa bakteri di critical area rumah sakit dengan menggunakan perhitungan dan data analysis dilakukan dengan pendekatan metode Computational Fluid Dynamic ( CFD ) dan visual. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif case study experimental dengan pemodelan simulasi dengan aplikasi Computational Fluid Dynamic ( CFD ). Dilakukan penelitian awal dengan melihat kondisi eksisting bangunan dan sarana prasarana pendukung, dilanjutkan dengan simulasi, kemudian hasil perhitungan simulasi disandingkan dengan ketentuan persyaratan bangunan dan sarana prasarana rumah sakit.
Read More
T-5802
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Budi Pramono; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Budi Haryanto, Bambang Wispriyono, Hening Darpito, Sujono
Abstrak:
Buruknya udara Jakarta terutama karena transportasi, diikuti industri, pemukiman dan sampah. Adanya bahan pencemar yang selalu di buang ke udara akan mempengaruhi kualitas udara di DKI Jakarta dan unsur pengelolaan lingkungan, maka di butuhkan data secara terus menerus. Gambaran jumlah kasus penyakit di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat pada tahun 2001 adalah 7.020 kasus. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara kualitas udara ambien, faktor meteorologi dengan kejadian penyakit ISPA selama 9 bulan mulai bulan September 2001 sampai dengan bulan Mei 2002 di wilayah Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang (Cross Sectional). Data kualitas udara ambien dan faktor meteorologi kejadian ISPA harian dikelompokkan dalam 5 harian, selama 9 bulan mulai bulan September 2001 sampai dengan bulan Mei 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu udara rata-rata 27,63°C, kelembaban relatif rata-rata 81,9%, arah angin rata-rata 185,77°, kecepatan anginn rata-rata 1,35 mis, PMso rata-rata 71,52ug/m3, SO2 rata-rata 26,72 pgfm3 , CO rata-rata 1,62 ug/m3 , 03 rata-rata 41,74 ug/m3 , NO2 rata-rata 42,26 ug/m3 dan jumlah kasus ISPA rata-rata 180,34. Dan uji korelasi di ketahui adanya hubungan antara suhu udara dengan S02, 03 dan NO2, , kelembaban relatif dengan 03, kesehatan angin dengan PM 10 dan CO, arah angin dengan PM14, 502, CO, 03, dan NO2, SO2 dengan ISPA, dan 03 dengan ISPA. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa jumlah kasus ISPA tidak berhubungan dengan suhu udara dan kelembaban relatif, tetapi berhubungan dengan 502 dan 03. Di sarankan agar instansi-instansi yang terkait dengan program pengendalian pencemaran udara hendaknya mengadakan kerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk mengadakan lebih banyak penelitian tentang kualitas udara dan dampaknya terhadap kesehatan dengan memanfaatkan data kualitas udara atau data ISPA yang telah ada.
Read More
T-1428
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmawaty Widya Sumanti; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto
S-2188
Depok : FKM UI, 2001
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gazala Savana Putra; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Fitri Kurniasari, Fajar Nugraha
Abstrak:
Pada tahun 2023, Provinsi Daerah Khusus Jakarta mencatat prevalensi diabetes tertinggi di Indonesia berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional, yaitu sebesar 3,9%. Di sisi lain, konsentrasi rata-rata PM2.5 di Jakarta pada tahun yang sama mencapai 43,8 µg/m³, menjadikannya salah satu wilayah dengan tingkat polusi udara tertinggi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan data sekunder, mencakup 42 kecamatan di wilayah administratif DKI Jakarta (tidak termasuk Kabupaten Kepulauan Seribu) sebagai unit analisis. Analisis dilakukan menggunakan uji korelasi dan analisis spasial untuk mengevaluasi hubungan antara konsentrasi PM2.5 pada udara ambien serta faktor sosiodemografi dengan prevalensi diabetes di tahun 2024. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari seluruh variabel sosiodemografi, hanya proporsi penduduk dengan usia berisiko yang memiliki hubungan signifikan dengan prevalensi diabetes (p < 0,001). Sementara itu, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2.5 dan prevalensi diabetes. Namun demikian, rata-rata konsentrasi PM2.5 di Jakarta pada tahun 2024 tercatat sebesar 37,45 µg/m³, yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, perlunya pemantauan kualitas udara secara berkelanjutan serta pendekatan preventif berbasis usia dalam pengendalian diabetes di wilayah perkotaan.

In 2023, Jakarta recorded the highest diabetes prevalence in Indonesia based on the National Health Survey, with a rate of 3.9%. Concurrently, the average concentration of PM2.5 in Jakarta reached 43.8 µg/m³, classifying the city as one of the most polluted urban areas in the country. This study employed an ecological study design utilizing secondary data, with 42 sub-districts in Jakarta, excluding Kepulauan Seribu Regency, as the units of analysis. Data analysis comprised correlation tests and spatial analysis to examine the association between ambient PM2.5 concentrations and sociodemographic factors with the prevalence of diabetes in Jakarta in 2024. The statistical analysis indicated that among the sociodemographic variables, only the proportion of the population within the at-risk age group demonstrated a statistically significant association with diabetes prevalence (p < 0.001). In contrast, ambient PM2.5 concentrations were not significantly associated with diabetes prevalence in the region during the study period. Nonetheless, the average PM2.5 concentration in Jakarta in 2024 was 37.45 µg/m³, exceeding the national ambient air quality standard set by the government.
Read More
S-11884
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhela Amelia Nugroho; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Haryoto Kusnoputranto, Satria Pratama
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas udara ambien (PM2.5 dan PM10), Faktor Individu, dan Faktor Meteorologi dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di Jakarta Pusat tahun 2018-2020. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan waktu (time trend). Hasil studi menunjukkan adanya korelasi yang lemah dengan pola positif antara konsentrasi PM2.5, PM10, dan suhu udara dengan kejadian PPOK di Jakarta Pusat tahun 2018-2020 (r= 0,172, r= 0,056, r= 0,147).
Read More
S-10622
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive