Ditemukan 36601 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Anita Puspitasari Dyah Nugroho; Pembimbing: Mahkota, Renti; Penguji: Helda; Endang ER.
S-4732
Depok : FKM UI, 2006
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ekawaty; Pembimbing: Krisnawati Bantas
S-3887
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Regina; Pembimbing: Nasrin Kodim; Penguji: Renti Mahkota, Djauzi
S-5431
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sudjais; Pembimbing: Nasrin Kodim
S-647
Depok : FKM UI, 1992
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dewi Tresnaningsih; Pembimbing: Lukman Hakim Tarigan
S-1914
Depok : FKM UI, 2000
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Juliman; Pembimbing: Krisnawati Bantas
S-2566
Depok : FKM UI, 2002
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ratna Zansibar; Pembimbing: Krisnawati Bantas
S-2031
Depok : FKM UI, 2001
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Diany Litasari; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Helda; Penguji: Hakimi, Muammar Muislih
Abstrak:
Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan desain potong lintang (crosssectional) pada 514 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2017-2018 yang bertujuan mengetahui hubungan antara kejadian campak di Indonesia Tahun 2018 dengan cakupan imunisasi campak rutin (dosis pertama pada bayi dan dosis kedua pada anak baduta). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kabupaten/kota yang berada di luar Pulau Jawa berisiko 1,019 kali untuk mendapatkan kejadian campak tinggi jika cakupan imunisasi campak rutin dosis pertama pada bayi dan cakupan vitamin A tahun 2017 rendah, setelah dikontrol oleh cakupan imunisasi campak tambahan masal pada Kampanye Imunisasi MR, kepadatan penduduk, persentasi status gizi kurang dan cakupan vitamin A tahun 2018. Sementara itu, kabupaten/kota yang berada di Pulau Jawa berisiko 1,456 kali untuk mendapatkan kejadian campak tinggi, jika cakupan imunisasi campak rutin dosis pertama pada bayi dan cakupan vitamin A tahun 2017 rendah. Kabupaten/kota yang memiliki cakupan imunisasi campak rutin dosis kedua pada baduta rendah memiliki risiko 1,486 (95% CI : 0,882-2,502, p-value 0,136) lebih besar untuk mendapatkan kejadian campak tinggi. Pembuatan kebijakan utnuk pemberian imunisasi campak dosis pertama pada anak yang berusia > 1 tahun dan dosis kedua pada anak yang berusia > 2 tahun dalam kegiatan imunisasi rutin perlu dilakukan agar setiap anak mendapatkan imunisasi campak secara lengkap, sehingga meningkatkan herd immunity. Diperlukan juga sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi antara imunisasi dan surveilans PD3I, khususnya campak. Melakukan imunisasi campak tambahan masal setiap 3-4 tahun sekali berdasarkan kajian epidemiologi, baik nasional/subnasional, dan penyediaan anggaran untuk promosi dan sosialisasi pemberian imunisasi campak (MR) khususnya dosis kedua pada baduta dan tentang penyakit campak.
Read More
This study is a cross-sectional design in 514 districts in Indonesia, 2017-2018 which aims to determine the relationship between the incidence of measles in Indonesia in 2018 with coverage of measles routine immunization (in infants and toddler). The results that districts outside of Java had 1,019 times risk higher to have high measles incidence if the coverage of measles routine immunization for the first dose of infants and vitamin A coverage in 2017 was low, after being controlled by coverage of MR Immunization Campaign, population density, percentage of nutritional status and vitamin A coverage in 2018. Districts in Java had risk 1,456 times higher to get high measles incidence, if the coverage of measles routine immunization first dose in infants and vitamin A coverage in 2017 was low. Districts had measles routine immunization coverage of the second dose was low, had risk 1,486 times higher to have high measles incidence. A policy which state the first dose of measles immunization to children aged >1 year and second dose to children aged >2 year in routine immunization activities needs to be done to increas herd immunity. An integrated recording and reporting system is needed between immunization and PD3I surveillance, especially measles. Implementation of Suplementary Immunization Activity (SIA) every 3-4 years based on epidemiological studies, both national/subnational, and the provision of budget for the promotion and socialization of measles immunization (MR) especially in the second dose for toddler and about measles disease.
T-5924
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fery Dwiyanto; Pembimbing: Krisnawati Bantas
S-2018
Depok : FKM UI, 2000
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Elmerillia Farah Dewi; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Ema Hermawati, Dwiretno Yuliarti
s-5525
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
