Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33314 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Intan Suryantisa Indah; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Milla Herdayanti, Syafriyal
S-4993
Depok : FKM UI, 2007
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diany Litasari; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Helda; Penguji: Hakimi, Muammar Muislih
Abstrak: Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan desain potong lintang (crosssectional) pada 514 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2017-2018 yang bertujuan mengetahui hubungan antara kejadian campak di Indonesia Tahun 2018 dengan cakupan imunisasi campak rutin (dosis pertama pada bayi dan dosis kedua pada anak baduta). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kabupaten/kota yang berada di luar Pulau Jawa berisiko 1,019 kali untuk mendapatkan kejadian campak tinggi jika cakupan imunisasi campak rutin dosis pertama pada bayi dan cakupan vitamin A tahun 2017 rendah, setelah dikontrol oleh cakupan imunisasi campak tambahan masal pada Kampanye Imunisasi MR, kepadatan penduduk, persentasi status gizi kurang dan cakupan vitamin A tahun 2018. Sementara itu, kabupaten/kota yang berada di Pulau Jawa berisiko 1,456 kali untuk mendapatkan kejadian campak tinggi, jika cakupan imunisasi campak rutin dosis pertama pada bayi dan cakupan vitamin A tahun 2017 rendah. Kabupaten/kota yang memiliki cakupan imunisasi campak rutin dosis kedua pada baduta rendah memiliki risiko 1,486 (95% CI : 0,882-2,502, p-value 0,136) lebih besar untuk mendapatkan kejadian campak tinggi. Pembuatan kebijakan utnuk pemberian imunisasi campak dosis pertama pada anak yang berusia > 1 tahun dan dosis kedua pada anak yang berusia > 2 tahun dalam kegiatan imunisasi rutin perlu dilakukan agar setiap anak mendapatkan imunisasi campak secara lengkap, sehingga meningkatkan herd immunity. Diperlukan juga sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi antara imunisasi dan surveilans PD3I, khususnya campak. Melakukan imunisasi campak tambahan masal setiap 3-4 tahun sekali berdasarkan kajian epidemiologi, baik nasional/subnasional, dan penyediaan anggaran untuk promosi dan sosialisasi pemberian imunisasi campak (MR) khususnya dosis kedua pada baduta dan tentang penyakit campak.

This study is a cross-sectional design in 514 districts in Indonesia, 2017-2018 which aims to determine the relationship between the incidence of measles in Indonesia in 2018 with coverage of measles routine immunization (in infants and toddler). The results that districts outside of Java had 1,019 times risk higher to have high measles incidence if the coverage of measles routine immunization for the first dose of infants and vitamin A coverage in 2017 was low, after being controlled by coverage of MR Immunization Campaign, population density, percentage of nutritional status and vitamin A coverage in 2018. Districts in Java had risk 1,456 times higher to get high measles incidence, if the coverage of measles routine immunization first dose in infants and vitamin A coverage in 2017 was low. Districts had measles routine immunization coverage of the second dose was low, had risk 1,486 times higher to have high measles incidence. A policy which state the first dose of measles immunization to children aged >1 year and second dose to children aged >2 year in routine immunization activities needs to be done to increas herd immunity. An integrated recording and reporting system is needed between immunization and PD3I surveillance, especially measles. Implementation of Suplementary Immunization Activity (SIA) every 3-4 years based on epidemiological studies, both national/subnational, and the provision of budget for the promotion and socialization of measles immunization (MR) especially in the second dose for toddler and about measles disease.
Read More
T-5924
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Thanty Widyastuti; Pembimbing: Mieke Savitri, Penguji: Ede Surya Darmawan, Budi Hartono
S-5236
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Husna Istianah; Pem. Amal C. Sjaaf; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Endang Murdiati
S-4973
Depok : FKM UI, 2007
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dini Febriany; Pem. Anhari Achadi; Penguji: Peter A.W. Pattinama, Fetaria
S-4983
Depok : FKM UI, 2007
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farihah Sulasiah; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Soekidjo Notoatmodjo, Farida Mutiarawati Tri Agustina, Kusnandar, Muhammad Nasir
T-2566
Depok : FKM UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayu Herawati; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Yovsyah, Endang Sri Wahyuni
S-10423
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suharyo Adijoyo Nugroho; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Elizabeth Jane Soepardi
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persebaran cakupan imunisasi lengkap di Provinsi NTT pada tahun 2018 menurut kota/kabupaten berdasarkan rasio fasilitas kesehatan, rasio tenaga kesehatan, topografi wilayah, dan indeks pembangunan manusia menggunakan teori Ekologi untuk melihat sebaran kasus pada imunisasi dasar lengkap di Provinsi NTT tahun 2018 dengan menggunakan pendekatan analisis spasial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia pada website Badan Pusat Statistik, serta analisis yang digunakan yaitu analisis spasial.
Read More
S-10597
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arihni Supriati; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Ella Nurlaela Hadi, Djauzi, Didik Supriyono
Abstrak:

Penyakit campak adalah penyakit yang sangat poteusial untuk menimbulkan wabah. Masalah kematian campak di dunia yang dilaporkan oleh WI-IO pada tahun 2002 sebanyak 777.000 diantaranya berasal dari negara ASEAN, dan I5% dari kematian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penolakan imunisasi campak pada Crash Program Campak di UPF Puskesmas Cimandala Kecamatan Sukaraia Kabupaten Bogor. Penelitian ini memakai rancangan studi kasus kontrol tidak berpadanan, dengan menggunakan perbandingan kasus kontrol 1:1. Sampel penelitian adalah balita usia 12-59 bulan yang terdaftar dan mengikuti Crash Program campak dengan datang ke pos imunisasi. Jumlah sampel kasus dan kontrol sebanyak 400 orang yang terdiri dari 200 kasus dan 200 kontrol. Balita yang tidak diimunisasi dan orang tuanya tidak bersedia menandatangani infzrmed consent ditetapkan sebagai kasus, sedangkan kontrol adalah balita yang diimunisasi dan orang manya bersedia menandatangani irjormed consent dan berasal dari pos imunisasi yang sama dengan kasus. Komrol dipilih secara acak. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Berdasarkan llasil penelitian ditemukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penolakan imunisasi campak adalah penilaian kondisi kesehatan anak OR 15,560 (OR CI 95% 8,84l-27,388), status imunisasi campak OR 3,732 (OR CI 95% 2,122-6,564) dan dukungan tokoh masyarakat OR 3,213 (OR CI 95% 1,763-5,853). Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis menyarankan kepada UPF Puskesmas Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor untuk memberikan kesempatan imunisasi campak kepada balita yang belum diimunisasi campak pada Crash Program campak, memberikan penyuluhan kepada rnasyarakat mengenai imunisasi campak, vaksin campak yang aman, kondisi anak sakit yang boleh dan tidak boleh diberikan imunisasi campak efek samping imunisasi campak dan KIPI, prioritas penyuluhan kepada orang tue balita yang anyéznya belum diimunisasi campak, memberikan kesempatan imunisasi kepada balita yang yang belum diimunisasi campak, serta meningkatkan pendekatan sosial kepada tokoh masyarakat, kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor penulis menyarankan untuk merencanakan strategi baru agar Crash Program campak berikulnya dapat mencapai target lanpa melakukan sweeping dan melakukan advokasi kepada pengambil kebijakan. Campak tersebut berasal dari Indonesia. Dengan mempertimbangkan serokonversi rate 85% pada bayi umur 9 bulan, cakupan imunisasi campak sebesar 9l,8% pada tahun 2004 hanya dapat memberikan perlindungan sekitar 76,5% bayi, sisanya sebesar 23,5% masuk dalam kelompok rentan campak. Kelompok rentan campak ini akan terus terakumulasi biia tanpa adanya perbaikan cakupan imunisasi dan tanpa intervensi imunisasi tambahan campak. Berdasarkan kenyalaan tersebut di atas maka Indonesia memutuskan untuk melakukan Crash Program campak pada anak balita di daerah risiko tinggi. Adanya penolakan imunisasi campak merupakan salah satu peuyehab tidak tercapainya target cakupan imunisasi campak di Puskesmas Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaien Bogor. Namun penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penolakan imunisasi campak belum pernah dilakukan Hal tersebut diatas menarik minat penulis untuk meneliti tentang faktor yang berhubungan dengan penolakan i munisasi campak pada Crash Program Campak tahun 2007.


Measles is known as a disease that potentially creating an outbreak. There are about 777,000 death reported by WHO in 2002, caused by measles, is occur in the ASEAN countries, and l5% of the deaths are from Indonesia. In considering with the sero- conversion rate 85% of 9 months old baby, the coverage of measles immunization at 9l.8% in 2004 is only give protection around 76.5% babies and the other of 23.5% babies are categorized as a group of vulnerable for measles. This group of baby can be continuously accumulated if there is no improvement on the coverage of measles immunization and without any intervention of addition on immunization of measles. Based on the situation, Indonesia is, therefore, established a Crash Program on measles immunization towards children under-five (CU5) at the high risk region. Unfortunately, there are some refusals of being immunized which make the target on mwsles immunization coverage at Puskesmas Cimandala is cannot be reached Therefore, factors related to reiiisal on measles immunization are interested to study, especially to those that occur during the crash program on measles in 2007. The aim of the study is to find out factors related to the retiisal on measles immunization on the measles? crash program at the UPF Puskesmas Cimandala of Sukaraja sub-district at the District of Bogor. The design of the study is an unpaired case-control study, with lrl comparable case-control. Sample is children under-tive (CU5) aged 13 to 59 mom's who registered for the crash program of measles immunization at the immunization post. The size of sample is 400 that comprises as 200 sample of case and 200 sample of control. The case is CU5 who are not immunized and the parent is refused to sign the informed consent, while the control is CU5 who have immunized and the parent is agree to sign the informed consent. Both case and control are taken from the same immunization post, and control is chosen randomly. Analysis is in the fomt of univariate, bivariate, and multivariate. Based on the result of the study, factors related to the refusal of measles immunization are: child health condition assessment (OR: l5.560, 95% CI: 8.841 - 27388); status of measles immunization (OR: 3.732, 95% CI: 2.122 - 6564), and support from community leader (OR: 3.2I3, 95% Cl: 1.763 - 5.853). The study suggested that puskesmas Cimandala should give another chance for measles immunization towards those CU5 who have not been immunized in the crash program, addressing IEC about measles immunization towards community, harmless measles? vaccine, the child condition for being able and unable to immunize, the side effect of measles immunization and KIPI (?), prioritized in giving IBC to those parent whose CU5 is have not immunized, provide another chance of measles immunization for those CU5 that have not been immunized, and increase the approaching towards local community leaders. Suggestion towards the District Health Authority of Bogor that there is a need for new strategy for the next measles Crash Program that in order to reach the target without doing the sweeping and do advocating to the policy's decision makers.

Read More
T-2596
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Octavia Sari; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Purnawan Junadi, Sutikno, Taufik
Abstrak:
Imunisasi adalah salah satu tindakan yang dapat mencegah penyebaran penyakit dan terbukti sangat efektif. Salah satu indikator untuk menliai kinerja pelaksanaan program imunisasi adalah pencapaian Universal Child Immunization (UCI). Pada tahun 2021 Provinsi Lampung mengalami penurunan pencapaian imunisasi dasar lengkap yaitu sebesar 87,3%. Hal ini juga diikuti dengan penurunan cakupan desa/kelurahan UCI di Provinsi Lampung sebesar 68,9%. Bila dilihat berdasarkan distribusi cakupan UCI Kabupaten/Kota, Kabupaten Lampung Tengah merupakan wilayah yang memiliki cakupan desa/kelurahan UCI terendah pada tahun 2021 yaitu 20,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang manajemen program imunisasi dalam upaya pencapaian desa/kelurahan UCI pada tahun 2019-2022. Metode penelitian yang dilakukan yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di 2 puskesmas dengan membandingkan antara Puskesmas dengan pencapaian desa/kelurahan UCI tertinggi dan Puskesmas dengan pencapaian desa/kelurahan UCI terendah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada aspek struktur, layanan kesehatan imunisasi dasar dilakukan di kedua puskesmas sesuai dengan SOP, tenaga kesehatan dalam program imunisasi dengan jumlah SDM kesehatan sudah mencukupi walaupun masih ada beberapa kendala, ketersediaan produk medis, vaksin dan teknologi mengalami beberapa kendala, pembiayaan operasional untuk program imunisasi berasal dari APBD dan BOK pembiayaan yang ada di kedua puskesmas tidak mengalami masalah, kepemimpinan pada kedua puskesmas tidak ada perbedaan. Pada aspek proses manajemen puskesmas P1,P2,P3 kedua puskesmas tidak ada perbedaan secara signifikan, Puskesmas Poncowarno memiliki inovasi pada saat pelaksanaan program imunisasi pada masa pandemi COVID-19 untuk mencapai target program imunisasi. Capaian Program Desa/Kelurahan UCI Puskesmas Wates tahun 2019-2022 berfluktuatif. Pada tahun 2021 terjadi penurunan signifikan capaian program desa/kelurahan UCI pada tahun 2021 yaitu sebesar 0%. Capaian Program Desa/Kelurahan UCI pada Puskesmas Poncowarno pada tahun 2021 dengan capaian sebesar 100%. Kata kunci: Universal Child Immunization, Imunisasi, Manajemen Program Puskesmas.

Immunization is one of the actions that can prevent the spread of disease and has proven to be very effective. One of the indicators to assess the performance of the implementation of the immunization program is the achievement of Universal Child Immunization (UCI). In 2021, Lampung Province will experience a decrease in the achievement of complete basic immunization, which is 87.3%. This was also followed by a decrease in the coverage of UCI villages/kelurahan in Lampung Province by 68.9%. When viewed based on the distribution of district/city UCI coverage, Central Lampung Regency is the area that has the lowest UCI village/kelurahan coverage in 2021, namely 20.4%. This study aims to find out about the management of the immunization program in an effort to achieve UCI villages/wards in 2019-2022. The research method used is a qualitative and quantitative approach. This research was conducted in 2 puskesmas by comparing the puskesmas with the highest UCI village/kelurahan achievement and the puskesmas with the lowest UCI village/kelurahan achievement. The results of this study indicate that in the structural aspect, basic immunization health services are carried out in both puskesmas according to SOP, health workers in the immunization program with sufficient number of health human resources although there are still some obstacles, the availability of medical products, vaccines and technology is experiencing several constraints, financing operational for the immunization program came from the APBD and BOK, the funding in the two puskesmas did not experience problems, the leadership in the two puskesmas was no different. There is no significant difference in the management process aspects of the P1, P2, P3 puskesmas for the two puskesmas. The Poncowarno Health Center had innovations when implementing the immunization program during the COVID-19 pandemic to achieve the target of the immunization program. The achievements of the UCI Village/Kelurahan Program at the Wates Health Center in 2019-2022 have fluctuated. In 2021 there will be a significant reduction in the achievements of the UCI village/kelurahan program in 2021, namely 0%. Achievement of the UCI Village/Kelurahan Program at the Poncowarno Health Center in 2021 with the highest achievement of 100%. Keywords: Universal Child Immunization, Immunization, Community Health Center Program Management
Read More
T-6781
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive