Ditemukan 17535 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Effek Alamsyah; Promotor: Bambang Sutrisna; Ko-Promotor: Amal C Sjaaf, Adang Bachtiar; Penguji: Syahrizal Syarif, Suprijanto Rijadi, Mondastri Korib Sudaryo
d-211
Depok : FKM-UI, 2007
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Meliana Zailani; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Syahrizal Syarief; Amal C. Sjaaf; Bambang Sutrisna; dkk.
Abstrak:
Read More
ABSTRAK BOR yang rendah, biaya satuan rawat inap yang makin meningkat serta rasio tempat tidur per penduduk yang masih rendah, merupakan hal yang mendasari perlunya perbaikan mutu admisi rumah sakit. Penelitian potong lintang digunakan untuk mengetahui besaran masalah ketidaktepatan admisi. Sebagai instrumen pengukuran ketepatan admisi digunakan Protokol Evaluasi Ketepatan Admisi yang mengacu pada Evaluation Appropriateness Protocol for Appropriateness Admission. Rancangan penelitian kasus kontrol dipilih unluk melihat faktor penyebab dan peranannya. Tujuan Mengetahui besaran masalah ketidaktepatan admisi dan faktor penyebabnya, serta mengembangkan model diagnostik prakiraan ketidaktepatan admisi. Metodologi dan Cara Penelitian Penelitian dilakukan di ruang rawat inap bagian Ilmu Penyakit Dalam dan Bedah RSCM bulan Nopember 2000 sampai dengan Mei 2001.Uji validasi dan reliabilitas dilakukan pada tahap persiapan. Besar sampel penelitian potong lintang 323. Besar sampel penelitian kasus kontrol dengan sampel 570, 190 kasus dan 380 kontrol. Sampel diambil secara acak dari populasi penelitian yang terpilih. Hasil penelitian Uji validasi menghasilkan sensitivitas 87,5%,spesifisitas 66,6%, LR 2,65 Rasio ketidaktepatan admisi di RSCM 31, 6% Variabel yang berperan terhadap ketidaktepatan admisi, variabel Rujukan (OR 7,564; CI95% 3,781; 15, 131) dari Faktor rujukan, variabel Jaminan pihak ketiga dari Faktor Jaminan Pihak ketiga (OR 4,089; CI95%2, 193-7, 625); variabel perencanaan pemeriksaan atau tindakan medis (OR 3,26; CI 95% 1,194; 8,897)dan variabel pelaksanaan asuhan keperawatan (OR 2,309; CI95% 1,481-3,599) dari faktor Pelayanan Provider; variabel Waktu admisi dari Faktor sikap pasien.(ORO, 115,CI 95% 0,072;0,814 )Variabel Kelengkapan pemeriksaan medis (or 1,475 95%Cl 0,949; 2,291) dari Ketersediaan Geografis(OR 3,405; 95%CI 0,895; 12,949) meskipun perannya secara statistik tidak bermakna, tetap diikutkan dalam permodelan dengan pertimbangan dibutuhkan secara teori dan kenyataan. Permodelan logistik regresi yang dihasillkan dikembangkan dengan pembobotan dan skoring faktor, untuk memperoleh model diagnostik yang lebih mudah dalam penentuan probabilitas ketidaktepatan admisi. Ketidaktepatan admisi dipengaruhi oleh faktor rujukan, faktor pelayanan provider, faktor pola pembiayaan dan faktor sikap pasien.
ABSTRACT The low rate of HOR and the increasing of inpatient unit cost and the tow rate of heal/population become the basic reasons for improving the quality of hospital admission. Admission research has to he performed for quality improvement. By means epidemiological approach a cross-sectional design was used to determine inappropriate admission and case-control study to reveal risk factor and its consequences. The Aim of Study The general aim of this study is to obtain information on the rate of inappropriate admission problem in RSCM and the influencing factors and to search out o model tier predicting diagnostics of inappropriate admission Method Population taken for research was the inpatients in inpatient installation A and B of RSCM from December 2001 to May 2002. Research performed in two stages i.e. Preliminary study was taken to ensure the validation and reliability instrumentation research stages, which consist of two sub stages i.e.: Cross-sectional study in search of the proportion of admission inappropriateness according to the Appropriateness Admission Evaluation Protocol, and Case-control study to test the hypotheses Samples for arts, sectional study were 323 patients and 570 were taken as samples to ease control study. where 190 patient were for case study and 3817 were taken as control. Result and Discussion Sensitivity and specificity were ST.5 and 66.6 percents Kappa coefficient was 0,56 - 0.74 percents so that it was concluded that there was a good agreement. Cross-sectional study indicated that inappropriate admission (proportion) was 31.6 percents. Multivariate analysis results revealed that a model designed from independent and dependent variables can he constructed with inferences such as: Referral Factors: Patients without referral has a risk of 7.6 higher than patients with referral Provider Factors: Imperfect medical examination planning or medical procedure scheduling has o risk of admission inappropriateness 3.3 higher than proper medical arrangement Patient's Perception Factors: Patients admitted with perception of emergency have a risk of admission inappropriateness -115 lower than patient with out emergency admission Payment Scheme Factors: Patient covered by the insurance company has o risk of admission inappropriateness of 4.1 higher than patients paying with other payment scheme. Inappropriate admission s influenced by several factor, service provider's factor, payment scheme factor and patient's perception factor.
ABSTRACT
D-90
Depok : FKM UI, 2004
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Budiman Chandra
614.4 CHA p
Jakarta : EGC, 1996
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Herus Subaris, Rianto Aritonang, Handoko Riwidigdo, Bondan Palestin, Sri Arini Winarti
614.4072 MAN
Yogyakarta : Media Pressindo, 2004
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ekawaty; Pembimbing: Krisnawati Bantas
S-3887
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hari Wibowo; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Yovsyah, Tarcisia Widjajastuti
S-7473
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Zahra Zetira Muchtar; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Renti Mahkota, Toni Wandra
S-6108
Depok : FKM-UI, 2010
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Veli Sungono; Promotor: Mondastri Korib Sudaryo; Korpomotor: Tri Edhi Budhi Soesilo, Hori Hariyanto; Penguji: Asri C. Adisasmita, Syahrizal, Antonia Lukito; Allen Widysanto; Vivien Puspitasari
D-595
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Koko Suryoko; Pembimbing: Nuning M. Kiptiyah
S-2759
Depok : FKM-UI, 2002
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Saila Hadayna; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota,Khristin Ferrosnita
Abstrak:
Read More
Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang menyumbang kenaikan angka morbiditas, mortalitas, beban biaya kesehatan, dan masalah kesehatan lainnya. Menurut Riskesdas 2018, prevalensi PGK di Indonesia mencapai 0,38% dan mengalami peningkatan 0,2% dibandingkan tahun 2013. PGK juga merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia berdasarkan data Global Burden of Disease tahun 2019. Meningkatnya insiden penyakit ginjal kronis turut mempengaruhi peningkatan jumlah pasien yang menjalani hemodialisis sebagai terapi pengganti fungsi ginjal untuk bertahan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan hidup pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RS Krakatau Medika tahun 2019-2021. Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RS Krakatau Medika Tahun 2019-2021. Data pasien yang diambil meliputi usia, jenis kelamin, riwayat keluarga PGK, komorbid hipertensi, komorbid diabetes melitus, dan komorbid kardiovaskular. Analisis data menggunakan analisis survival dengan metode Kaplan-Meier dan Regresi Cox. Dari studi ini diketahui sebanyak 216 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan 84 pasien telah meninggal dan 132 pasien adalah sensor. Probabilitas ketahanan hidup satu, dua, dan tiga tahun pasien PGK yang menjalani hemodialisis sebesar 58%, 43%, dan 36%. Terdapat perbedaan yang signifikan pada ketahanan hidup pasien berdasarkan usia, komorbid hipertensi, dan komorbid diabetes melitus (log rank test, p<0,05). Hasil analisis regresi cox menunjukkan usia (HR=2,28, 95% CI 1,444—3,588, p<0,001) dan komorbid hipertensi (HR=0,40, 95% CI 0,245—0,668 p<0,001) mempengaruhi ketahanan hidup pasien. Usia dan komorbid hipertensi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap ketahanan hidup pasien. Pasien PGK yang menjalani hemodialisis pada usia ≥ 55 tahun dan tidak terdapat komorbid hipertensi memiliki ketahanan hidup yang lebih rendah dibandingkan pasien dengan usia
Chronic kidney disease (CKD) is a global public health issue that contributes to rising morbidity, mortality, health costs, and other health issues. According to Riskedas 2018, the prevalence of CKD in Indonesia was 0.38% and increase by 0.2% compared to 2013. CKD is also the third leading cause of death in Indonesia based on Global Burden of Disease data 2019. The rising insidences of chronic kidney disease also affects the increasing number of patients undergoing hemodialysis as a replacement therapy for kidney function to survive. This study aims to identify the factors that affect the survival of patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis at Krakatau Medika Hospital in 2019-2021. The design of this study was a retrospective cohort using secondary data from the medical records of CKD patients undergoing hemodialysis at Krakatau Medika Hospital in 2019–2021. Age, gender, family history of CKD, comorbidities for hypertension, diabetes mellitus, and cardiovascular were among patient data collected. Data analysis used survival analysis with the Kaplan-Meier method and Cox regression. From this study, there were 216 samples met the inclusion and exclusion criteria with 84 patients had died and 132 patients were censored. The probability of one, two, and three-year survival of CKD patients undergoing hemodialysis were 58%, 43%, and 36%, respectively. There were significant differences in patient survival based on age, comorbid hypertension, and comorbid diabetes mellitus (log-rank test, p<0.05). The results of the Cox regression analysis showed that age (HR = 2.28, 95% CI: 1.444–3.588, p<0.001) and comorbid hypertension (HR = 0.40, 95% CI: 0.245–0.668, p<0.001) affected patient survival. The most significant factors affecting patient survival are age and comorbid hypertension. Patients with CKD undergoing hemodialysis at the age of ≥ 55 years old and no comorbid hypertension have lower survival rates than patients with age < 55 years old and comorbid hypertension. It is expected to increase the role of family and health workers in providing emotional support and monitoring of patients during hemodialysis care management especially in patients who are elderly, have comorbid hypertension, and comorbid diabetes melitus.
S-11191
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
