Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39815 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Jaruan Taman; Pembimbing: Asih Setiarini
S-3561
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riska Ayu Ningrum; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Kusharisupeni, Aisyah Rosalinda
S-6669
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yenty Hapni; Pembimbing: Asih Setiarini
S-3986
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Azma; Pembimbing: Kusharisupeni
S-3182
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Mulyaningrum; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Sandra Fikawati, Anies Irawati
S-5638
Depok : FKM-UI, 2009
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diny Eva Ariyani; Pembimbing: Endang Laksiminingsih Achadi; Penguji: Sandra Fikawati, Anies Irawati
S-7075
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marlenywati; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Sandra Fikawati, Asih Setiarini, Ida Ruslita
Abstrak:

ABSTRAK Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) berdampak terhadap ibu dan calon bayi yang dikandungnya. Dampak tersebut antara lain kesakitan pada trimester 3 kehamilan, perdarahan, BBLR, kematian ibu dan bayi, dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan risiko KEK ibu hamil remaja usia 15-19 tahun di Kota Pontianak. Penelitian dilakukan selama bulan Maret ? April 2010) di 23 puskesmas menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 104 orang. Data primer merupakan wawancara data karakteristik ibu, tingkat pengetahuan, kondisi sosio ekonomi, asupan zat gizi serta aktifitas fisik. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Proporsi ibu hamil remaja usia 15-19 tahun risiko KEK sebesar 56,7%. Terdapat hubungan antara usia menarche, asupan energi, asupan protein dan aktivitas fisik dengan risiko KEK. Asupan protein merupakan faktor dominan setelah dikontrol variabel usia menarche, gynecological age (GA), tingkat pendidikan suami, asupan energi dan aktifitas fisik. Ibu hamil usia remaja dengan asupan protein < 80% AKG berpeluang 13,416 kali risiko KEK dibanding ibu hamil usia remaja dengan asupan protein ≥ 80% AKG. Upaya pencegahan risiko KEK dapat dilakukan dengan melakukan intervensi terhadap wanita usia reproduktif sebelum kehamilan termasuk meningkatkan asupan nutrien dan meningkatkan berat badan sebelum kehamilan.

Abstract Risk of chronic energy deficiency (CED) affected to mother and their fetuses. Impacts of CED are include pain in the third trimester of pregnancy, bleeding, low birth weight (LBW), death in mother and baby, etc. This study purpose to determine the most dominant factors correlated with CED risk on pregnant adolescents aged 15-19 years in Pontianak. Research conducted on March ? April 2010 in 23th health centers and study design was done using cross sectional and subjects were 104. Primary data taken in the form of interview for the data characteristics of pregnant adolescent, the level of knowledge, socio-economic conditions, nutrient intake (energy and protein) and physical activity. Data analyzed using logistical regression . The proportion of pregnant adolescents aged 15-19 years amounted to 56.7% risk of CED. Multivariate analysis showed the correlation between age of menarche, energy intake, protein intake and physical activity with risk of CED. Protein intake is the most dominant factor correlated with CED risk on pregnant adolescents aged 15-19 years in Pontianak in year 2010 after being controlled by the age of menarche, gynecological age (GA), husband's education level, energy intake and physical activity. Pregnant adolescent with protein intake <80% RDA were 13,416 times more likely to have risk CED than there with protein intake ≥ 80% RDA. Prevention of risk CED on pregnant adolescent can be done by intervention before pregnancy including increase intake nutrient and weight gain.

Read More
T-3213
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sarah Mardiyah; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Fatmah, Kusharisupeni, Rina Agustina, Nina Kemala Sari
Abstrak: Abstrak
Gangguan kepadatan tulang (osteoporosis dan osteopenia) merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang disebabkan oleh banyak faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang pada kelompok usia dewasa (30-55 tahun) di daerah urban dan rural terpilih Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel sebanyak 142 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012 di Pesona Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok sebagai daerah urban dan Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor sebagai daerah rural Provinsi Jawa Barat. Prevalensi gangguan kepadatan tulang dalam penelitian ini sebesar 31,7% (4,2% osteoporosis dan 27,5% osteopenia). 
Hasil analisis bivariat menunjukkan proporsi gangguan kepadatan tulang lebih banyak pada responden yang berusia ≥50 tahun (p-value=0,047) dan yang memiliki IMT <23,49 kg/m2 (p-value=0,003). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa responden yang memiliki IMT <23,49 kg/m2 akan mengalami gangguan kepadatan tulang sebesar 5,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki IMT >27,36 kg/m2 dan responden yang memiliki IMT 23,49-27,36 kg/m2 akan mengalami gangguan kepadatan tulang sebesar 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki IMT >27,36 kg/m2 setelah dikontrol variabel usia, asupan vitamin D dan asupan protein. 
Pada penelitian ini, IMT merupakan faktor yang paling berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang setelah dikontrol variabel usia, asupan vitamin D dan asupan protein. Semakin rendah IMT, semakin tinggi risiko gangguan kepadatan tulang. 
Bone density disorder (osteoporosis and osteopenia) is a major public health problem caused by multifactor. The purpose of this study was to find out factors related to adult bone density disorder (30-55 years of age) in the selected urban and rural area, West Java Province, 2012. It used cross-sectional method and the sample was 142 respondents. The data was taken on May-June 2012 in Pesona Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok as the urban area and Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor as the rural area. Prevalence of bone density disorder in this study was 31,7% (4,2% osteoporosis and 27,5% osteopenia). 
Bivariate analysis showed higher proportion of bone density disorder in respondent aged ≥50 years (p-value=0,047) and BMI <23,49 kg/m2 (p-value=0,003). Multivariate analysis verified that respondent with BMI <23,49 kg/m2 will 5,5 times higher to have bone density disorder than respondent with BMI >27,36 kg/m2 and respondent with BMI 23,49-27,36 kg/m2 will 2,2 times higher to have bone density disorder than respondent with BMI >27,36 kg/m2 after controlled by age, vitamin D and protein intake variable. 
In this study, BMI is the most related factor of bone density disorder after controlled by age, vitamin D and protein intake variable. The lower BMI, the higher risk of bone density disorder.
Read More
T-3709
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive