Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35347 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Fitriya Nuraini; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih
S-3227
Depok : FKM UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Caroline Endah Wuryaningsih; Pembimbing: Adi Sasongko
T-586
Depok : FKM UI, 1997
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khamilah Aprilianti; Pembimbing: Hadi Pratomo
S-3657
Depok : FKM UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rosyid Ridlo Prayogo; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Yovsyah, Mondastri Korib Sudaryo, Nandipinta, Widjonarko
T-2734
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
An Nur Fatimah; Pembimbing: Adi Sasongko; Penguji: Sudarti Kresno, Valentine, Ruby Kresno
S-5788
Depok : FKM-UI, 2009
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kartiko Wirawan; Pembimbing: Sudarti Kresno
S-2325
Depok : FKM UI, 2001
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yustikawati; Pembimbing: Toha Muhaimin, Adi Sasongko
T-2056
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Efy Afifah; Pembimbing: Anwar Hasan, Sandra Fikawati
T-1599
Depok : FKM UI, 2003
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erni Saptiani; Pembimbing: Anwar Hassan, Besral/ Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Kondang Maryutika Sirait, Nia Nurkania
Abstrak: Meningkatnya jumlah penderita IMS dan banyaknya penderita IMS yang tidak di obati dari tahun ke tahun di Kota Bandar Lampung, dapat menimbulkan permasalahan kesehatan yang sangat serius dan berdampak besar pada masa yang akan datang apabila tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencarian pengobatan infeksi menular seksual pada wanita penjaja seks di Kecamatan Panjang Bandar Lampung.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectionaldengan sampel penelitian sebanyak 114 wanita penjaja seks yang diambil secara acak sederhana(simple random sampling). Sebagian besar (60,5%) responden telah mencari pengobatan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan dan 39,5% mencari pengobatan sendiri untuk mengatasi keluhannya. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna antara faktor hambatan dalam pencarian pengobatan dengan perilaku pencarian pengobatan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pencarian pengobatan adalah faktor tersedianya fasilitas kesehatan di lokalisasi dengan nilai OR=3,08 yang berarti responden yang terdapat fasilitas kesehatan di lokalisasi mencari pengobatan IMS 3 kali lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak mempunyai fasilitas kesehatan di lokalisasi. Kata Kunci : Infeksi menular seksual, wanita penjaja seks, perilaku pencarian pengobatan
Read More
T-4330
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hidayati Ahmad; Pembimbing : Milla Herdayati; Penguji: Marta Rahmaniati Makful, Harni Wijiastuti
Abstrak: ABSTRAK
Penelitian dilakukan mengenai Perilaku Pencarian Pengobatan IMS Pada WUS di Wilayah Perkotaan Indonesia berdasarkan Analisis Data SDKI 2012. Responden merupakan WUS menikah maupun pernah menikah yang memiliki gejala terkait IMS. Sumber data yang digunakan ialah data sekunder kuesioner Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Desain Studi Cross-Sectional. Analisis dilakukan secra univariat dan bivariat dengan jumlah sampel 1594 responden. Dari hasil analisis didapatkan : 68,6% responden tidak mencari pengobatan atau melakukan pengobatan non medis, dan pengobatan medis 31,4%. Karakteristik berdasarkan faktor predisposisi: responden berusia 25-49 tahun (83,2%), dengan rata-rata umur 32,48 tahun, berpendidikan menengah (60,9%), memiliki pengetahuan rendah mengenai gejala IMS (96,4%), bekerja (53,5%), status ekonomi berada pada level atas (50,6%), melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia kurang 21 tahun (54%), dan tidak
 
menggunakan kondom saat terakhir kali berhubungan seksual (94,7%). Berdasarkan faktor pemungkin menunjukan 57,5% responden tidak memiliki asuransi kesehatan. Berdasarkan faktor pendukung: responden mengambil keputusan mengenai pemeriksaan kesehatan bersama dengan pasangan 48,3%. Tidak pernah terpapar sumber informasi IMS (69,7%) sumber informasi mengenai IMS terbanyak didapatkan dari teman (30,94%). Analisis hubungan faktor predisposisi menunjukan faktor pendidikan (p-value = 0,006), status ekonomi (p-value = 0,000), penggunaan kondom (p-value = 0,000) terbukti secara statistik memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pencarian pengobatan IMS. pada faktor pemungkin terlihat bahwa
 
kepemilikan asuransi kesehatan terbukti memiliki hubungan dengan perilaku pencarian pengobatan IMS (p-value = 0,013). Sedangkan pada faktor pendukung menunjukan variabel keterpaparan sumber informasi terbukti secara statistik memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pencarian pengobatan IMS (p-value = 0,001). Peningkatan pendidikan, ekonomi, kepemilikan asuransi sangat penting untuk meningkatkan akses pengobatan IMS ke pelayanan kesehatan medis oleh WUS, Selain itu pemberian pengetahuan mengenai gejala IMS dan penggunaan kondom pada WUS dirasa penting untuk meningkatkan kewaspadaan WUS mengenai IMS.
 

 
ABSTRACT
 
Research conducted on STI treatment seeking behavior on Women in reproductive age at Indonesian Urban Areas. As per the analysis of SDKI 2012 Data, this research was conducted on Female in reproductive Age who is or was married have symptoms related to STIs. Data source used is from questionnaires in Indonesia Health Demographic Survey (SDKI) 2012, with Cross-Sectional Design Study,
 
with univariate and bivariat analycist used. The sample used is 1594 Female in reproductive Age that meets sample criteria. From the analysis result, it is found that the proportions of treatment seeking behavior of Women during reproductive age in Indonesian urban area are as: 68.6% did not seek treatment or non medical treatment and 31.4% was seeking medical treatment. Characteristics based on
 
predisposing Factor indicated that the respondents were mostly aged 25 -49 years 83,2% with an average age of 32,48 years, 60,9% respondents were mediumeducated, 99.9% respondent had low knowledge of STI symptoms, 53.5% respondent were working or had a job and 50,6% of the respondent were on the top status of economic level. 54% of the respondent had their first sexual intercourse at age less than 21 years and 94,7% did not use condom during last sexual intercourse with partner. Characteristics based on enabling Factor shows that 57,5% respondents did not have health insurance. Characteristics based on the reinforcing Factor shows that 48.3% respondents make decision about health examination with husband or partner and most of the respondents were never exposed to any source of information on STIs, whereas 30.94% of the respondent obtained the information on STIs from their friends. Analysis of the relationship between predisposing Factor and treatment seeking behavior, the relationships proved statistically are: educational Factor (p-value = 0,006), economic status (p-value = 0,000) and the use of condoms (p-value = 0,000). The result of the relationship analysis between enabling Factor shows that the ownership of health insurance has been proven statistically related to STI treatment seeking behavior (p-value = 0,013). Also based on analysis result of correlation between reinforcing factor with STI treatment seeking behavior, it is seen as the only variable of exposure to the information
 
source of STI. Statistically it is proven that the exposure source have significant relation with treatment seeking behavior of STI (p-value = 0,001). Increased education, economics, insurance ownership is essential to improve access to STI treatment to medical services. In addition, the provision of knowledge about STI symptoms and condom use in is also important to increase awareness of STIs.
Read More
S-9537
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive