Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34252 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Akhmad Muttaqin; Pembimbing: Yovsyah, Tri Yunis Miko; Penguji: Yongky, Nurhayati Adnand, Riza Sarasvita
Abstrak:

Latar Belakang: Tingginya angka kambuh (relapse) pada para pecandu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza) secaxa umum diasumsikan tidak akan berbeda jauh dengan angka relapse pada para pecandu jenis opiat. Masih saja angka relapse terbilang tinggi, bahkan dapat dikatakan penyalahgunaan ulang (relapse) opiat tersebut merupakan penyakit kronik yang berkali-kali muncul. Dari studi Pattison E.M (1980) yang dikutip Hawari (2000) menunjukkan bahwa angka relapse cukup tinggi yaitu 43,9%. Tujuan: Diketahuinya faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya relapse pada pasien ketergantungan opiat di RSKO Jakarta tahun 2003-2005, menggunakan data sekunder (data rekam medik pasien). Variabel-variabel yang diteliti yaitu faktor individu (jenis keiamin, tingkat pendidikan, golongan umur, status perkawinan, status pekerjaan, dan status infeksi hepatitis) serta faktor vat (pola punggunaan, lama pakai, cara pakai, iiekuensi pakai, dan kadar Zat). Rancangan Penelitian: Penelitian epidemiologi observasional analitik kasus kontrol. Metode Sampel yang didapatkan 72 kasus dan 84 kontrol, kcmudian dilakukan mndom menggunakan simple random sampling dengan dipilih 72 kasus dan 84 kontrol (1:1). Kasus adalah pasien ketcrgantungan opiat yang menurut catatan dari buku rekam medis; berkunjung berturut-tumt 6 bulan tanpa menggunakan opiat dan kembali berkunjung dcngan keluhan kembali menyalahgunakan opiat, kontrol adalah pasien kctcrganlungzm opiat yang menurut catatan dari buku rekam medik berktmjung berturut- turut 6 bulan tanpa mcnggunkaan opiat dan tetap betkunjung tanpa ada keluhan mcnyalahgunakan opiat. Data dianalisis mengunakan software komputer secara bivariat dan multivariat. Hasil: Variabel yang berhubungan dengan tcrjadinya relapse opiat antara lain tingkat pendidikan, status perkawinan, status hepatitis, lama pakai, dan cara pakai. Sedangkan variabel yang paling dominan adalah status hepatitis, aninya pasien yang menderita hepatitis lebih berisiko untuk relapse dibandingkan pasien yang tidak menderita hepatitis setelah dikontrol variabel lain. Saran: RSKO dapat memberikan pelayanan khusus bagi pasien perempuan serta di bagian rekam rnedik perlu membuat format kajian (pertanyaan) yang lebih lengkap terutama faktor lingkungan sekitar pasien serta penyimpanan data seharusnya sudah menggunakan komputerisasi. Pada pasien diharapkan dapat mengenali diri sendiri terhadap kondisi saat ini sehingga mampu mengatasi hal-hal yang menyebabkan terjadinya relapse. Program studi diharapkan menjadi inisiator penelitian yang lebih mendalam, serta pada peneliti lain diharapkan menyertakan faktor lingkungan dan dilakukan dengan desain kohort prospekryfdengan jumlah sample yang lebih memadai.


 

Background: It is assumed that the high rate on relapse among drugs addictive in general (addicted to narcotics, psychotropic, and other substances/NAPZA) will not be different with the rate of relapse on opiate addictive. However, relapse occurrence on opiate addictive is relatively high and can be said as chronically disease that always relapse and relapse again. Study by E. M. Pattison (1980) cited by Hawari (2000) showed that relapse rate of the opiate is as high as 43.9%. Objective: To Gnd out factors related to the occurrence of opiate relapse among opiate addictive patients at the drugs addiction hospital (RSKO) in .Takana 2003 - 2005. Study is using secondary data of patient's medical record. Variables of the study are consist of individual factors (sex, age, level of education, marriage status, occupational status, and hepatitis infection status); and substance factors (substance use practical pattems, duration of substance use, way of employ, frequency of using, and level of substance concentration). Study Design: The study is an analytic observational epidemiology research that using a case-control design. Method: Sample is achieved by a simple random sampling and it`s comprised of 72 cases and 84 controls (lzl). The case is deiine as an opiate addictive patient, who has record on being clean from opiate for six months, but retuming to RSKO because of opiate relapse. Meanwhile, the control is an opiate addictive patient, who has record on being clean from opiate and visiting RSKO regularly in six months, and still visiting RSKO without any medical problem of being opiate relapse. Data is analyzed by using statistical software on the computer in bivariate and multivariate analysis. Result: Variables related to thc occurrence of opiate relapse are: level of education, marriage status, hepatitis status, the duration of using substance, and the way of employing the substance use. And the most dominant variable is the hepatitis status, which is mean that patient suffer from hepatitis is more likely to be relapse compare to patient without hepatitis, after it controlled by other variables. Suggestion: RSKO can address special services towards female patient. For the medical record unit, there is c need on improving the assessment forms, especially the assessment of factors surrounding the patient?s environment. It is also suggested that patient's data storage is should be computerized. To the patients, it is suggested to be having more self contentment. Therefore, they have the ability to deal with any problems that trigger the occurrence of relapse. To the study program, it is expected that the program could be as an initiator for other intense and profound research, and other researcher should includes the environ factors and using design of prospective cohon with adequate sample size.

Read More
T-2378
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuniar Sukmawati; Pembimbing: Bastaman Basuki; Penguji: Fidiansyah, Bambang Sutrisna, Joedo Prihartono, Sudirman
Abstrak:

LATAR BELAKANG: Di Indonesia faktor yang mempengaruhi terkendalinya gejala putus opiat belum diketahui. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut dapat dipakai untuk prognostik terkendalinya gejala putus opiat, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian hal tersebut.METODE: Penelitian kohor historikal pasien ketergantungan opiat yang dirawat inap di RS Ketergantungan Obat 1 Januari 2000-31 Desmber 2001. Semua pasien wanita (60 orang) yang memenuhi kriteria inklusi diambil, dan pasien laki-laki diambil 130 secara sistematik dari 914 pasien laki-laki yang masuk kriteria inklusi. Analisis data dengan survival analysis menggunakan cox proportional hazard untuk mencari perhitungan pengendalian gejala putus opiat.HASIL: Waktu yang diperlukan untuk terkendalinya gejala putus opiat antara 3 - 16 hari dengan rata-rata 9 hari. Umur terbanyak 21-30 tahun dengan rata-rata 23 tahun. Umur termuda pertama kali menyalahgunakan opiat adalah 12 tahun, lama penyalahgunaan antara 6 bulan sampai 15 tahun, cara pakai sebagian besar (88,4%) menggunakan jarum suntik. Kebanyakan adalah pengangguran (54,2%). Faktor pemberian terapi tidak bermakna secara statistik dalam pengendalian gejala putus opiat. Gender laki-laki lebih mudah terkendali 1,71 kali dibanding gender perempuan (CI 95% 1,17; 2,49; p O,006).KESIMPULAN: Perempuan lebih susah dikendalikan gejala putus opiatnya, oleh karena itu memerlukan perhatian lebih banyak dibandingkan gender laki-laki.Gender and Risk That Can Handle Opiate Withdrawal Syndrome for Opiate Dependency


 

BACKGROUND: Factors can influence opiate withdrawal syndrome in Indonesia there is no detail data. With the most important factor, could be better to manage them especially when they are being hospitalized.METHODS: Cohort historical study about opiate dependence patients who are being hospitalized in Drug Dependence Hospital Jakarta from January 1st  2000 to December 31st 2001.  All the women include in criteria as a sample (60 patients), and 130 male patients as a sample with systematic sampling from 914 patients can include in criteria. Data analysis with the survival analysis, using cox proportional hazard to find number of controlled opiate withdrawal syndrome.RESULTS: The opiate withdrawal syndrome can be controlled in 3 - 16 days and 9 days in average. The range of age is 2151 to 30 years old and 23 years old in average. The youngest age using opiate is 12 years old. The length of abuse is between 6 month to 15 years, using needle is 88,4 %, mostly is jobless (54,2%). Treatment factor is not significant statistically. Men is easier to control, it's about 1,71 times than women (CI 95 % 1,71;2,49, p = 0,006)CONCLUSIONS: Women need more attention to get at the best results opiate withdrawal syndrome.

Read More
T-1377
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dyah Sobariyati; Pemb. Nuning Naria Kiptiyah, Tri Yunis Miko; Penguji: Fidiansyah, Mondastri Korib, Salimar Salim
T-2743
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lutfiani Fajrin; Pembimbing: Syahrizal; Penguji: Nurhayati Adnan, Helmi; Ahmad Hidayat
Abstrak:
Reinfeksi Covid-19 didefinisikan sebagai telah sembuh dari infeksi COVID-19 kemudian terinfeksi kembali. Banyaknya laporan kejadian reinfeksi dibeberapa negara seperti Hongkong, Nevada, Amerika Serikat, Belgium, Ekuador, India, dan negara lainnya menunjukkan besaran masalah reinfeksi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang beresiko terhadap kejadian reinfeksi COVID-19. Studi ini menggunakan desain cross-sectional dalam mengetahui faktor resiko reinfeksi COVID-19. Subjek penelitian ini adalah pasien dengan riwayat reinfeksi yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi dari data surveilans epidemiologi di RSDC Wisma Atlet, Jakarta pada bulan Juli – Desember 2021. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 7 variabel yang berhubungan dengan reinfeksi COVID-19 pada pasien RSDC WAK: usia 30-39 tahun (POR: 0.60, 95% CI: 0.47-0.77), usia ≥40 tahun (POR 0.41, 95%CI: 0.32-0.53), variabel pekerjaan; non-nakes (POR: 0.91, 95% CI: 0.68-1.22), nakes (POR: 1.80, 95% CI: 1.32-2.46), riwayat kontak erat (POR: 0.75, 95% CI: 0.59-0.97), penggunaan transportasi umum (POR: 1.36, 95% CI:1.02-1.79), perjalanan ke luar daerah (POR: 0.69, 95% CI: 0.51-0.96), bepergian ke fasilitas umum (POR: 2.01, 95% CI: 1.45-2.78), status vaksin; vaksin dosis 1 (POR: 0.56, 95% CI: 0.42-0.74), dan belum vaksinasi (POR:0.62, 95% CI: 0.48-0.78). Determinan atau faktor prediktor dominan reinfeksi COVID-19 pada pasien rawat inap RSDC WAK adalah variabel bepergian ke fasilitas umum.

COVID-19 reinfection defined as a person who has recovered from infection with COVID-19 then re-infected. The number of reinfection report in several countries such as Hongkong, Nevada, Amerika Serikat, Belgium, Ekuador, India, and the other country shows the magnitude of the reinfection problem. Therefore, this study was conducted to determine risk factor of COVID-19 reinfection. This study is an analytical study with a cross-sectional to determine the risk factors of COVID-19 reinfection. The subjects of this study were patients with a history of reinfection who met the inclusion and exclusion criteria from secondary data (epidemiological surveillance data) at the RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta (RSDC WAK) in July – December 2021. The results showed that there were 7 variables related to the incidence of reinfection of COVID-19 in RSDC WAK patients, including: age; age 30-39 years old (POR: 0.60, 95% CI: 0.47-0.77), age ≥40 years old (POR 0.41, 95%CI: 0.32-0.53), occupation; non-health workers occupation (POR: 0.91, 95% CI: 0.68-1.22), health worker occupation (POR: 1.80, 95% CI: 1.32-2.46), history of close contact (POR: 0.75, 95% CI: 0.59-0.97), public transportation uses (POR: 1.36, 95% CI: 1.02-1.79), travel outside the region (POR: 0.69, 95% CI: 0.51-0.96), visit public facilities (POR: 2.01, 95% CI: 1.45 -2.78), vaccine status; vaccinated doses 1 (POR: 0.56, 95% CI: 0.42-0.74), and unvaccinated (POR:0.62, 95% CI: 0.48-0.78). Predictor of COVID-19 reinfection in inpatients at RSDC WAK is visit public facilities.
Read More
T-6560
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Hafsari; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Esti Nurwidiyanti
Abstrak: Jumlah kasus HIV / AIDS setiap tahunnya mengalami peningkatan, dan salah satu faktor yang menyebkan peningkatan kasus HIV adalah dengan adanya peningkatan jumlah penularan di kalangan pengguna NAPZA suntik. Masalah tersebut mendorong dilakukannya penelitian ini untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan status HIV pada pengguna NAPZA suntik di Klinik PTRM Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel 46 pasien NAPZA suntik di Klinik PTRM. Hasil penelitian menunjukkan status HIV ( + ) sebesar 63%, diketahui 87% penasun adalah laki-laki, 58.7% berusia 34 tahun, 71,7% memiliki tingkat pendidikan SMA, 58.7% menikah, 69.6% memiliki tingkat pengetahuan HIV yang baik, 63% penasun telah menyuntik 9 tahun, 50% penasun pertama kali menyuntik di usia < 19 tahun, 69.6% penasun menyuntik 3 kali sehari, 87% penasun berbagi jarum suntik, 43.5% penasun melakukan sterilisasi dengan air bersih, 60.9% penasun melakukan seks berisiko rendah, 80.4% penasun memanfaatkan LJSS, 52.2% telah mengikuti terapi metadon 4 tahun, 58.7% penasun mendapatkan NAPZA dari 2 sumber yang berbeda. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara usia pertamakali menyuntik (PR 1.8; P Value = 0.02), berbagi jarum suntik (PR 4.2; P Value =0.02), dan sterilisasi jarum menggunakan air bersih (PR 5.5; P Value = 0.006) dengan status HIV. Oleh karena itu perlu dikembangkan lagi akses terhadap jarum suntik steril bagi penasun.
Kata kunci: Status HIV, Pengguna NAPZA Suntik
Number of HIV/AIDS cases has increased every year, and one of factor that cause this rapid increases is the rise prevalence among injecting drug user.That problem encourage this study to observe the factors associated HIV status among Injecting Drug Users at Methadone Maintenance Treatment Program RSKO Jakarta in 2014. This study using cross sectional study with 46 sample of IDUs in methadone maintenance treatment program. The results shows that proportion of HIV ( + ) is 63%, most respondents (87%) are male, 58.7% aged 34 year, 71.7% have less or secondary high school, 58.7% married, 69.6% have good knowledge about HIV, 63% had injecting for 9 years, 50% first injecting drugs in < 19 years old, 69.6% injected drugs 3 times a day, 87% sharing needles, 43.5% rinsed needles with clean water, 60.9% having low risk sexual activity, 80.4% had utilize Needle and Syringe Program (NSP), 52.2% had join methadone maintenance treatment program for 4 year. The results of Chi-square test stated there are significant relationship between age of first injecting drugs(PR 1.8; P Value = 0.02), sharing needles (PR 4.2; P Value = 0.02) and rinsed needle with clean water (PR 5.5; P Value = 0.006) with HIV status. The results suggest that access of needle exchange programs should be developed.
Key words: HIV Status, Injecting Drug Users
Read More
S-8466
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Grace Mediana P.; Pembimbing: Nuning M. Kiptiyah ;Penguji: Nuning M Kiptyah, Sudarti Kreno, Lukman Hakim Taringan, Hernani, Sukmahadi Thawaf
T-1376
Depok : FKM UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adolfina Pirade; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah
T-1100
Depok : FKM UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fatmah Afrianty Gobel; Pembimbing: Nasrin Kodim, Renti Mahkota; Penguji: Budi Setianto, Ratna Djuwita, Bambang Budi
T-2393
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mandala Noras; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Renti Mahkota, Yovsyah, Sumarsinah
Abstrak:

Latar Belakang Menurut WHO diseluruh dunia ada sekitar 10 jula kasus bam kanker dengan lebih dan 6 juta kematian setiap tahunnya. Angka tersebut meningkat bila dibandingkan dengan dua dekade yang sebeiumnya, dimana dilaporkan 6 juta kasus kanker baru dengan jumlah kematian 4 juta orang (WHO, 2002). Di Indonesia kecenderungan peningkatan jumlah kasus dan kematian karena kanker juga meningkat, dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 kanker merupakan penyebab kematian dengan urutan ke 9 dari 10 penyebab kematian utama yang ada dan pada hasil SKRT 2002 dilaporkan kanker menempati urutan ke 5 sebagai penyebab kematian (Depkes. 2002). Tujuan: Penelitian ini bermjuan untuk mengetahui faktor~faktor yang berhubungan dengan terjadinya kematian pasien ravwxt inap kanker payudara di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta yang meninggal pada tahun 1999 sampai dengan 2005 Metode: Rancangan penelitian ini adalah studi kasus kontrol dengan jmnlah sampel keselumhan 201, jumlah sampel kasus 67 dan kontroi 134 (perbandingan I:2). Kasus adalah pasien rawat inap kanker payudara RSPN-CM yang meninggal dari tahun 1999- 2005 dan kontrol adalah pasien rawat inap kanker payudara RSPN-CM yang tidak meninggal dari tahun 1999-2004. Variabel penelitian adalah faktor prognosis tumor yang terdiri dari stadium, ukuran tumor, residiIQ metastase, faktor kelengkapan terapi, faktor prognosis penderita yang terdiri dari usia, jenis pembayaran dan jenis pekerjaan. Hasil: Pekerjaan pasien kanker payudara berhubungan bermakna secara statistisk OR 3,52 (95%CI 1,66-7,42). Faktor tumor stadium (OR=ll,98 95%CI:4,64-30,91) dan metastase (OR:8,44 95% CI3,l8-22,4) berhubungan dengan kematian pasien kanker payudara Kelengkapan pengobatan (OR:3,82 95%CI 1,57-9,25) berhubungan dengan kematian pasien kanker payudara. Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disarankan bagi wanita yang mempunyai resiko untuk mengalami kanker payudara agar melakukan perneriksaan dini dan bagi penderita kanker payudara untuk melakukan pengobatan selengkap mungkin. Penyuluhan tentang faktor resiko kanker payudara, pengobatan yang akan dilakukan, waktu yang diperlukan untuk pengobatan kanker payudara merupakan salah satu cara mengurangi resiko untuk terjadinya kematian pasien kanker payudara.


Background: WHO (2002) state that in the world there are I0 million cancer new cases and more than 6 million death every years. This incidence was increased than two decade before where was reported 6 million cancer new cases and death 4 million people. ln Indonesia cancer cases and death caused cancer increase. Based of health household survey (SKRT) 1992, cancer is caused death at 9"' from 10 primary caused death and at health household survey (SKRT) 2002 reported that cancer is at 5°? caused death (Dcpkes. 2002). The objective: The objective of this research to know the related factors to breast cancer patient death at Dr Cipto Mangunkustuno Hospital Jakarta years] 999-2005 Method: The design of this research is case control design with 20| total samples that consist of 67 cases and 134 controls (l:2). Cases is breast cancer patient at Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta yearsl999~2005 that were death. And control is breast cancer patient at Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta yearsl999-2005 that were life. The variable of this research are patient factors consist of age, kind of payment, and job. Tumor factors are stage, the size, residual, metastasis and completing therapy factor. Result: The job of breast cancer patient related to death significant statistically, OR 3,52 (95%Cl 1,66-7,-42). Tumor factors are stage (OR=l 1,98 95%Cl:4,64»30,9l) and metastasis (OR:8,44 95% CI3,l8-22,4) related to death of breast cancer patient The completely therapy (OR:3,82 95%CI 1,57-9,25) related to death of breast cancer patient. Conclusion: In this research the job status, tumor stage, metastasis and completly therapy related to breast cancer patient death. Women with risk factors to breast cancer that is suggested to early examination and to breast cancer patient suggested to completely therapy. The campaign of risk factors breast cancer, the therapy procedure and time for therapy are some ways to decrease breast cancer patient death.

Read More
T-2742
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reni; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Prnguji: Mondastri Korib Sudaryo, Yulismar, Dra Deksa Presiana
T-4662
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive