Ditemukan 37723 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Dadan Yogaswara; Pembimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji: Ede Surya Darmawan, Ratu Ayu
Dewi Sartika, Hendri Hendriyan
T-2739
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Erlin Helinda; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Agus Sasmito
S-6131
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tati Hartati Permata; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Cucu Irawan
S-4900
Depok : FKM-UI, 2007
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Santi Supriyantini, Pembimbing: Does Sampoerno
S-3966
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Novita Intan Pratiwi; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Ns. Lisa Felina
Abstrak:
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIMKESDA) merupakan sistem pencatatan dan pelaporan program imunisasi berbasis web di Kota Tangerang yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Komunikasi dan Informasi. Pemanfaatan SIMKESDA oleh petugas penanggung jawab program imunisasi puskesmas di Kota Tangerang masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan perbedaan yang sangat signifikan antara capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada laporan imunisasi yang diunduh dari SIMKESDA dengan capaian IDL pada laporan manual. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan SIMKESDA oleh petugas penanggung jawab program imunisasi puskesmas di Kota Tangerang tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Kegiatan pengambilan data primer dilakukan dengan teknik penyebaran kuesioner kepada 36 petugas penanggung jawab program imunisasi puskesmas di Kota Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai dengan bulan Maret tahun 2019 sebanyak 25% puskesmas telah berhasil mencapai target pemanfaatan SIMKESDA. Hasil menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pemanfaatan SIMKESDA dengan faktor individu maupun faktor organisasi. Sedangkan dalam faktor psikologi hanya persepsi kemudahan yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan SIMKESDA (p value: 0,039). Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan untuk tetap melanjutkan kegiatan pencatatan dan pelaporan menggunakan SIMKESDA dan mengembangkan SIMKESDA menjadi lebih user friendly serta memberikan reward and punishment kepada petugas sesuai dengan capiannya
Read More
S-9964
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Eva Novarina; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Hudi K Wahyu
S-4350
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Amsori; Pembimbing: Alex Papilaya; Penguji: Ella Nurlaela Hadi, Mary A. Wangsaraharja, Anang Yuwana, Saleh Bastaman
T-2684
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tisa Hermana; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Ronnie Rivany, Pujiyanto, Asep Zaenal Mustofa, Purwa Kurnia Sucahya
T-2265
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Vera Yusnita; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Ahmad Syafiq, Retno Koeswinarti
S-7128
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Annisa Ulfah; Pembimbing: Surya Ede Darmawan; Penguji: Adang Bachtiar, Puput Oktamianti, Rinasari Marliaty, Harimat Hendrawan
Abstrak:
Read More
Latar Belakang: Upaya penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin setiap ibu mengakses pelayanan KIA melalui pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn). Berdasarkan profil kesehatan tahun 2020, Kota Bekasi menduduki 3 kota terbawah di Provinsi Jawa Barat (84,8%) dan menjadi kota terendah pada tahun 2021 (86,67%) terhadap cakupan Pn. Keikutsertaan bidan di Indonesia menjadi jejaring FKTP masih sangat rendah (39,9%), padahal keberadaannya meningkatkan akses cakupan Pn. Masalahnya tidak seluruh FKTP dapat melayani persalinan PONED 24 jam sehingga sangat membutuhkan bidan sebagai jejaringnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bidan menajdi jejaring FKTP. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional melalui data primer (kuesioner). Sampel yang didapatkan berjumlah 116 responden. Data diolah dan dianalisis dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan SPSS. Hasil: Bidan yang memutuskan untuk menjadi jejaring FKTP hanya sebesar 24,1% dan sebagian besar memiliki karakteristik usia 40 ? 50 tahun, lulusan D3 Kebidanan, dan belum berstandar bidan delima. Berdasarkan hasil uji stastistik, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p=0,047) dan standar kualitas pelayanan kebidanan (p=0,004) terhadap keputusan bidan menjadi jejaring FKTP, sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi (p=0,081), lama masa kerja (p=0,181), pelatihan (p=0,797), dan figur bidan (0,321). Pada analisis multivariat, standar kualitas pelayanan kebidanan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan setelah dikontrol variabel pengetahuan dan motivasi. Kesimpulan: Keputusan bidan yang sangat dipengaruhi oleh informasi dari sejawat dan pengalaman sebelumnya. Dalam pelaksanaannya sosialisasi masih minim dilakukan dan pelatihan bukan merupakan syarat perjanjian kerjasama bidan dan FKTP. Saran: Perlu adanya sosialisasi dan pengawasan yang bersinergi antara Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan, FKTP, dan IBI terhadap pelaksanaan praktik pelayanan kebidanan di era JKN, serta adanya evaluasi tarif khususnya tarif persalinan pada prorgram jejaring FKTP.
Background: There are some efforts to reduce MMR, one of them is ensuring that every mother could access MCH services through delivery assistance by health personnel (Pn). Based on the 2020 health profile of West Java Province, Bekasi City occupies the lowest 3 cities (84.8%) and is the lowest city in 2021 (86.67%) in terms of the coverage of (Pn). The participation of midwives in Indonesia as First Level of Health Facility (FKTP) networks is still very low (39.9%), even though their presence increases access to Pn coverage. The problem is not all FKTPs can provide 24-hour PONED deliveries, so they really need a midwife as their network. Objectives: This study aims to determine the factors that influence midwife's decision to join the FKTP network. Methods: This study used a quantitative approach with a cross-sectional research design using primary data (questionnaire). The samples obtained amounted to 116 respondents and then the data was processed and analyzed with univariate, bivariate and multivariate using SPSS. Results: Only 24.1% of midwives who decided to join the FKTP network, had the characteristics of being between the ages of 40 and 50 years, D3 Midwifery graduates, and not standardized by Bidan Delima program. Based on the statistical, there was a significant relationship between knowledge (p=0.047) and midwifery service quality standards (Bidan Delima) (p=0.004) on the midwife's decision as a FKTP network, while there was no significant relationship between motivation (p=0.081), length of experience (p=0.181), training (p=0.797), and the figure of the midwife (0.321). In the multivariate analysis, midwifery service quality standard was the most dominant variable related after controlling for knowledge and motivation variables. Conclusion: Midwife?s decision as FKTP networks are strongly influenced by information from colleagues and previous experience. In practice, socialization is still minimal and training is not a condition of the agreement between midwives and FKTP. Suggestion: There is a need for synergized socialization and supervision between the Ministrty of Health/Public Health Office, BPJS Kesehatan, FKTP, and IBI regarding the implementation of midwifery service practices in the JKN era, as well as an evaluation of rates, especially delivery rates in the FKTP network program.
T-6532
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
